• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cukup jelas.

Pasal 2 Huruf a

Yang dimaksud dengan “asas persatuan” adalah bahwa penggunaan Bendera Negara, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan sebagai sarana pemersatu bangsa dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “asas kedaulatan” adalah bahwa penggunaan Bendera Negara, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan merupakan simbol yang menunjukkan kedaulatan negara.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “asas kehormatan” adalah bahwa penggunaan Bendera Negara, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan sebagai identitas yang menunjukkan harga diri, dan kebesaran bangsa dan negara.

Huruf d

Yang dimaksud dengan "asas kebangsaan" adalah bahwa penggunaan Bendera Negara, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan harus mencerminkan sifat patriotisme, kepahlawanan, dan nasionalisme yang tinggi untuk tetap setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Huruf e

Yang dimaksud dengan "asas kenusantaraan" adalah bahwa penggunaan Bendera Negara, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan mencerminkan kepentingan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Huruf f

Yang dimaksud dengan "asas bhinneka tunggal ika" adalah bahwa penggunaan Bendera Negara, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah dan budaya dalam kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Yang dimaksud dengan "asas ketertiban dan kepastian hukum" adalah bahwa penggunaan Bendera Negara, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan ditujukan untuk mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum dalam penggunaannya.

Huruf h

Yang dimaksud dengan "asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan" adalah bahwa penggunaan Bendera Negara, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam hal pengadaan, penetapan, dan penggunaannya.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “warna merah” adalah merah dengan jernih atau secara digital, merah dengan model warna RGB dan kode merah 255 hijau 0 biru 0.

Yang dimaksud dengan “warna putih” adalah putih tanpa gradasi warna atau secara digital, putih dengan model warna RGB dan kode merah 255 hijau 255 biru 255.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud “bahan dan ukuran yang berbeda” adalah bahwa bendera dapat dibuat dari bahan seperti kain, kertas, plastik, atau aluminium, serta dapat memiliki berbagai ukuran dengan perbandingan lebar dua-pertiga dari panjang.

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Yang dimaksud dengan “pengibaran” adalah penaikan dan penurunan bendera dengan seutas tali yang terikat pada tiang.

Pasal 7 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “antara saat matahari terbit dan sebelum matahari terbenam” adalah waktu antara pukul 06.00 hingga 18.00. Ayat (2)

Yang dimaksud dalam “keadaan tertentu” adalah kondisi dimana pengibaran Bendera Negara dilakukan untuk mengobarkan semangat patriotisme, nasionalisme, semangat membela tanah air, kondisi darurat perang, perlombaan olah raga, renungan suci, serta untuk menandakan bahwa bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat bersuka cita atau dalam keadaan sangat berduka cita.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia” adalah termasuk wilayah yurisdiksi di kedutaan besar atau perwakilan Negara Republik Indonesia di luar negeri dan kapal milik pemerintah atau Warga Negara Indonesia yang sedang berlayar atau berlabuh di luar negeri.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan “hari-hari besar nasional di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia” adalah:

a. tanggal 2 Mei, hari Pendidikan Nasional; b. tanggal 20 Mei, hari Kebangkitan Nasional;

c. tanggal 17 Agustus, hari ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia;

d. tanggal 1 Oktober, hari Kesaktian Pancasila; e. tanggal 28 Oktober, hari Sumpah Pemuda; f. tanggal 10 November, hari Pahlawan; dan g. tanggal 22 Desember, hari Ibu.

Yang dimaksud dengan “peristiwa lain” adalah peristiwa besar atau kejadian luar biasa yang dialami oleh bangsa Indonesia, misalnya kunjungan Presiden atau Wakil Presiden Republik Indonesia ke daerah dan pada perayaan dirgahayu daerah.

Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b

Yang dimaksud dengan “lembaga negara” adalah lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang.

Huruf c

Cukup jelas.

Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas. Huruf g Cukup jelas. Huruf h Cukup jelas. Huruf i Cukup jelas. Huruf j Cukup jelas. Huruf k Cukup jelas. Huruf l Cukup jelas. Huruf m Cukup jelas. Huruf n Cukup jelas. Huruf o Cukup jelas. Huruf p Cukup jelas. Huruf q Cukup jelas Huruf r

Yang dimaksud dengan “gedung atau kantor atau rumah jabatan lain” adalah gedung atau kantor atau rumah jabatan yang diatur dengan Keputusan Presiden.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Cukup jelas Pasal 10 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3)

Yang dimaksud “penggunaan Bendera Negara pada kapal” adalah sebagai tanda kehormatan untuk menyatakan kebangsaan dan identitas kapal tersebut.

Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Pasal 11 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e

Yang dimaksud dengan “perayaan lain” adalah pengibaran atau pemasangan bendera sebagai tanda pernyataan nasionalisme dan kegembiraan umum.

Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 12 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)

Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Ayat (6)

Pengibaran Bendera di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah dilakukan di seluruh halaman/rumah Warga Negara Indonesia, kantor/gedung pemerintah maupun swasta, sekolah dan seluruh wilayah yurisdiksi Indonesia di luar negeri

Ayat (7) Cukup jelas. Ayat (8) Cukup jelas. Ayat (9) Cukup jelas. Ayat (10) Cukup jelas. Ayat (11) Cukup jelas. Ayat (12) Cukup jelas. Ayat (13) Cukup jelas. Ayat (14) Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas.

Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d

Bendera Negara hanya dipasang bersilang dengan bendera negara lain, karena kedua bendera negara itu sederajat, sedangkan Bendera Negara tidak disilangkan dengan panji karena tidak sederajat.

Pasal 22 Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “baris” adalah deratan bendera yang sejajar dalam satu garis

Huruf c

Bendera Negara yang dibawa di depan rombongan pawai atau defile dimaksudkan untuk menghormati Bendera Negara.

Huruf d

Bendera Negara tidak disilangkan dengan panji organisasi karena kedudukan antara Bendera Negara dan panji organisasi tidak sederajat. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas Pasal 24

Cukup jelas Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas Pasal 27 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas. Huruf g

Yang dimaksud “bersifat nasional” adalah corak kegiatan di manapun yang dihadiri oleh perwakilan lebih dari satu daerah dan memiliki topik, tema, atau substansi yang berdampak nasional

Huruf h

Yang dimaksud dengan “lingkungan kerja swasta” adalah mencakup perusahaan yang berbadan hukum Indonesia dan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.

Huruf i Cukup jelas. Huruf j Cukup jelas. Huruf k Cukup jelas. Huruf l Cukup jelas. Huruf m Cukup jelas. Huruf n

Cukup jelas. Huruf o Cukup jelas. Huruf p Cukup jelas. Pasal 28 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3)

Bahasa asing yang digunakan dalam perjanjian adalah bahasa resmi negara yang mengadakan perjanjian internasional atau bahasa Inggris sesuai kesepakat an.

Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Ayat (6) Cukup jelas. Ayat (7)

Yang dimaksud dengan “tujuan khusus” adalah tujuan untuk membuktikan kemahiran berbahasa selain Bahasa Indonesia.

Yang dimaksud dengan “bidang kajian khusus” adalah kajian bahasa dan sastra selain bahasa dan sastra Indonesia.

Yang dimaksud dengan “bahasa masyarakat sehari-hari” adalah bahasa pasaran, bahasa prokem, bahasa gaul, dan/atau bahasa yang biasa dipergunakan oleh masyarakat dalam aktifitasnya sehari-hari. Ayat (8) Cukup jelas. Ayat (9) Cukup jelas. Ayat (10) Cukup jelas. Ayat (11) Cukup jelas.

Ayat (12) Cukup jelas. Ayat (13) Cukup jelas. Ayat (14) Cukup jelas. Pasal 29

Yang dimaksud dengan “pengembangan bahasa” adalah melakukan upaya memodernkan korpus bahasa melalui pemerkayaan kosakata, pemantapan dan pembakuan sistem bahasa secara umum serta mengupayakan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa perhubungan luas antarbangsa.

Pasal 30 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “pembinaan” adalah meningkatkan mutu pemakaian bahasa melalui penyelenggaraan pembelajaran bahasa di semua jenjang pendidikan dan pemasyarakatan bahasa. Peningkatan mutu pemakaian bahasa itu juga dimaksudkan untuk mempertinggi sikap positif masyarakat terhadap Bahasa Indonesia

Ayat (2)

Cukup jelas. Pasal 31

Yang dimaksud dengan “Garuda Pancasila” adalah lambang burung garuda yang berasal dari mitologi kuno yang dekat dengan burung elang rajawali. Garuda telah dikenal sejak lama baik dalam arkheologi, kesusast eraan dan mitologi Indonesia. Burung garuda dilukiskan di candi Dieng, Prambanan, Mendut, Sukuh dan Panataran yang terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur sejak abad 6 sampai abad 16 masehi. Lukisan garuda dapat berupa manusia dengan berparuh burung dan bersayap yang terdapat di candi Dieng; sementara di candi Prambanan, Mendut dan di candi Sukuh, Kedal Jawa Timur bentuknya seperti burung, dengan berparuh panjang berambut raksasa dan bercakar. Lambang garuda pernah dipakai sebagai lencana oleh Prabu Airlangga pada abad kesebelas dengan nama Garudamukha, yang dalam patung belahan dilukiskan Prabu Airlangga sedang mengendarai seekor garuda. Lambang garuda juga digunakan Pergerakan Indonesia Muda (1928) yang memakai panji-panji sayap garuda yang ditengah-tengahnya berdiri sebilah keris di atas tiga goresan garis. Kemudian garuda menjadi lambang Negara Indonesia untuk menggambarkan Indonesia sebagai bangsa yang besar, sekaligus sebagai negara yang kuat di antara negara-negara lain.

Yang dimaksud dengan “perisai” adalah perisai atau tameng yang telah dikenal lama dalam kebudayaan dan peradaban asli Indonesia sebagai senjata dalam perjuangan untuk mencapai tujuan dan perlindungan diri. Perisai dimaksudkan bahwa sebagai lambang perjuangan dan perlindungan diri yang artinya tetap dan tidak berubah-ubah. Mata

bulatan dalam rantai untuk menunjukkan bagian perempuan dan digambar berjumlah 9, mata persegi yang digambar berjumlah 8 menunjukkan bagian laki-laki, rantai yang bermata 17 itu sambung menyambung tidak putus-putusnya, sesuai dengan manusia yang bersifat turun-temurun, serta kedua tumbuhan kapas dan padi sesuai dengan hymne yang menempatkan pakaian (sandang) dan makanan (pangan) sebagai simbol tujuan kemakmuran dan kesejahteraan.

Yang dimaksud dengan “semboyan Bhinneka Tunggal Ika” adalah pepatah lama yang pernah dipakai oleh pujangga ternama Mpu Tantular. Bhinneka merupakan gabungan dua kata: bhinna dan ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Sementara Tunggal Ika diartikan sebagai di antara pusparagam adalah kesatuan. Pepatah dan semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, walaupun ke luar tetap memperlihatkan perbedaan dan keragaman.

Pasal 32 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “sayap garuda berbulu 17” adalah untuk melukiskan tanggal 17 dan ekor garuda berbulu 8 yang melukiskan bulan 8 atau Agustus. Simbolitas angka 17 dan 8 digunakan sebagai penanda proklamasi kemerdekaan Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pasal 33 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “garis hitam yang melukiskan khatulistiwa (aequator)” adalah untuk menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan satu-satunya negara asli yang merdeka dan berdaulat yang berada di permukaan bumi berhawa-panas yang melewati Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian (Papua). Garis tengah katulistiwa ditujukan untuk menimbulkan perasaan, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sajalah satu-satunya negara asli yang merdeka dan berdaulat yang terletak di katulistiwa di permukaan bumi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 34 Huruf a

Yang dimaksud dengan “warna merah dan putih” adalah warna asli yang menunjukkan identitas Indonesia yang telah lama ada dalam mitologi, kesusasteraan dan sejarah nusantara. Warna merah putih telah lama digunakan kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram seperti bukti ukiran pada dinding candi Borobudur (yang dibangun pada abad ke-9) yang menggambarkan tiga orang hulubalang yang membawa umbul-umbul berwarna gelap dan terang, kemudian di candi Mendut didapati ukiran bunga tunjung mabang (merah) dan

tunjung maputeh (putih), serta dalam kesusasteraan didapati cerita pahlawan Inu Kertapati yang digambarkan sebagai cahaya matahari, merah, dan putri Tjandera Kirana dilambangkan sebagai sinar rembulan, putih. Persatuan dwi warna dilambangkan oleh hubungan cinta tak terpisahkan antara Inu Kertapati dan Tjandera Kirana yaitu antara warna merah dan putih Merah. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia warna merah mirip dengan warna gula jawa atau gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Sedangkan secara filosofis merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia. Gradasi warna merah secara digital adalah dengan model warna RGB dan kode merah 255 hijau 0 biru 0. Sementara warna putih adalah putih tanpa gradasi warna atau secara digital, putih dengan model warna RGB dan kode merah 255 hijau 255 biru 255.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “warna kuning emas” adalah warna yang melukiskan kemegahan emas yang dimaksudkan untuk menggambarkan kebesar an bangsa atau keluhuran Negara. Warna kuning emas adalah warna kuning keemasan secara digital dengan gradasi warna model RGB dan kode merah 255 hijau 255 biru 0.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “warna hitam” adalah warna asal yang menggambarkan siklus dan jalinan kehidupan umat manusia dari awal mula penciptaan hingga akhir kehidupan. Warna hitam secara digital dengan gradasi warna model RGB dan kode merah 0 hijau 0 biru 0.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “warna alam” adalah warna-warna yang meniru warna yang melekat pada diri benda-benda dan makhluk hidup yang ada di alam. Warna-warna itu menggambarkan semangat dan dinamika kehidupan di alam semesta ini.

Pasal 35 Cukup jelas. Pasal 36 Cukup jelas. Pasal 37 Ayat (1) Huruf a

Yang dimaksud dengan “Lambang Negara ditempatkan lebih tinggi dan di sebelah kiri Bendera Negara” adalah bila Bendera Negara dipasang di tiang maka Bendera Negara ditempatkan di sebelah kiri di bawah Lambang Negara.

Huruf b Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 38 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “penggunaan Lambang Negara di dalam gedung atau kantor” adalah untuk menunjukkan kewibawaan negara yang penggunaan nya dibatasi hanya pada kantor dinas.

Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf f

Yang dimaksud dengan “gedung atau kantor lain” adalah gedung sekolah, kantor perusahaan swasta, organisasi dan lembaga-lembaga.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “penggunaan Lambang Negara di luar gedung atau kantor” adalah penggunaan Lambang Negara sebagai lambang keistimewaan yang penggunaannya ditempatkan di muka sebelah luar pada rumah jabatan yang disediakan khusus untuk penjabat negara.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “tempat tertentu” adalah tempat yang pantas, menarik perhatian orang, mudah dilihat dan tampak baik bagi pandangan mata semua orang yang datang dan berada di gedung atau kantor tersebut.

Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 39 Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “ukuran yang disesuaikan dengan kepantasan ruangan dan tempat” adalah bahwa ukuran Lambang Negara harus dibuat dengan mengacu perbandingan ukuran yang terdapat di dalam lampiran Undang-Undang ini, tetapi disesuaikan besar ukurannya dengan kepantasan besar ruangan dan tempat.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “Lambang Negara dibuat dari bahan yang kuat” adalah bahwa Lambang Negara harus dibuat dari bahan cor semen, metal, campuran besi atau campuran bahan lain yang liat dan kuat, sehingga bentuk Lambang Negara terlihat kokoh dan kuat, dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak mudah patah, hancur ataupun tidak cepat rusak.

Pasal 42 Cukup jelas. Pasal 43 Cukup jelas. Pasal 44 Cukup jelas. Pasal 45 Cukup jelas. Pasal 46

Yang dimaksud dengan “Lagu Kebangsaan dinyanyikan lengkap tiga bait” adalah sesudah bait pertama dan bait kedua dinyanyikan ulangan atau reffrain satu kali; kemudian sesudah bait terakhir, dinyanyikan ulangan satu kali; dan sesudah bait terakhir dinyanyikan ulangan dua kali. Pasal 47 Cukup jelas. Pasal 48 Cukup jelas. Pasal 49

Yang dimaksud dengan “pertemuan yang bersifat umum” adalah pertemuan yang diadakan oleh warga negara asing di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik pertemuan yang bersifat resmi maupun tidak resmi atau informal.

Yang dimaksud dengan “kepala daerah setempat” adalah Gubernur, Bupati, Walikota, atau Camat yang berwenang atas wilayah di tempat acara tersebut diadakan.

Pasal 50

Yang dimaksud dengan “dilarang memperdengarkan atau menyanyikan Lagu Kebangsaan dengan nada-nada, irama, iringan, kata-kata dan gubahan-gubahan lain” adalah agar Lagu Kebangsaan tidak dinyanyikan secara sembarangan dan keluar dari derajat dan kedudukannya sebagai Lagu Kebangsaan. Sedangkan yang dimaksud dilarang memperdengarkan, menyanyikan dan menggunakan Lagu Kebangsaan untuk bahan dan alat reklame dan/atau kegiatan komersial dalam bentuk apapun adalah agar Lagu Kebangsaan tidak digunakan untuk meraih keuntungan komersial tertentu yang melecehkan kedudukan Lagu Kebangsaan tersebut. Pasal 51 Cukup jelas. Pasal 52 Cukup jelas. Pasal 53 Cukup jelas. Pasal 54 Cukup jelas. Pasal 55 Cukup jelas. Pasal 56 Cukup jelas.

Dokumen terkait