• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL Bab ini menjelaskan mengenai pengembangan model, uji coba Bab ini menjelaskan mengenai pengembangan model, uji coba

PEMODELAN DAN IMPLEMENTASI

4.2 Menganalisis Data

4.2.7 Rate kebutuhan listrik non rumah tangga untuk seluruh area di Jawa Timur

Kebutuhan listrik non rumah tangga selalu meningkat setiap tahunnya. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan listrik non rumah tangga di masa mendatang, maka diperlukan Rate

yang dapat digunakan sebagai acuan proyeksi kebutuhan listrik non rumah tangga. Rate kebutuhan listrik non rumah tangga ini

45 akan membentuk pola pertumbuhan kebutuhan listrik non rumah tangga di seluruh area Jawa Timur. Nilai dari rate

kebutuhan listrik non rumah tangga ini didapat dari rata-rata perbandingan jumlah kebutuhan listrik non rumah tangga tahun mendatang dengan kebutuhan listrik non rumah tangga tahun ini dari tahun 2001 hingga tahun 2012. Nilai rate ini akan digunakan sebagai input dari variabel yang ada pada model. Data kebutuhan listrik non rumah tangga tiap area di Jawa Timur dapat dilihat pada Lampiran A Data Inputan. Berikut ini adalah rate kebutuhan non rumah tangga untuk seluruh area di Jawa Timur.

Tabel 4.2—4 Rate kebutuhan listrik non Rumah Tangga No Nama Area listrik non Rumah Rate Kebutuhan

Tangga 1 Surabaya 0.0457 2 Malang Pasuruan 0.063 3 Mojokerto 0.105 4 Kediri 0.0474 5 Jember 0.1143 6 Bojonegoro 0.078 7 Pamekasan 0.1021 8 Gresik Sidoarjo 0.1049 9 Situbondo Banyuwangi 0.0787 10 Ponorogo Madiun 0.108 4.3 Pendefinisian sistem

Pendefinisian sistem ini merupakan tahapan memahami sistem yang akan disimulasikan. Sistem yang akan disimulasikan pada tugas akhir ini adalah analisis kebutuhan listrik sektor rumah tangga dan desain kapasitas pembangkit di Jawa Timur.

Gambar 4.3-1 Pendefinisian sistem

Pada gambar 4.3-1 terlihat pendefinisian dari sistem yang akan dibuat. Dimana pelanggan listrik yang terdiri dari pelanggan Rumah Tangga dan pelanggan Non Rumah Tangga memiliki daya tersambung dan jam nyalanya masing-masing sesuai dengan seberapa banyak listrik yang dikonsumsinya. Dari daya tersambung dan jam nyala tersebut, akan terbentuk jumlah kebutuhan listrik. Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut, ada beberapa pembangkit yang memiliki kapasitas yang berbeda-beda untuk memproduksi listrik. Hasil dari produksi listrik tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang ada.

Variabel-variabel yang berkaitan dengan analisis kebutuhan listrik sektor rumah tangga dan desain kapasitas pembangkit di Jawa Timur adalah:

4.3.1 Kebutuhan listrik sektor rumah tangga

Kebutuhan listrik sektor rumah tangga disusun oleh variabel: populasi, jumlah rumah tangga, pelanggan rumah tangga, daya tersambung, tarif listrik, penggunaan peralatan listrik rumah tangga, jam nyala, tariff listrik, dan Gross Domestic Product (GDP) 4.3.2 Kapasitas pembangkit

Kapasitas pembangkit terdiri dari variabel ebutuhan listrik, total hasil produksi, dan jumlah pembangkit

47 4.4 Diagram Kausatik

Diagram kausatik merupakan diagram yang menampilkan hubungan antar variabel dan pengaruh dari setiap hubungan tersebut terhadap kebutuhan listrik dan pembangkit listrik di Jawa Timur. Berikut ini adalah diagram kausatik yang menggambarkan sistem pada analisis kebutuhan listrik sektor rumah tangga dan desain kapasitas pembangkit di Jawa Timur.

Gambar 4.4-1 Diagram Kausatik Analisis Kebutuhan Listrik dan kapasitas pembangkit di Jawa Timur

Berikut ini adalah beberapa sub model yang memiliki keterkaitan dan hubungan sebab akibat yang bersifat positif dan negative dalam diagram kausatik.

1. Total produksi listrik

Dalam sub model total produksi listrik ini, terdapat variabel-variabel yang dapat mempengaruhi total hasil produksi listrik. Variabel-variabel tersebut terlihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.4-2 Variabel yang mempengaruhi total produksi listrik Kemudian variabel total hasil produksi ini akan mempengaruhi nilai dari variabel lainnya, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.4-3 Variabel yang dipengaruhi oleh total produksi listrik a. Pengoptimalan kapasitas pembangkit

Pengoptimalan kapasitas pembangkit adalah variabel yang menggambarkan seberapa optimal kapasitas pembangkit digunakan dalam memproduksi listrik

49 untuk memenuhi kebutuhan listrik. Sehingga semakin banyak hasil produksi dari pembangkit, maka semakin optimal penggunaan dari kapasitas pembangkit tersebut. Apabila kapasitas pembangkit sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik, maka diperlukan suatu pembangkit listrik baru untuk menunjang proses produksi listrik.

b. Total ketersediaan listrik

Total ketersediaan listrik merupakan variabel yang menggambarkan seberapa banyak listrik yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan listrik pelanggan. 2. Kebutuhan listrik

Dalam sub model kebutuhan listrik ini, terdapat variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kebutuhan listrik. Variabel-variabel tersebut terlihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.4-4 Variabel yang mempengaruhi kebutuhan listrik a. Jam Nyala

Jam nyala merupakan suatu variabel yang menggambarkan seberapa lama listrik dikonsumsi oleh pelanggan. Lama konsumsi listrik tersebut dipengaruhi oleh jumlah penggunaan peralatan listrik rumah tangga.

Permintaan listrik non rumah tangga merupakan suatu variabel yang menggambarkan banyaknya permintaan listrik dari sektor industri, sosial, dan komersial. c. Permintaan listrik rumah tangga

Permintaan listrik rumah tangga merupakan suatu variabel yang menggambarkan banyaknya kebutuhan listrik sektor rumah tangga untuk golongan tarif R-1/TR 450, R-R-1/TR 900, R-R-1/TR 1300, R-R-1/TR 2200, R-2/TR 3500-5500, dan R-3/TR diatas 6600. Permintaan listrik rumah tangga ini berkaitan dengan jam nyala dan daya tersambung.

Kemudian variabel kebutuhan listrik ini akan mempengaruhi nilai dari variabel lainnya, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.4-5 Variabel yang dipengaruhi oleh kebutuhan listrik a. Pembangkit listrik baru

Pembangkit listrik baru merupakan suatu variabel yang menggambarkan seberapa banyak kapasitas pembangkit yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan listrik mendatang. Dengan adanya pembangkit listrik baru ini akan berdampak pada hasil produksi dan total ketersediaan listrik menjadi lebih banyak.

b. Ratio elektrifikasi

Rasio elektrifikasi merupakan suatu variabel yang menggambarkan banyaknya rumah tangga yang sudah menikmati listrik jika dibandingkan dengan total rumah tangga yang ada. Semakin besar rasio

51 elektrifikasi, maka kesejahteraan penduduk semakin baik.

c. Total ketersediaan listrik

Total ketersediaan listrik merupakan suatu variabel yang menggambarkan banyaknya hasil produksi listrik yang telah dikurangi dengan konsumsi listrik oleh pembangkit dan energi yang yang hilang selama proses transmisi dan distribusi listrik. Total ketersediaan listrik ini akan terus berkurang sesuai dengan banyaknya listrik yang dikonsumsi oleh pelanggan.

3. Pengoptimalan kapasitas pembangkit

Dalam sub model pengoptimalan kapasitas pembangkit ini, terdapat variabel-variabel yang dapat mempengaruhi desain kapasitas pembangkit baru. Variabel-variabel tersebut terlihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.4-6 Variabel yang mempengaruhi pengoptimalan kapasitas pembangkit

Kemudian variabel pengoptimalan kapasitas pembangkit ini akan mempengaruhi nilai dari variabel lainnya, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.4-7 Variabel yang dipengaruhi oleh pengoptimalan kapasitas pembangkit

Dokumen terkait