• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1.1 Kurikulum SD 2013

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Rasional perubahan Kurikulum SD 2013 menurut Widyastono (2014: 119) meliputi konsep dasar, faktor-faktor pengembangan, karekteristik, dan tujuan Kurikulum SD 2013. Konsep dasar Kurikulum SD 2013 menekankan pada pengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik secara seimbang. Ketiga kompetensi tersebut akan dijabarkan dalam rapor dan menjadi penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Sehingga guru wajib mengimplementasikannya ke dalam pembelajaran serta harus menilai kompetensi tersebut secara menyeluruh. Menurut Syaifudin (dalam Husamah, 2013: 7), ada lima rasionalisasi dalam pengembangan Kurikulum SD 2013, yaitu:

1. Tantangan Eksternal dan Internal a. Tantangan Internal

(1) PP 19/2005 mengamanatkan bahwa pengembangan pendidikan

mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar penilaian, standar kompetensi lulusan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana dan prasarana, serta standar pendidik dan tenaga kependidikan.

(2) Kondisi pendidikan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara maju. Aspek ini akan melihat standar isi, khususnya pada kompetensi dasar.

(3) Demografi bangsa Indonesia, yang membutuhkan SDM berkualitas.

b. Tantangan Eksternal

Lima tantangan penting yaitu tantangan masa depan, persepsi masyarakat, kompetensi masa depan, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, dan fenomena negatif yang mengemuka. Pengembangan Kurikulum SD 2013 mengintegrasikan tiga komponen penting, yaitu attitude, skill, and knowledge (ASK), mengurangi beban siswa yang terlalu berat dengan mengintegrasikan mata pelajaran ke dalam tema (khusus untuk SD/MI), serta menitik beratkan pada pengembangan karakter siswa dalam kompetensi lulusannya.

2. Pola pikir pikir pengembangan Kurikulum SD 2013

a. Pola pikir pengembangan Kurikulum SD 2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.

1) Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.

2) Standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran.

3) Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

4) Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. 5) Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas).

b. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum

Tabel 1. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum (Syaifudin dalam Husamah, 2013: 8)

Elemen Ukuran tata kelola KTSP 2006 KURIKULUM SD

2013

Guru

Kewenangan Hampir mutlak Terbatas

Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya tinggi.

Bagi yang rendah masih terbantu dengan adanya buku

Beban Berat Ringan

Efektivitas waktu untuk kegiatan pembelajaran Rendah (banyak waktu untuk persiapan) Tinggi Buku

Peran penerbit Besar Kecil

Variasi materi dan proses Tinggi Rendah Variasi harga/ beban siswa Tinggi Rendah Siswa Hasil pembelajaran Tergantung sepenuhnya kepada guru Tidak sepenuhnya tergantung pada guru

Pemantauan Titik penyimpangan Banyak Sedikit Besar penyimpangan Tinggi Rendah

pengawasan Sulit, hampir

tidak mungkin

Mudah

Penyusunan silabus

Guru Hampir mutlak

(dibatasi hanya oleh SK-KD)

Pengembangan dari dari yang sudah disiapkan

pemerintah Hanya sampai

SK-KD

Mutlak

Penyusunan buku

Penerbit Kuat Lemah

Guru Hampir mutlak Kecil, kecuali untuk

buku pengayaan

Pemerintah Kecil, untuk

kelayakan penggunaan sekolah

Kecil untuk buku teks, kecil untuk buku pengayaan

Penyusunan Rencana

Guru Hampir mutlak Kecil,kecuali untuk

Pelaksanaan Pembelajaran

yang ada pada buku teks

Pemerintah daerah Supervisi penyusunan dan pemantauan Supervisi pelaksanaan dan pemantauan Pelaksanaan pembelajaran

Guru Mutlak Hampir mutlak

Pemerintah daerah Pemantauan kesesuaian dengan rencana (variatif)

Pemantauan kesesuaian dengan buku teks (terkendali)

Penjaminan mutu

Pemerintah Sulit, karena

variadi terlalu besar

Mudah. Karena mengarah pada pedoman yang sama

Langkah-langkah yang direncanakan pemerintah dalam penguatan tata kelola tersebut sebagai berikut :

1) Menyiapkan buku pegangan pembelajaran.

2) Menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar

yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka manfaatkan.

3) Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan

daerah dalam pelaksanaan pembelajaran. 3. Pendalaman dan perluasan materi

Pendalaman dan perluasan materi didasarkan pada materi-materi pelajaran yang dikembangkan di negara-negara maju, dan membandingkannya dengan kondisi yang ada di Indonesia.

4. Penguatan Proses

Penguatan proses ditekankan pada dua aspek penting yaitu proses pembelajaran dan proses penilaian.

a. Pembelajaran

1) Menggunakan pendekatan saintifik dengan mengamati, bertanya,

mencoba menalar dan sebagainya.

2) Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran

untuk semua mata pelajaran.

3) Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu (discovery learning).

4) Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi

pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis dan kreatif. b. Penilaian

1) Disediakan buku pegangan guru.

2) Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran

mendalam (bukan sekedar hafalan).

3) Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa.

4) Menggunakan portofolio pembelajaran siswa.

5. Penyesuaian Beban

1) Disediakan buku pegangan guru.

2) Pendekatan tematik terpadu menggunakan satu buku untuk semua mata pelajaran sehingga dapat selaras dengan kemampuan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge.

3) Penyediaan buku teks oleh pemerintah daerah/kota.

Selain lima rasional perubahan kurikulum di atas, ada hal lain yang menjadi pokok penyusunan Kurikulum SD 2013 (Hidayat, 2013: 120-121), yakni

menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada Kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan di antaranya:

a. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.

b. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan

tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

c. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,

keterampilan, dan pengetahuan.

d. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnyapendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi dalam kurikulum.

e. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.

f. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan

pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.

g. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis

kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.

h. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.

Selain masalah yang ada pada kurikulum yang berlaku sebelumnya, hal yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum SD 2013 (Hidayat, 2013: 121), yaitu:

1. Tantangan masa depan di antaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industri kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan serta hasil TIMSS dan PISA.

2. Kompetensi masa depan yang meliputi kemampuan berkomunikasi,

kemampuan berpikir jernih dan kritis kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan untuk mencoba mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.

3. Fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar,

narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrest).

4. Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu

menitikberatkan pada aspek kognitif, beban peserta didik yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter.

Pada Kurikulum SD 2013 terdapat empat elemen perubahan, yaitu perubahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), standar isi, standar proses dan standar evaluasi. Perubahan yang terjadi pada SKL adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas, pada setiap jenjang pendidikan, rumusan empat kompetensi inti (penghayatan, pengalaman agama, sikap keterampilan, dan pengetahuan). Perubahan pada standar isi yaitu dalam hal pengembangan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi muatan pelajaran melalui pendekatan tematik integratif. Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompeten. Pada standar proses, perubahan terjadi pada strategi pembelajaran. Di dalam pembelajaran, guru wajib memfasilitasi peserta didik untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Standar evaluasi pada Kurikulum SD 2013 juga mengalami perubahan, yaitu yang mengukur penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Beberapa konsekuensi akibat perubahan subtansi tersebut adalah dalam hal: pendekatan (isi) menggunakan tematik integratif, dan dalam hal struktur kurikulum (isi) untuk sekolah dasar adalah menyeluruh berbasis sains, jumlah mata pelajaran dari sepuluh mejadi 6, dan jumlah jam bertambah 4 jam perminggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

Berdasarkan elemen perubahan di atas dapat disimpulkan bahwa Kurikulum SD 2013 menata ulang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah berlaku sehingga menjadi penyempurnaan bagi pendidikan nasional.

Dokumen terkait