• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Laba Bersih

4.5. Kinerja Perusahaan PT Goodyear Indonesia, Tbk

4.5.1. Rasio Likuiditas

Analisis rasio likuiditas akan menunjukkan posisi keuangan jangka pendek perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih atau jatuh tempo. Hubungan antara pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar dalam neraca merupalkan komponen yang penting dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan. Perkembangan rasio likuiditas aktual perusahaan dengan standard yang ditetapkan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 2:

Tabel 2. Perkembangan Rasio Likuiditas Tahun 2006-2010

Kondisi Rasio Tahun Rata-

rata 2006 2007 2008 2009 2010 Aktual Lancar 215,19 135,24 148,79 90,48 86,42 135,22 Cepat 144,71 84,45 98,38 49,55 51,32 85,68 Standard Lancar 201,00 123,00 110,00 77,00 86,00 119,40 Cepat - - - - - -

Dilihat dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa perkembangan rasio likuiditas perusahaan semakin menurun. Hal ini juga terlihat pada Grafik trend perkembangan nilai rasio likuiditas pada Gambar 19.

Gambar 19. Perkembangan Rasio Likuiditas PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode 2006-2010

Bila dilihat perkembangannya, secara umum rasio likuiditas PT. Goodyear Indonesia Tbk mengalami perubahan secara fluktuatif setiap tahunnya. Analisis likuiditas dengan menggunakan rasio diatas menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan sedikit kurang

215,19 135,24 148,79 90,48 86,42 144,71 84,45 98,38 49,55 51,32 - 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 2006 2007 2008 2009 2010 P er sen ta se ( % ) Tahun

baik dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini dapat dilihat perkembangan yang cenderung menurun.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban jangka pendeknya. Dilihat dari lima tahun terakhir (2006-2010), rasio lancar perusahaan menunjukkan perkembangan yang semakin menurun. Rata-rata rasio lancar PT. Goodyear Indonesia Tbk adalah 135,22 persen. Angka ini berada diatas standar rata-rata rasio lancar yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 119,40 persen. Angka ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00,- hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 1,35,-. Dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan cukup baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dibandingkan dengan rata-rata standar perusahaan sebesar Rp. 1,19,-.

Perkembangan nilai rasio ini dipengaruhi oleh perkembangan aktiva lancar dan hutang lancar perusahaan. Jumlah hutang lancar selama lima tahun pengamatan menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai aktiva lancar perusahaan. Pada periode 2010, nilai hutang lancar mendekati nilai aktiva lancarnya sehingga didapatkan nilai rasio lancarnya paling kecil daripada tahun-tahun lainnya yaitu sebesar 86,42 persen.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan. Dalam rasio ini persediaan tidak diperhitungkan dengan anggapan bahwa persediaan merupakan aktiva lancar yang iliquid atau lambat untuk dicairkan menjadi uang kas.

Dapat dilihat bahwa rasio cepat mengalami kecenderungan yang semakin menurun. Penurunan ini terjadi karena perusahaan mengalami kenaikan total kewajiban lancar perusahaan yang disebabkan hutang usaha, hutang lain-lain dan hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dan harus segera dipenuhi perusahaan. Begitu juga dengan aktiva lancar

tanpa persediaan yang mengalami peningkatan sebanding dengan kenaikan hutang lancar. Sehingga rasio ini cenderung mengalami penurunan karena peningkatan aktiva juga diikuti dengan peningkatan hutang lancar perusahaan.

Dari hasil analisis rasio ini, rata-rata rasio cepat PT. Goodyear Indonesia Tbk adalah 85,68 persen yang berarti bahwa setiap Rp. 1,00,- hutang lancar dijamin dengan Rp. 0,85,- aktiva lancar tanpa persediaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu mendanai hutang lancar nya kepada kreditur.

4.5.2. Rasio Solvabilitas

Analisis rasio solvabilitas dilakukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang atau memenuhi kewajiban- kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.

Tabel 3. Perkembangan Rasio Solvabilitas Tahun 2006-2010

Kondisi Rasio Tahun Rata-

rata 2006 2007 2008 2009 2010 Aktual Hutang 38,17 48,33 70,98 63,17 63,80 56,89 Hutang thp Ekuitas 61,73 93,53 244,53 171,49 176,23 149,50 Hutang Jk Panjang thp Ekuitas 10,57 12,37 143,62 65,42 30,57 52,51 Ekuitas thp Total Aktiva 61,83 51,67 29,02 36,83 36,20 43,11 Standard Hutang 38,00 48,00 71,00 66,00 64,00 57,40 Hutang thp Ekuitas 62,00 94,00 245,00 191,00 176,00 153,60 Hutang Jk Panjang thp Ekuitas - - 112,00 66,00 45,00 44,60 Ekuitas thp Total Aktiva - - - -

Bagi para pemegang saham dan kreditur, tingkat solvabilitas ini sangat penting karena akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menanggung seluruh beban hutang dan jaminan untuk para pemegang

saham jika perusahaan dilikuidasi. Data-data pada pos aktiva, hutang serta ekuitas digunakan untuk mengetahui tingkat stabilitas keuangan untuk jangka panjang.

Penilaian tingkat solvabilitas PT. Goodyear Indonesia, Tbk dilakukan dengan menggunakan rasio hutang, rasio hutang terhadap ekuitas, rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas dan rasio ekuitas terhadap total aktiva. Data perkembangan rasio solvabilitas dapat dilihat pada Tabel 3 diatas.

Sedangkan trend grafik perkembangan rasio solvabilitas PT. Goodyear Indonesia Tbk dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20. Perkembangan Rasio Solvabilitas PT. Goodyear Indonesia Tbk Periode 2006-2010

a. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Rasio hutang digunakan untuk menunjukkan banyaknya jumlah aktiva yang dibiayai dengan menggunakan pinjaman (hutang). Selama periode 2006-2010 nilai rata-rata rasio ini sebesar 56,89 persen. Yang artinya aktiva yang dibiayai oleh pinjaman adalah sebesar 56,89 persen sedangkan 43,11 persen dibiayai oleh modal. Rasio ini lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata standar rasio hutang yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 57,40 persen. Kondisi ini menunjukkan resiko yang tidak terlalu besar ditanggung perusahaan. Karena perbedaan

38,17 48,33 70,98 63,17 63,80 61,73 93,53 244,53 171,49 176,23 10,57 12,37 143,62 65,42 30,57 61,83 51,67 29,02 36,83 36,20 - 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 2006 2007 2008 2009 2010 P er sen ta se ( % ) Tahun

Rasio Hutang Rasio Hutang thp Ekuitas

aktiva yang dibiayai hutang dan aktiva yang dibiayai modal tidak terlalu jauh bedanya.

Dilihat dari Gambar 20, terlihat adanya fluktuasi dengan kecenderungan yang meningkat di tahun 2007-2008. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan berani mengambil resiko dengan melakukan pinjaman yang lebih besar untuk membiayai aktivanya karena adanya perluasan kapasitas produksi, sedangkan di tahun 2009- 2010 relatif menurun dan stabil.

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt/Equity ratio)

Rasio hutang terhadap ekuitas menunjukkan proporsi hutang yang dapat dijamin dengan modal sendiri. Perkembangan rasio ini menunjukkan trend yang berfluktuatif setiap tahunnya.

Nilai rata-rata untuk rasio ini selama lima tahun terakhir adalah 149,50 persen, yang artinya setiap Rp. 1,00,- modal perusahaan digunakan untuk menjamin Rp. 1,49,-. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk menjamin kewajiban perusahaan dengan modal sendiri apabila perusahaan dilikuidasi, walaupun rata-rata rasio ini berada dibawah standard yang ditetapkan oleh perusahaan. Dilihat dari Gambar 20, rasio ini terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena komponen hutang mengalami peningkatan yang dikarenakan adanya pinjaman jangka panjang yang dilakukan perusahaan untuk membiayai perluasan kapasitas produksi. c. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas

Rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas menunjukkan proporsi hutang jangka panjang dan modal sendiri dalam pembiayaan aktiva dan juga merupakan jaminan modal sendiri terhadap hutang jangka panjang. Nilai rata-rata rasio ini selama periode 2006-2010 adalah sebesar 52,51 persen, yang berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp. 0,52,- hutang jangka panjangnya dengan Rp. 1.00,- modal sendiri.

Rasio ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar 143,62 persen jauh diatas standar rasio perusahaan yaitu sebesar 112 persen. Kenaikan ini terjadi karena hutang jangka panjang perusahaan mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan modal. Peningkatan hutang jangka panjang perusahaan disebabkan karena adanya pinjaman jangka panjang yang dilakukan perusahaan yang sebagian besarnya digunakan untuk membiayai pengembangan kapasitas produksi perusahaan.

d. Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva

Rasio perbandingan antara modal sendiri dengan total aktiva mencerminkan besarnya proporsi jumlah aktiva yang dibiayai dari pinjaman dan modal sendiri, disamping menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur. Nilai rasio modal sendiri terhadap total aktiva perusahaan menunjukkan penurunan selama lima periode analisa. Rata-rata nilai rasio ini adalah 43,11 persen. Angka ini berarti bahwa selama lima tahun pengamatan 43,11 persen aktiva dibiayai dari modal sendiri, sedangkan 56,89 persen dibiayai dari pinjaman.

Dokumen terkait