• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1.2 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam penelitian ini, aktivitas siswa juga menjadi penentu hasil belajar dari masing-masing siswa. Aktivitas siswa dapat dilihat dari absensi siswa serta pengamatan pada prosesnya siswa menggambar. Cara mengetahui aktivitas absensi siswa peneliti berpedoman pada buku presensi yang mencatat kehadiran maupun ketidakhadiran siswa beserta alasannya. Kemudian untuk aktivitas proses menggambar berpedoman pada lembar pengamatan proses menggambar. Pada akhir siklus I diperoleh rekapitulasi data hasil belajar siswa sebagai berikut:

(1)Presensi siswa dalam 3 kali kegiatan pembelajaran pada siklus I dapat terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Presensi siswa dalam 3 KBM Jumlah siswa Pertemuan Ke- Jumlah I II III S I A S I A S I A S I A 28 - - - 2 - - 1 - - 3 - - % 0% 0% 0% 7,14 % 0% 0% 3,57% 0% 0% 10,71% Total 10,71% Presentase yang ikut pembelajaran selama siklus I = 89, 3%

Ketidakhadiran siswa dipilah dalam tiga sebab. Ketidakhadiran karena sakit, izin keperluan atau alfa yaitu tanpa keterangan apapun. Persentase kehadiran siswa pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam penelitian ini belum sesuai dengan yang diharapkan, karena ketidakhadiran

(2)Lembar pengamatan proses siswa menggambar dalam dua kali kegiatan pembelajaran melalui pengamatan proses menggambar ekspresi pada siklus I datanya direkap dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Proses

KKM Pertemuan Jumlah Siswa

Jumlah Siswa yang

Memperoleh Nilai Ketuntasan Klasikal

Tidak Tuntas (≤ 74) Tuntas (≥ 75) 75 II 26 9 siswa 17 siswa = 65%

III 27 7 siswa 20 siswa

= 74%

Rata-rata Ketuntasan Klasikal: = 69,5%

Sesuai data tabel 4.5, terlihat bahwa ada peningkatan hasil aktivitas siswa pada prosesnya menggambar. Terlihat pada hasil pertemuan II siswa yang mencapai KKM pada aspek proses sebanyak 17 siswa, sedangkan pada pertemuan III meningkat menjadi 20 siswa. Kemudian, jika dipersentasikan rata-rata ketuntasan klasikal pada pertemuan II 65% meningkat menjadi 74%. Meskipun demikian, hasil pengamatan proses siswa menggambar pada pertemuan II dan III dalam siklus I ini masih jauh dari rata-rata ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 75%, karena terlihat dari tabel hasil data pengamatan di atas ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa kelas II SD negeri 02 pesucen Kabupaten Pemalang hanya 69,5%. Maka bisa disimpulkan bahwa hasil belajar berupa proses siswa menggambar pada

siklus I belum berhasil, karena belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu rata-rata 75 dengan ketuntasan klasikal 75%.

(3)Kinerja Guru tertera pada table di bawah ini:

Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru SIKLUS I

Pertemuan

Jumlah Aspek

yang Dinilai Total Skor

Nilai ( NKG ( ) RPP PP RPP PP RPP (R) PP (P) I 6 7 20 21,95 3,33 3,13 =3,19 II 6 7 21,6 25,48 3,6 3,64 =3,62 III 6 7 21,6 27,03 3,6 3,86 =3,77 JUMLAH 10,58 Rata-rata= =

Tabel 4.7 Konfersi Nilai APKG

No Pertemuan NKG Konfersi ) 1 I 3,19 2 II 3,62 3 III 3,77 Jumlah 3 10,58 263 Rata-rata= =

Hasil kinerja guru dapat diketahui baik atau kurangnya berdasarkan nilai yang diperoleh dari nilai APKG, baik APKG rencana pembelajaran maupun APKG pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari rincian nilai kinerja

RPP dan PP mendapat skor 3,19 atau dengan nilai 79 yaitu kategori B. Namun, berdasarkan pengamatan observer, pada pertemuan I peneliti belum bisa mengkondisikan kelas. Terlihat pada pembelajaran susananya kurang tertib, kelas kurang terkendali, waktu pembelajaran juga kurang efektif.

Selanjutnya nilai kinerja guru pada pertemuan II juga sudah baik dan semakin meningkat. Nilai rata-rata yang diperoleh dari kinerja guru membuat RPP dan PP memperoleh skor 3,62 yaitu nilai 90, dengan kategori A, begitu juga dengan pertemuan III mengalami peningkatan yaitu pada pertemuan III memperoleh skor 3,77 dengan nilai 94 yaitu kategori A .

Kinerja yang dilakukan guru selama proses pembelajaran dari pengamatan observer, diperoleh rata-rata nilai kinerja guru pada siklus I yaitu 3,52 yang jika dikonfersikan ke dalam nilai maka nilainya 87, kategori (A), artinya sudah memenuhi kriteria performansi yang telah ditetapkan (lembar kinerja guru terlampir).

4.1.1.3Refleksi

Setelah menganalisis hasil belajar, baik yang berupa tertulis, praktek maupun pengamatan proses pembelajaran sudah bisa dikatakan berhasil. Selain itu, didukung pula dengan nilai rata-rata APKG RPP maupun PP yang sudah baik. Meskipun masih ada yang belum mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu pada aspek presensi siswa yang persentasi ketidakhadiran lebih dari 10%. Dimana seharusnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dilihat dari ketidakhadiran siswa tidak boleh lebih dari 10%.

Selain itu, dari hasil belajar proses menggambar siklus I perlu dicari solusinya, karena memang pada aspek proses menggambar belum mencapai ketuntasan. Guru atau peneliti belum efektif dalam menerapkan metode ekspresi bebas karena suasana pembelajaran kurang terkendali dan banyak siswa yang kurang memanfaatkan waktu. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode ekspresi bebas pada siklus I belum baik.

Setelah dikaji bersama, antara peneliti, teman sejawat sebagai pengamat/ observer, dan kepala sekolah. Terbukti bahwa kurang aktifnya kehadiran siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam satu siklus yaitu siklus I adalah karena percaya diri siswa dalam membuat karya masih rendah, siswa merasa karyanya kurang bagus dibanding dengan siswa yang lain, sehingga siswa memilih untuk tidak mengikuti pembelajaran yang berikutnya. Selain itu, berdasarkan pengamatan saat proses siswa menggambar ekspresi masih ada siswa yang belum sepenuhnya berani mengekspresikan dirinya sendiri, terlihat saat memilih media dalam menggambar masih ada siswa yang mengikuti pilhan temannya saja. Masih ada juga siswa yang kurang memanfaatkan waktu sehingga karya yang dihasilkan kurang maksimal dan melebihi waktu pembelajaran yang sudah ditetapkan.

Hal-hal yang menjadikan banyak siswa belum mencapai ketuntasan dalam nilai pengamatan proses, disebabkan karena guru kurang bisa memotivasi siswa untuk memunculkan percaya diri siswa untuk

menuangkan ide pada diri masing-masing siswa, kemudian guru juga belum bisa mengkondisikan kelas agar tetap tertib meskipun di dalamnya menekankan kebebasan siswa dalam berekspresi. Bisa disimpulkan pada siklus I belum tercipta pembelajaran yang bebas namun bertanggungjawab sebagaimana menjadi ciri dalam pelaksanaan metode ekspresi bebas.

4.1.1.4Revisi

Memperhatikan beberapa temuan pada siklus I, maka pada siklus berikutnya yaitu siklus II akan diadakan revisi pada RPP. RPP yang direvisi meliputi pengorganisasian waktu, dan menentukan cara dalam memotivasi siswa agar muncul kepercayaan diri yang tinggi dalam mengeskpresikan diri. Perubahan juga akan dilakukan saat proses pembelajaran, yaitu dengan cara membimbing siswa agar lebih termotivasi dan memanfaatkan waktu pembelajaran dengan lebih efektif. Langkah lain yaitu mengarahkan siswa agar lebih berani berekspresi dengan karya gambarnya. Ditambah pula beberapa media agar siswa lebih tertarik dan tentunya akan berdampak pada minat serta hasil belajar siswa.

Dokumen terkait