BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN
B. Informasi Akuntansi
2. Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah Kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antara komponen yang ada diantara laporan keuangan.21
a. Keunggulan Rasio Keuangan
Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah:22
1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3) Mengetahui posisi keuangan di tengah industri lain.
4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
5) Menstandarisir size perusahaan.
6) Lebih mudah memperbandingan perusahaan dengan perusahaan lain untuk melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau βtime
seriesβ.
7) Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
21Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 104.
22Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers,
b. Keterbatasan Rasio Keuangan
Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Keterbatasan rasio yaitu:
1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
2) Keterbatasan yang dimiliki akuntan atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti:
a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgementyang dapat dinilai biasa atau subjektif.
b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan bukan harga pasar.
c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
4) Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5) Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
c. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Dari laporan keuangan yang disajikan manajemen dapat dilakukan pengelompokan rasio keuangan. Untuk keperluan analisis rasio keuangan, diklasifikasikan menjadi 4 golongan besar, yaitu:23
1) Rasio Likuiditas
23Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi ke-3, (Yogyakarta:
Dengan likuiditas dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu. Rasio-rasio ini meliputi:
a) Current Ratio
Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan
kurang lancar. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya yang jatuh tempo dengan dana yang tertanam dalam aktiva lancar. Current Ratio dapat dihitung dengan rumus:
πΆπ’πππππ‘ π ππ‘ππ = π΄ππ‘ππ£π πΏπππππ
π»π’π‘πππ πΏππππππ₯ 100%
b) Acid Test/Quick Ratio
Acid test / quick ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar
diluar persediaan dengan jumlah hutang lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
π΄πππ πππ π‘/ππ’πππ π ππ‘ππ =π΄ππ‘ππ£π πΏπππππ β ππππ ππππππ
π»π’π‘πππ πΏπππππ π₯ 100%
c) Cash Ratio
Cash ratio berguna untuk mengukur berapa sesungguhnya
kemampuan perusahaan untuk melunasi semua hutang-hutang jangka pendeknya dengan alat-alat likuiditas yang benar-benar lancar seperti: kas bank, surat berharga atau saham-saham yang dapat diperjualbelikan secara lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
πΆππ β π ππ‘ππ = πΎππ + πππ‘πππ πΎππ
π»π’π‘πππ πΏπππππ π₯ 100%
2) Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi semua hutang yang menjadi beban perusahaan apabila dilikuidasi. Sebagai pokok masalah atas rasio solvabilitas adalah apakah dengan komposisi modal yang ada perusahaan akan sanggup melunasi semua hutang dengan arti bahwa proporsi antara kekayaan yang dimiliki perusahaan masih terdapat saldo
lebih bila dibanding dengan jumlah hutangnya, sehingga perusahaan mampu membayar hutang apabila dilikuidasi.
Adapun jenis rasio yang digunakan perusahaan untuk melunasi semua hutang dalam rasio solvabilitas adalah: total debt to total assets ratio, total debt to
equity ratio, dan long term debt to equity.
a) Total debt to total assets ratio (TDTA)
Total debt to total assets ratio adalah perbandingan antara total
hutang dengan total assets (kekayaan) yang dimiliki perusahaan. Cara menghitung rasio ini adalah dengan membandingkan antara jumlah hutang jangka pendek ditambah hutang jangka panjang dengan kekayaan (harta) perusahaan dikalikan seratus persen atau ditunjukkan dengan rumus:
πππ‘ππ ππππ‘ π‘π π‘ππ‘ππ ππ π ππ‘π πππ‘ππ =πππ‘ππ π»π’π‘πππ
πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π π₯ 100%
b) Total debt to equity ratio (TDE)
Total debt to equity rasio adalah perbandingan antara jumlah hutang dengan modal sendiri (Neth worth). Cara menghitung rasio ini ditunjukkan dengan rumus:
πππ‘ππ ππππ‘ π‘π πππ’ππ‘π¦ πππ‘ππ = πππ‘ππ π»π’π‘πππ
πππππ ππππππππ₯ 100% c) Long term debt to equity ratio (LTDE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan modal sendiri untuk menopang hutang jangka panjang perusahaan. Cara menghitung rasio ini ditunjukkan dengan rumus:
πππ‘ππ ππππ‘ π‘π πππ’ππ‘π¦ πππ‘ππ =π»π’π‘πππ π½πππππ πππππππ
πππππ πππππππ π₯ 100%
3) Rasio Aktivitas (Efisiensi)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dana yang ada secara efektif dan efisien. Macam-macam rasio ini antara lain sebagai berikut:
Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam aktiva berputar suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue (pendapatan). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
πππ‘ππ ππ π ππ‘π π‘π’ππ ππ£ππ = πππππ’ππππ πππ‘π‘π
πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π π₯ 100% b) Inventory Turnover (ITO)
Adalah perbandingan antara harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata. Rasio ini menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas persediaan. Besarnya rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
πΌππ£πππ‘πππ¦ ππ’ππππ£ππ = π»ππππ πππππ πππππ’ππππ
ππππ ππππππ πππ‘π β πππ‘π π₯ 100% c) Average Day Inventory (ADI)
Rasio ini digunakan untuk mengukur periode rata-rata persediaan barang berada di gudang. Makin pendek periode hari yang dibutuhkan berarti dana yang tertanam dalam inventory (barang persediaan) makin efisien, sehingga menunjukkan rasio aktivitas yang lebih tinggi. Cara menghitung rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
π΄π£πππππ π·ππ¦ πΌππ£πππ‘πππ¦ = 30 π»πππ
πππππ’π‘ππππ πΌππ£πππ‘πππ¦π₯ 100% 4) Rasio Profitabilitas (Rentabilitas)
Rasio yang mengukur keberhasilan manajemen sebagaimana yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi. Rasio-rasio ini meliputi:
a) Net Profit Margin (NPM)
Rsio ini digunakan untuk mengukur persentase laba bersih pada suatu perusahaan terhadap penjulan bersihnya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
πππ = πΏπππ π΅πππ πβ
b) Return to Total Assets (ROA)
Analisis return to total assets dilakukan untuk meliht efektivitas perusahaan memanfaatkan sumberdaya secara menyeluruh guna menghasilkan laba bersih. Cara menghitungnya digunakan rumus:
π ππΌ = πΏπππ π΅πππ πβ
πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£ππ₯ 100% c) Rate of Retun Equity (ROE)
Adalah kemampuan dari modal sendiri yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dalam menghasilkan keuntungan bersih bagi semua pemegang saham. Cara menghitungnya digunakan rumus:
π ππΈ =πΏπππ π΅πππ πβ πππ π’ππβ πππππ
πππ‘ππ πππππ πππππππ π₯ 100%
C. Pembiayaan Murabahah