• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.6 Rasio Profitabilitas

maupun kredit) dengan rata – rata aset tetap. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran aset tetap:

5. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)

Perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran total aset:

Dan pengukuran rasio aktivitas yang penulis gunakan adalah Fixed Assets Turn Over dan Total Assets Turn Over.

“Profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba” , Sedangkan pengertian profitabilitas menurut (Kasmir, 2015) adalah sebagai berikut:

“Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”

Definisi profitabilitas menurut (Murhadi, 2013a) adalah sebagai berikut:

“The ability of a business to earn income is called profitability”

Menurut (Widarjo, W., & Setiawan, 2014) Weston dan Copeland mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai berikut:

“Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengambilan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi”.

Monica (Tulsian, 2014) mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai berikut:

”The word profitability is composed of two words, namely, profit and ability. The term profit has been explained above and the term ability indicates the power of a business entity to earn profits. The ability of a concern also denotes its earning power or operating performance. The profitability may be defined as the ability of a given investment to earn a return from its use.”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui maknanya yaitu rasio profitabilitas didefinisikan sebagai kemampuan memberi investasi untuk mendapatkan keuntungan.

2.1.6.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas yaitu rasio-rasio yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Menurut (Kasmir, 2015), manfaat rasio profitabilitas adalah:

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode

2. Mengetahui posisi perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Menurut (Samryn, 2015) manfaat rasio profitabilitas adalah:

1. Mengetahui tiap rupiah penjualan menghasilkan laba bruto

2. Mengetahui tiap rupiah aktiva yang digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak

3. Mengetahui tiap rupiah ekuitas pemegang saham menghasilkan laba setelah pajak

4. Mengetahui tiap rupiah laba bersih setelah pajak menghasilkan laba

Menurut (Hery, 2015), berikut adalah tujuan dan manfaat rasio profitabilitas:

1.Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.

2.Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3.Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4.Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

5.Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.

6.Untuk mengukur margin laba kotor atas penjualan bersih.

7.Untuk mengukur margin laba operasional atas penjualan bersih.

8.Untuk mengukur margin laba bersih atas penjualan bersih.

Dari manfaat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat rasio profitabilitas adalah mengetahui tiap rupiah keuntungan dari penjualan, aktiva, penjualan saham biasa dan modal perusahaan.

2.1.6.3 Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas

Menurut (Hery, 2016) berikut adalah jenis – jenis rasio profitabilitas yang lazim digunakan dalam praktek untuk mengukur kemampuan perusahaan dalm menghasilkan laba:

1. Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Assets).

2. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity).

3. Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin).

4. Marjin Laba Operasional (Operating Profit Margin).

5. Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin).

Menurut (Rudianto, 2015) terdapat beberapa cara untuk mengukur besar kecilnya rasio profitabilitas yaitu:

1. Gross Profit Margin 2. Profit Margin Ratio 3. Return on Invesment 4. Return on Equity 5. Earning Per Share

Menurut (Samryn, 2015) pengukuran rasio profitabilitas yaitu:

1.Margin Laba Bersih 2.Return on Investment 3.Return on Equitas 4.Laba per saham

Berikut ini adalah penjelasan dari jenis – jenis rasio profitabilitas diatas:

1) Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Assets)

Hasil pengembalian atas aset merupakan rasio uang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana

yang tertanam dalam total aset. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas aset:

2) Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity)

Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas ekuitas:

3) Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Marjin laba kotor merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan besrsih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba kotor terhadap penjualan bersih.

Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung marjin laba kotor:

4) Marjin Laba Operasional (Operating Profit Margin)

Marjin laba operasional merupakan rasio yang digunkan untuk mengukur besarnya persentase laba operasional atas penjualan bersih.

Rasio ini dihitung dengan membagi laba operasional terhadap penjualan bersih. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung marjin laba operasional:

5) Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Marjin laba bersih merupakan rasio yang digunkan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap penjualan bersih.

Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung marjin laba bersih:

2.1.6.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan suatu model analisis yang berupa perbandinan data keuangan sehingga infirmasi keuangan tersebut menjadi lebih berarti Menurut (Harahap, 2015) faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas adalah:

1) Penjualan 2) Kas 3) Modal

4) Jumlah karyawan

5) Jumlah cabang

Menurut (Fahmi, 2014) faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas adalah:

1) Ketidakstabilan laba bersih dengan penjualan dalam kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus.

2) Perusahaan tidak mampu mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan laba atas ekuitas.

Dari beberapa faktor di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi rasio profitabilitas adalah aspek permodalan yang dinilai, aspek kualitas aset, aspek likuiditas dan ketidakstabilan keuntungan dengan penjualan serta tidak mampunya perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.

2.1.6.5 Pengukuran Rasio Profitabilitas

Analisis profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dari neraca dan laporan laba rugi yang disajikan perusahaan. Menurut (Rudianto, 2015) terdapat beberapa cara untuk mengukur besar kecilnya rasio profitabilitas yaitu:

1) Gross Profit Margin 2) Profit Margin Ratio 3) Return on Invesment 4) Return on Equity 5) Earning Per Share

Dari pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran rasio profitabilitas merupakan GPM, ROI, ROE, margin laba bersih dan laba per saham. Pengukuran rasio profitabilitas yang penulis gunakan adalah Return on Equity dan Return on Investment.

Dalam hal pengukuran rasio profitabilitas, (Prihadi, 2013) mengemukakan beberapa rasio profitabilitas, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Gross Margin,

b. Margin before interest and tax c. Profit margin

d. Return on assets (ROA) e. Return on equity

Dalam penelitian ini rasio yang akan penulis gunakan adalah Return On Asset, karena jika aset berada dalam kondisi tidak produktif maka sangat sulit perusahaan untuk menjalankan aktivitas operasinya sehingga tidak memperoleh laba dan bahkan memungkinkan perusahaan menjadi dalam keadaan kesulitan keuangan bahkan kebangkrutan.

Mengenai standar umum ROA, (Chatton, M., 2017) yang di alihbahasakan oleh Dwi Prabaningtyas menjelaskan sebagai berikut:

“Standar umum bervariasi, tergantung pada industri dan jumlah aktiva tetap yang diperlukan perusahaan, jumlah uang tunai yang tersedia, dan sebagainya. Sebagai contoh, perusahaan minyak harus memiliki tempat pengolahan yang memerlukan aktiva tetap dalam jumlah yang besar” Menurut Lesatari dan Sugiharto dalam Ina Rinati (2008) mengenai

ROA menyatakan sebagai berikut: “Semakin tinggi rasio ini maka maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih, angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%”

(Amir, S., & Sudiyanto, 2013) menyatakan sebagai berikut:

“Apabila rasio ROA rendah menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan kurang produktif dalam menghasilkan laba, dan kondisi seperti ini akan mempersulit keuangan perusahaan dalam sumber pendanaan internal untuk investasi, sehingga dapat menyebabkan terjadinya probabilitas kebangkrutan.”

Dan pengukuran rasio aktivitas yang penulis gunakan adalah return on equity dan return on investment

Dokumen terkait