• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.6 Rapid Rural Appraisal (RRA)

Dijelaskan secara rinci oleh Daniel (2005 : 121-127) bahwa Rapid Rural Appraisal adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi atau data dalam jangka waktu yang singkat. Dengan metode ini, tim dapat menganalisis dan menarik kesimpulan lebih komprehensif. Metode penelitian ini pada prakteknya tidak terlalu terfokus pada sampel yang representatif, tetapi lebih mengutamakan pemahaman tentang realita sosial dan ekonomi berkaitan dengan biofisik suatu daerah atau masyarakat. Di samping jawaban atas suatu masalah dapat diperoleh dalam waktu singkat dan biaya murah, tapi juga secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam pelaksanaannya metode RRA juga sekaligus melakukan konfirmasi data (secara segitiga), data skunder, didalami melalui wawancara semistruktural dengan pengambil kebijakan, kemudian data ini dikonfirmasi ke lapangan (petani, tetua/sesepuh desa, sumber daya alam). Dari lapangan hasilnya didiskusikan oleh tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu atau keahlian.

Wawancara semistruktural adalah suatu bentuk wawancara yang hanya menggunakan beberapa pertanyaan pokok (subtopik) sebagai pedoman. Pertanyaan-pertanyaan pokok tersebut telah disiapkan sebelumnya, tetapi tidak berbentuk kuisioner, dan dijadikan acuan untuk membuat pertanyaan ketika melaksanakan wawancara. Satu set alat pembantu untuk menggali data dan atau informasi dalam pelaksanaan metode RRA, yaitu apa. Siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana. Perlu diketahui bahwa tidak semua data dan atau informasi memerlukan keenam alat bantu tersebut. Kadang-kadang hanya

diperlukan dua atau tiga alat bantu, tergantung pada jenis informasi yang diperlukan.

Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam pelaksanaan metode RRA, kita harus memenuhi dan memperhatikan beberapa syarat utama berikut:

1) Jumlah dan komposisi tim

Jumlah tim menimal dua orang dan maksimal 4 orang. Anggota harus lebih banyak yang senior dibandingkan dengan yang yunior (sebaiknya semua anggota terdiri dari senior atau ahli dibidang masing-masing atau sosial-ekonomi dan bio-fisik). Senioritas dibutuhkan karena dalam metode RRA pendekatan yang dilakukan adalah triangulasi yang membutuhkan wawasan dan pengalaman yang luas serta intuisi yang tajam.

2) Waktu pelaksanaan

Pelaksanaan tidak tergesa-gesa dan tidak pula terlalu lama. Penelitian di lapangan paling sedikit 4 hari dan paling lama 21 hari. Namun apabila data yang dibutuhkan masih kurang atau ada masalah teknis di lapang, maka waktu bisa ditambah sesuai rencana selanjutnya.

3) Peneliti menginap di tempat

Peneliti dianjurkan menginap di desa kalau akomodasi memungkinkan. Sejumlah keuntungan dapat dipetik dengan menginap di desa, antara lain mempercepat interaksi dengan penduduk setempat, dapat menggali sejumlah data tidak terduga sebelumnya.

4) Didahului dengan desk study

Sebelum ke lapangan, tim peneliti harus telah mengumpulkan peta, foto udara, dan data skunder lainnya yang diperlukan. Data tersebut didiskusikan, dianalisis, dan dibuat ringkasannya. Demikian juga berbagai literatur telah dikaji oleh tim, dan didiskusikan bersama. Dalam tahapan ini, tim juga dapat mengundang para ahli, pembuat kebijakan, pelaksana lapangan untuk diajak berdiskusi secara informal selama setengah hari guna menggali sebanyak mungkin informasi atau data. Setelah itu perlu disusun topik atau isu-isu yang ingin digali, dan ditunjuk moderator yang baik untuk diskusi tersebut.

Kesimpulan-kesimpulan perlu diambil (setiap hari) selama tim berada di lapangan dan tim juga telah dapatjuga menarik implikasi kebijakan atau jalan keluar atas persoalan yang dihadapi. Tidak dianjurkan masing-masing anggota tim secara terpisah menarik kesimpulannya, akan tetapi selalu mendiskusikan bersama, dan memang kesimpulan yang ditarik adalah kesimpulan bersama.

Pada tahap awal, peneliti baru mempelajari secara umum dan menyeluruh tentang daerah dan masyarakat yang diteliti, termasuk di dalamnya penyebaran sumber daya, pemilikan, istilah lokal yang asing bagi peneliti, dan sebagainya. Kalau tahap ini dipersiapkan dengan baik maka hari-hari berikutnya akan mempercepat dalam menggali informasi. Di samping itu, metode ini tidak dirancang untuk mensubstitusikan metode yang lain misalnya survei, tetapi pada tahapan tertentu (misalnya diagnosis), metode RRA lebih unggul, tetapi dalam tahapan lain seperti mencari data kuantitatif yang mewakili masyarakat tertentu, metode ini sangat lemah. Pada kegiatan penelitian jangka panjang, metode survei dan RRA dapat saling melengkapi. Dalam arti metode ini dapat memberi arah dan menjaring variabel-variabel penting untuk diteliti lebih lanjut dalam penelitian survei.

Dalam pelaksanaan RRA, ada 3 tahap berurutan yang harus dilalui, yaitu: (1) sebelum ke lapangan, (2) di lapangan, dan (3) setelah dari lapangan guna melengkapi persyaratan yang telah diuraikan sebelumnya.

1) Sebelum ke lapangan

a. Bentuk tim dengan komposisi yang tepat (dalam memilih anggota sesuaikan keahlian dengan topik yang akan diteliti)

b. Lakukan desk study. Analisis data skunder, sediakan peta-peta, foto udara, laporan penelitian sebelumnya atau data skunder yang ada.

c. Diskusi dan konsultasi dengan para ahli, pengambil kebijakan, pelaksana program/proyek pembangunan.

d. Susun topik dan subtopik sebagai pedoman kerja di lapangan. Topik atau subtopik tersebut dapat ditambah atau dikurangi di lapangan. Artinya tim harus

fleksibel dalam mengakomodasi isu-isu baru yang muncul di lapangan, atau menyingkirkan topik/subtopik yang tidak relevan.

e. Susun rencana dan urutan kerja di lapangan untuk mengefisienkan penggunaan waktu dan tenaga yang tersedia.

2) Di lapangan

a. Tentukan pihak atau responden yang akan diwawancarai. Misalnya informan kunci seperti guru, pemuka masyarakat, ulama, penyuluh, pejabat daerah, pelaksana proyek setempat, kelompok tani, petani kaya dan miskin, pemuda, dan lainnya (lebih dulu kunjungi kepala daerah).

b. Dalam wawancara (semistruktural), atur ritme pertanyaa. Jangan tumpang tindih dan saling bertentangan. Skenario pertanyaan (urutan, topik, dan penanya) harus diatur sedemikian rupa sehingga responden tidak bingung dan dapat lancar menjawab setiap pertanyaan. Hindari pertanyaan yang mengundang jawaban ya atau tidak, lakukan acara pembukaan secara memadai, dan hindari tata krama pergaulan yang dapat menimbulkan jarak antara peneliti dengan informan. Keuntungan lain dengan cara yang tepat dan terarah informasi akan lebih mudah digali.

c. Semua informasi yang diperoleh harus dicatat (catatan harian) ole semua anggota karena akan didiskusikan dalam tim. Catatan sedapat mungkin rapi dan terorganisir (catatan data). Jangan lupa memindahkan catatan harian ke dalam buku catatan data supaya informasi tidak hilang.

d. Buat kesimpulan sementara dari hasil diskusi tim. Dalam hal ini perhatikan hasil konfirmasi triangulasi (segitiga) cek dan ricek informasi di semua tingkatan.

e. Daftarkan kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh setiap hari, kemudian buatkan urutannya (kesimpulan yang lemah dan kesimpulan yang kuat).

f. Buat rencana kerja hari berikutnya. Dalam hal ini kesimpulan yang lemah dan hal-hal yang meragukan dapat dikonfirmasi kembali di lapangan.

3) Setelah dari lapangan

a. Usahakan mendahulukan menyelesaikan hasil RRA sebelum mengerjakan yang lainnya.

b. Segera ketik kesimpulan dan implikasi kebijakan. Kalau komputer notebook amat membantu pekerjaan sewaktudi lapangan.

c. Tulis laporan segera setelah dari lapangan, sedapat mungkin jangan ditunda lebih dari seminggu, karena banyak data yang akan hilang dan kesimpulan yang diambil akan berkurang ketajamannya.

d. Diskusikan (seminarkan) laporan tersebut dengan para ahli, pengambil kebijakan dan pihak terkait serta yang berminat.

2.2.7 Analisis Regresi

Dokumen terkait