ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA AKU ISTIMEWAMENGACU KURIKULUM SD 2013
UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR Muhammad Wahyu Sukoco
Universitas Sanata Dharma 2015
Pengetahuan yang dimiliki guru mengenai kurikulum SD 2013 masih kurang. Guru masih kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik dan melakukan penilaian otentik. Selain itu, guru juga masih memerlukan contoh perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik serta penilaian otentik dalam kegiatan pembelajarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013.
Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Kemp (2011) dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (1983). Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD Negeri Tegalrejo Yogyakarta, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua pakar Kurikulum 2013 dan dua guru kelas I SD.
Berdasarkan validasi dua pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,77 dan 4,51, dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,02 dan 4,53. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,21 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal tersebut ditinjau dari 11 aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, adalah (1) identitas rpp, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) lembar kerja siswa dan (11) bahasa.
ABSTRACT
THE DEVELOPMENTAL LEARNING INSTRUMENTS
SUBTHEME I AM EXTRAORDINARY BASED ON ELEMENTARY SCHOOL 2013 CURRICULUM FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL
Muhammad Wahyu Sukoco Sanata Dharma University
2015
Teachers’ knowledge about curriculum 2013 for elementary school still lack and limited. The teachers are still finding difficulties in implementing scientific approach and in doing authentic evaluation. Besides, the teachers still need some example of learning instrument which based on curriculum 2013 for elementary school. Therefore, development of learning instrument is really needed in order to fulfil teachers’ need.
This research is a development research. The product that developed in this research is a set of learning instrument that based on curriculum 2013 for elementary school also thematic integrative, scientific, and authentic measurement approach in the learning process. The aim of this research is to produce a set of learning instruments based on curriculum 2013 for elementary school.
This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp (2011) and the procedures are adopted and become a more simple development model, which is used as the research’s principal. There are five steps of development procedure used in this research. They include (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, (5) design revision, to produce the final product design such as learning tools which refers Curriculum 2013 for the first grade of primary school students. Instruments in this study is a list of needs analysis interview questions. Interviews were used for analysis needs to first grade elementary school teacher Gentan, Ngaglik, Sleman, while the questionnaire is used to validate the quality of learning by two experts Curriculum 2013 and the two first grade elementary school teacher.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
SUBTEMA AKU ISTIMEWA MENGACU KURIKULUM SD
2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Muhammad Wahyu Sukoco NIM: 111134221
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
SUBTEMA AKU ISTIMEWA MENGACU KURIKULUM SD
2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Muhammad Wahyu Sukoco NIM: 111134221
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
ALLAH SWT
Sumber segala rahmat yang selalu memberikan kemudahan dan
kelancaran disetiap langkahku
Bapak dan Ibuku tercinta
Bapak Wahyudi dan Ibu Parjiyem
yang selalu memberikan doa, restu, dan semangat untuk terus
berjuang
Kakak-kakakku tercinta Jaka Suryanta, Puji Astuti, Ferry
Irawan, Bekti Setyani, Tri Suwarto, dan Diah Retno Satuti
yang selalu memberikan saran dan dukungan
Kharisma Citra Melati
Terima kasih atas perhatian, motivasi dan dukungannya
Teman-temanku mahasiswa PGSD
Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih
sayang, canda, dan tawa yang kalian berikan
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku
v MOTTO
Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan
pada hari ini. Jangan menunggu waktu yang tepat untuk
melaksanakan sesuatu, karena waktu tidak pernah tepat
bagi mereka yang menunggu.
Jika anda menginginkan kehidupan terbaik, maka anda
akan menghadapi masalah yang sulit.
Kesuksesan adalah mengenal kemampuan diri sendiri dalam
menghadapi dan melalui kesulitan dengan senang hati.
Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak
kesabaran yang kau jalani, yang akan membuatmu terpana
hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit.
–Ali bin Abi Thalib-
Terkadang ada beberapa hal dalam hidup yang tidak dapat
dijelaskan kenapa semua harus berjalan semestinya. Tapi
satu hal yang kutahu, kamu adalah sesuatu hal yang
istimewa. –Elysium-
Jangan salahkan orang lain karena mengecewakan kamu.
Salahkan diri kamu sendiri, karena berharap terlalu banyak
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Maret 2015
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Muhammad Wahyu Sukoco
Nomor Mahasiswa : 111134221
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Aku Istimewa
Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar.
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan rolayti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 16 Februari 2015
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA AKU ISTIMEWAMENGACU KURIKULUM SD 2013
UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR
Muhammad Wahyu Sukoco Universitas Sanata Dharma
2015
Pengetahuan yang dimiliki guru mengenai kurikulum SD 2013 masih kurang. Guru masih kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik dan melakukan penilaian otentik. Selain itu, guru juga masih memerlukan contoh perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik serta penilaian otentik dalam kegiatan pembelajarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013.
Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Kemp (2011) dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (1983). Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD Negeri Tegalrejo Yogyakarta, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua pakar Kurikulum 2013 dan dua guru kelas I SD.
Berdasarkan validasi dua pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,77 dan 4,51, dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,02 dan 4,53. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,21 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal tersebut ditinjau dari 11 aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, adalah (1) identitas rpp, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) lembar kerja siswa dan (11) bahasa.
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENTAL LEARNING INSTRUMENTS SUBTHEME I AM EXTRAORDINARY BASED ON ELEMENTARY SCHOOL 2013 CURRICULUM FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY
SCHOOL
Muhammad Wahyu Sukoco Sanata Dharma University
2015
Teachers’ knowledge about curriculum 2013 for elementary school still lack and limited. The teachers are still finding difficulties in implementing scientific approach and in doing authentic evaluation. Besides, the teachers still need some example of learning instrument which based on curriculum 2013 for elementary school. Therefore, development of learning instrument is really needed in order to fulfil teachers’ need.
This research is a development research. The product that developed in this research is a set of learning instrument that based on curriculum 2013 for elementary school also thematic integrative, scientific, and authentic measurement approach in the learning process. The aim of this research is to produce a set of learning instruments based on curriculum 2013 for elementary school.
This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp (2011) and the procedures are adopted and become a more simple development model, which is used as the research’s principal. There are five steps of development procedure used in this research. They include (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, (5) design revision, to produce the final product design such as learning tools which refers Curriculum 2013 for the first grade of primary school students. Instruments in this study is a list of needs analysis interview questions. Interviews were used for analysis needs to first grade elementary school teacher Gentan, Ngaglik, Sleman, while the questionnaire is used to validate the quality of learning by two experts Curriculum 2013 and the two first grade elementary school teacher.
Based on the validation of two experts Curriculum 2013 resulted in a score of 3,77 (good) and 4.51 (very good), two first grade elementary school teacher resulted in a score of 4.02 (good) and 4.53 (very good). The teaching material gets the average score of 4,21 and it is categorized “good”. It is observed from 11 aspect of the instrument validation ie, are (1) the identity RPPTH, (2) the formulation of indicators, (3) formulating learning goals, (4) the selection of teaching materials, (5) the selection of learning resources, (6) learning media selection, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student worksheets and (11) language.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan petunjuk-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Subtema Aku Istimewa Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa
Kelas I Sekolah Dasar, dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik
secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan
dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A selaku Ketua Program
Studi PGSD.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.
6. Titi Suwarni, S.Pd. Selaku guru guru kelas I SD Negeri Tegalrejo 1 yang
xi
7. Muhammad Subakir, S.Pd. selaku guru kelas I SD Negeri Tanjungtirto 1
yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk
penelitian.
8. Sarinah Nuraini, S.Pd. selaku guru kelas I SD Negeri Semper Timur
Jakarta Utara yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi
produk penelitian.
9. Adrian Arif, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang
telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi
produk penelitian.
10.Maria Kristi W., S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013
yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan
validasi produk penelitian.
11.Orang tuaku Wahyudi dan Parjiyem yang setia memberikan doa dan
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Kakakku Jaka Suryanta, Ferry Irawan, dan Tri Suwarto yang selalu
memberi semangat.
13.Adinda Kharisma Citra Melati yang selalu memberi semangat, motivasi,
dan dukungannya selama ini.
14.Teman dekatku Fica, Meilin, Nari, Lala, Iwan, Evant, Dias, Adhi, Vian,
Oka, Nanda, Bowo, Ibeh, Abil, Brigita, Vivin, Danang, Mitha, Dinta, Flo,
Arifka, Irwansyah, Anggun, dan Rita yang telah memberikan semangat,
motivasi dan dukungan.
15.Sahabatku Riski, Adhe, Ary, Neni, Yasin, Catur, dan, Arif yang telah
memberikan semangat.
16.Teman-teman satu perjuangan mahasiswa skripsi payung pengembangan
perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013.
17.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk
bantuan dan dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan
xii
berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga
bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 16 Februari 2015
Penulis
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Batasan Istilah ... 6
1.6 Spesifikasi Produk ... 7
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori ... 9
2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 9
2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 12
2.1.1.2 Penguatan Pendidikan Karakter ... 20
2.1.1.3 Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 22
xiv
Halaman
2.1.1.5 Pendekatan Saintifik ... 32
2.1.1.6 Penilaian Otentik ... 35
2.1.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 41
2.1.2.1 Silabus dan RPPTH ... 48
2.2 Penelitian yang Relevan ... 52
2.3 Kerangka Pikir ... 55
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 57
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 58
3.2 Prosedur Pengembangan ... 61
3.2.1 Potensi dan Masalah ... 62
3.2.2 Pengumpulan Data ... 63
3.2.3 Desain Produk ... 63
3.2.4 Validasi Desain ... 64
3.2.5 Revisi Desain ... 64
3.3 Jadwal Penelitian ... 64
3.4 Validasi Ahli Kurikulum ... 65
3.5 Validasi Guru Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 66
3.6 Instrumen Penelitian ... 66
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 67
3.8 Teknik Analisis Data ... 67
3.8.1 Data Kuantitatif ... 67
3.8.2 Data Kualitatif ... 67
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ... 71
4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 71
4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 75
4.2 Deskripsi Produk Awal ... 75
4.2.1 Silabus ... 76
xv
4.3 Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 79
4.4 Data Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 81
4.5 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 81
4.5.1 Kajian Produk Akhir ... 82
4.5.1.1Silabus ... 82
4.5.1.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 82
4.5.2 Pembahasan ... 83
BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 93
5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 94
5.3 Saran ... 95
DAFTAR REFERENSI ... 96
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum ...14
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian ...65
Tabel 3. Konversi Nilai Skala Lima ...68
Tabel 4. Kriteria Skor Skala Lima ...70
Tabel 5. Komentar Pakar Kurikulum dan Revisi ...80
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Revisi Taksonomi Bloom ... 23
Gambar 2. Model Desain Pembelajaran Jerold E. Kemp yang Direvisi ... 42
Gambar 3. Kerangka Berpikir Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 56
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Surat Ijin Wawancara ... 101
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara ... 102
Lampiran 3 Analisis Kebutuhan Guru ... 103
Lampiran 4 Data Mentah Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 pertama ... 106
Data Mentah Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 kedua ... 110
Lampiran 5 Data Mentah Validasi Guru Kelas I SD ... 114
Data Mentah Validasi Guru Kelas I SD ... 118
Lampiran 7 Silabus ... 122
Lampiran 8 Biodata ... 203
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki pengaruh yang cukup besar bagi kemajuan suatu
bangsa. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan berguna bagi kemajuan bangsa. Pendidikan di Indonesia
pada umumnya diselenggarakan melalui sebuah program pembelajaran. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembelajaran dimaknai sebagai proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Depdiknas, 2008: 23).
Majid (2014: 15) mengartikan pembelajaran sebagai suatu proses interaksi antara
anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik.
Sementara itu, pembelajaran menurut Oemar Hamalik (dalam Majid, 2014: 141)
adalah suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Jadi, pembelajaran adalah serangkaian peristiwa atau proses
belajar antar peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan sumber
belajar, atau peserta didik dengan pendidik yang di dalamnya terdapat kombinasi
berbagai faktor yang saling berpengaruh dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut, tentunya memerlukan
perlengkapan berupa perangkat pembelajaran.
Perangkat pembelajaran sangat diperlukan oleh sebuah kurikulum yang
berlaku karena dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Perangkat pembelajaran
adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka
melakukan proses pembelajaran (Daryanto, 2014: v). Hal ini sesuai dengan
pendapat Majid (2009: 21) bahwa guru harus mampu mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang harus dilaksanakan dalam merencanakan program dengan
baik.
Pemerintah mengadakan Kurikulum SD 2013 pada tahun 2014 semester
gasal ini. Kurikulum ini adalah kurikulum yang diadopsi dari unsur-unsur
kurikulum yang sudah ada, dan merupakan penyempurnaan dari kurikulum yang
berlaku sebelumnya. Kurikulum 2013 ini memberlakukan pembelajaran tematik.
Prinsip-prinsip utama yang mengalami pengembangan dalam Kurikulum 2013
adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang merupakan keberlanjutan dari
kebutuhan, Standar Isi (SI) yang merupakan keberlanjutan dari SKL melalui
kompetensi inti yang bebas dari mata pelajaran. Pada Kurikulum 2013 ini, guru
menyusun RPP yang berorientasi pada pendidikan karakter dan
mengimplementasikannya pada praktik pembelajaran sehari-hari di kelas melalui
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) yang telah dibuat.
Tetapi pada pelaksanaannya masih banyak guru yang belum mampu menyusun
RPPTH dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu TS selaku guru kelas I di SD N
bahwa guru belum mampu memahami Kurikulum 2013 secara menyeluruh
dikarenakan diklat pelatihan kurikulum ini berlangsung dengan tergesa-gesa,
sehingga pemahaman guru yang mengikuti penataran kurang maksimal. Beliau
menambahkan, pemahaman guru terkait dengan perumusan indikator dan tujuan
pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa juga belum
maksimal. Namun, seiring berjalannya implementasi kurikulum baru ini, beliau
sudah mulai untuk mempelajari dalam perumusan indikator dan tujuan
pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa. Mengenai
pemahaman guru terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam
pembelajaran, beliau menegaskan bahwa jika dipelajari dengan sungguh-sungguh,
pendekatan tematik integratif ternyata tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan.
Ibu TS mengatakan bahwa beliau juga belum memahami betul penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran, ditambah dengan perlunya pengadaan
media yang terkait pembelajaran dimana tidak semua wilayah dapat menyediakan
media tertentu, misalnya pengadaan media tanaman yang selama ini menjadi
kendala di SD N Tegalrejo yang mana berada di wilayah kota. Di Samping itu,
terkait penilaian otentik beliau juga belum memahami secara jelas. Ibu TS juga
memaparkan jika beliau memerlukan contoh-contoh rubrik penilaian non tes.
Selain itu, Ibu TS juga masih ingin mengikuti diklat terkait Kurikulum
2013 agar lebih bisa memahami jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan
oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Disebutkan juga bahwa
guru masih memerlukan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 yang
pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 belum semuanya ada. Guru
juga mengalami kesulitan mengembangkan pembelajaran dan pembuatan rubrik
penilaian. Untuk itu, guru meminta agar fasilitas untuk penyaji pembelajaran
dilengkapi agar pembelajaran menjadi lebih mudah.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa guru
memiliki beberapa permasalahan dalam penyusunan perangkat pembelajaran,
sehingga guru membutuhkan perangkat pembelajaran untuk membantu dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Dengan demikian, peneliti mencoba untuk
membantu memberikan solusi berupa perangkat pembelajaran yang terintegrasi
melalui pendekatan saintifik dan pendidikan karakter mengacu Kurikulum SD
2013 yang sudah dikembangkan sendiri oleh peneliti pada subtema “Aku
Istimewa” untuk siswa kelas I SD. Perangkat pembelajaran ini diharapkan dapat
membantu mengatasi permasalahan yang dialami guru.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema aku
istimewa mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah
Dasar?
1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema aku istimewa
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:
1.3.1 Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema sku istimewa
mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran
subtema aku istimewa mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas
satu (1) Sekolah Dasar.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian pengembangan perangkat ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru dalam
melakukan pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum SD 2013 di
kelas I SD dengan Research and Development (R&D).
1.4.2 Bagi Guru
Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
perangkat pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Aku Istimewa untuk siswa kelas I
Sekolah Dasar.
1.4.3 Bagi Siswa
Perangkat pembelajaran ini membantu siswa kelas I Sekolah Dasar dalam
melakukan pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Aku
1.4.4 Bagi Sekolah
Sekolah mendapat tambahan refrensi dalam mengembangkan perangkat
pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 subtema aku istimewa
untuk siswa kelas satu (I) Sekolah Dasar.
1.4.5 Bagi Prodi PGSD
Prodi PGSD mendapat tambahan masukan atau referensi mengenai
penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu
Kurikulum 2013.
1.5 Batasan Istilah
1.5.1 Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dijadikan sebagai acuan dan
pedoman bagi pelaksaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai
ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) namun juga
memadukan pendekatan tematik inetgratif dan pendekatan saintifik.
1.5.2 Pendidikan karakter adalah upaya untuk membuat peserta didik
berkarakter baik dengan tujuan membentuk budi pekerti dan akhlak mulia
dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan.
1.5.3 Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses berfikir seseorang pada
ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat
tinggi adalah aspek analisa, aspek evaluasi dan aspek mencipta.
1.5.4 Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang
mata pelajaran yang dapat dikaitkan sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada peserta dididk.
1.5.5 Pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah sains dalam membangun pengetahuan melalui proses
pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang
suatu kebenaran.
1.5.6 Penilaian otentik adalah adalah asesmen yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi siswa yang sebenarnya sesuai dengan fakta atau
kenyataan yang ada.
1.5.7 Perangkat Pembelajaran adalah sekumpulan Rencana Pembelajaran
Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari Lembar
Kerja Siswa (LKS), materi pembelajaran, instrumen penilaian yang berupa
soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian yang digunakan
dalam pembelajaran.
1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan
1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap yaitu: 1) identitas RPPTH, 2)
perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) materi ajar, 5)
sumber belajar, 6) media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario
pembelajaran, 9) penilaian, dan 10) lembar kerja siswa.
1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi
siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang
nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.
1.6.4 RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan
saintifik, meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mencoba, dan
mengomunikasikan.
1.6.5 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik yang
dimaksudkan untuk menilai peserta didik secara nyata menggunakan
pedoman penilaian.
1.6.6 RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD, meliputi: penggunaan
tanda baca yang tepat, penggunaan huruf kapital, pemilihan kata yang
9 BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kurikulum SD 2013
Kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan
datang bangsa yang dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi bangsa di masa
lalu, kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan.
Oleh sebab itu, kurikulum bersifat dinamis dan harus mengalami perubahan dan
pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Majid (2014: 19) bahwa kurikulum merupakan
sistem yang mengatur pendidikan, dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan. Kurikulum yang baru ini diharapkan
mampu memberikan kualitas proses pembelajaran serta rancangan pembelajaran
yang ada di sekolah. Pengembangan dan perubahan kurikulum harus dilakukan
secara sistematis dan terarah serta memiliki visi dan arah yang jelas agar dapat
diketahui akan menjadi seperti apa sistem pendidikan nasional dengan kurikulum
tersebut. Kurikulum SD 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004 yang dijadikan
sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksaan pendidikan untuk mengembangkan
berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh
jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah (Mulyasa,
pemrolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu
kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan
pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat
diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu
kriteria keberhasilan.
Mulyasa (2013: 164) berpendapat bahwa secara konseptual, Kurikulum
SD 2013 memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
1. Kurikulum SD 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah
(kontkstual), kerana berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat
peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
potensinya masing-masing.
2. Kurikulum SD 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi
mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu
pengetahuan, keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan
aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan
standar kompetensi tertentu.
3. Bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang di dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
Pelaksanaan Kurikulum SD 2013 dirasa Kurniasih (2014: 40) memiliki
1. Peserta didik dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
2. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi peserta didik
tidak hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai
kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.
3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.
4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara
holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
5. Tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial.
6. Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi seperti
sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.
7. Adanya remediasi secara berkala.
8. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
9. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi
profesi, pedagogi, sosial, dan personal.
10.Kelengkapan dokumen memicu guru untuk menerapkan budaya literasi,
membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP, dan menerapkan
pendekatan scientific secara benar.
11.Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena
Penjelasann di atas memberikan kesimpulan bahwa dalam pengembangan
Kurikulum SD 2013 diharapkan dapat menyiapkan SDM yang berkualitas
sehingga masyarakat dan bangsa Indonesia bisa menjawab berbagai masalah dan
tantangan yang semakin rumit dan kompleks.
2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013
Rasional perubahan Kurikulum SD 2013 menurut Widyastono (2014: 119)
meliputi konsep dasar, faktor-faktor pengembangan, karekteristik, dan tujuan
Kurikulum SD 2013. Konsep dasar Kurikulum SD 2013 menekankan pada
pengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik
secara seimbang. Ketiga kompetensi tersebut akan dijabarkan dalam rapor dan
menjadi penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Sehingga guru wajib
mengimplementasikannya ke dalam pembelajaran serta harus menilai kompetensi
tersebut secara menyeluruh. Menurut Syaifudin (dalam Husamah, 2013: 7), ada
lima rasionalisasi dalam pengembangan Kurikulum SD 2013, yaitu:
1. Tantangan Eksternal dan Internal
a. Tantangan Internal
(1) PP 19/2005 mengamanatkan bahwa pengembangan pendidikan
mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
isi, standar proses, standar penilaian, standar kompetensi lulusan,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana dan
(2) Kondisi pendidikan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara
maju. Aspek ini akan melihat standar isi, khususnya pada kompetensi
dasar.
(3) Demografi bangsa Indonesia, yang membutuhkan SDM berkualitas.
b. Tantangan Eksternal
Lima tantangan penting yaitu tantangan masa depan, persepsi
masyarakat, kompetensi masa depan, perkembangan pengetahuan dan
pedagogi, dan fenomena negatif yang mengemuka. Pengembangan
Kurikulum SD 2013 mengintegrasikan tiga komponen penting, yaitu
attitude, skill, and knowledge (ASK), mengurangi beban siswa yang
terlalu berat dengan mengintegrasikan mata pelajaran ke dalam tema
(khusus untuk SD/MI), serta menitik beratkan pada pengembangan
karakter siswa dalam kompetensi lulusannya.
2. Pola pikir pikir pengembangan Kurikulum SD 2013
a. Pola pikir pengembangan Kurikulum SD 2013 dibandingkan dengan
kurikulum sebelumnya.
1) Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.
2) Standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui
kompetensi inti yang bebas mata pelajaran.
3) Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
4) Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.
b. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
Tabel 1. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
(Syaifudin dalam Husamah, 2013: 8)
Elemen Ukuran tata kelola KTSP 2006 KURIKULUM SD
2013
Guru
Kewenangan Hampir mutlak Terbatas
Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya tinggi.
Bagi yang rendah masih terbantu dengan adanya buku
Beban Berat Ringan
Peran penerbit Besar Kecil
Variasi materi dan proses
Tinggi Rendah
Variasi harga/ beban siswa
Tinggi Rendah
Siswa tergantung pada guru
Pemantauan
Titik
penyimpangan
Banyak Sedikit
Besar
penyimpangan
Tinggi Rendah
pengawasan Sulit, hampir
tidak mungkin
Mudah
Penyusunan silabus
Guru Hampir mutlak
(dibatasi hanya oleh SK-KD)
Pengembangan dari dari yang sudah disiapkan
pemerintah Hanya sampai
SK-KD
Mutlak
Penyusunan buku
Penerbit Kuat Lemah
Guru Hampir mutlak Kecil, kecuali untuk
buku pengayaan
Pemerintah Kecil, untuk
kelayakan penggunaan sekolah
Kecil untuk buku teks, kecil untuk buku pengayaan
Penyusunan Rencana
Guru Hampir mutlak Kecil,kecuali untuk
Pelaksanaan Pembelajaran
yang ada pada buku teks
Pemerintah daerah Supervisi penyusunan dan
Guru Mutlak Hampir mutlak
Pemerintah daerah Pemantauan kesesuaian dengan rencana (variatif)
Pemantauan kesesuaian dengan buku teks (terkendali)
Penjaminan mutu
Pemerintah Sulit, karena
variadi terlalu besar
Mudah. Karena mengarah pada pedoman yang sama
Langkah-langkah yang direncanakan pemerintah dalam penguatan
tata kelola tersebut sebagai berikut :
1) Menyiapkan buku pegangan pembelajaran.
2) Menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar
yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka
manfaatkan.
3) Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan
daerah dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Pendalaman dan perluasan materi
Pendalaman dan perluasan materi didasarkan pada materi-materi pelajaran
yang dikembangkan di negara-negara maju, dan membandingkannya dengan
kondisi yang ada di Indonesia.
4. Penguatan Proses
Penguatan proses ditekankan pada dua aspek penting yaitu proses
a. Pembelajaran
1) Menggunakan pendekatan saintifik dengan mengamati, bertanya,
mencoba menalar dan sebagainya.
2) Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran
untuk semua mata pelajaran.
3) Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu (discovery
learning).
4) Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi
pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis dan kreatif.
b. Penilaian
1) Disediakan buku pegangan guru.
2) Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran
mendalam (bukan sekedar hafalan).
3) Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa.
4) Menggunakan portofolio pembelajaran siswa.
5. Penyesuaian Beban
1) Disediakan buku pegangan guru.
2) Pendekatan tematik terpadu menggunakan satu buku untuk semua
mata pelajaran sehingga dapat selaras dengan kemampuan bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge.
3) Penyediaan buku teks oleh pemerintah daerah/kota.
Selain lima rasional perubahan kurikulum di atas, ada hal lain yang
menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada
Kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan di antaranya:
a. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan
tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
b. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan
tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
c. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
d. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan (misalnyapendidikan karakter, metodologi pembelajaran
aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum
terakomodasi dalam kurikulum.
e. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang
terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
f. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan
pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang
beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada
guru.
g. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut
h. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar
tidak menimbulkan multi tafsir.
Selain masalah yang ada pada kurikulum yang berlaku sebelumnya, hal
yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum SD 2013 (Hidayat, 2013: 121),
yaitu:
1. Tantangan masa depan di antaranya meliputi arus globalisasi, masalah
lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu
dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan
industri kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan transformasi pada
sektor pendidikan serta hasil TIMSS dan PISA.
2. Kompetensi masa depan yang meliputi kemampuan berkomunikasi,
kemampuan berpikir jernih dan kritis kemampuan mempertimbangkan
segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara
yang efektif, dan kemampuan untuk mencoba mengerti dan toleran
terhadap pandangan yang berbeda.
3. Fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar,
narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian,
dan gejolak sosial (social unrest).
4. Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu
menitikberatkan pada aspek kognitif, beban peserta didik yang terlalu
Pada Kurikulum SD 2013 terdapat empat elemen perubahan, yaitu
perubahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), standar isi, standar proses dan
standar evaluasi. Perubahan yang terjadi pada SKL adalah adanya peningkatan
dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Landasan pengembangan kompetensi dasar pada
setiap kelas, pada setiap jenjang pendidikan, rumusan empat kompetensi inti
(penghayatan, pengalaman agama, sikap keterampilan, dan pengetahuan).
Perubahan pada standar isi yaitu dalam hal pengembangan kompetensi dari mata
pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi muatan
pelajaran melalui pendekatan tematik integratif. Kompetensi yang semula
diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang
dikembangkan dari kompeten. Pada standar proses, perubahan terjadi pada
strategi pembelajaran. Di dalam pembelajaran, guru wajib memfasilitasi peserta
didik untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta. Standar evaluasi pada Kurikulum SD 2013 juga mengalami perubahan,
yaitu yang mengukur penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap,
keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Beberapa
konsekuensi akibat perubahan subtansi tersebut adalah dalam hal: pendekatan (isi)
menggunakan tematik integratif, dan dalam hal struktur kurikulum (isi) untuk
sekolah dasar adalah menyeluruh berbasis sains, jumlah mata pelajaran dari
sepuluh mejadi 6, dan jumlah jam bertambah 4 jam perminggu akibat perubahan
Berdasarkan elemen perubahan di atas dapat disimpulkan bahwa
Kurikulum SD 2013 menata ulang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah
berlaku sehingga menjadi penyempurnaan bagi pendidikan nasional.
2.1.1.2Penguatan Pendidikan Karakter
Kurikulum SD 2013 mengharuskan guru menyusun RPP yang berorientasi
pada Pendidikan Karakter dan mengimplementasikannya pada praktik
pembelajaran sehari-hari di kelas melalui RPPTH yang telah dibuat. Sa’dun
(2013: 127) berpendapat bahwa pendidikan karakter pada dasarnya adalah upaya
menjadikan peserta didik berkarakter baik. Pendidikan karakter (Mulyasa, 2013:
7) dalam Kurikulum SD 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan
hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar
kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui implementasi
Kurikulum SD 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter,
dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu
secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia
sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari, hal ini dapat dilihat pada kegiatan
inti di pembelajaran 1 pada produk halaman 9. Dalam implementasi Kurikulum
SD 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran
pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran
yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu
sehari-hari. Sedangkan Daryanto (2014: 39) mengemukakan bahwa pendidikan karakter
pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan
Pancasila. Jadi, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar
dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan
tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif)
tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik
dan biasa melakukannya (psikomotor).
Upaya untuk mengimplementasikan pendidikan karakter perlu dilakukan
dengan pendekatan holistis, yaitu mengintegrasikan perkembangan karakter ke
dalam setiap aspek kehidupan sekolah. Zubaedi (2012: 195) menjelaskan,
pendekatan holistis dalam pendidikan karakter memiliki integrasi sebagai berikut:
1. Segala kegiatan di sekolah diatur berdasarkan sinergitas-kolaborasi
hubungan antara peserta didik, guru, dan masyarakat.
2. Sekolah merupakan masyarakat peserta didik yang peduli dimana ada
ikatan yang jelas yang menghubungkan peserta didik, guru, dan sekolah.
3. Pembelajaran emosional dan sosial setara dengan pembelajaran akademik.
4. Kerjasama dan kolaborasi di antara peserta didik menjadi hal yang lebih
utama dibandingkan persaingan.
5. Nilai-nilai seperti keadilan, rasa hormat, dan kejujuran menjadi bagian
6. Peserta didik-diswa diberikan banyak kesempatan untuk mempraktikkan
perilaku moralnya melalui kegiatan-kegiatan seperti pembelajaran
memberikan pelayanan.
7. Disiplin dan pengelolaan kelas menjadi fokus dalam memecahkan masalah
dibandingkan hadiah dan hukuman .
8. Model pembelajaran yang berpusat pada guru harus ditinggalkan dan
beralih ke kelas demokrasi di mana guru dan peserta didik berkumpul
untuk membangun kesatuan, norma, dan memecahkan masalah.
Revitalisasi dan penekanan karakter dalam pengembangan Kurikulum SD
2013 diharapkan mampu menyiapkan SDM yang berkualitas, sehingga
masyarakat dan bangsa Indonesia bisa menjawab berbagai masalah dan tantangan
yang semakin rumit dan kompleks. Jadi, Pendidikan karakter adalah upaya untuk
membuat peserta didik berkarakter baik dengan tujuan membentuk budi pekerti
dan akhlak mulia dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan.
2.1.1.3Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.
Pelaksanaan Kurikulum SD 2013 mengharapkan peserta didik memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kuswana (2012: 109) berpendapat bahwa
kemampuan berpikir yang baik dicapai melalui beberapa tahapan yang dapat
dilihat dari teori berpikir kritis menurut taksonomi Bloom yang sudah direvisi.
Revisi tersebut dilakukan oleh Anderson dan Kartwohl (dalam Purwanto, 2013:
49) dengan beberapa tahapan, yaitu (1) mengingat, (2) memahami, (3)
menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, (6) menciptakan. Berikut
Gambar 1. Revisi Taksonomi Bloom
Berdasarkan gambar di atas, berikut penjelasan dari setiap tahapan
menurut taksonomi Bloom (Purwanto, 2013: 50-51):
1. Mengingat (C1)
Mengingat merupakan kemampuan kognitif yang paling rendah.
Kemampuan ini merupakan kemampuan mengeluarkan fakta yang
disimpan di dalam otak yang digunakan untuk merespons suatu
permasalahan.
2. Memahami (C2)
Kemampuan memahami merupakan kemampuan untuk melihat hubungan
fakta dengan fakta. Mengingat/ menghafal dianggap tidak cukup karena
memahami lebih baik dalam melihat hubungan antara pengetahuan dengan
fakta.
3. Menerapkan (C3)
Menerapkan merupakan kemampuan kognitif untuk memahami aturan,
hukum, rumus, dan sebagainya. Biasanya kemampuan pada tingkat ini
4. Menganalisis (C4)
Kemampuan menganalisis adalah kemampuan untuk memahami suatu
dengan cara menguraikannya ke dalam unsur-unsur sederhana.
5. Mengevaluasi (C5)
Mengevaluasi adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil
keputusan dari hasil penilaiannya.
6. Mencipta (C6)
Kemampuan mencipta merupakan kemampuan berpikir yang paling tinggi.
Kemampuan ini merupakan kemampuan yang menjadikan pengetahuan
yang dimiliki, diolah menjadi suatu bentuk yang baru.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
kognitif menurut taksonomi Bloom merupakan kemampuan yang bertahap untuk
sampai kepada tingkat tertinggi. Pelaksanaan pedekatan tematik integratif ini
dapat dilihat pada kegiatan inti pembelajaran 1 pada produk halaman 9.
2.1.1.4Pendekatan Tematik Integratif
Pembelajaran tematik integratif merupakan salah satu ciri khas dari
Kurikulum SD 2013. Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan
dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob dengan konsep
pembelajaran interdisipliner dan Fogarty dengan konsep pembelajaran terpadu.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik dalam intramata pelajaran
maupun antar-mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, peserta didik akan
jadi bermakna bagi peserta didik (Majid, 2014: 85). Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid
(Poerwadarminta dalam Majid, 2014: 80). Dalam Kemendikbud (2014: 15) juga
disebutkan bahwa belakangan ini, pembelajaran tematik integratif diyakini
sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif karena mampu mewadahi dan
menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di
dalam kelas atau di lingkungan sekolah. Terkait hal tersebut juga dijelaskan tujuan
dari pembelajaran tematik integratif, yakni:
1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu;
2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
muatan pelajaran dalam tema yang sama;
3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan;
4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan
berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta
didik;
5. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari
pelajaran yang lain;
6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang
7. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan
secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau
3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan; dan
8. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuhkembangkan
dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi
dan kondisi.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
memadukan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema. Menurut Majid (2014: 80), pendekatan tematik integratif merupakan salah
satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu
sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individu
maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Majid (2014: 86) memberikan
penjelasan mengenai pengertian pembelajaran tematik sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang
digunakan untuk memeahami gejala-gejala, dan konsep-konsep, baik yag
berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi
lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang
studi yang mencerminkan dunia riil di sekeliling dan dalam rentang
kemampuan dan perkembangan anak.
3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak
4. Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda
dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.
Pembelajaran tematik memberikan keluasaan dan kedalaman implementasi
kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada peserta didik untuk
memunculkan dinamika dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Majid (2014: 89) mengenai prinsip pembelajaran tematik sebagai
berikut:
1. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat
dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini
menjadi alat pemersatu materi yang berragam dari beberapa mata
pelajaran.
2. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata
pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-materi
yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna.
3. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif
harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang
termuat dalam kurikulum.
4. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu
mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan
kebutuhan, dan pengetahuan awal.
5. Materi pembelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya,
Sebagai suatu model pembelajaran yang diterapkan di sekolah dasar,
Majid (2014: 89) memperjelas karakteristik pembelajaran tematik sebagai berikut:
a. Berpusat pada peserta didik
Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, sedangkan guru
lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung
Peserta didik akan dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret)
sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang
paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Peserta didik diharapkan mampu memahami konsep-konsep dari
berbagai mata pelajaran secara utuh. Hal ini diperlukan untuk
membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi pada kehidupan sehari-hari.
e. Bersifat fleksibel
Pada pembelajaran tematik, guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya
dengan kehidupan peserta didik dan keadaan lingkungan di mana
f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Sedangkan karakteristik pembelajaran tematik menurut TIM Pengembang
PGSD (dalam Majid, 2014: 90) adalah:
a. Holistik, suatu gejala atau yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
b. Bermakna, pengkajian atau fenomena dari berbagai macam aspek,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar-skemata yang
dimiliki oleh peserta didik, yang pada gilirannya nanti akan
memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
c. Otentik, pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik memahami
secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.
d. Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada
pendekatan inquiry discovery dimana peserta didik terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga
proses evaluasi.
Pembelajaran tematik memiliki rambu-rambu yang harus diperhatikan
dalam perencanaan dan pelaksanaannya, adapun rambu-rambu pembelajaran
tematik (Majid, 2014: 91) adalah sebagai berikut:
a. Tidak semua mata pelajaran harus disatukan.
c. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak harus dipadukan.
Kompetensi dasar yang tidak dapat diintegrasikan dibelajarkan secara
tersendiri.
d. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap
diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara mandiri.
e. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.
f. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik peserta didik,
lingkungan, dan daerah setempat.
Kelebihan atau arti penting dari pembelajaran tematik menurut Majid
(2014: 92) adalah sebagai berikut:
1. Menyenangkan, karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak didik.
2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar-mengajar yang relevan
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik.
3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
4. Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan
persoalan yang dihadapi.
5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.
6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan
orang lain.
7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang
Kelebihan pembelajaran tematik integratif juga dijelaskan oleh Ahmadi
(2014: 224) sebagai berikut:
1. Premis utama pembelajaran tematik integratif terpadu bahwa peserta
didik memerlukan peluang tambahan untuk menggunakan talentanya.
2. Menyediakan waktu bersama orang lain untuk secara cepat
mengkonseptualisasi dan mensintesis.
3. Relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar.
4. Menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
5. Memiliki perbedaan kualitatif dengan model pembelajaran lain, karena
sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat
tinggi atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan
ganda, sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan.
Selain kelebihan tersebut, Ahmadi (2014: 224) menjelaskan manfaat
pembelajaran tematik integratif, yaitu:
1. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.
2. Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, dan
strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk
memecahkan masalah.
3. Mengoptimalisasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah
otak (brain-friendly classroom).
4. Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses
5. Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik berada dalam
format ramah otak.
6. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan
langsung oleh peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari.
7. Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan
program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan
bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas.
8. Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru
untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara
penilaian.
Keberhasilan pembelajaran tematik integratif sangat ditentukan oleh
seberapa jauh pembelajaran terpadu direncanakan dan dikemas sesuai dengan
kondisi peserta didik: minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan. Berdasarkan
teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif adalah
pendekatan pembelajaran yang menggunakan tema untuk memadukan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran yang dapat dikaitkan, namun dengan
melihat prinsip dan rambu-rambu yang ada agar manfaat dan tujuan pelaksanaan
pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta
didik.
2.1.1.5Pendekatan Saintifik
Penerapan pendekatan pendekatan saintifik atau ilmiah dalam proses
pembelajaran ini sering disebut menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan
approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali
informasi, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta (Majid, 2014: 211), penerapan
pendekatan saintifik nampak pada produk perangkat pembelajaran halaman 9.
Teknik penilaian dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat
dilakukan dengan: penilaian proses, penilaian produk, dan penilaian sikap
(Hosnan, 2014: 396). Penilaian pada 3 aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui observasi saat
peserta didik bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi maupun saat
presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja, hal ini nampak
pada produk perangkat pembelajaran halaman 18. Instrumen berupa daftar
cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
a. Tes praktik/ kinerja atau performance, yaitu penilaian yang menuntut
respons berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku
sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b. Penilaian projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara
tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu