• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Rangkaian Sensor Capacitive Soil Moisture

3.6 Rangkaian Sensoe DS18B20 27

3.7 Rangkaian Servo 27

3.8 Rangkaian Relay Yang Dihubungkan Ke Pompa Air 28

3.9 Rangkaian Lengkap Alat 28

3.10 Aplikasi Blynk 29

3.11 Tampilan Blynk 29

3.12 Select Hardware di Aplikasi Blynk 30

3.13 Connection Type di Aplikasi Blynk 30

3.14 Kode token akan dikirim ke alamat email 30

3.15 Kode token proyek 31

3.16 Penambahan Gauge Pada Widget Box 31

3.17 Penambahan Notification Pada Widget Box 32

3.18 Tampilan Pemantauan Aplikasi Blynk 32

3.19 Pembuatan Akun Thingspeak 33

3.20 Pembuatan Channel baru 33

3.21 Tampilan isi form dalam pembuatan Channel 34 3.22 Tampilan Monitoring dalam bentuk grafik 34

3.23 Channel ID Thingspeak 35

3.24 Kode Write dan Read API KEYS 35

3.25 Diagram Alir 37

4.1 Pengujian Power Supply 38

4.2 Pengujian Tegangan Wemos D1 Mini 39

4.3 Pengujian Wemos D1 Mini 39

4.4 Pengujian Multiplexer 74HC4067 40

4.5 Pengujian Sensor Raindrop 41

4.6 Grafik Pengujian Sensor DS18B20 43

4.7 Program Pengujian Sensor DS18B20 44

4.8 Grafik Pengujian Sensor Capacitive Soil Moisture 46 4.9 Program Pengujian Sensor Capacitive Soil Moisture 46

4.10 Pengujian relay pada saat pinLED LOW 47

4.11 Pengujian relay pada saat pinLED HIGH 47

4.12 Pengujian Servo 48

4.13 Tampilan Grafik Suhu Pada Thingspeak 49

4.14 Tampilan Grafik Soil Moisture Pada Thingspeak 49

4.15 Tampilan Grafik Hujan Pada Thingspeak 50

4.16 Tampilan Notifikasi dari Aplikasi Blynk 51 4.17 Tampilan Pemantauan Tanaman di Aplikasi Blynk 51

LAMPIRAN

NOMOR LAMPIRAN

JUDUL HALAMAN

1 Gambar Keseluruhan Alat 58

2 Gambar Keseluruhan Rangkaian Lengkap Alat 59 3 Tampilan Pemantauan Tanaman Pada Aplikasi

Blynk

59

4 Tampilan Pemantauan Tanaman Pada Website Thingspeak

60

5 Program Pengujian 61

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tomat merupakan sumber vitamin C yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh serta mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan.

Vitamin A yang berguna untuk mencegah dan mengobati xeropthalmia pada mata juga banyak terkandung dalam tomat. Sebagai sumber mineral, tomat mengandung Fe (zat besi) yang berguna untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Tomat juga mengandung serat untuk membantu penyerapan makan dan pencernaan serta mengandung potasium yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi (Mukhlis, M. 2018).

Kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada interaksi antara pertumbuhan tanaman, genetik dan kondisi lingkungannya.

Secara teknis berbagai faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi produktivitas tanaman tomat, seperti suhu, kelembaban udara, dan kelembaban tanah. Tomat membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannya dan tidak tahan terhadap curah hujan yang terus menerus karena akan menyebabkan pertumbuhan menjadi kurang optimal, selain itu tomat akan mudah terserang penyakit dan akan menyebabkan buah tomat akan rusak dan gagal panen. Suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih tomat adalah 25-30°C. Sementara itu, suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat 24-28°C. Jika suhunya rendah maka pertumbuhannya akan rendah terhambat (Hari, Y, 2017).

Pengecekan kondisi tanah sangat penting bagi pertumbuhan tomat yang harus memiliki kelembapan optimal antara 60% - 80% agar tidak terlalu kering maupun basah. (Ginanjar. R , 2020).

Untuk itu dalam penelitian “RANCANG BANGUN SISTEM PENYIRAMAN, SISTEM KONTROL DAN PEMANTAUAN PADA TANAMAN TOMAT BERBASIS IOT MENGGUNAKAN WEMOS D1 MINI” peneliti melakukan pengembangan sistem otomatisasi pada tanaman tomat dalam penyiraman tanaman tomat untuk membantu pekerjaan manusia

dengan otomatis, juga dapat memantau suhu, kelembaban tanah, dan mendeteksi adanya hujan. Pada rancangan ini juga terdapat fitur atap yang dapat terbuka dan tertutup sebagai media pemeliharaan tanaman tomat ketika cuaca sedang hujan dan suhu sedang tinggi. Pada sistem ini dapat memantau suhu, kelembaban tanah dan adanya hujan pada tanaman tomat melalui smartphone dengan memanfaatkan teknologi berbasis internet of things dimana peneliti menggunakan Thingspeak dan Blynk sebagai media pemantauan jarak jauh.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang sistem penyiraman, sistem kontrol dan pemantauan pada tanaman tomat?

2. Bagaimana merancang sebuah sistem yang dapat terhubung ke smartphone melalui website Thingspeak dan aplikasi Blynk dengan menggunakan Wemos D1 Mini?

3. Bagaimana membuat algoritma program untuk rancangan sistem ini agar dapat bekerja sesuai fungsinya?

1.3 Batasan Masalah

1. Mikrokontroller yang digunakan untuk pengendali keseluruhan sistem dalam penelitian ini Wemos D1 Mini.

2. Multiplexer atau selector data yang digunakan dalam penelitian ini Multiplexer 74HC4067.

3. Relay yang digunakan untuk menghidupkan dan mematikan pompa air dalam penelitian ini Relay Wemos.

4. Sensor yang digunakan untuk mengetahui suhu dalam penelitian ini sensor DS18B20.

5. Sensor yang digunakan untuk mengetahui kelembaban tanah dalam penelitian ini sensor Capacitive Soil Moisture.

6. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi hujan dan air dalam penelitian ini sensor Raindrop.

7. Tanaman tomat hanya dalam cakupan pot.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Merancang alat sistem penyiraman, sistem kontrol dan pemantauan pada tanaman tomat berbasis IOT menggunakan Wemos D1 Mini.

2. Merancang alat sistem penyiraman terhubung dengan website Thingspeak dan aplikasi Blynk.

3. Mengetahui persamaan regresi serta nilai korelasi pada sensor DS18B20 dengan pembanding termometer.

4. Mengetahui persamaan regresi serta nilai korelasi pada sensor Capacitive Soil Moisture dengan pembanding alat ukur kelembaban.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Memberikan kemudahan bagi petani dan masyarakat dalam melakukan penyiraman tanaman.

2. Memberikan kemudahan bagi petani dan masyarakat untuk memonitoring tanaman melalui smartphone.

3. Dapat menciptakan inovasi baru berupa rancangan alat tepat guna yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikrokontroller

Mikrokontroler merupakan chip mikrokomputer yang secara fisik berupa sebuah (IC) Integrated Circuit. Mikrokontroler biasanya digunakan dalam sistem yang kecil, murah dan tidak membutuhkan perhitungan yang sangat kompleks seperti dalam aplikasi di PC. Mikrokontroler banyak ditemukan dalam peralatan seperti microwave, oven, keyboard, CD player, VCR, remote control, robot dll.

Mikrokontroler berisikan bagian-bagian utama& yaitu (CPU) Central Processing Unit, (RAM) Random-Access Memory, (ROM) Read-Only Memory dan port (I/0) Input/Output. Selain bagian-bagian utama tersebut, terdapat beberapa perangkat keras yang dapat digunakan untuk banyak keperluan seperti melakukan pencacahan, melakukan komunikasi serial, melakukan interupsi dll. Mikrokontroler tertentu bahkan menyertakan (ADC) Analog-To-Digital Converter, USB controller, (CAN) Controller Area Network.

Mikrokontroler bekerja berdasarkan perangkat lunak yang ditanamkan didalamnya, dan program tersebut dibuat sesuai dengan aplikasi yang diinginkan.

Aplikasi mikrokontroler normalnya terkait pembacaan data dari luar dan atau pengontrolan peralatan diluarnya. Umumnya IC mikrokontroler dapat bekerja pada tegangan 5V, namun demikian, sebagian IC mikrokontroler seperti ATMEGA16L dapat dioperasikan dengan tegangan 3V.

2.1.1 Wemos D1 Mini

Mikrokontroller Wemos D1 Mini merupakan modul perangkat embedded system yang fungsinya hampir sama dengan arduino khususnya untuk mendukung konsep (IoT) Internet of Things. Wemos D1 Mini mampu berjalan secara stand-alone, tanpa membutuhkan mikrokontroller khusus sebagai pengontrol atau pengendali pada rangkaian elektronik disebabkan Wemos D1 mini pada embedded sistemnya sudah dilengkapi dengan Central Processing Unit (CPU). Pada modul Wemos D1 mini dilengkapi dengan PIN digital dan analog, salah satu input output

pada modul Wemos D1 yang paling dikenal adalah pin digital, walaupun pada dasarnya pin analog juga memiliki fungsi yang sama. Pin tersebut dapat dikonfigurasikan secara input maupun output.

Perangkat Wemos dilengkapi dengan 2 buah chipset yang difungsikan sebagai otak kerja diantaranya:

1. Chipset ESP8266 ESP8266 adalah sebuah chip yang memiliki fitur koneksi wireless yang mendukung protocol TCP/IP. Dengan modul ini, mikrokontroler dapat terhubung kedalam jaringan wireless dan membuat koneksi TCP/IP cukup dengan perintah yang sangat sederhana. Dengan teknologi clock 80 MHz perangkat ini dibekali dengan RAM Eksternal dengan kapasitas 4 Mega Byte dan mendukung format IEEE 802.11 a/b/g/n sehingga dengan mudah melakukan koneksi terhadap jaringan wifi konvensional.

2. Chipset CH340 CH340 merupakan chipset yang memiliki fungsi mengubah USB menjadi serial interface, contohnya adalah aplikasi converter ke Infrared Data Association (IDA) atau USB converter ke perangkat Printer. Dalam mode serial interface, CH340 mengirimkan sinyal komunikasi seperti yang digunakan modem pada umumnya. CH340 didesain untuk merubah perangkat serial interface umum untuk berhubungan dengan port USB secara langsung. Berikut adalah gambar Wemos D1 Mini yang di tampilkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Wemos D1 Mini

2.2 Multiplexer 74HC4067

Multiplexer atau selektor data adalah suatu rangkaian logika yang menerima beberapa input data dan untuk suatu saat tertentu hanya mengijinkan satu dari data

input tersebut untuk diteruskan pada output. Jalur yang akan ditempuh dari input data yang diinginkan ke output dikontrol oleh pemilih input selector dan sebaliknya untuk prinsip kerja demultiplekser. Rangkaian 16 bit multiplekser terdiri dari rangkaian 16 to 1 Multiplexer yang dibuat dalam satu rangkaian sehingga dibutuhkan suatu Enable yang berfungsi untuk menentukan rangkaian tersebut berfungsi sebagai multiplekser atau demultiplekser. Sesuai dengan syarat perancangan multiplekser dan demultiplekser yaitu m 2n dimana m adalah masukan atau keluaran dan n adalah sinyal kontrol, maka untuk merancang sebuah rangkaian 16 bit multiplekser dan demultiplekser dibutuhkan sebanyak 4 buah sinyal kontrol.

Berikut spesifikasi multiplexer 74HC4067 : 1. Tegangan kerja 3V-18V.

2. Pin input 16.

3. Pin data selector 4.

4. Pin SIG 1.

5. Pin Enable 1.

6. HC Type High CMOS Level.

Berikut adalah gambar multiplexer 74HC4067 yang di tampilkan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Multiplexer 74HC4067

2.3 Tanaman Tomat

Tanaman tomat merupakan tanaman yang dapat tumbuh di semua tempat, dari dataran rendah sampai tinggi (pegunungan). Tanaman tomat tidak menyukai tanah yang tergenang air atau becek. Tanah yang keadaannya demikian menyebabkan akar tomat mudah busuk dan tidak mampu menghisap zat-zat hara dari

dalam tanah karena sirkulasi udara dalam tanah disekitar akar tomat kurang baik, akibatnya tanaman akan mati.

Tanaman tomat sangat membutuhkan sinar matahari yang penuh sepanjang hari untuk produksi yang menguntungkan, tetapi sinar matahari yang terik tidak disukainya. Daerah dengan kondisi demikian memungkinkan tanaman mudah terserang penyakit cendawan busuk daun Phytophtora infestans dan sebagainya.

Angin kering dan udara panas kurang baik bagi pertumbuhannya karena sering menyebabkan kerontokan bunga. Suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih tomat adalah 25-30°C. Sementara itu, suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat 24-28°C. Jika suhunya rendah maka pertumbuhannya akan rendah terhambat.

Demikian juga pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Pengecekan kondisi tanah sangat penting bagi pertumbuhan tomat yang harus memiliki kelembaban optimal antara 60%- 80% agar tidak terlalu kering maupun basah. Berikut adalah gambar tanaman tomat yang di tampilkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Tanaman Tomat

2.4 Tipe Tanah

Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik. Tanah sangat mendukung kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di bumi. Tanah memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda seperti tanah yang berwarna merah, hitam, kelabu, serta bertekstur

pasir, debu,liat, dan lain sebagainya. Untuk membedakan sifat tanah tersebut diperlukannya klasifikasi jenis tanah. Tanaman tomat pada umumnya tidak menyukai kondisi tanah yang terlalu lembab dalam waktu lama. Tanah yang mengandung partikel liat tinggi (sifat berat) tidak cocok untuk tomat. Apalagi tanah berat tersebut mengandung bahan organik yang rendah Tanah berat di rincikan oleh sifatnya yang lengket dan mudah menggumpal. Sebaliknya, tomat menyukai tanah dengan sifat porositas yang baik. Artinya, pori-pori tanah tersebut dalam kondisi yang sempurna, sehingga meskipun tersiram air terlalu banyak (baik sengaja maupun terkena hujan lebat) akan cepat terserap tanah dan tidka menggenang. Tanah dengan sifat ringan mengandung partikel liat yang rendah, tetapi mengandung partikel pasir dan debu yang tinggi sehingga sangat cocok untuk tomat. Tanah tersebut akan lebih ideal jika mengandung bahan organic tinggi. Tanah ringan dicirikan oleh sifatnya yang gembur (remah), tidak lengket, dan tidak mudah menggumpal.

2.4.1 Tanah Humus

Tanah humus merupakan tanah yang paling subur untuk tumbuh- tumbuhan karena memiliki komposisi yang mirip dengan pupuk kompos. Hal ini karena tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan- pelapukan dedaunan dan juga batang pohon, serta ada percampuran dari kotoran hewan. Humus juga dikenal sebagai sisa- sisa dari tumbuhan dan juga hewan- hewan yang mengalami perombakan oleh organisme yang ada di dalam lapisan tanah. Berikut adalah gambar tanah humus yang di tampilkan pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Tanah Humus

2.4.1.1 Karakteristik Tanah Humus

Untuk mengetahui suatu tanah termasuk tanah humus bisa kita lihat dari beberapa ciri atau karakteristik tanah tersebut. Tanah humus mempunyai berbagai ciri- ciri khusus yang bisa dibedakan dengan ciri-ciri tanah humus yang lainnya. Ciri- ciri atau karakteristik dari tanah humus adalah sebagai berikut:

1. Berwarna gelap, yakni coklat maupun kehitam- hitaman. Tanah humus ini memiliki warna yang gelap antara coklat hingga kehitam- hitaman. Selain mempunyai warna gelap, di tanah humus ini juga terdapat bintik- bintik yang berwarna putih.

2. Memiliki tekstur yang gembur. Tanah humus memiliki tekstur yang sangat gembur dan tidak keras seperti tanah liat ataupun tanah yang lainnya.

3. Biasanya terdapat pada lapisan bagian atas tanah, sehingga bersifat tidak stabil.

Sifat tidak stabil ini terutama terlihat ketika ada perubahan suhu, tingkat kelembaban, ataupun aerasi.

4. Tanah humus bersifat kolodial dan amorfous. Sifat kolodial dan armofous ini artinya bersifat menyerupai tanah liat, namun sifat daya serapnya lebih tinggi daripada tanah liat.

5. Bersifat sangat subur. Tanah humus memiliki sifat yang sangat subur karena terbentuk dari pelapukan- pelapukan dedaunan dan juga bercampur dengan kotoran hewan dan semacamnya.

6. Mempunyai daya serap yang tinggi. tanah humus ini mempunyai kemampuan daya serap yang tinggi dalam hal menyerap air, dan hal ini merupakan sifat yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

7. Mempunyai kemampuan menambah atau meningkatkan kandungan berbagai unsur hara (magnesium, kalsium, dan kalium).

8. Merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanah humus pembentukannya dari berbagai pelapukan dedaunan dan juga ranting- ranting pohon, sehingga merupakan sumber energi bagi jasad- jasad renik.

9. Banyak dijumpai di daerah tropis. Tanah humus merupakan tanah yang banyak dijumpai di daerah tropis, seperti di Indonesia. Terutama wilayah yang paling sering didapati tanah humus adalah wilayah jenis jenis hujan seperti hujan tropis dimana banyak ditemukan pepohonan disana.

2.5 Sensor Capacitive Soil Moisture

Kelembaban tanah pada dasarnya adalah jumlah/kandungan air yang ada di dalam tanah. Ini dapat diukur dengan menggunakan sensor kelembaban tanah baik resistif atau kapasitif. Sensor ini mengukur kandungan volumetrik air di dalam tanah dan memberi kita tingkat kelembaban sebagai output. Sensor kelembaban tanah ini mengukur tingkat kelembaban tanah dengan penginderaan kapasitif daripada penginderaan resistif seperti sensor lain di pasaran. Itu terbuat dari bahan tahan korosi yang memberikan kehidupan pelayanan yang sangat baik. Masukkan ke dalam tanah di sekitar tanaman Anda dan pantau data kelembaban tanah secara real-time.

Modul ini mencakup regulator tegangan onboard yang memberikan rentang tegangan operasi 3,3 ~ 5,5V. Sangat cocok untuk mikrokontroler tegangan rendah dengan catu daya 3.3V dan 5V.

Gambar 2.5 Sensor Capacitive Soil Moisture

2.6 Sensor DS18B20

Kebanyakan sensor suhu memiliki tingkat rentang terukur yang sempit serta akurasi yang rendah namun memiliki biaya yang tinggi. Sensor suhu DS18B20

dengan kemampuan tahan air (waterproof) cocok digunakan untuk mengukur suhu pada tempat yang sulit, atau basah. Karena output data sensor ini merupakan data digital, maka kita tidak perlu khawatir terhadap degradasi data ketika menggunakan untuk jarak yang jauh. Gambar Sensor suhu DS18B20 diperlihatkan pada Gambar pembacaan suhu dari berbagai tempat. Meskipun secara datasheet sensor ini dapat membaca bagus hingga 125°C, namun dengan penutup kabel dari PVC disarankan untuk penggunaan tidak melebihi 100°C.

2.6.1 Spesifikasi

1. Tegangan yang dibutuhkan sensor dari 3.0V sampai 5.5V power/data 2. Akurasinya ±0.5°C sampai -10°C, dan -10°C sampai +85°C

3. Batas temperatur sensor dari -55 sampai 125°C atau -67°F sampai +257°F 4. menyediakan 9 bit hingga 12 bit yang dapat dikonfigurasi data

5. Menggunakan 1 kabel Antarmuka (Interface) dan hanya 1 digital pin untuk komunikasi

6. Data pengenalan Identitas yang disimpan 64 bit 7. Memiliki batas peringatan jika suhu tinggi 8. Temperature-limit alarm system

9. Waktu tunggu data masuk 750ms 10. kabel antarmuka (Interface)

11. Kabel merah :VCC Kabel hitam : GND Kabel putih : DATA 12. Bahan Stain less steel silinder 6mm diametenya panjang 35mm 13. Diameter kabel : 4mm, Panjang kabel : 90 cm

2.7 Raindrop Sensor

Raindrop sensor adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi hujan atau adanya cuaca hujan yang berada di sekitarnya, sensor ini dapat digunakan sebagai switch, saat adanya tetesan air hujan yang jatuh melewati raining board yang terdapat pada sensor, selain itu Raindrop sensor dapat juga digunakan untuk mengukur intensitas curah hujan. Cara kerja dari sensor ini adalah ketika sensor terkena air hujan maka jalur port dan jalur ground terhubung sehingga tidak ada tegangan karena port langsung terhubung dengan ground. Air yang jatuh kepapan deteksi dapat dilihat ketika air menyentuh kedua elektroda (tembaga) maka tegangan 5V akan terhubung dengan output dan sebagian tegangan akan berkurang karena air berfungsi sebagai penghantar. Untuk mendeteksi air hujan dengan kawasan yang besar maka elektroda dibuat berliku-liku, dengan metode berliku-liku seperti itu akan mengurangi hambatan dari air hujan. Berikut adalah gambar Raindrop sensor yang di tampilkan pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Raindrop sensor

Spesifikasi : Bekerja di tegangan 5V, output format : Digital switching output (0 and 1) and analog voltage output A0, Ukuran papan PCB kecil : 3.2cm x 1.4cm; cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara

terus menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenagamekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis(kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran. Suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu sumber tenaga yang digunakkan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ketempat lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan tekanan. Pompa juga dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan energi dari suatu pemutar atau penggerak kecairan berbejana yang bertekanan yang lebih tinggi. Selain dapat memindahkan cairan, pompa juga berfungsi untuk meningkatkan kecepatan, tekanan, dan ketinggian cairan. Berikut adalah gambar water pump yang di tampilkan pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Water Pump

2.9 Relay Wemos

Rangkaian papan Wemos D1 Mini adalah salah satu tambahan terbaru untuk ekosistem IoT berbasis ESP8266. Wemos D1 Mini Relay Shield menyertakan relay SPDT berdaya tinggi yang memungkinkan anda mengontrol perangkat listrik yang beroperasi pada tegangan AC hingga 250VAC atau 30VDC. Perisai relay Mini Wemos D1 dirancang agar pin D1 pada papan Wemos D1 Mini terhubung ke sisi kontrol relay. Ini berarti bahwa pengaturan pin D1 ke status HIGH akan memberi daya pada koil relai dan mengaktifkan relai (menghubungkan pin Biasanya Terbuka dan Umum). Sebaliknya, menyetel pin D1 ke status LOW akan menonaktifkan relay.

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat KontakSaklar/Switch).

Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik

yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untukmenghantarkan listrik 220V 2A.

Cara kerja relay adalah apabila kita memberi tegangan pada kaki 1 dankaki ground pada kaki 2 relay maka secara otomatis posisi kaki (CO) Change Over pada relay akan berpindah dari kaki (NC) Normally close ke kaki (NO) Normally Open.

Relay juga dapat disebut komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yangterjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.

Berikut adalah gambar relay yang di tampilkan pada gambar 2.9.

Gambar 2.9 Relay Wemos 2.10 Servo

Motor servo adalah motor dengan sistem closed feedback di mana posisi motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor.

Motor servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu saja dan tidak kontinyu seperti motor DC maupun motor stepper. Walau demikian, untuk beberapa keperluan tertentu, motor servo dapat dimodifikasi agar bergerak kontinyu. Berikut adalah gambar servo yang di tampilkan pada gambar 2.10.

Gambar 2.10 Servo

2.11 Adaptor 5V

Secara umum istilah catu daya berarti suatu sistem penyearah-filter yang mengubah ac menjadi dc murni. Sumber DC seringkali dapat menjalankan peralatan-peralatan elektronika secara langsung, meskipun mungkin diperlukan beberapa cara untuk meregulasi dan menjaga suatu ggl agar tetap meskipun beban berubahubah.

Energi yang paling mudah tersedia adalah arus bolak-balik, harus diubah atau disearahkan menjadi dc berpulsa (pulsating dc), yang selanjutnya harus diratakan atau disaring menjadi tegangan yang tidak berubah-ubah.Tegangan dc juga memerlukan regulasi tegangan agar dapat menjalankan rangkaian dengan sebaiknya.

Energi yang paling mudah tersedia adalah arus bolak-balik, harus diubah atau disearahkan menjadi dc berpulsa (pulsating dc), yang selanjutnya harus diratakan atau disaring menjadi tegangan yang tidak berubah-ubah.Tegangan dc juga memerlukan regulasi tegangan agar dapat menjalankan rangkaian dengan sebaiknya.

Dokumen terkait