• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT DAN MOTIVASI UMAT MENJADI PEMAIN GAMELAN PADA PERAYAAN EKARISTI DI GEREJA HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRANYOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MINAT DAN MOTIVASI UMAT MENJADI PEMAIN GAMELAN PADA PERAYAAN EKARISTI DI GEREJA HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRANYOGYAKARTA."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Abednego Banni Wicaksono 11208241050

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

limpahan berkat rahmat dan kasih-Nya sehingga akhirnya saya boleh menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan baik. Saya sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam tugas akhir skripsi ini karena keterbatasan saya.

Berbagai motivasi, bantuan dan bimbingan yang saya dapatkan dari banyak pihak sangat membantu saya dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan tulus saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Hanna Sri Mudjilah, M.Pd. dan Ibu Francisca Xaveria Diah K, M.A. selaku pembimbing I dan pembimbing II yang bersedia meluangkan waktu untuk membantu dan membimbing saya dengan penuh kesabaran.

2. Dr. Kuswarsantyo, M.Hum. dan Drs. Sritanto, M.Pd. yang bersedia mengoreksi dan memberi saran sebagai expert dalam penelitian ini.

3. Umat yang menjadi pemain gamelan di Gereja Hati Santa Perawan Maria TakBercelaKumetiran Yogyakarta yang bersedia menjadi responden.

(6)
(7)

v

i

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Orang tua saya Victor Subanar (†) dan Ch. Wahyu Suryo Ningrum Budi Rahayu

Astuti Ningsih (†)

(8)

v

ii

Berusahalah dalam doa dan percayalah,

Bapamu disorga akan memberikan yang terbaik bagi setiap orang

(9)

v

i ii

PERSETUJUAN... ii

PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

KATA PENGANTAR... v

PERSEMBAHAN...vi

MOTTO... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GRAFIK ... x

ABSTRAK... xi

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Batasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

(10)

v

C. Tempat dan Waktu Penelitian... 36

D. Populasi... 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 43

A. Deskripsi Hasil Penelitian... 43

B. Pembahasan... 58

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 65

A. Kesimpulan... 65

B. Implikasi... 65

(11)

v

(12)

ix

Tabel 4.1 : Hasil Statistik deskriptif per indikator...44

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Data Minat dan Motivasi Umat...44

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Data Indikator Perhatian...45

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Data Indikator Ketertarikan...46

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Data Indikator Pengetahuan...47

Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Data Indikator Harapan...48

Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Data Indikator Manfaat...49

Tabel 4.8 : Distribusi Frekuensi Data Indikator Eksternal...50

Tabel 4.9 : Distribusi Kecenderungan Minat dan Motivasi...51

Tabel 4.10: Distribusi Kecenderungan Indikator Perhatian...52

Tabel 4.11: Distribusi Kecenderungan Indikator Ketertarikan...53

Tabel 4.12: Distribusi Kecenderungan Indikator Pengetahuan...54

Tabel 4.13: Distribusi Kecenderungan Indikator Harapan...55

Tabel 4.14: Distribusi Kecenderungan Indikator Manfaat...56

(13)

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Data Indikator Perhatian...46

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Data Indikator Ketertarikan...47

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Data Indikator Pengetahuan...48

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Data Indikator Harapan...49

Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Data Indikator Manfaat...50

Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Data Indikator Eksternal...51

Tabel 4.8 : Distribusi Kecenderungan Minat dan Motivasi...52

Tabel 4.9 : Distribusi Kecenderungan Indikator Perhatian...53

Tabel 4.10: Distribusi Kecenderungan Indikator Ketertarikan...54

Tabel 4.11: Distribusi Kecenderungan Indikator Pengetahuan...55

Tabel 4.12: Distribusi Kecenderungan Indikator Harapan...56

Tabel 4.13: Distribusi Kecenderungan Indikator Manfaat...57

(14)

xi

NIM 11208241050 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan minat dan motivasi umat menjadi pemain gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa minat dan motivasi sangat diperlukan agar seorang individu mempunyai dorongan dan gairah untuk mencapai suatu tujuan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bersifat mendeskripsikan atau menggambarkan suatu masalah secara apa adanya dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket. Angket yang digunakan bersifat tertutup dimana sudah disediakan 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skor nilai 4 untuk jawaban sangat setuju, 3 untuk setuju, 2 untuk tidak setuju, dan 1 untuk sangat tidak setuju. Sebelum digunakan, instrumen penelitian sudah disetujui oleh expert dan sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas sehinggan instrumen penelitian layak untuk digunakan. Instrumen penelitian terdiri dari 30 pernyataan dengan 6 indikator yaitu perhatian, ketertarikan, pengetahuan, harapan, manfaat, dan eksternal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat dan motivasi umat menjadi pemain gamelan ternyata masih rendah. Hal ini disebabkan oleh jumlah skor responden pada beberapa indikator dibawah rata-rata. Pada indikator harapan, dengan skor mean teoritik sebesar 27,5 responden yang dibawah nilai mean ada 17 responden, dan hanya 13 responden yang diatas rata-rata, begitu juga dengan indikator manfaat dan eksternal, sehingga secara keseluruhan minat dan motivasi umat berada pada kategori rendah yaitu sebesar 90%. Akan tetapi, masih ada pemain gamelan yang memiliki minat dan motivasi yang tinggi yaitu sebesar 10% yang dapat dilihat pada indikator perhatian, keingintahuan, dan pengetahuan, dimana dari ketiga indikator tersebut para responden memiliki minat dan motivasi yang tinggi terhadap gamelan.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat banyak musik dari berbagai belahan dunia dapat dengan mudah dinikmati masyarakat Indonesia. Berbagai macam jenis musik seperti musik klasik, musikjazz, musik rock, memiliki ciri khas masing-masing yang berbeda satu dengan yang lainnya. Musik klasik, pop, jazz, merupakan musik universal yang dapat ditemukan diseluruh penjuru dunia, berbeda dengan musik daerah yang hanya ditemukan atau menjadi ciri khas dari suatu daerah tertentu, seperti gamelan yang hanya terdapat di Indonesia. Semakin banyaknya jenis musik yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat mulai lebih tertarik dengan musik klasik, jazz, dan sebagainya daripada musik tradisional yang dapat membuat kelestarian musik tradisional terutama gamelan terancam.

(16)

merupakan salah satu seni budaya yang diwariskan secara turun-menurun oleh para pendahulu dan masih bertahan sampai sekarang.

Gamelan dahulu merupakan musik tradisional yang disajikan sebagai musik rakyat dalam bentuk jathilan, reog, rinding, siteran, gejog lesung, dan masih banyak lagi, serta sebagai musik istana dalam bentuk tari klasik, wayang dengan iringan gamelan, macapat, sekar ageng, sekar alit, dan sebagainya (Prier: 2014). Saat ini seiring dengan perkembangan zaman gamelan menjadi musik tradisional yang lebih fleksibel yang dapat dimainkan oleh semua kalangan, baik tua maupun muda, apapun jabatannya, dapat dipadukan dengan alat musik modern, serta dapat untuk mengiringi berbagai macam acara seperti wisuda, konser, bahkan dalam acara keagamaan seperti perayaan ekaristi.

(17)

Yesus saat masih menjadi manusia dalam bacaan-bacaan injil dan perjamuan kudus dalam ritus ekaristi.

Satu set gamelan membutuhkan kurang lebih 30 orang. Banyaknya orang yang dibutuhkan dalam menampilkan musik gamelan ini memunculkan suatu tantangan sekaligus manfaat bagi para penabuh gamelan dan pesinden.Tantangan dalam bermain gamelan salah satunya adalah banyaknya orang yang terlibat didalamnya sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik antar pemain, dibutuhkan komunikasi dan relasi yang baik antar pemain agar dapat bermain dengan baik. Dibutuhkan latihan bersama yang rutin dan durasi waktu latihan yang cukup lama dan terus-menerus sehingga secara tidak langsung akan menimbulkan rasa kekeluargaan antar pemain yang berpengaruh pada keindahan dan kekompakkan permainan gamelan tersebut. Penabuh gamelan juga tidak boleh fokus pada alat yang dimainkannya saja, tetapi juga harus saling mendengarkan alat musik lainnya demi menjaga kekompakkan, terutama kendang yang bertugas sebagai pengatur tempo.

(18)

tersebut. Komunitas penabuh ini mempunyai jadwal latihan rutin, yaitu setiap hari senin pukul 19.00 WIB sampai dengan pukul 21.30 WIB di Gereja.

Komunitas gamelan ini mempunyai anggota dari segala usia, yaitu remaja hingga orang tua, dari yang masih menjadi siswa hingga dosen, semua menjadi sama jabatannya yaitu sebagai penabuh gamelan, berbaur menjadi satu dibalik alat musiknya masing-masing. Ditengah kesibukan masing-masing dan perkembangan zaman yang menawarkan berbagai hiburan dan jenis musik lain yang baru dan lebih menarik, mereka selalu meluangkan waktu untuk datang sebelum pukul 19.00 WIB untuk berbincang-bincang terlebih dahulu dengan sesama pemain, lalu latihan bersama-sama sampai kurang lebih pukul 21.30 WIB. Seringkali terjadi perbedaan pendapat, salah paham, akibat kurangnya komunikasi dan kemampuan saling mengerti, selain karena kondisi badan yang sudah lelah setelah bekerja seharian, sehingga ada pemain yang salah saat menabuh gamelan.Adapun jadwal Perayaan ekaristi yang diselenggarakan di Gereja Kumetiran Yogyakarta yaitu (1) Sabtu sore pukul 18.00WIB, (2) Minggu pagi pukul 06.00 WIB, (3) Minggu pagi pukul 08.00WIB, (4)Minggu sore pukul 17.00WIB, (5) Minggu malam pukul 19.00 WIB.

(19)

dengan persiapan iringan. Perayaan ekaristi yang biasanya berlangsung selama kurang lebih satu jam, saat menggunakan iringan gamelan menjadi satu setengah jam bahkan hampir dua jam, karena lagu-lagu Jawa kebanyakan bertempo lambat sehingga selain lama juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemain gamelan untuk selalu fokus dalam memainkan bagiannya masing-masing.

Jumlah umat yang hadir saat perayaan ekaristi dengan iringan gamelan yang dimulai pada pukul 06.00 WIB tidak sebanyak saat perayaan ekaristi pada sore hari. Hal itu bisa jadi disebabkan karena waktu mulai perayaan ekaristi yang terlalu pagi sehingga umat memilih menghadiri perayaan yang lebih siang atau sore hari. Bahasa yang digunakan saat ekaristi dengan iringan gamelan adalah bahasa Jawa, sedangkan umat di Gereja Kumetiran Yogyakarta sebagian besar tidak berasal dari penduduk Jawa asli, sehingga masalah bahasa bisa menjadi salah satu faktor sedikitnya umat yang hadir.

(20)

mereka untuk tetap hadir latihan. Waktu pelaksanaan misa yang dimulai pukul enam pagi, dan harus persiapan jauh sebelum dimulainya misa membuat para pemain gamelan harus datang dan bangun lebih awal daripada umat yang lain. Oleh karena itu sangat menarik untuk mengetahui apa minat dan motivasi umat,sehingga tertarik menjadi pemain gamelan untuk mengiringi perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Banyaknyajenis musik yang lebih modern membuat gamelan kurang digemaridi Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta

2. Banyaknya waktu yang dibutuhkan mulai darilatihan sampai dengan selesainya proses perayaan ekaristi dengan iringan gamelan di Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta

(21)

C. Batasan Masalah

Permasalahan yang terkait cukup kompleks. Agar dapat lebih terarah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada minat dan motivasi umat menjadi pemain gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan batasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian inidapat di rumuskan sebagai berikut:“Bagaimanaminat dan motivasi umat menjadi pemain gamelanpadaperayaan ekaristi di Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta? “

E. Tujuan Penelitian

Tujuanpenelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan minat danmotivasi umat menjadi pemain gamelanpada perayaan ekaristi di Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis

(22)

perayaan ekaristi dengan iringan gamelan menjadi lebih berkembang

pada khususnya.

2. Secara praktis

a. Bagi mahasiswa penelitian ini dapat digunakan menjadi

pembanding dalam penelitian selanjutnya terutama dalam

penelitian yang sejenis.

b. Bagi khalayak umum, penelitian ini dapat menjadi pengetahuan

tentang musik gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja

Katolik, dan memberi motivasi untuk lebih mengenal tentang

gamelan

c. Bagi Gereja, penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi

yang penting dalam mempertahankan dan mengembangkan

musik inkulturasi khususnya gamelan Jawa sebagai identitas

lokal sebagai sarana untuk memuji dan memuliakan Tuhan

(23)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Minat

Setiap orang pasti memiliki minat terhadap suatu hal. Adanya minat dalam

diri seseorang akan menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih terhadap hal yang

di minati. Seseorang yang berminat dalam bidang otomotif, pasti akan mencari

tahu, mencoba, menekuni, melakukan kegiatan atau hal-hal yang berkaitan

dengan otomotif, begitu juga bagi yang berminat dalam bidang seni, kesehatan,

ilmu alam, dan masih banyak lagi. Seseorang yang mempunyai minat terhadap

suatu hal akan tertarik dan memperhatikan dengan lebih sungguh-sungguh

terhadap hal yang menjadi minatnya. “Minatadalah sumber penggerak dan

penolong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan

tertentu”(Setyobroto, 2002:22).

Minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

sesuatu diluar diri (Djaali: 2012). Menurut Mappiere (1994:64) “Minat adalah

suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan,

harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang

mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu”.

Crow and Crow dalam Khairani (2014: 137) menyatakan bahwa“minat

(24)

Slameto (2010:180) menjelaskan bahwa“minat adalah rasa lebih suka dan

rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

menyuruh.”“Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu apabila individu

itu memiliki beberapa unsur yaitu sikap, kemauan, ketertarikan, dorongan,

ketekunan dan perhatian”(Abror, 1999:136).

Crow dan Crow dalam Abror (1993:112) menjelaskan bahwa “minat

mengandung unsur kognisi (logika), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak).

Kognisi didahului oleh pengetahuan dan informasi tentang objek yang dituju”.

Unsur emosi dapat terjadi karena dalam partisipasi mendapat pengalaman

tertentu, sedangkan unsur konasi adalah kelanjutan dari kedua unsur tersebut

yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan dan hasrat untuk melakukan suatu

kegiatan yang diminati.

Berdasarkan pengertian minat dari para ahli di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa minat merupakan suatu campuran dari perasaan,harapan,

pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang menjadi

stimulus, penggerak, dan pendorong murni dari dalam diri sendiri tanpa

paksaan dari orang lain untuk mengarahkan individu kepada suatu pilihan

tertentu. Minat dalam diri suatu individu membuat individu tersebut menjadi

suka, tertarik, ingin tahu lebih jauh, serta melakukan kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan hal-hal yang diminatinya. Minat setiap orang dapat

berbeda-beda, dan dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi, kebutuhan,

(25)

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Minat suatu individu bisa berbeda-beda namun juga bisa sama antara

satu dengan yang lain. Hal itu disebabkan karena minat sangat dipengaruhi

oleh hal-hal yang ada dalam masing-masing individu seperti pengetahuan,

pengalaman, kebiasaan, dan masih banyak lagi. Ada banyak sekali faktor

yang mempengaruhi minat seseorang. Menurut Hadiono (1998) dalam

Susanto (2011:11) ada dua faktor yang mempengaruhi minat seseorang

yaitu:

a. Faktor dari dalam (internal) yaitu bahwa suatu perbuatan memang diinginkan karena seseorang senang melakukannya dalam hal ini minat itu datang dari diri sendiri

b. Faktor dari luar (eksternal) yaitu bahwa suatu perbuatan dilakukan atas dasar dorongan atau pelaksanaan dari luar. Dalam hal ini minat itu muncul karena adanya dorongan dari luar maupun pengaruh dari luar bukan dari diri sendiri.

Hadiono menjelaskan bahwa minat dipengaruhi oleh dua faktor, yang

berasal dari dalam dan dari luar. Faktor dari dalam (internal) dapat muncul

bila individu senang melakukan hal yang diminatinya, sehingga minat

tersebut datang dari dalam diri sendiri, sedangkan faktor dari luar (eksternal)

dapat muncul karena adanya dorongan atau pengaruh dari luar sehingga

bukan karena keinginan diri sendiri. Seseorang dapat dikatakan memiliki

minat terhadap suatu hal jika memiliki sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki

hal-hal yang berkaitan dengan minatnya, memiliki sifat kreatif dan

keinginan untuk selalu maju, dan ingin memperbaiki kegagalan yang pernah

(26)

dalam Khairani (2014:139) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi minat adalah sebagai berikut :

a. The factor of inner urge, yaitu rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.

b. The factor of social motive, yaitu minat seseorang terhadap objek atau suatu hal yang dipengaruhi oleh motif sosial, misalnya seseorang berminat pada prestasi tinggi agar mendapat status sosial yang tinggi juga.

c. Emotional factor, yaitu faktor perasaan atau emosi yang memiliki pengaruh terhadapobjek, misalnya perjalanan sukses yang

digunakan individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat

membangkitkan perasaan senang dan semangat serta menguatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya, jika yang dialami adalah kegagalan maka akan menyebabkan minat individu berkurang

Menurut peneliti, ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi minat

seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar

individu.Beberapa hal yang dapat mempengaruhi minat seseorang yaitu :

(1) rasa ingin tahu, (2) lingkungan, (3) kesuksesan orang lain, (4) status

sosial, (5) pengalaman.

Seseorang yang memiliki rasa ingin tahu tinggi cenderung untuk

mencari tahu dan mempelajari hal-hal baru yang menarik perhatiannya. Hal

tersebut membuat individu tersebut mempunyai minat terhadap hal-hal baru

yang sedang dipelajari. Lingkungan juga menjadi salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi minat seseorang. Seorang individu yang orang tuanya

bekerja di bidang hukum, cenderung untuk mempelajari hal yang sama

(27)

minat seseorang. Seorang individu yang melihat temannya sukses dalam

berdagang, cenderung untuk ingin mencoba dalam hal yang sama pula.

Minat dalam hal dagang timbul karena keinginan untuk sukses seperti yang

sudah dicapai oleh temannya.

Status sosial juga sangat berperan dalam mempengaruhi minat

seseorang. Keinginan untuk dihormati dalam bersosialisasi dengan

masyarakat sekitar, membuat seorang individu ingin mempunyai status

sosial yang tinggi di masyarakat. Misalnya, seorang individu mempunyai

niat untuk menjadi ketua RW agar disegani oleh warganya. Pengalaman

juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang.

Seseorang yang mempunyai pengalaman dalam bidang musik, akan lebih

berminat dalam bidang yang sama daripada bidang lain yang belum pernah

dipelajari.

2. Sifat-sifat yang mempengaruhi minat

Jahja (2011:63) menjelaskan bahwa minat memiliki sifat dan

karakter khusus sebagai berikut :

a. Minat bersifat pribadi (individual) ada perbedaan antara minat seseorang dan orang lain

b. Minat menimbulkan efek diskriminatif

c. Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi, dan dipengaruhi motivasi

(28)

Jahja menjelaskan bahwa minat dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu adanya sifat ingin tahu, kreatif, adanya keinginan untuk mendapatkan

simpati orang lain, dan adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan.

Minat juga sangat erat kaitannya dengan motivasi, mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh motivasi. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan

bawaan dari lahir dan dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi

individu. Menurut Suryabrata (2014:236), minat juga dipengaruhi oleh

faktor-faktor psikologis seperti:

a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas

b. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju

c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang lain d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan

usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun kompetisi

e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman jika sudah menguasai pelajaran

f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pelajaran.

Sofaya (1986:18) menjelaskan bahwa menurut sifatnyaminat dibagi

menjadi empat macam :

a. Natural Interest yaitu minat yang muncul dari kecenderungan alami seperti insting dan emosi

b. Aquaredinterest yaitu menunjukkan adanya disposisi seperti kebiasaan-kebiasaan, cita-cita, dan karakter

c. Instrinsic Interest adalah minat yang berhubungan atau timbul dari dalam individu

d. Extrinsic Interest adalah minat yang didorong oleh sumber dari luar.

Sofaya dalam bukunya menjelaskan bahwa minat dibagi menjadi

(29)

insting dan emosi (Natural Interest), muncul dari kebiasaan-kebiasaan, cita-cita, dan karakter (Aquared Interest), muncul dari dalam individu (Intrinsic Interest), dan muncul karena adanya dorongan oleh sumber dari luar (Extrinsic Interest).

Menurut peneliti, minat seseorang dapat muncul karena rasa ingin

tahu terhadap suatu hal. Adanya sifat kreatif dalam suatu individu juga dapat

membuat individu tersebut berminat terhadap sesuatu yang disukai.

Keinginan untuk memperbaiki kegagalan dimasa lalu serta ingin

mendapatkan simpati dari orang lain termasuk faktor-faktor psikologis yang

mempengaruhi minat yang berasal dari dalam diri sendiri (intern), berbeda

dengan timbulnya minat karena takut akan adanya hukuman atau ganjaran

yang membuat minat muncul tidak dari dalam diri sendiri tetapi berasal dari

luar (ekstern).

B. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. .

Motivasi menjadi penggerak individu agar bertindak dan melakukan hal-hal

tertentu yang akan mengantar pada tujuan yang ingin dicapai individu

tersebut. Motivasi adalah kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk

berperilaku, berpikir, dan merasa seperti yang mereka lakukan (King,

2010:64).Motivasi berasal dari kata motif, yaitu daya penggerak dalam diri

(30)

sehingga dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat

dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku

yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamzah, 2015:3).

Motivasi adalah “keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna

mencapai suatu tujuan” (Gufron, 2014:83). Motivasi yang ada pada

seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan

mencapai sasaran kepuasan (Gufron: 2014). Menurut King (2010: 414)

motivasi dapat didefinisikan juga sebagai sebuah kekuatan yang besar dalam

melakukan perilaku yang lebih sehat. Motivasi adalah keadan dalam pribadi

orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas aktivitas tertentu

guna pencapaian suatu tujuan.Motivasi dapat menjadi kekuatan yang besar

untuk perubahan hidup yang positif.

Jamaris (2013:170) “motivasi sebagai suatu tenaga yang mendorong

dan mengarahkan perilaku manusia untuk mencapai tujuan yang akan

dicapainya”.“Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang

terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara

tertentu” (Djaali, 2012:101). Menurut Purwanto (1992: 71) motivasi adalah

pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku

seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu

sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.Menurut Uno (2015) Motivasi

(31)

mengadakanperubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator

sebagai berikut:

1. hasrat dan keinginan 2. dorongan dan kebutuhan

3. harapan dan cita-cita

4. penghargaan dan penghormatan atas diri 5. adanya lingkungan yang baik

6. adanya kegiatan yang menarik.

Menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

suatu tenaga, kekuatan yang besar, penggerak, sekaligus pendorong yang

mengarahkan serta mengatur tindakan-tindakan yang akan dilakukan oleh

individu untuk melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.

2. Teori-teori motivasi

Motivasi merupakan sebuah alasan seseorang melakukan suatu hal.

Setiap hal yang dilakukan seseorang pasti berdasarkan motivasi yang akan

mendorong individu tersebut melakukan hal tersebut. Dalam melakukan hal

yang sama, suatu individu dapat mempunyai motivasi yang berbeda dari

individu yang lain. Menurut King (2010:118) ada 3 jenis teori motivasi

yaitu :

a. Pendekatan Evolusi

(32)

menekankan beragam aspek motivasi yang memberikan kita keunggulan dalam proses evolusi yang diturunkan melalui gen-gen dari gen-generasi ke gen-generasi,

b. Teori Pengurangan Dorongan

Sebuah dorongan adalah keadaan tergugah yang terjadi karena sebuah kebutuhan fisiologis. Sebuah kebutuhan adalah keadaan kekurangan yang mengarahkan dorongan untuk meghilangkan atau mengurangi keadaan ini. Teori pengurangan dorongan diajukan sebagai sebuah penjelasan motivasi, dengan tujuan pengurangan dorongan adalah keadaan homeostatis, kecenderungan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan. c. Teori Penggugahan Optimal

Teori penggugahan optimal menekankan pada hukum Yerkes-Dodson dimana kinerja menjadi paling baik saat berada dalam kondisi rangsangan sedang yang bukan terlalu tinggi atau

rendah. Penggugahan sedang seringkali membuat kita

mengeluarkan kinerja terbaik untuk menghadapi tugas-tugas kehidupan, namun ada kalanya rangsangan rendah atau tinggi dihubungkan dengan kinerja terbaik.

Motivasi menurut King diklasifikasikan dalam 3 jenis teori yaitu: (1)

Pendekatan Evolusi yang menekankan tentang beragam aspek motivasi

yang memberikan keunggulan dalam proses evolusi dari generasi ke

generasi; (2) Teori Pengurangan Dorongan, yaitu suatu keadaan homeostatis

atau kecenderungan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan atau

kenyamanan; (3) Teori Penggugahan Optimal yang menekankan pada

hukum Yerkes-Dodson tentang kinerja yang dapat optimal saat berada

dalam kondisi rangsangan sedang, bukan terlalu tinggi maupun rendah.

Menurut peneliti, motivasi merupakan suatu hal yag mutlak dimiliki

oleh setiap individu. Tanpa motivasi, seseorang akan kehilangan gairah dan

tujuan untuk mencapai mutu hidup yang lebih baik. Motivasi adalah hal

yang sangat dibutuhkan individu untuk dapat mencapai suatu tujuan.

(33)

keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan. Jadi, motivasi adalah suatu

dorongan, rangsangan, semangat, keinginan, untuk bergerak, bekerja keras,

dan berusaha demi meraih tujuan yang ingin dicapai.

3. Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik tidak membutuhkan rangsangan dari

luar karena memang telah ada dalam diri individu itu sendiri. Motivasi

ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya

dalam bidang pendidikan, seseorang tertarik menjadi pendidik karena

melihat manfaatnya.“Motivasi tidak dapat dilihat secara langsung, namun

dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya berupa rangsangan,

dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu”

(Uno, 2015:3).

Motivasi intrinsik adalah penghargaan internal yang dirasakan

seseorang jika mengerjakan tugas dimana ada hubungan langsung antara

kerja dan penghargaan yang berarti bila tugas sudah selesai dikerjakan maka

dapat langsung dirasakan adanya perasaan menyenangkan pada diri

seseorang (Campbell dan Campbell dalam Ghufron, 2014:84). Menurut

Harter dalam Uno (2015: 6) individu dikatakan termotivasi secara ekstrinsik

bila individu tersebut memilih pekerjaan yang mudah, rutin, sederhana, dan

dapat diramalkan, bekerja untuk mendapat hadiah, tergantung bantuan orang

(34)

dan menggunakan kriteria eksternal dalam menentukan kesuksesan dan

kegagalan. Motivasi intrinsik berdasarkan faktor-faktor internal seperti

determinasi diri, rasa ingin tahu, tantangan, dan usaha, adalah salah satu

aspek data motivasi berprestasi yang paling banyak diteliti. Motivasi

ekstrinsik didasarkan pada intensif eksternal seperti imbalan dan hukuman.

Motivasi intrinsik lebih berhubungan dengan prestasi dibandingkan dengan

motivasi ekstrinsik.Menurut Uno (2015:3) motivasi ada tiga jenis yaitu:

1. motivasi biogenetis, yaitu motivasi yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan hidup seperti lapar, haus, istirahat, bernafas, seksualitas, dan sebagainya

2. motivasi sosial, yaitu motivasi yang berasal dari lingkungan dan kebudayaan sekitar seperti mendengarkan musik, mempunyai mobil seperti tetangga, dan lain-lain

3. motivasi teologis, yaitu manusia sebagai makhluk yang mempunyai Tuhan sehingga membutuhkan interaksi dengan Tuhan seperti ibadah serta merealisasikan ajaran-ajaran agamanya.

C. Pengertian Gamelan

Menurut pengertian secara umum Gamelan Jawa adalah kumpulan

alat-alat musik tradisional dalam jumlah yang besar yang terdapat terutama di pulau

Jawa. Gamelan yang lengkap mempunyai kira-kira 75 alat, yang dapat

dimainkan oleh 30 orang penabuh (Niyaga, pradangga, pengrawit) dengan disertai 10 sampai 15 orang sinden dan gerong (Yudoyono, 1984:15).

Susunannya terdiri dari alat-alat pukul atau tetabuhan yang terbuat dari logam,

sedangkan bentuknya berupa bilah-bilah ataupun canang-canang dalam

berbagai ukuran dengan dilengkapi tempat atau wadah yang berfungsi sebagai

(35)

sehingga menjadi kumpulan suara yang teratur menurut tempo dan irama

tertentu. Dengan kata lain, masing-masing alat mempunyai nama dan

fungsinya sendiri-sendiri, serta dibunyikan menurut kebutuhannya. Hasil

pembunyiannya disebut Gendhing (Yudoyono, 1984:15).

Gamelan terdiri dari beberapa alat yaitu : Kendang, Bonang, Bonang

Penerus, Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem,

Gender, Gong, Gambang, Rebab, Siter, Suling. Gamelan ini berbentuk bilah

dan pencon. Pencon dari kata pencu yang berarti suatu bentuk tonjolan ke atas

ditengah.

Macam-macam alat beserta fungsinya dalam sebuah gamelan adalah

sebagai berikut :

1. Bonang

Satu set terdapat sepuluh sampai empat belas gong-gong kecil

berposisi horisontal yang disusun dalam dua deretan, diletakkan di atas tali

yang direntangkan pada bingkai kayu. Pemain duduk di tengah-tengah pada

sisi deretan gong beroktaf rendah, memegang tabuh berbentuk bulat panjang

di setiap tangan. Ada tiga macam bonang yang dibedakan menurut ukuran,

oktaf, dan fungsinya dalam gamelan, yaitu :

a. Bonang Barung

Bonang berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi, adalah

salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam gamelan, khususnya

dalam teknik tabuhan pipilan, yaitu pola-pola nada yang selalu

(36)

instrumen-instrumen lainnya. Pada jenis gendhing bonang, bonang

barung memainkan pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan

dimainkan) dan menuntun alur lagu gendhing. Pada teknik tabuhan

imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu penuntun,

tetapi membentuk pola-pola lagu yang saling mengisi dengan bonang

penerus, dan saat aksen-aksen penting bonang dapat membuat sekaran (lagu-lagu hiasan) yang biasanya terdapat pada akhir kalimat lagu.

b. Bonang Panembung

Bonang terbesar beroktaf tengah sampai rendah, memainkan

tabuhan dalam tingkat kerapatan yang lebih rendah daripada balungan.

Bonang panembung lebih banyak ditemukan dalam tradisi Yogyakarta.

Dalam tradisi Surakarta, kadang terdapat bonang panembung yang terdiri

dari hanya satu oktaf

c. Bonang Penerus

Bonang terkecil beroktaf tinggi. Pada teknik tabuhan pipilan,

tingkat kecepatan bonang penerus dua kali lipat lebih cepat daripada

bonang barung. Bonang penerus dapat mengantisipasi nada-nada

balungan, namun tidak berfungsi sebagai lagu tuntunan, karena

kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya. Dalam teknik tabuhan

imbal-imbalan bekerja sama dengan bonang barung memainkan pola-pola lagu

(37)

2. Celempung

Celempung adalah instrumen kawat yang dipetik, dibingkai pada

semacam gerobogan sekaligus resonator berkaki dua pasang, dimana

sepasang kaki depan lebih tinggi dari sepasang kaki belakang, sehingga

instrumen ini posisinya menurun ke arah pemainnya. Kawat terdiri dari

tigabelas pasang, ditegangkan diantara paku untuk melaras (di atas) dan

paku-paku kecil (di bawah). Kepingan metal diletakkan di sisi atas

gerobogan sebagai jembatan pemisah kawat. Celempung dimainkan dengan

jari jempol tangan kiri dan kanan, sedangkan jari lainnya dipakai untuk

menutup kawat-kawat yang tidak dipetik untuk menghilangkan resonansi

suara. Dalam gamelan, celempung mendasarkan pada perangkaian pola-pola

lagu.

3. Gambang

Gambang terbuat dari bilah-bilah kayu yang juga berfungsi sebagai

resonator. Berbilah tujuhbelas sampai duapuluh bilah, range suara

mencakup dua oktaf atau lebih. Gambang dimainkan dengan tabuh

berbentuk bundar dengan tangkai panjang yang biasanya terbuat darisungu.

Kebanyakan gambang memainkan gembyangan (oktaf) dalam gaya

pola-pola lagu dengan ketukan ajeg (tetap). Gambang juga dapat memainkan

beberapa macam ornamentasi lagu dan ritme seperti permainan dua nada

dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan dua nada dipisahkan oleh enam

(38)

4. Gender

Gender terdiri dari bilah-bilah metal yang ditegangkan dengan tali di

atas bumbung-bumbung resonator. Gender dimainkan dengan tabuh

berbentuk bulat (dibalut lapisan kain) dengan tangkai pendek. Gender ada

dua macam yang dibedakan sesuai dengan fungsi, wilayah nada, dan

ukuran, yaitu:

a. Gender Barung

Gender barung berukuran besar, beroktaf rendah sampai tengah,

dan sebagai salah satu instrumen pemuka gender barung memainkan

pola-pola lagu yang mempunyai ketukan yang ajeg (tetap) yang dapat menciptakan tekstur sonoritas yang tebal dan menguatkan rasa pathet gendhing. Beberapa gendhing mempunyai pembuka yang dimainkan oleh

gender barung yang dinamakan gendhing gender.

b. Gender Penerus

Gender penerus berukuran kecil, beroktaf tengah sampai tinggi.

Instrumen ini tidak harus ada dalam sebuah gamelan, namun berguna

untuk menambah kekayaan tekstur gamelan. Gender penerus ini bermain

dalam pola ketukan tetap dan cepat.

5. Gong

Gong berukuran besar atau sedang digantung secara vertikal dan

ditabuh di tengah-tengah bulatannya (pencu) dengan tabuh bundar berlapis

kain. Gong menandai permulaan dan akhiran gendhing dan memberi nuansa

(39)

sangat penting untuk menandai berakhirnya satuan kelompok dasar lagu,

sehingga kelompok itu sendiri (kalimat lagu di antara dua tabuhan gong)

dinamakan gongan. Ada dua macam gong, yaitu:

a. Gong Ageng

Gong besar yang di gantung, ditabuh untuk menandai awak dan

akhir kelompok dasar lagu gendhing.

b. Gong Suwukan

Gong gantung berukuran sedang yang ditabuh untuk menandai

akhiran gendhing yang pendek sepertilancaran, srepegan,dansampak.

6. Kemanak

Kemanak adalah salah satu instrumen dalam gamelan yang

berbentuk seperti buah pisang dan dianggap sebagai instrumen kuno.

Kemanak ditabuh dalam sebuah gamelan untuk mengiringi beberapa macam

tari bedhaya, srimpi, dan santiswaran.

7. Kempul

Gong gantung berukuran kecil, yang menandai aksen-aksen penting

dalam kalimat lagu gendhing. Kempul dapat memainkan nada yang sama

dengan nada balungan, kadang mendahului nada balungan selanjutnya,

kadang memainkan nada yang membentuk interval kempyung dengan nada

balungan untuk menegaskan rasapathet.

8. Kendhang

Kendhang asimetris mempunyai dua sisi dengan sisi kulitnya

(40)

Kendhang diletakkan dalam posisi horisontal pada gawangan(tempatnya), dimainkan dengan jari dan telapak tangan, kendhang berfungsi untuk

menentukan irama dan tempo (menjaga tempo, menuntun peralihan tempo,

dan menghentikan tabuhan gendhing). Kendhang berperan penting dalam

gamelan sebagai salah satu instrumen pemuka. Kendhang ada empat jenis

yaitu :

a. Kendhang Ageng

Kendhang dengan ukuran terbesar, dimainkan untuk gendhing atau

bagian dari gendhing yang berirama tenang dan wibawa (regu). Dalam

teknik kendang kalih, kendhang ageng dimainkan dalam kombinasinya

dengan kendhang ketipung.

b. Kendhang Wayangan

Kendhang dengan ukuran sedang yang khususnya untuk

mengiringi pertunjukan wayang.

c. Kendhang Ciblon

Kendhang Ciblon berukuran kecil untuk mengiringi tarian.

Kendhang ini juga dimainkan dalam klenengan, memiankan pola ritme

yang berasosasi dengan gerakan-gerakan tari.

d. Kendhang Ketipung

Kendhang ketipung berukuran paling kecil dimainkan dalam

kombinasinya dengan kendhang ageng dalam suatu teknik yang

(41)

9. Kenong

Kenong terdiri dari satu set instrumen jenis gong dengan posisi

horisontal yang ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai

kayu. Kenong merupakan instrumen penting kedua setelah gong. Kenong

membagi dua atau empat kalimat-kalimat kenong atau kenongan. Selain

berfungsi untuk menggaris-bawahi struktur gendhing, nada-nada kenong

juga berhubungan dengan lagu gendhing, dapat memainkan nada-nada yang

sama dengan nada balungan, dan boleh mendahului nada balugan berikutnya

untuk menuntun alur lagu gendhing, sekaligus dapat memainkan nad ayang

berjarak satu kempyung dengan nada balungan untuk mendukung rasa

pathet. Pada kenongan dengan tempo cepat, dalam ayak-ayakan, srepegan, dan sampak, tabuhan kenong menuntun alur lagu gendhing-gendhing tersebut.

10. Kethuk-Kempyang

Kethuk-Kempyang terdiri dari dua instrumen jenis gong yang

diletakkan secara horisontal pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu.

Kethuk-kempyang memberi aksen-aksen alur lagu gendhing menjadi

kalimat-kalimat yang pendek. Pada gaya tabuhan cepat lancaran, sampak, srepegan, dan ayak-ayakan, kethuk ditabuh di antara ketukan-ketukan balungan menghasilkan pola-pola saling mengisi yang cepat.

11. Rebab

Rebab merupakan instrumen kawat-gesek dengan dua kawat

(42)

dengan membran (kulit tipis) dari babad sapi. Sebagai salah satu dari

instrumen pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel

terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing, rebab

memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan

pathet yang akan dimainkan, wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja sehingga alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas

jalan alur lagu gendhing. Rebab juga memberi tuntunan musikal pada

ansambel untuk beralih dari bagian satu ke bagian yang lain.

12. Saron

Saron adalah instrumen dalam gamelan yang berbentuk bilahan

dengan enam atau tujuh bilah (satu oktaf atau satu oktaf ditambah satu nada)

yang ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai

resonator. Saron ditabuh dengan tabuh yang terbuat dari kayu dan tanduk

(yang akhir ini untuk peking). Saron ada tiga jenis yaitu :

a. Demung

Demung adalah saron berukuran besar dan beroktaf tengah.

Demung memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang

terbatas. Pada teknik pinjalan, dua demung dan slenthem membentuk

lagu yang saling mengisi satu sama lain. Umumnya, satu perangkat

gamelan mempunya satu atau dua demung, namun ada gamelan di

(43)

b. Saron Barung

Saron barung adalah saron yang berukuran sedang dan beroktaf

tinggi. Seperti demung, saron barung emainkan balungan dalam

wilayahnya yang terbatas. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, dua saron

barung memainkan lagu yang saling mengisi dengan tempo cepat. Satu

set gamelan mempunyai satu atau dua saron barung, namun ada juga

gamelan yang mempunyai lebih dari dua saron barung.

c. Saron Penerus

Saron penerus adalah jenis saron yang berukuran paling kecil dan

beroktaf paling tinggi. Saron penerus atau peking ini memainkan tabuhan

rangkap dua atau rangkap empat lagu balungan. Lagu peking juga

berusaha menguraikan lagu balungan dalam konteks lagu gendhing.

13. Slenthem

Menurut konstruksinya, slenthem masuk dalam keluarga gender.

Slenthem mempunyai bilah sebanyak bilah saron, dan beroktaf paling

rendah dalam kelompok instrumen saron. Seperti demung dan saron barung,

slenthem memainkan lagu balungan dalam wilayahnya yang terbatas.

14. Suling

Suling bambu yang memainkan lagunya dalam pola-pola lagu

bergaya bebas metris. Pola-pola lagu ini dimainkan secara bergantian,

biasanya pada waktu lagu mendekati akhir kalimat, namun kadang pemain

suling juga memainkan lagu-lagu pendek di awal atau di tengah kalimat

(44)

D. Gereja

Gereja adalah Umat Allah yang dihimpun atas dasar peristiwa Yesus

Kristus dan pengutusan Roh Kudus (Weiden, 2015:36). Kata Gereja berasal

dari bahasa Portugis:igreja, yang berasal dari bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar;klesiadari katakaleo= memanggil; kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia).Beberapa

pengertian lain tentang Gereja menurut Weiden (2015:124) :

1. Gereja adalah suatu paguyuban dari komunitas-komunitas kecil yang percaya akan Yesus Kristus Sang Juru Selamat ditengah mayoritas umat agama lain.

2. Gereja adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan

ibadah umat Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, gedung, dimana umat dapat berdoa dan bernyanyi bersama-sama.

3. Gereja sebagai mazhab (aliran) atau denominasidalam agama Kristen. Misalnya: Gereja Katolik, Gereja Protestan, dan lain-lain.

4. Gereja ialah lembaga (administratif). Contoh: Gereja membuat surat babtis, surat krisma, surat perkawinan, dan sebagainya.

Weiden (2015) mengatakan bahwa Pemahaman tentang Gereja juga bisa dilihat

dalam arti rohani dan arti fisik :

1. Arti Rohani:

Persekutuan semua orang Katolik di seluruh dunia yang percaya akan YesusHimpunan yang di dalamnya terdapat Umat Allah, Tubuh Kristus dan Bait Roh Kudus (bdk 1 Kor 10:32, 11:17-22, 15:9).

2. Arti Fisik:

(45)

E. Ekaristi

Ekaristi adalah “Sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani”, sakramen

sakramen lainnya, begitu pula semua pelayanan gerejawi serta karya kerasulan,

berhubungan erat dengan Ekaristi suci dan terarahkan padanya, sebab dalam

Ekaristi tercakup seluruh kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus, Paskah kita

(Presbyterorum Ordinis 5 dalam Hadisumarta, 2013:2).

Kita bersyukur karena Tuhan telah menebus kita dan membebaskan kita

dari dosa dan maut dengan cara wafat dan bangkit dari mati.

F. Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini salah satunya adalah

penelitian yang dilakukan oleh Ardyansah Jani Putra (2012) dengan judul

“Pengaruh Minat dan Motivasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Seni

Musik Terhadap Prestasi Belajar Seni Budaya Di SMP Negeri 1 Wates”

dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara minat dan motivasi siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler terhadap hasil belajar seni budaya dikelas. Relevansinyadengan

penelitian ini adalah sama-sama ingin mendeskripsikan satu variabel,

menggunakan angket tertutup untuk pengambilan data, dan menggunakan jenis

penelitian kuantitatif.

Penelitian lain yang relevan adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh

Nisa Puspaning Tyas Yudana (2014) dengan judul “Minat Siswa Kelas VIII

(46)

siswa cenderung lebih banyak berminat pada jenis musik dangdut. Variabel

pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang diambil secara acak (random sampling). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan minat siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pengadangan terhadap jenis musik pop,

rock, jazz, dangdut, dan keroncong. Relevansinya dengan penelitian ini adalah

sama-sama ingin mendeskripsikan satu variabel, menggunakan jenis penelitian

kuantitatif, dan sama-sama menggunakan kuesioner tertutup sebagai instrumen

penelitian untuk mengetahui minat siswa terhadap jenis musik.

G. Kerangka Berpikir

Dalam perayaan ekaristi, doa dan syukur yang dipanjatkan umat Katolik

sebagian besar dalam bentuk nyanyian, yang dibimbing oleh paduan suara dan

biasanya diiringi dengan organ. Seiring dengan perkembangan zaman, alat

musik yang dapat digunakan untuk mengiringi perayaan ekaristi tidak hanya

organ saja, melainkan alat musik lainnya yang dapat disesuaikan dengan

daerah masing-masing yang disetujui oleh pemimpin Gereja setempat. Di

Yogyakarta, karena budaya dalam bidang musik yang sangat kental adalah

gamelan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa gamelan dapat menjadi

musik pengiring dalam sebuah perayaan ekaristi.

Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta

merupakan salah satu Gereja Katolik di Yogyakarta yang mempunyai

seperangkat gamelan. Gereja tersebut juga mengadakan perayaan ekaristi

(47)

Gereja itu terdapat suatu komunitas yang dibentuk untuk belajar dan berlatih

gamelan untuk mengiringi perayaan ekaristi tersebut. Terdapat sekitar 30

anggota yang mempunyai minat yang sama untuk menjadi penabuh gamelan

untuk mengiringi perayaan ekaristi.

Minat adalah ketertarikan seorang individu terhadap suatu objek yang

membuat individu tersebut merasa senang dan mempunyai harapan untuk

mencapai tujuan tertentu, sedangkan motivasi merupakan keadaan dalam

pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup untuk mengambil data,

agar dapat mengetahui minat dan motivasi pemain gamelan terhadap iringan

gamelan dalam sebuah perayaan ekaristi. Kuesioner terlebih dahulu disebar

untuk mendapatkan data yang digunakan untuk menguji validitas dan

reliabilitas. Setelah dinyatakan valid dan reliabel, kuesioner disebar kembali

untuk mendapatkan data minat dan motivasi umat yang menjadi pemain

gamelan.

Setelah mendapatkan data minat dan motivasi umat menjadi pemain

gamelan, peneliti menggunakan program SPSS 20.0 dan Microsoft Excel untuk

mengolah data penelitian. Dengan mengetahui hal tersebut, peneliti berharap

agar Gereja dapat terus berupaya dan mencari solusi untuk meningkatkan

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Menurut

Emzir (2009:28), pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian

yang secara primer menggunakan paradigma post positivist dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan seperti tentang sebab-akibat, reduksi

terhadap variabel hipotesis dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran

dan observasi, serta pengujian teori, menggunakan strategi penelitian seperti

survey yang memerlukan data statistik.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Penelitian bersifat mendeskripsikan atau menggambarkan suatu

permasalahan secara apa adanya dengan didukung oleh tabel dan grafik.

B. Variabel Penelitian

Variabel secara teori dapat didefinisikan sebagai suatu atribut seseorang

atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya (Hatch &

Farhady dalam Sugiono 2010:60). Dalam penelitian ini variabel yang

digunakan adalah variabel tunggal, yaitu minat dan motivasi pemain gamelan

terhadap iringan gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Hati Santa Perawan

(49)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela

Kumetiran Yogyakarta pada Bulan April sampai Mei 2016

D. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117).

Padapenelitian ini, populasi yang digunakan adalah 30 umat Katolik yang

menjadi pemain gamelan pada perayaan ekaristidi Gereja Hati Santa Perawan

Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian

populasi, sehingga tidak menggunakan sampel.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan “suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”(Sugiyono, 2010:148).

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuisioner

tertutup, yaitu kuisioner yang sudah tersedia alternatif jawaban sehingga

responden tinggal memilih jawaban yang dirasa cocok. Terdapat30 butir

(50)

No Variabel Indikator Nomor

Penelitian ini mengunakan pengukuran skala sikap yaitu skala likertuntuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang

fenomena sosial (Sugiyono: 2010). Kuisioner disusun menggunakan empat

alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju. Nilai untuk alternatif jawaban : Sangat setuju:4 ; Setuju:3 ; Tidak

setuju:2 ; Sangat tidak setuju:1.

1. Validitas instrumen

Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu instrumen

pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Hasil penelitian dapat

(51)

dengan data yang sesungguhnya terjadi padaobjek yang diteliti. Uji validitas

menggunakan rumus korelasi

pearson product moment:

Setelah mengambil data uji coba melalui instrumen penelitian yang

sudah dirancang, peneliti lalu melakukan uji validitas dan realibilitas

instrumen pengukuran minat dan motivasi pemain gamelan terhadap iringan

gamelan pada perayaan ekaristi. Uji coba dilakukan dengan bantuan

software SPSS 20.0 yaitu dengan mengkorelasikan setiap butir pernyataan

dengan skor total jawaban responden. Pernyataan dikatakan valid jika hasil r

hitung lebih besar atau sama dengan r tabel pada tingkat kepercayaan 95%

dan dikatakan tidak valid jika hasil r hitung lebih kecil daripada r tabel (r

tabel = 0,361 karena jumlah responden 30).

2. Reliabilitas Instrumen

Azwar (2012: 7) menyatakan bahwa “reabilitas adalah suatu

pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat

reliabilitas yang tinggi.” Dalam menguji reliabilitas digunakan uji

konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai

berikut :

r

ᵪᵧ

=

(

)(

)

(52)

Keterangan:

α = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

K = Jumlah item pertanyaan yang diuji

2

= Jumlah varian skor item

= Varian skor-skor tes (seluruh item K)

Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan bantuan software SPSS

20.0. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila koefisien reliabilitas

lebih besar dari 0,6 atau jika nilai reliabilitas Alpha mendekati 1,00.

Penyebaran angket untuk uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan pada

(53)

Angket uji coba variabel minat dan motivasi dengan seluruh

indikator memiliki Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 sehingga jawaban

responden dinyatakan reliabel. Uji validitas minat dan motivasi umat

diperoleh 30 butir valid pada tingkat kepercayaan 95%. Butir 1 sampai 30

diperoleh nilai validitas rᵪᵧlebih dari r tabel untuk n = 30 yaitu 0,361.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan melakukan

observasi dan menggunakan kuisioner tertutup. Dengan teknik ini penelitian

menjadi efisien karena responden tinggal memilih jawaban yang sudah

disediakan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Kelompok pertama adalah data untuk menguji validitas dan reliabilitas

instrumen pengukuran minat dan motivasi umat untuk menjadi pemain

gamelan pada perayaan ekaristi.

2. Kelompok kedua adalah data minat dan motivasi umat untuk menjadi

pemain gamelan yang merupakan skor akhir pengukuran minat dan

motivasi pemain gamelan terhadap iringan gamelan dalam misa yang

dilakukan peneliti terhadap sampel dengan menggunakan instrumen

(54)

G. Teknik analisis data

Data yang telah terkumpul dianalisis untuk mengetahui hasil penelitian.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis univariate (analisis deskriptif), bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan karakteristik setiap variabel

penelitian (Notoatmojo, 2010:182). Analisis deskriptif pada penelitian ini

berupa tabel-tabel dari hasil pengumpulan data termasuk mean, median,

standar deviasi, distribusi data dan diagram.Batasan untuk mengetahui positif

atau negatif nya minat dan motivasi umat menjadi pemain gamelan adalah

sebagai berikut :

1. Minat dan motivasi umatmenjadi pemain gamelan masuk dalam

kategori tinggiapabila ia memiliki skor lebih besar dari mean teoritik.

2. Minat dan motivasi umatmenjadi pemain gamelanmasuk dalam

kategori rendahapabila memiliki skor lebih kecil daripada mean

teoritik.

Adapun rumus dari mean teoritik adalah sebagai berikut:

Mean teoritik =

Keterangan:

Sr = Skor terendah teoritik (Skor terendah adalah 1x banyaknya item pertanyaan)

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian tentangMinat dan Motivasi Umat Menjadi Pemain Gamelan

Pada Perayaan Ekaristi Di Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta ini telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2016. Subjek penelitian ini adalah 30 umat yang menjadi pemain gamelan pada

perayaan Ekaristi di Gereja tersebut. Penelitian ini dimulai dari observasi, uji

coba instrumen, dan pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini berupa angket kuesioner yang semula berjumlah 45 butir

pernyataan. Setelah dilakukan uji coba dan dimasukan dalam program SPSS 20, terdapat 30 butir pernyataan yang valid dan reliabel yang dapat digunakan untuk pengambilan data.

Skala jawaban menggunakan skala Likert dengan 4 pilihan jawaban

yaitu (SS) Sangat Setuju bernilai 4, (S) Setuju bernilai 3, (TS) Tidak Setuju

bernilai 2, dan (STS) Sangat Tidak Setuju bernilai 1.Analisis deskriptif

digunakan untuk mendeskripsikan informasi tentang jawaban responden

terhadap variabel penelitian atau menggambarkan suatu keadaan yang apa

adanya tanpa ada pengaruh dari dalam diri peneliti.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka diperoleh data dari 30 umat yang

(56)

standar deviasi. Berikut adalah hasil statistik deskriptif minat dan motivasi

umat per indikator :

Tabel 4.1. Hasil Statistik Deskriptif Per Indikator

Distribusi frekuensi data keseluruhan minat dan motivasi umat menjadi

pemain gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Minat dan Motivasi Umat Menjadi Pemain Gamelan Pada Perayaan Ekaristi di Gereja

Kumetiran Yogyakarta

Interval f Presentase (%)

115-119 1 3,3

105-109 2 6,7

100-104 5 16,7

95-99 8 26,7

90-94 13 43,3

85-89 1 3,3

(57)

Dari hasil distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan seperti pada

gambar berikut :

Grafik 4.1. Distribusi Frekuensi Data Minat dan Motivasi Umat

Selain melihat distribusi frekuensi minat dan motivasi umat dari

keseluruhan data, berikut ini juga dapat dilihat distribusi frekuensi minat dan

motivasi umat per indikator.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Data Minat dan Motivasi Umat Dengan Indikator Perhatian

115-119 105-109 100-104 95-99 90-94 85-89

(58)

Dari hasil distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan seperti pada gambar

berikut :

Grafik 4.2. Distribusi Frekuensi Data Minat dan Motivasi Umat Indikator Perhatian

Hasil distribusi frekuensi data minat dan motivasi umat menjadi

pemain gamelan pada ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dengan

indikator keterkarikan dapat dilihat pada tabel berikut :

(59)

Dari hasil distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan seperti pada

gambar berikut :

Grafik 4.3. Distribusi Frekuensi Data Minat dan Motivasi Umat Indikator Ketertarikan

Hasil distribusi frekuensi data minat dan motivasi umat menjadi

pemain gamelan pada ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dengan

indikator pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut :

(60)

Dari hasil distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan seperti pada

gambar berikut :

Grafik 4.4. Distribusi Frekuensi Data Minat dan Motivasi Umat Indikator Pengetahuan

Hasil distribusi frekuensi data minat dan motivasi umat menjadi

pemain gamelan pada ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dengan

indikator harapan dapat dilihat pada tabel berikut :

(61)

Dari hasil distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan seperti pada

gambar berikut :

Grafik 4.5. Distribusi Frekuensi Data Minat dan Motivasi Umat Indikator Harapan

Hasil distribusi frekuensi data minat dan motivasi umat menjadi

pemain gamelan pada ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dengan

indikator manfaat dapat dilihat pada tabel berikut:

(62)

Dari hasil distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan seperti pada

gambar berikut :

Grafik 4.6. Distribusi Frekuensi Data Minat dan Motivasi Umat Indikator Manfaat

Hasil distribusi frekuensi data minat dan motivasi umat menjadi

pemain gamelan pada ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dengan

indikator eksternal dapat dilihat pada tabel berikut:

(63)

Dari hasil distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan seperti pada

gambar berikut :

Grafik 4.7. Distribusi Frekuensi Data Minat dan Motivasi Umat Indikator Eksternal

Selanjutnya skor rata-rata dijadikan untuk mengetahui kecenderungan

minat dan motivasi umat menjadi pemain gamelan. Distribusi kecenderungan

minat dan motivasi umat menjadi pemain gamelan pada perayaan ekaristi di

Gereja Kumetiran Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9. Distribusi Kecenderungan Minat dan Motivasi Umat Menjadi Pemain Gamelan

Skor tertinggi adalah 117 dan skor terendah adalah 89. Mean = 1 2

(117+89) = 103, dan simpangan baku (SD) = 1/6 (117-89) = 4,8. Berdasarkan

tabel tentang distribusi minat dan motivasi umat menjadi pemain gamelan

(64)

pada perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta, maka dapat

digambarkan dalam grafik seperti pada gambar berikut :

Grafik 4.8. Distribusi Kecenderungan Minat dan Motivasi Umat Menjadi Pemain Gamelan

Selain melihat kecenderungan minat dan motivasi umat dari

keseluruhan data, berikut ini juga dapat dilihat kecenderungan minat dan

motivasi umat per indikator. Selanjutnya, skor rata-rata dari indikator

perhatian dijadikan dasar untuk mengetahui kecenderungan skor aspek minat

dan motivasi umat. Distribusi kecenderungan minat dan motivasi umat nenjadi

pemain gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dari

indikator perhatian dapat dilihat pada tabel berikut :

(65)

Skor tertinggi adalah 12 sedangkan skor terendah adalah 8. Mean =

½(12+8)= 10, dan simpangan baku (SD) = 1/6(12-8)=0,7. Berdasarkan tabel

diatas tentang distribusi kecenderungan minat dan motivasi umat menjadi

pemain gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dari

indikator perhatian, maka dapat digambarkan dalam grafik seperti pada

gambar berikut :

Grafik 4.9. Kecenderungan Minat dan Motivasi Umat Menjadi Pemain Gamelan Indikator Perhatian

Skor rata-rata dari indikator ketertarikan dijadikan untuk mengetahui

kecenderungan skor aspek minat dan motivasi umat menjadi pemain gamelan.

Distribusi kecenderungan minat dan motivasi umat dari indikator ketertarikan

menjadi pemain gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja

KumetiranYogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut :

(66)

Skor tertinggi adalah 16 sedangkan skor terendah adalah 10. Mean = ½

(16+10) = 13, dan simpangan baku (SD) = 1/6(16-10)=1. Berdasarkan tabel

diatas tentang distribusi kecenderungan minat dan motivasi umat menjadi

pemain gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dari

indikator ketertarikan, maka dapat digambarkan dalam grafik seperti pada

gambar berikut :

Grafik 4.10. Kecenderungan Minat dan Motivasi Umat Menjadi Pemain Gamelan Indikator Ketertarikan

Skor rata-rata dari indikator pengetahuan dijadikan untuk mengetahui

kecenderungan skor aspek minat dan motivasi umat. Distribusi kecenderungan

minat dan motivasi umat dari indikator pengetahuan menjadi pemain gamelan

pada perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dapat dilihat pada

tabel berikut :

(67)

Skor tertinggi adalah 10 sedangkan skor terendah adalah 7. Mean = ½

(10+7) = 8,5, dan simpangan baku (SD) = 1/6(10-7)=0,5. Berdasarkan tabel

diatas tentang distribusi kecenderungan minat dan motivasi umat menjadi

pemain gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dari

indikator pengetahuan, maka dapat digambarkan dalam grafik seperti pada

gambar berikut :

Grafik 4.11. Kecenderungan Minat dan Motivasi Umat Menjadi Pemain Gamelan Indikator Pengetahuan

Skor rata-rata dari indikator pengetahuan dijadikan untuk mengetahui

kecenderungan skor aspek minat dan motivasi umat. Distribusi kecenderungan

minat dan motivasi umat dari indikator harapan menjadi pemain gamelan pada

perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dapat dilihat pada tabel

berikut :

(68)

Skor tertinggi adalah 32 sedangkan skor terendah adalah 23. Mean = ½

(32+23) = 27,5 dan simpangan baku (SD) = 1/6(32-23)=1,5. Berdasarkan tabel

diatas tentang distribusi kecenderungan minat dan motivasi umat menjadi

pemain gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dari

indikator harapan, maka dapat digambarkan dalam grafik seperti pada gambar

berikut :

Grafik 4.12. Kecenderungan Minat dan Motivasi Umat Menjadi Pemain Gamelan Indikator Harapan

Skor rata-rata dari indikator pengetahuan dijadikan untuk mengetahui

kecenderungan skor aspek minat dan motivasi umat. Distribusi kecenderungan

minat dan motivasi umat dari indikator manfaat menjadi pemain gamelan pada

perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dapat dilihat pada tabel

berikut :

(69)

Skor tertinggi adalah 32 sedangkan skor terendah adalah 21. Mean = ½

(32+21) = 26,5, dan simpangan baku (SD) = 1/6(32-21)=1,8. Berdasarkan

tabel diatas tentang distribusi kecenderungan minat dan motivasi umat menjadi

pemain gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dari

indikator manfaat, maka dapat digambarkan dalam grafik seperti pada gambar

berikut :

Grafik 4.13. Kecenderungan Minat dan Motivasi Umat Menjadi Pemain Gamelan Indikator Manfaat

Skor rata-rata dari indikator pengetahuan dijadikan untuk mengetahui

kecenderungan skor aspek minat dan motivasi umat. Distribusi kecenderungan

minat dan motivasi umat dari indikator eksternal menjadi pemain gamelan

pada perayaan ekaristi di Gereja Kumetiran Yogyakarta dapat dilihat pada

tabel berikut :

Gambar

tabel = 0,361 karena jumlah responden 30).
Tabel 2.1. Hasil Pengujian Reliabilitas
Tabel 4.1. Hasil Statistik Deskriptif Per Indikator
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Data Minat dan Motivasi Umat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan situasi konkrit yang terjadi dalam umat di Wilayah Maria Cordis Rogobelah, Paroki Boyolali saat ini, penulis kemudian mengusulkan saran sehubungan dengan

Motif yang mendorong khalayak dalam menggunakan produk media massa atau sering disebut dengan Gratification Sougth (GS) adalah salah satu konsep untuk mengukur kepuasan