• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berpikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.50 Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yang bersifat korelasional yang menghubungkan dua variabel.51 Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarin sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.52 Rancangan penelitian ini terdiri dari dua macam variabel yaitu:

1. Lingkungan sekolah sebagai variabel bebas independen merupakan variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (Variabel X).

2. Kepribadian siswa sebagai variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Variabel Y).

50

Prasetyo dan Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), 53.

51

Sugiyono, Metode …, 3.

Masing-masing variabel didefinisikan secara oprasional sebagai berikut:

1. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah Lingkungan sekolah adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, kondisi, atau situasi) fisik atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu baik aspek moral, spiritual, intelektual, maupun sosial di sekolah.53 Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, karena di sekolah terdapat kurikulum sebagai rencana pendidikan dan pengajaran, adanya guru-guru yang lebih profesional, sarana prasarana dan fasilitas pendidikan khusus sebagai pendukung proses pendidikan, serta adanya pengelolaan pendidikan yang khusus.54

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata lingkungan sekolah juga memegang peranan penting dalam belajar para siswanya. Lingkungan ini meliputi:55

1) Lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan kelas, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber belajar, media belajar, dan lain sebagainya.

2) Lingkungan sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya, guru-gurunya, serta staf sekolah yang lain.

53

Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 185.

54

Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 7.

55

3) Lingkungan akademis yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, berbagai kegiatan kokurikuler, dan lain sebagainya.56

2. Kepribadian

Kepribadian dapat juga diartikan sebagai “kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik”. Keunikan itu berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian seperti karakter, tempramen, sikap, stabilitas emosional, responsibilitas dan sosiabilitas.57

Dalam penelitian ini, kepribadian terwujud pada indikator yang dijelaskan oleh Syamsu Yusuf, bahwa penyesuaian yang baik atau kepribadian yang baik ditandai dengan karakteristik sebagai berikut.58

a. Mampu menilai diri secara realistik. Individu yang kepribadiannya baik mampu menilai dirinya sebagaimana apa adanya, baik kelebihan maupun kekurangan/kelemahannya, yang menyangkut fisik (postur tubuh, wajah, keutuhan dan kesehatan) dan kemampuan.

b. Mampu menilai situasi secara realistik. Individu dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dihadapi secara realistik dan mau menerimanya secara wajar.

c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik. Apabila mengalami kegagalan individu tidak mereaksinya dengan frustasi, tetapi dengan sikap optimistik (penuh harapan).

56

Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 164.

57

Yusuf, Psikologi …,127-128.

58

d. Menerima tanggung jawab. Individu yang baik adalah individu yang bertanggung jawab. Dia memiliki keyakinan terhadap kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. e. Kemandirian(autonomi). Individu memiliki sikap mandiri dalam cara

berfikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

f. Dapat mengontrol emosi. Dia dapat menghadapi situasi frustasi, depresi atau stress secara positif atu konstruktif, tidak destruktif (merusak).

g. Berorientasi pada tujuan. Individu yang baik kepribadiannya dapat merumuskan tujuannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar.

h. Berorientasi keluar. Individu bersikap respek, empati terhadap orang lain mempunyai kepedulian terhadap situasi, atau masalah-masalah lingkungan dan bersifat fleksibel dalam berpikirnya.

i. Penerimaan sosial. Individu dinilai positif oleh orang lain, mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.

j. Memiliki filsafat hidup. Dia mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama.

k. Berbahagia. Individu yang kepribadiannya baik, situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan.59

Adapun kepribadian yang tidak baik itu ditandai dengan karakteristik seperti berikut.

a. Mudah marah (tersinggung).

b. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan. c. Sering merasa tertekan (stress atau depresi).

d. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang (hewan).

e. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum.

f. Memiliki kebiasaan berbohong. g. Hiperaktif.

h. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas. i. Senang mengkritik/mencemooh orang lain. j. Sulit tidur.

k. Kurang memiliki rasa tanggung jawab. l. Sering mengalami pusing kepala.

m. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama. n. Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan.

o. Kurang bergairah dalam menjalani kehidupan.60 B. Populasi dan Sempel

59

Ibid., 130-131.

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga subyek dan benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakter/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.61

Penelitian kuantitatif ini dilakukan di, dengan populasi yaitu seluruh siswa kelas V di MI Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan. berjumlah 23 orang yang terdiri dari laki-laki berjumlah 13 anak dan perempuan berjumlah 10 anak.

2. Sempel

Dalam penelituan kuantitatif, sempel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dam penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.62

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel Nonprobability Sampling. Sampel jenuh adalah teknik penentuan

61

Sugiyono, Metode Penelitian…, 117.

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.63 Jadi sampel penelitian berjumlah 23 orang siswa kelas V di MI Nurul Falah Krowe Lembeyan Magetan.

Dokumen terkait