• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Aku Istimewa mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Aku Istimewa mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar."

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA AKU ISTIMEWAMENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR Muhammad Wahyu Sukoco

Universitas Sanata Dharma 2015

Pengetahuan yang dimiliki guru mengenai kurikulum SD 2013 masih kurang. Guru masih kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik dan melakukan penilaian otentik. Selain itu, guru juga masih memerlukan contoh perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik serta penilaian otentik dalam kegiatan pembelajarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013.

Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Kemp (2011) dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (1983). Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD Negeri Tegalrejo Yogyakarta, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua pakar Kurikulum 2013 dan dua guru kelas I SD.

Berdasarkan validasi dua pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,77 dan 4,51, dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,02 dan 4,53. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,21 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal tersebut ditinjau dari 11 aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, adalah (1) identitas rpp, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) lembar kerja siswa dan (11) bahasa.

(2)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENTAL LEARNING INSTRUMENTS

SUBTHEME I AM EXTRAORDINARY BASED ON ELEMENTARY SCHOOL 2013 CURRICULUM FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Muhammad Wahyu Sukoco Sanata Dharma University

2015

Teachers’ knowledge about curriculum 2013 for elementary school still lack and limited. The teachers are still finding difficulties in implementing scientific approach and in doing authentic evaluation. Besides, the teachers still need some example of learning instrument which based on curriculum 2013 for elementary school. Therefore, development of learning instrument is really needed in order to fulfil teachers’ need.

This research is a development research. The product that developed in this research is a set of learning instrument that based on curriculum 2013 for elementary school also thematic integrative, scientific, and authentic measurement approach in the learning process. The aim of this research is to produce a set of learning instruments based on curriculum 2013 for elementary school.

This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp (2011) and the procedures are adopted and become a more simple development model, which is used as the research’s principal. There are five steps of development procedure used in this research. They include (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, (5) design revision, to produce the final product design such as learning tools which refers Curriculum 2013 for the first grade of primary school students. Instruments in this study is a list of needs analysis interview questions. Interviews were used for analysis needs to first grade elementary school teacher Gentan, Ngaglik, Sleman, while the questionnaire is used to validate the quality of learning by two experts Curriculum 2013 and the two first grade elementary school teacher.

(3)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

SUBTEMA AKU ISTIMEWA MENGACU KURIKULUM SD

2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Muhammad Wahyu Sukoco NIM: 111134221

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

SUBTEMA AKU ISTIMEWA MENGACU KURIKULUM SD

2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Muhammad Wahyu Sukoco NIM: 111134221

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

ALLAH SWT

Sumber segala rahmat yang selalu memberikan kemudahan dan

kelancaran disetiap langkahku

Bapak dan Ibuku tercinta

Bapak Wahyudi dan Ibu Parjiyem

yang selalu memberikan doa, restu, dan semangat untuk terus

berjuang

Kakak-kakakku tercinta Jaka Suryanta, Puji Astuti, Ferry

Irawan, Bekti Setyani, Tri Suwarto, dan Diah Retno Satuti

yang selalu memberikan saran dan dukungan

Kharisma Citra Melati

Terima kasih atas perhatian, motivasi dan dukungannya

Teman-temanku mahasiswa PGSD

Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih

sayang, canda, dan tawa yang kalian berikan

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku

(8)

v MOTTO

Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan

pada hari ini. Jangan menunggu waktu yang tepat untuk

melaksanakan sesuatu, karena waktu tidak pernah tepat

bagi mereka yang menunggu.

Jika anda menginginkan kehidupan terbaik, maka anda

akan menghadapi masalah yang sulit.

Kesuksesan adalah mengenal kemampuan diri sendiri dalam

menghadapi dan melalui kesulitan dengan senang hati.

Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak

kesabaran yang kau jalani, yang akan membuatmu terpana

hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit.

–Ali bin Abi Thalib-

Terkadang ada beberapa hal dalam hidup yang tidak dapat

dijelaskan kenapa semua harus berjalan semestinya. Tapi

satu hal yang kutahu, kamu adalah sesuatu hal yang

istimewa. –Elysium-

Jangan salahkan orang lain karena mengecewakan kamu.

Salahkan diri kamu sendiri, karena berharap terlalu banyak

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Maret 2015

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Muhammad Wahyu Sukoco

Nomor Mahasiswa : 111134221

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Aku Istimewa

Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar.

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan rolayti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 16 Februari 2015

Yang menyatakan

(11)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA AKU ISTIMEWAMENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

Muhammad Wahyu Sukoco Universitas Sanata Dharma

2015

Pengetahuan yang dimiliki guru mengenai kurikulum SD 2013 masih kurang. Guru masih kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik dan melakukan penilaian otentik. Selain itu, guru juga masih memerlukan contoh perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik serta penilaian otentik dalam kegiatan pembelajarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013.

Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Kemp (2011) dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (1983). Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD Negeri Tegalrejo Yogyakarta, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua pakar Kurikulum 2013 dan dua guru kelas I SD.

Berdasarkan validasi dua pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,77 dan 4,51, dua guru kelas I SD menghasilkan skor 4,02 dan 4,53. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,21 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal tersebut ditinjau dari 11 aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, adalah (1) identitas rpp, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) lembar kerja siswa dan (11) bahasa.

(12)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENTAL LEARNING INSTRUMENTS SUBTHEME I AM EXTRAORDINARY BASED ON ELEMENTARY SCHOOL 2013 CURRICULUM FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY

SCHOOL

Muhammad Wahyu Sukoco Sanata Dharma University

2015

Teachers’ knowledge about curriculum 2013 for elementary school still lack and limited. The teachers are still finding difficulties in implementing scientific approach and in doing authentic evaluation. Besides, the teachers still need some example of learning instrument which based on curriculum 2013 for elementary school. Therefore, development of learning instrument is really needed in order to fulfil teachers’ need.

This research is a development research. The product that developed in this research is a set of learning instrument that based on curriculum 2013 for elementary school also thematic integrative, scientific, and authentic measurement approach in the learning process. The aim of this research is to produce a set of learning instruments based on curriculum 2013 for elementary school.

This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp (2011) and the procedures are adopted and become a more simple development model, which is used as the research’s principal. There are five steps of development procedure used in this research. They include (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, (5) design revision, to produce the final product design such as learning tools which refers Curriculum 2013 for the first grade of primary school students. Instruments in this study is a list of needs analysis interview questions. Interviews were used for analysis needs to first grade elementary school teacher Gentan, Ngaglik, Sleman, while the questionnaire is used to validate the quality of learning by two experts Curriculum 2013 and the two first grade elementary school teacher.

Based on the validation of two experts Curriculum 2013 resulted in a score of 3,77 (good) and 4.51 (very good), two first grade elementary school teacher resulted in a score of 4.02 (good) and 4.53 (very good). The teaching material gets the average score of 4,21 and it is categorized “good”. It is observed from 11 aspect of the instrument validation ie, are (1) the identity RPPTH, (2) the formulation of indicators, (3) formulating learning goals, (4) the selection of teaching materials, (5) the selection of learning resources, (6) learning media selection, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student worksheets and (11) language.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan petunjuk-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Subtema Aku Istimewa Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa

Kelas I Sekolah Dasar, dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis

mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik

secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan

dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A selaku Ketua Program

Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

6. Titi Suwarni, S.Pd. Selaku guru guru kelas I SD Negeri Tegalrejo 1 yang

(14)

xi

7. Muhammad Subakir, S.Pd. selaku guru kelas I SD Negeri Tanjungtirto 1

yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk

penelitian.

8. Sarinah Nuraini, S.Pd. selaku guru kelas I SD Negeri Semper Timur

Jakarta Utara yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi

produk penelitian.

9. Adrian Arif, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang

telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi

produk penelitian.

10.Maria Kristi W., S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013

yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan

validasi produk penelitian.

11.Orang tuaku Wahyudi dan Parjiyem yang setia memberikan doa dan

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Kakakku Jaka Suryanta, Ferry Irawan, dan Tri Suwarto yang selalu

memberi semangat.

13.Adinda Kharisma Citra Melati yang selalu memberi semangat, motivasi,

dan dukungannya selama ini.

14.Teman dekatku Fica, Meilin, Nari, Lala, Iwan, Evant, Dias, Adhi, Vian,

Oka, Nanda, Bowo, Ibeh, Abil, Brigita, Vivin, Danang, Mitha, Dinta, Flo,

Arifka, Irwansyah, Anggun, dan Rita yang telah memberikan semangat,

motivasi dan dukungan.

15.Sahabatku Riski, Adhe, Ary, Neni, Yasin, Catur, dan, Arif yang telah

memberikan semangat.

16.Teman-teman satu perjuangan mahasiswa skripsi payung pengembangan

perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013.

17.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk

bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan

(15)

xii

berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga

bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 16 Februari 2015

Penulis

(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Istilah ... 6

1.6 Spesifikasi Produk ... 7

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori ... 9

2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 9

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 12

2.1.1.2 Penguatan Pendidikan Karakter ... 20

2.1.1.3 Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 22

(17)

xiv

Halaman

2.1.1.5 Pendekatan Saintifik ... 32

2.1.1.6 Penilaian Otentik ... 35

2.1.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 41

2.1.2.1 Silabus dan RPPTH ... 48

2.2 Penelitian yang Relevan ... 52

2.3 Kerangka Pikir ... 55

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 57

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 58

3.2 Prosedur Pengembangan ... 61

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 62

3.2.2 Pengumpulan Data ... 63

3.2.3 Desain Produk ... 63

3.2.4 Validasi Desain ... 64

3.2.5 Revisi Desain ... 64

3.3 Jadwal Penelitian ... 64

3.4 Validasi Ahli Kurikulum ... 65

3.5 Validasi Guru Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 66

3.6 Instrumen Penelitian ... 66

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 67

3.8 Teknik Analisis Data ... 67

3.8.1 Data Kuantitatif ... 67

3.8.2 Data Kualitatif ... 67

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ... 71

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 71

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 75

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 75

4.2.1 Silabus ... 76

(18)

xv

4.3 Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 79

4.4 Data Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 81

4.5 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 81

4.5.1 Kajian Produk Akhir ... 82

4.5.1.1Silabus ... 82

4.5.1.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 82

4.5.2 Pembahasan ... 83

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 94

5.3 Saran ... 95

DAFTAR REFERENSI ... 96

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum ...14

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian ...65

Tabel 3. Konversi Nilai Skala Lima ...68

Tabel 4. Kriteria Skor Skala Lima ...70

Tabel 5. Komentar Pakar Kurikulum dan Revisi ...80

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Revisi Taksonomi Bloom ... 23

Gambar 2. Model Desain Pembelajaran Jerold E. Kemp yang Direvisi ... 42

Gambar 3. Kerangka Berpikir Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 56

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Surat Ijin Wawancara ... 101

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara ... 102

Lampiran 3 Analisis Kebutuhan Guru ... 103

Lampiran 4 Data Mentah Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 pertama ... 106

Data Mentah Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 kedua ... 110

Lampiran 5 Data Mentah Validasi Guru Kelas I SD ... 114

Data Mentah Validasi Guru Kelas I SD ... 118

Lampiran 7 Silabus ... 122

Lampiran 8 Biodata ... 203

(22)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki pengaruh yang cukup besar bagi kemajuan suatu

bangsa. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia

yang berkualitas dan berguna bagi kemajuan bangsa. Pendidikan di Indonesia

pada umumnya diselenggarakan melalui sebuah program pembelajaran. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembelajaran dimaknai sebagai proses, cara,

perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Depdiknas, 2008: 23).

Majid (2014: 15) mengartikan pembelajaran sebagai suatu proses interaksi antara

anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik.

Sementara itu, pembelajaran menurut Oemar Hamalik (dalam Majid, 2014: 141)

adalah suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Jadi, pembelajaran adalah serangkaian peristiwa atau proses

belajar antar peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan sumber

belajar, atau peserta didik dengan pendidik yang di dalamnya terdapat kombinasi

berbagai faktor yang saling berpengaruh dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut, tentunya memerlukan

perlengkapan berupa perangkat pembelajaran.

Perangkat pembelajaran sangat diperlukan oleh sebuah kurikulum yang

berlaku karena dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun

(23)

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Perangkat pembelajaran

adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka

melakukan proses pembelajaran (Daryanto, 2014: v). Hal ini sesuai dengan

pendapat Majid (2009: 21) bahwa guru harus mampu mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang harus dilaksanakan dalam merencanakan program dengan

baik.

Pemerintah mengadakan Kurikulum SD 2013 pada tahun 2014 semester

gasal ini. Kurikulum ini adalah kurikulum yang diadopsi dari unsur-unsur

kurikulum yang sudah ada, dan merupakan penyempurnaan dari kurikulum yang

berlaku sebelumnya. Kurikulum 2013 ini memberlakukan pembelajaran tematik.

Prinsip-prinsip utama yang mengalami pengembangan dalam Kurikulum 2013

adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang merupakan keberlanjutan dari

kebutuhan, Standar Isi (SI) yang merupakan keberlanjutan dari SKL melalui

kompetensi inti yang bebas dari mata pelajaran. Pada Kurikulum 2013 ini, guru

menyusun RPP yang berorientasi pada pendidikan karakter dan

mengimplementasikannya pada praktik pembelajaran sehari-hari di kelas melalui

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) yang telah dibuat.

Tetapi pada pelaksanaannya masih banyak guru yang belum mampu menyusun

RPPTH dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu TS selaku guru kelas I di SD N

(24)

bahwa guru belum mampu memahami Kurikulum 2013 secara menyeluruh

dikarenakan diklat pelatihan kurikulum ini berlangsung dengan tergesa-gesa,

sehingga pemahaman guru yang mengikuti penataran kurang maksimal. Beliau

menambahkan, pemahaman guru terkait dengan perumusan indikator dan tujuan

pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa juga belum

maksimal. Namun, seiring berjalannya implementasi kurikulum baru ini, beliau

sudah mulai untuk mempelajari dalam perumusan indikator dan tujuan

pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa. Mengenai

pemahaman guru terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam

pembelajaran, beliau menegaskan bahwa jika dipelajari dengan sungguh-sungguh,

pendekatan tematik integratif ternyata tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan.

Ibu TS mengatakan bahwa beliau juga belum memahami betul penerapan

pendekatan saintifik dalam pembelajaran, ditambah dengan perlunya pengadaan

media yang terkait pembelajaran dimana tidak semua wilayah dapat menyediakan

media tertentu, misalnya pengadaan media tanaman yang selama ini menjadi

kendala di SD N Tegalrejo yang mana berada di wilayah kota. Di Samping itu,

terkait penilaian otentik beliau juga belum memahami secara jelas. Ibu TS juga

memaparkan jika beliau memerlukan contoh-contoh rubrik penilaian non tes.

Selain itu, Ibu TS juga masih ingin mengikuti diklat terkait Kurikulum

2013 agar lebih bisa memahami jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan

oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Disebutkan juga bahwa

guru masih memerlukan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 yang

(25)

pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 belum semuanya ada. Guru

juga mengalami kesulitan mengembangkan pembelajaran dan pembuatan rubrik

penilaian. Untuk itu, guru meminta agar fasilitas untuk penyaji pembelajaran

dilengkapi agar pembelajaran menjadi lebih mudah.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa guru

memiliki beberapa permasalahan dalam penyusunan perangkat pembelajaran,

sehingga guru membutuhkan perangkat pembelajaran untuk membantu dalam

melaksanakan pembelajaran di kelas. Dengan demikian, peneliti mencoba untuk

membantu memberikan solusi berupa perangkat pembelajaran yang terintegrasi

melalui pendekatan saintifik dan pendidikan karakter mengacu Kurikulum SD

2013 yang sudah dikembangkan sendiri oleh peneliti pada subtema “Aku

Istimewa” untuk siswa kelas I SD. Perangkat pembelajaran ini diharapkan dapat

membantu mengatasi permasalahan yang dialami guru.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema aku

istimewa mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah

Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema aku istimewa

(26)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, adapun tujuan dari penelitian ini

adalah:

1.3.1 Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema sku istimewa

mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran

subtema aku istimewa mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas

satu (1) Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan perangkat ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru dalam

melakukan pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum SD 2013 di

kelas I SD dengan Research and Development (R&D).

1.4.2 Bagi Guru

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

perangkat pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran

mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Aku Istimewa untuk siswa kelas I

Sekolah Dasar.

1.4.3 Bagi Siswa

Perangkat pembelajaran ini membantu siswa kelas I Sekolah Dasar dalam

melakukan pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Aku

(27)

1.4.4 Bagi Sekolah

Sekolah mendapat tambahan refrensi dalam mengembangkan perangkat

pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 subtema aku istimewa

untuk siswa kelas satu (I) Sekolah Dasar.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Prodi PGSD mendapat tambahan masukan atau referensi mengenai

penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu

Kurikulum 2013.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan dari

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dijadikan sebagai acuan dan

pedoman bagi pelaksaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai

ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) namun juga

memadukan pendekatan tematik inetgratif dan pendekatan saintifik.

1.5.2 Pendidikan karakter adalah upaya untuk membuat peserta didik

berkarakter baik dengan tujuan membentuk budi pekerti dan akhlak mulia

dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan.

1.5.3 Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses berfikir seseorang pada

ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tingkat

tinggi adalah aspek analisa, aspek evaluasi dan aspek mencipta.

1.5.4 Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang

(28)

mata pelajaran yang dapat dikaitkan sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna kepada peserta dididk.

1.5.5 Pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang mengadopsi

langkah-langkah sains dalam membangun pengetahuan melalui proses

pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang

suatu kebenaran.

1.5.6 Penilaian otentik adalah adalah asesmen yang digunakan untuk

menggambarkan kondisi siswa yang sebenarnya sesuai dengan fakta atau

kenyataan yang ada.

1.5.7 Perangkat Pembelajaran adalah sekumpulan Rencana Pembelajaran

Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari Lembar

Kerja Siswa (LKS), materi pembelajaran, instrumen penilaian yang berupa

soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian yang digunakan

dalam pembelajaran.

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap yaitu: 1) identitas RPPTH, 2)

perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) materi ajar, 5)

sumber belajar, 6) media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario

pembelajaran, 9) penilaian, dan 10) lembar kerja siswa.

1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi

siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang

nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

(29)

1.6.4 RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan

saintifik, meliputi: mengamati, menanya, mencoba, mencoba, dan

mengomunikasikan.

1.6.5 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik yang

dimaksudkan untuk menilai peserta didik secara nyata menggunakan

pedoman penilaian.

1.6.6 RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD, meliputi: penggunaan

tanda baca yang tepat, penggunaan huruf kapital, pemilihan kata yang

(30)

9 BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kurikulum SD 2013

Kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan

datang bangsa yang dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi bangsa di masa

lalu, kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan.

Oleh sebab itu, kurikulum bersifat dinamis dan harus mengalami perubahan dan

pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Majid (2014: 19) bahwa kurikulum merupakan

sistem yang mengatur pendidikan, dan dapat berubah sesuai dengan

perkembangan zaman dan kebutuhan. Kurikulum yang baru ini diharapkan

mampu memberikan kualitas proses pembelajaran serta rancangan pembelajaran

yang ada di sekolah. Pengembangan dan perubahan kurikulum harus dilakukan

secara sistematis dan terarah serta memiliki visi dan arah yang jelas agar dapat

diketahui akan menjadi seperti apa sistem pendidikan nasional dengan kurikulum

tersebut. Kurikulum SD 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004 yang dijadikan

sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksaan pendidikan untuk mengembangkan

berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh

jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah (Mulyasa,

(31)

pemrolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu

kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan

pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat

diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu

kriteria keberhasilan.

Mulyasa (2013: 164) berpendapat bahwa secara konseptual, Kurikulum

SD 2013 memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

1. Kurikulum SD 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah

(kontkstual), kerana berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat

peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan

potensinya masing-masing.

2. Kurikulum SD 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi

mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu

pengetahuan, keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan

aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan

standar kompetensi tertentu.

3. Bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang di dalam

pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi,

terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

Pelaksanaan Kurikulum SD 2013 dirasa Kurniasih (2014: 40) memiliki

(32)

1. Peserta didik dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap

pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.

2. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi peserta didik

tidak hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai

kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.

3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah

diintegrasikan ke dalam semua program studi.

4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan

pendidikan nasional. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara

holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

5. Tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial.

6. Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi seperti

sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.

7. Adanya remediasi secara berkala.

8. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.

9. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi

profesi, pedagogi, sosial, dan personal.

10.Kelengkapan dokumen memicu guru untuk menerapkan budaya literasi,

membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP, dan menerapkan

pendekatan scientific secara benar.

11.Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena

(33)

Penjelasann di atas memberikan kesimpulan bahwa dalam pengembangan

Kurikulum SD 2013 diharapkan dapat menyiapkan SDM yang berkualitas

sehingga masyarakat dan bangsa Indonesia bisa menjawab berbagai masalah dan

tantangan yang semakin rumit dan kompleks.

2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Rasional perubahan Kurikulum SD 2013 menurut Widyastono (2014: 119)

meliputi konsep dasar, faktor-faktor pengembangan, karekteristik, dan tujuan

Kurikulum SD 2013. Konsep dasar Kurikulum SD 2013 menekankan pada

pengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik

secara seimbang. Ketiga kompetensi tersebut akan dijabarkan dalam rapor dan

menjadi penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Sehingga guru wajib

mengimplementasikannya ke dalam pembelajaran serta harus menilai kompetensi

tersebut secara menyeluruh. Menurut Syaifudin (dalam Husamah, 2013: 7), ada

lima rasionalisasi dalam pengembangan Kurikulum SD 2013, yaitu:

1. Tantangan Eksternal dan Internal

a. Tantangan Internal

(1) PP 19/2005 mengamanatkan bahwa pengembangan pendidikan

mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar

isi, standar proses, standar penilaian, standar kompetensi lulusan,

standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana dan

(34)

(2) Kondisi pendidikan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara

maju. Aspek ini akan melihat standar isi, khususnya pada kompetensi

dasar.

(3) Demografi bangsa Indonesia, yang membutuhkan SDM berkualitas.

b. Tantangan Eksternal

Lima tantangan penting yaitu tantangan masa depan, persepsi

masyarakat, kompetensi masa depan, perkembangan pengetahuan dan

pedagogi, dan fenomena negatif yang mengemuka. Pengembangan

Kurikulum SD 2013 mengintegrasikan tiga komponen penting, yaitu

attitude, skill, and knowledge (ASK), mengurangi beban siswa yang

terlalu berat dengan mengintegrasikan mata pelajaran ke dalam tema

(khusus untuk SD/MI), serta menitik beratkan pada pengembangan

karakter siswa dalam kompetensi lulusannya.

2. Pola pikir pikir pengembangan Kurikulum SD 2013

a. Pola pikir pengembangan Kurikulum SD 2013 dibandingkan dengan

kurikulum sebelumnya.

1) Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan.

2) Standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui

kompetensi inti yang bebas mata pelajaran.

3) Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan

sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

4) Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.

(35)

b. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum

Tabel 1. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum

(Syaifudin dalam Husamah, 2013: 8)

Elemen Ukuran tata kelola KTSP 2006 KURIKULUM SD

2013

Guru

Kewenangan Hampir mutlak Terbatas

Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya tinggi.

Bagi yang rendah masih terbantu dengan adanya buku

Beban Berat Ringan

Peran penerbit Besar Kecil

Variasi materi dan proses

Tinggi Rendah

Variasi harga/ beban siswa

Tinggi Rendah

Siswa tergantung pada guru

Pemantauan

Titik

penyimpangan

Banyak Sedikit

Besar

penyimpangan

Tinggi Rendah

pengawasan Sulit, hampir

tidak mungkin

Mudah

Penyusunan silabus

Guru Hampir mutlak

(dibatasi hanya oleh SK-KD)

Pengembangan dari dari yang sudah disiapkan

pemerintah Hanya sampai

SK-KD

Mutlak

Penyusunan buku

Penerbit Kuat Lemah

Guru Hampir mutlak Kecil, kecuali untuk

buku pengayaan

Pemerintah Kecil, untuk

kelayakan penggunaan sekolah

Kecil untuk buku teks, kecil untuk buku pengayaan

Penyusunan Rencana

Guru Hampir mutlak Kecil,kecuali untuk

(36)

Pelaksanaan Pembelajaran

yang ada pada buku teks

Pemerintah daerah Supervisi penyusunan dan

Guru Mutlak Hampir mutlak

Pemerintah daerah Pemantauan kesesuaian dengan rencana (variatif)

Pemantauan kesesuaian dengan buku teks (terkendali)

Penjaminan mutu

Pemerintah Sulit, karena

variadi terlalu besar

Mudah. Karena mengarah pada pedoman yang sama

Langkah-langkah yang direncanakan pemerintah dalam penguatan

tata kelola tersebut sebagai berikut :

1) Menyiapkan buku pegangan pembelajaran.

2) Menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar

yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka

manfaatkan.

3) Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan

daerah dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Pendalaman dan perluasan materi

Pendalaman dan perluasan materi didasarkan pada materi-materi pelajaran

yang dikembangkan di negara-negara maju, dan membandingkannya dengan

kondisi yang ada di Indonesia.

4. Penguatan Proses

Penguatan proses ditekankan pada dua aspek penting yaitu proses

(37)

a. Pembelajaran

1) Menggunakan pendekatan saintifik dengan mengamati, bertanya,

mencoba menalar dan sebagainya.

2) Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran

untuk semua mata pelajaran.

3) Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu (discovery

learning).

4) Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi

pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis dan kreatif.

b. Penilaian

1) Disediakan buku pegangan guru.

2) Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran

mendalam (bukan sekedar hafalan).

3) Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa.

4) Menggunakan portofolio pembelajaran siswa.

5. Penyesuaian Beban

1) Disediakan buku pegangan guru.

2) Pendekatan tematik terpadu menggunakan satu buku untuk semua

mata pelajaran sehingga dapat selaras dengan kemampuan bahasa

Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge.

3) Penyediaan buku teks oleh pemerintah daerah/kota.

Selain lima rasional perubahan kurikulum di atas, ada hal lain yang

(38)

menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada

Kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan di antaranya:

a. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan

banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan

tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.

b. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan

tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

c. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,

keterampilan, dan pengetahuan.

d. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan

kebutuhan (misalnyapendidikan karakter, metodologi pembelajaran

aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum

terakomodasi dalam kurikulum.

e. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang

terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.

f. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan

pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang

beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada

guru.

g. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis

kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut

(39)

h. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar

tidak menimbulkan multi tafsir.

Selain masalah yang ada pada kurikulum yang berlaku sebelumnya, hal

yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum SD 2013 (Hidayat, 2013: 121),

yaitu:

1. Tantangan masa depan di antaranya meliputi arus globalisasi, masalah

lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu

dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan

industri kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia,

pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan transformasi pada

sektor pendidikan serta hasil TIMSS dan PISA.

2. Kompetensi masa depan yang meliputi kemampuan berkomunikasi,

kemampuan berpikir jernih dan kritis kemampuan mempertimbangkan

segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara

yang efektif, dan kemampuan untuk mencoba mengerti dan toleran

terhadap pandangan yang berbeda.

3. Fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar,

narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian,

dan gejolak sosial (social unrest).

4. Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu

menitikberatkan pada aspek kognitif, beban peserta didik yang terlalu

(40)

Pada Kurikulum SD 2013 terdapat empat elemen perubahan, yaitu

perubahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), standar isi, standar proses dan

standar evaluasi. Perubahan yang terjadi pada SKL adalah adanya peningkatan

dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap,

keterampilan, dan pengetahuan. Landasan pengembangan kompetensi dasar pada

setiap kelas, pada setiap jenjang pendidikan, rumusan empat kompetensi inti

(penghayatan, pengalaman agama, sikap keterampilan, dan pengetahuan).

Perubahan pada standar isi yaitu dalam hal pengembangan kompetensi dari mata

pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi muatan

pelajaran melalui pendekatan tematik integratif. Kompetensi yang semula

diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang

dikembangkan dari kompeten. Pada standar proses, perubahan terjadi pada

strategi pembelajaran. Di dalam pembelajaran, guru wajib memfasilitasi peserta

didik untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan

mencipta. Standar evaluasi pada Kurikulum SD 2013 juga mengalami perubahan,

yaitu yang mengukur penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap,

keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Beberapa

konsekuensi akibat perubahan subtansi tersebut adalah dalam hal: pendekatan (isi)

menggunakan tematik integratif, dan dalam hal struktur kurikulum (isi) untuk

sekolah dasar adalah menyeluruh berbasis sains, jumlah mata pelajaran dari

sepuluh mejadi 6, dan jumlah jam bertambah 4 jam perminggu akibat perubahan

(41)

Berdasarkan elemen perubahan di atas dapat disimpulkan bahwa

Kurikulum SD 2013 menata ulang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah

berlaku sehingga menjadi penyempurnaan bagi pendidikan nasional.

2.1.1.2Penguatan Pendidikan Karakter

Kurikulum SD 2013 mengharuskan guru menyusun RPP yang berorientasi

pada Pendidikan Karakter dan mengimplementasikannya pada praktik

pembelajaran sehari-hari di kelas melalui RPPTH yang telah dibuat. Sa’dun

(2013: 127) berpendapat bahwa pendidikan karakter pada dasarnya adalah upaya

menjadikan peserta didik berkarakter baik. Pendidikan karakter (Mulyasa, 2013:

7) dalam Kurikulum SD 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan

hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak

mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar

kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui implementasi

Kurikulum SD 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter,

dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu

secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia

sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari, hal ini dapat dilihat pada kegiatan

inti di pembelajaran 1 pada produk halaman 9. Dalam implementasi Kurikulum

SD 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran

pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran

yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu

(42)

sehari-hari. Sedangkan Daryanto (2014: 39) mengemukakan bahwa pendidikan karakter

pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,

berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,

berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan

Pancasila. Jadi, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar

dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan

tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif)

tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik

dan biasa melakukannya (psikomotor).

Upaya untuk mengimplementasikan pendidikan karakter perlu dilakukan

dengan pendekatan holistis, yaitu mengintegrasikan perkembangan karakter ke

dalam setiap aspek kehidupan sekolah. Zubaedi (2012: 195) menjelaskan,

pendekatan holistis dalam pendidikan karakter memiliki integrasi sebagai berikut:

1. Segala kegiatan di sekolah diatur berdasarkan sinergitas-kolaborasi

hubungan antara peserta didik, guru, dan masyarakat.

2. Sekolah merupakan masyarakat peserta didik yang peduli dimana ada

ikatan yang jelas yang menghubungkan peserta didik, guru, dan sekolah.

3. Pembelajaran emosional dan sosial setara dengan pembelajaran akademik.

4. Kerjasama dan kolaborasi di antara peserta didik menjadi hal yang lebih

utama dibandingkan persaingan.

5. Nilai-nilai seperti keadilan, rasa hormat, dan kejujuran menjadi bagian

(43)

6. Peserta didik-diswa diberikan banyak kesempatan untuk mempraktikkan

perilaku moralnya melalui kegiatan-kegiatan seperti pembelajaran

memberikan pelayanan.

7. Disiplin dan pengelolaan kelas menjadi fokus dalam memecahkan masalah

dibandingkan hadiah dan hukuman .

8. Model pembelajaran yang berpusat pada guru harus ditinggalkan dan

beralih ke kelas demokrasi di mana guru dan peserta didik berkumpul

untuk membangun kesatuan, norma, dan memecahkan masalah.

Revitalisasi dan penekanan karakter dalam pengembangan Kurikulum SD

2013 diharapkan mampu menyiapkan SDM yang berkualitas, sehingga

masyarakat dan bangsa Indonesia bisa menjawab berbagai masalah dan tantangan

yang semakin rumit dan kompleks. Jadi, Pendidikan karakter adalah upaya untuk

membuat peserta didik berkarakter baik dengan tujuan membentuk budi pekerti

dan akhlak mulia dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan.

2.1.1.3Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.

Pelaksanaan Kurikulum SD 2013 mengharapkan peserta didik memiliki

kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kuswana (2012: 109) berpendapat bahwa

kemampuan berpikir yang baik dicapai melalui beberapa tahapan yang dapat

dilihat dari teori berpikir kritis menurut taksonomi Bloom yang sudah direvisi.

Revisi tersebut dilakukan oleh Anderson dan Kartwohl (dalam Purwanto, 2013:

49) dengan beberapa tahapan, yaitu (1) mengingat, (2) memahami, (3)

menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, (6) menciptakan. Berikut

(44)

Gambar 1. Revisi Taksonomi Bloom

Berdasarkan gambar di atas, berikut penjelasan dari setiap tahapan

menurut taksonomi Bloom (Purwanto, 2013: 50-51):

1. Mengingat (C1)

Mengingat merupakan kemampuan kognitif yang paling rendah.

Kemampuan ini merupakan kemampuan mengeluarkan fakta yang

disimpan di dalam otak yang digunakan untuk merespons suatu

permasalahan.

2. Memahami (C2)

Kemampuan memahami merupakan kemampuan untuk melihat hubungan

fakta dengan fakta. Mengingat/ menghafal dianggap tidak cukup karena

memahami lebih baik dalam melihat hubungan antara pengetahuan dengan

fakta.

3. Menerapkan (C3)

Menerapkan merupakan kemampuan kognitif untuk memahami aturan,

hukum, rumus, dan sebagainya. Biasanya kemampuan pada tingkat ini

(45)

4. Menganalisis (C4)

Kemampuan menganalisis adalah kemampuan untuk memahami suatu

dengan cara menguraikannya ke dalam unsur-unsur sederhana.

5. Mengevaluasi (C5)

Mengevaluasi adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil

keputusan dari hasil penilaiannya.

6. Mencipta (C6)

Kemampuan mencipta merupakan kemampuan berpikir yang paling tinggi.

Kemampuan ini merupakan kemampuan yang menjadikan pengetahuan

yang dimiliki, diolah menjadi suatu bentuk yang baru.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

kognitif menurut taksonomi Bloom merupakan kemampuan yang bertahap untuk

sampai kepada tingkat tertinggi. Pelaksanaan pedekatan tematik integratif ini

dapat dilihat pada kegiatan inti pembelajaran 1 pada produk halaman 9.

2.1.1.4Pendekatan Tematik Integratif

Pembelajaran tematik integratif merupakan salah satu ciri khas dari

Kurikulum SD 2013. Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan

dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob dengan konsep

pembelajaran interdisipliner dan Fogarty dengan konsep pembelajaran terpadu.

Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang

secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik dalam intramata pelajaran

maupun antar-mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, peserta didik akan

(46)

jadi bermakna bagi peserta didik (Majid, 2014: 85). Pembelajaran tematik adalah

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata

pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid

(Poerwadarminta dalam Majid, 2014: 80). Dalam Kemendikbud (2014: 15) juga

disebutkan bahwa belakangan ini, pembelajaran tematik integratif diyakini

sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif karena mampu mewadahi dan

menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di

dalam kelas atau di lingkungan sekolah. Terkait hal tersebut juga dijelaskan tujuan

dari pembelajaran tematik integratif, yakni:

1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu;

2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi

muatan pelajaran dalam tema yang sama;

3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan

berkesan;

4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan

berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta

didik;

5. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari

pelajaran yang lain;

6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang

(47)

7. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan

secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau

3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan; dan

8. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuhkembangkan

dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi

dan kondisi.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang

memadukan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai

tema. Menurut Majid (2014: 80), pendekatan tematik integratif merupakan salah

satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu

sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individu

maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip

keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Majid (2014: 86) memberikan

penjelasan mengenai pengertian pembelajaran tematik sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang

digunakan untuk memeahami gejala-gejala, dan konsep-konsep, baik yag

berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi

lainnya.

2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang

studi yang mencerminkan dunia riil di sekeliling dan dalam rentang

kemampuan dan perkembangan anak.

3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak

(48)

4. Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda

dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.

Pembelajaran tematik memberikan keluasaan dan kedalaman implementasi

kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada peserta didik untuk

memunculkan dinamika dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Majid (2014: 89) mengenai prinsip pembelajaran tematik sebagai

berikut:

1. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat

dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini

menjadi alat pemersatu materi yang berragam dari beberapa mata

pelajaran.

2. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata

pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-materi

yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna.

3. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan

kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif

harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang

termuat dalam kurikulum.

4. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu

mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan

kebutuhan, dan pengetahuan awal.

5. Materi pembelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya,

(49)

Sebagai suatu model pembelajaran yang diterapkan di sekolah dasar,

Majid (2014: 89) memperjelas karakteristik pembelajaran tematik sebagai berikut:

a. Berpusat pada peserta didik

Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, sedangkan guru

lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan

kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung

Peserta didik akan dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret)

sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang

paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Peserta didik diharapkan mampu memahami konsep-konsep dari

berbagai mata pelajaran secara utuh. Hal ini diperlukan untuk

membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi pada kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel

Pada pembelajaran tematik, guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu

mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya

dengan kehidupan peserta didik dan keadaan lingkungan di mana

(50)

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Sedangkan karakteristik pembelajaran tematik menurut TIM Pengembang

PGSD (dalam Majid, 2014: 90) adalah:

a. Holistik, suatu gejala atau yang menjadi pusat perhatian dalam

pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi

sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.

b. Bermakna, pengkajian atau fenomena dari berbagai macam aspek,

memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar-skemata yang

dimiliki oleh peserta didik, yang pada gilirannya nanti akan

memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari.

c. Otentik, pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik memahami

secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.

d. Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada

pendekatan inquiry discovery dimana peserta didik terlibat secara aktif

dalam proses pembelajaran, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga

proses evaluasi.

Pembelajaran tematik memiliki rambu-rambu yang harus diperhatikan

dalam perencanaan dan pelaksanaannya, adapun rambu-rambu pembelajaran

tematik (Majid, 2014: 91) adalah sebagai berikut:

a. Tidak semua mata pelajaran harus disatukan.

(51)

c. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak harus dipadukan.

Kompetensi dasar yang tidak dapat diintegrasikan dibelajarkan secara

tersendiri.

d. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap

diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara mandiri.

e. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca,

menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.

f. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik peserta didik,

lingkungan, dan daerah setempat.

Kelebihan atau arti penting dari pembelajaran tematik menurut Majid

(2014: 92) adalah sebagai berikut:

1. Menyenangkan, karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak didik.

2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar-mengajar yang relevan

dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik.

3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4. Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan

persoalan yang dihadapi.

5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.

6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan

orang lain.

7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang

(52)

Kelebihan pembelajaran tematik integratif juga dijelaskan oleh Ahmadi

(2014: 224) sebagai berikut:

1. Premis utama pembelajaran tematik integratif terpadu bahwa peserta

didik memerlukan peluang tambahan untuk menggunakan talentanya.

2. Menyediakan waktu bersama orang lain untuk secara cepat

mengkonseptualisasi dan mensintesis.

3. Relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar.

4. Menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.

5. Memiliki perbedaan kualitatif dengan model pembelajaran lain, karena

sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat

tinggi atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan

ganda, sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap,

keterampilan dan pengetahuan.

Selain kelebihan tersebut, Ahmadi (2014: 224) menjelaskan manfaat

pembelajaran tematik integratif, yaitu:

1. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.

2. Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, dan

strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk

memecahkan masalah.

3. Mengoptimalisasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah

otak (brain-friendly classroom).

4. Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses

(53)

5. Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik berada dalam

format ramah otak.

6. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan

langsung oleh peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari.

7. Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan

program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan

bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas.

8. Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru

untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara

penilaian.

Keberhasilan pembelajaran tematik integratif sangat ditentukan oleh

seberapa jauh pembelajaran terpadu direncanakan dan dikemas sesuai dengan

kondisi peserta didik: minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan. Berdasarkan

teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif adalah

pendekatan pembelajaran yang menggunakan tema untuk memadukan berbagai

kompetensi dari berbagai mata pelajaran yang dapat dikaitkan, namun dengan

melihat prinsip dan rambu-rambu yang ada agar manfaat dan tujuan pelaksanaan

pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta

didik.

2.1.1.5Pendekatan Saintifik

Penerapan pendekatan pendekatan saintifik atau ilmiah dalam proses

pembelajaran ini sering disebut menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan

(54)

approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali

informasi, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,

menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,

kemudian menyimpulkan, dan mencipta (Majid, 2014: 211), penerapan

pendekatan saintifik nampak pada produk perangkat pembelajaran halaman 9.

Teknik penilaian dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat

dilakukan dengan: penilaian proses, penilaian produk, dan penilaian sikap

(Hosnan, 2014: 396). Penilaian pada 3 aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui observasi saat

peserta didik bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi maupun saat

presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja, hal ini nampak

pada produk perangkat pembelajaran halaman 18. Instrumen berupa daftar

cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

a. Tes praktik/ kinerja atau performance, yaitu penilaian yang menuntut

respons berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku

sesuai dengan tuntutan kompetensi.

b. Penilaian projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang

meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara

tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara

menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu

Gambar

Tabel 1. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum .....................................................14
Gambar 4. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran ................ 62
Tabel 1. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
Gambar 1. Revisi Taksonomi Bloom
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses perancangan aplikasi pembelajaran bahasa isyarat berbasis Android pada tablet yang terdiri dari A-Z tahap, yaitu perancangan sistem secara umum, analisis kebutuhan

kDcED nqck B4 sd4N

Regional distribution of intestinal enzymes in Nile tilapia was investigated using enzyme histochemistry. Samples from adult fish were obtained from the five major intestinal

13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2010 tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Laporan Bulanan Bank Umum serta Laporan tertentu yang di sampaikan ke Bank Indonesia. •

PEMBELAJARAN TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL YANG MENGAKOMODASI KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN PENANAMAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR..

Penerapan augmented reality pada buku media pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan software ARToolKit untuk menampilkan produk tiga dimensi (3D) alat transportasi

Dihitung berdasarkan besarnya arus dan besarnya nilai ruang (space) pejalan kaki untuk pejalan kaki pada interval 15 menitan yang terbesar dan dicocokkan