• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rasio Nakes per 100.000 penduduk Tahun 2015 Di Kabupaten Jombang

Dalam dokumen BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN (Halaman 77-82)

u d u k

Rasio Nakes per 100.000 penduduk Tahun 2015

Sanitasi

Keterapian Fisik Teknisi Medis

TOTAL 2

Sumber : Seksi Sarnakes Dinkes Kab. Jombang

Jumlah sumberdaya tenaga kesehatan di Kabupaten Jombang adalah 2.

yang tersebar di Puskesmas 1.103 orang (43%), di Rumah Sakit yaitu RSUD dan RS swasta yang melaporkan datanya ke dinas kesehatan 1.433 orang (

kesehatan lebih banyak bertugas di rumah sakit dari pada di institusi kesehatan lainnya. Data di atas belum termasuk tenaga kesehatan di klinik swasta, nakes praktek pribadi.

Gambar 5.6 Rasio Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Jombang Tahun 2015

Sumber : Sarnakes Dinkes Kab. Jombang

Gambaran rasio tenaga kesehatan, menggambarkan rasio kebutuhan tenaga dengan jumlah penduduk yang dilayani, satu tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan di beberapa fasilitas kesehatan. Tenaga kesehatan dimaksud terutama dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, dan bidan.

Tenaga Medis di Sarana Kesehatan.

Tenaga Medis meliputi dokter spesialis, dokter umum, dan dokter gigi. Jumlah tenaga medis tahun 2015 di Kabupaten Jombang adalah 2

84.45

122.80

12.09 10.72 11.52

3.06 2.98

Tenaga Kesehatan

Rasio Nakes per 100.000 penduduk Tahun 2015

Di Kabupaten Jombang

120 37 1% 43 2% 15 1% 150 6% 2.536 100%

Jumlah sumberdaya tenaga kesehatan di Kabupaten Jombang adalah 2.536 orang %), di Rumah Sakit yaitu RSUD dan RS swasta orang (57%). Dengan demikian tenaga kesehatan lebih banyak bertugas di rumah sakit dari pada di institusi kesehatan lainnya.

sehatan di klinik swasta, nakes praktek pribadi.

Rasio Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Jombang Tahun 2015

Gambaran rasio tenaga kesehatan, menggambarkan rasio kebutuhan tenaga dengan jumlah penduduk yang dilayani, satu tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan di beberapa fasilitas kesehatan. Tenaga kesehatan dimaksud

ter umum, dokter gigi, dan bidan.

Tenaga Medis meliputi dokter spesialis, dokter umum, dan dokter gigi. Jumlah di Kabupaten Jombang adalah 271 orang, dengan rincian 94

2.98 3.46 3.46 7.57 1.21

Tenaga Kesehatan

Rasio Nakes per 100.000 penduduk Tahun 2015

Di Kabupaten Jombang

Rasio Nakes per 100.000 penduduk

121 orang dokter spesialis (rasio 7,57 per 100.000 penduduk), 133 orang dokter umum (rasio 10,72 per 100.000 penduduk) dan dokter gigi 44 orang (rasio 3,55 per 100.000 penduduk).

2. Bidan dan Perawat di Sarana Kesehatan.

Jumlah tenaga kebidanan berdasarkan data yang ada pada tahun 2015 adalah 766 orang dengan rasio 122,80 per 100.000 penduduk. Sebagian besar berada di puskesmas yaitu sebanyak 506 (66,6%) orang.

Tenaga perawat meliputi perawat dan sarjana keperawatan. Jumlah tenaga perawat di Kabupaten Jombang tahun 2015 adalah 1.048 orang perawat. Rasio tenaga perawat secara keseluruhan adalah 84.45 per 100.000 penduduk.

Jumlah tenaga perawat gigi berdasarkan data tahun 2015 adalah 25 orang dengan rasio 3,55 per 100.000 penduduk.

3. Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan.

Jumlah tenaga kefarmasian berdasarkan data yang ada pada tahun 2015 adalah 143 orang dari RS dan Puskesmas dengan rasio 11,52 per 100.000 penduduk.

Tenaga kefarmasian meliputi tenaga teknis kefarmasian dan apoteker. Jumlah tenag teknis kefarmasian di Kabupaten Jombang tahun 2015 adalah 118 orang dengan rasio 9,51 per 100.000 penduduk. Sedangkan tenaga apoteker dari RS dan Puskesmas pada tahun 2015 berjumlah 25 orang dengan Rasio 2,01 per 100.000 penduduk. Jumlah Apoteker ini belum termasuk tenaga yang ada di klinik dan apotek.

4. Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan.

Jumlah tenaga gizi yang ada di Kabupaten Jombang pada tahun 2015 adalah 43 orang dengan rasio 3,46 per 100.000 penduduk. Tenaga gizi dibedakan menjadi dua yaitu Nutrisionis dan Dietisien.

Nutrisionis adalah seseorang yang melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetik, baik di masyarakat maupun rumah sakit, pada perangkat Kabupaten dan unit pelaksana kesehatan lainnya. Sedangkan Dietisien adalah seseorang yang memiliki pendidikan gizi khususnya dietetik, yang bekerja untuk menerapkan prinsip gizi dalam pemberian makan kepada individu atau kelompok, merencanakan menu, dan diet khusus serta mengawasi penyelenggaraan dan penyajian makanan. Pada umumnya dietisien bekerja di Rumah Sakit.

122 Pada tahun 2015 tenaga Nutrisionis berjumlah 35 orang, yang bertugas di Puskesmas dan rumah sakit. Sedangkan tenaga Dietisien berjumlah 8 orang yang seluruhnya bertugas di Rumah Sakit.

5. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di Sarana Kesehatan. Yang termasuk tenaga kesehatan masyarakat: tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan. Pada tahun 2015 di Kabupaten Jombang terdapat 38 orang tenaga kesehatan masyarakat (rasio 3,06 per 100.000 penduduk).

Sedangkan Tenaga Kesehatan Lingkungan berjumlah 37 orang (rasio 2,98 per 100.000 penduduk).

6. Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Sarana Kesehatan.

Tenaga Teknisi Medis meliputi seluruh tenaga teknis di bidang pelayanan medis, antara lain ; radiografer, radioterapis, Teknisi elektromedis, Analis Kesehatan, Teknisi Transfusi darah, Teknisi Gigi, dan sebaginya.

Jumlah tenaga teknisi medis yang ada di Kabupaten Jombang tahun 2015 adalah 150 orang (rasio 12,1 per 100.000 penduduk). Tenaga Teknisi Medis terdiri dari Analis Kesehatan 96 orang, Rekam Medis & Informasi Kesehatan 27 orang, Radiografer 17 orang, Refraksionis Optisien 2 orang.

Tenaga Fisioterapis atau keterapian fisik meliputi fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara dan akupunturis. Jumlah tenaga keterapian fisik di Kabupaten Jombang tahun 2015 hanya ari kelompok fisioterapis sebanyak 15 orang dengan rasio 1,21 per 100.000 penduduk. Seluruhnya berada di rumah sakit.

C. Pembiayaan Kesehatan

1. Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten

Total Anggaran Kesehatan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 385.101.692.765,-. Anggaran Kesehatan ini bersumber dari APBD Kabupaten dan APBN. Total anggaran belanja kesehatan ini meliputi Anggaran di Dinas Kesehatan, BLUD RSUD Jombang dan RSUD Ploso.

Proporsi Anggaran dari total anggaran kesehatan adalah 98,72% berasal dari APBD II Kabupaten Jombang, 1,28% dari APBN. Data selengkapnya ada di lampiran profil tabel 81.

123 2. Anggaran Kesehatan per Kapita

Persentase Alokasi Anggaran Kesehatan dari total APBD Kabupaten Jombang tahun 2015 sebesar 20,08%. Persentase ini sudah meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 14,31 %.

Anggran kesehatan per kapita per tahun, pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 310.319,38. Angaran kesehatan per kapita ini sudah meningkat dibanding anggaran tahun 2014 sebesar Rp. 239.605,72.

Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 171 ayat 2 disebutkan : Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji. Sesuai dengan pasal ini, Anggaran Kesehatan tahun 2015 di Kabupaten Jombang untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebesar 20,08%.

124 BAB VI

PENUTUP

Kondisi kesehatan masyarakat Jombang pada umumnya telah mengalami peningkatan. Angka Kematian Ibu (AKI) berhasil ditekan, dimana AKI tahun 2014 sebesar 129,50 per 100.000 KH menjadi 80,75 per 100.000 KH pada tahun 2015. Cakupan Pelayanan perawatan kesehatan ibu hamil sebanyak 4 kali selama kehamilannya mengalami peningkatan, dimana tahun 2014 sebesar 89,5% menjadi 91,4% di tahun 2015. Cakupan pelayanan ibu bersalin ditangani oleh tanaga kesehatan juga mengalami peningkatan, yaitu 90,81% di tahun 2014 menjadi 94,85% pada tahun 2015. Cakupan ASI Eksklusif juga meningkat dari tahun sebelumnya dimana 79,9% di tahun 2014 meningkat menjadi 83,3% pada tahun 2015. Cakupan pemberian Vitamin A bagi balita 2 kali setahun juga meningkat, dari 92,9% di tahun 2014 menjadi 99,8% di tahun 2015. Rumah tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga mengalami peningkatan, pada tahun 2014 cakupan keluarga ber PHBS sebesar 53,4% menjadi 54,4% pada tahun 2015. Cakupan Rumah sehat memenuhi syarat sanitasi juga mengalami penigkatan, dimana tahun 2014 sebesar 67,79% menjadi 72,34% pada tahun 2015.

Meskipun demikian masih ada beberapa hal yang masih memerlukan perbaikan dan membutuhkan perhatian lebih dalam pembangunan kesehatan. Hal-hal dimaksud antara lain : Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi atau meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 9,81 per 1000 KH pada tahun 2014 menjadi 10,35 per 1000 KH pada tahun 2015. Angka Kejadian (Insiden Rate) dan jumlah kasus DBD juga mengalami peningkatan, dimana Insiden rate semula 29,1 per 100.000 penduduk di tahun 2014 menjadi 52,1 per 100.000 penduduk pada tahun 2015. Sedangkan jumlah kasus DBD dari 358 kasus pada tahun 2014 mejadi 646 kasus di tahun 2015. Status gizi masyarakat juga mengalami penurunan dimana semula tahun 2014 terdapat 24 kasus gizi buruk yang ditemukan dan ditangani, saat ini di tahun 2015 ditemukan 32 kasus gizi buruk dan telah ditangani. Cakupan Desa/Kelurahan UCI juga mengalami penurunan dimana tahun 2014 tercapai 85,90% maka tahun 2015 menurun menjadi 77,45%.

Beberapa hal yang menjadi faktor penyebab menurunnya capaian indikator kinerja antara lain adalah besarnya data sasaran program yang sudah ditentukan dengan menggunakan data proyeksi penduduk untuk tahun 2015. Dimana data sasaran program berdasar proyeksi penduduk lebih besar dari pada data sasaran riil di lapangan. Oleh sebab itu beberapa indikator kinerja tidak dapat mencapai target (SPM). Misalnya Pelayanan Ibu Hamil K4 tahun 2015 sebesar 91,4% sedangkan target SPM 95%. Cakupan Desa/Kelurahan UCI tahun 2015 sebesar 77,45% sedangkan target SPM 100%. Pencatatan dan pelaporan pelayanan

125 kesehatan perlu lebih ditingkatkan lagi untuk mendukung capaian kinerja. Dimana jumlah pelayanan kesehatan pada masyarakat Jombang sebagian besar data cakupan bersumber dari Puskesmas dan rumah sakit, masih belum meliputi laporan pelayanan kesehatan yang berasal dari klinik dan dokter praktik swasta. Dengan demikian upaya tindak lanjut kedepan adalah memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan yang mencakup dari seluruh fasilitas kesehatan.

Berbagai upaya dan inovasi telah kami lakukan untuk mensukseskan setiap program dan kegiatan pembangunan kesehatan di Kabupaten Jombang, namun hasilnya masih belum maksimal. Kami sadari bahwa masih banyak hal yang harus diperbaiki dan banyak potensi yang masih perlu dioptimalkan pemanfaatannya. Untuk itu kami menerima segala saran dan masukan yang bersifat membangun.

Program dan kegiatan yang belum berhasil mencapai target menjadi dasar pijakan kami untuk merencanakan program dan kegiatan pembangunan kesehatan pada tahun mendatang. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung tersusunnya Profil Kesehatan Tahun 2015 ini dalam bentuk isi maupun data. Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan memberi balasan yang lebih baik.

Jombang, Juli 2016 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG

dr. HERI WIBOWO, M.Kes Pembina Tk. I

Dalam dokumen BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN (Halaman 77-82)

Dokumen terkait