• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reaksi dengan NaOH

Dalam dokumen Laporan reaksi ion logam transisi (Halaman 35-41)

CCCXLII. CCCXLIII

1) Reaksi dengan NaOH

CCCLXXXII. Pada dasarnya semua logam transisi dapat membentuk endapan jika direaksikan dengan logam alkali. Endapan tersebut merupakan endapan hidroksida. Berikut uraian beberapa reaksi logam transisi dengan NaOH:

a) Garam CrCl3

CCCLXXXIII. Larutan CrCl3 diambil 1 mL untuk dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 tetes NaOH menghasilkan larutan berwarna hijau (+). Setelah ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 3 tetes terbentuk endapan hijau pada larutan. Hal ini terjadi karena adanya pergeseran kesetimbangan ke bentuk awal sehingga reaksinya menjadi seperti berikut:

CCCLXXXIV. [Cr(H2O)6]3+ (aq)+ OH- [Cr(H2O)3(OH)3] -(aq) CCCLXXXV. [Cr(H2O)3(OH)3] -(aq) + OH- [Cr(H2O)2(OH)4](s) b) Garam Mn(SO)4

CCCLXXXVI. Larutan MnSO4 yang tidak berwarna diambil 1 mL untuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 tetes NaOH menghasilkan hablur berwarna kuning. Seharusnya endapan atau hablur yang terbentuk adalah berwarna putih, ketidaksesuaian ini dikarenakan endapan tersebut mulai ada kontak dengan udara (teroksidasi). Kemudian, ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 3 tetes menghasilkan hablur kuning (++). Hal ini menunjukkan bahwa logam Mn jika direaksikan dalam reagen alkali berlebih endapan tidak larut. Berikut reaksi yang terjadi:

CCCLXXXVII. [Mn(H2O)6]2+

(aq)+ OH- [Mn(H2O)4(OH)2](s) CCCLXXXVIII. [Mn(H2O)4(OH)2](s) + OH- [Mn(H2O)3(OH)3](s)

c) Garam Fe(NH3)2SO4

CCCLXXXIX. Larutan Fe(NH3)2SO4 diambil 1 mL untuk dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan NaOH 2 tetes tidak terjadi perubahan. Setelah ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 3 tetes terbentuk endapan hijau, namun

setelah dikocok menghilang. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa besi (II) jika direaksikan dengan NaOH menghasilkan endapan hijau kotor. Sehingga dapat dituliskan reaksinya sebagai berikut:

CCCXC. [Fe(H2O)6]2+

(aq)+ OH- [Fe(H2O)4(OH)2] -(aq) CCCXCI. [Fe(H2O)4(OH)2]

-(aq) + OH- [Fe(H2O)3(OH)3](s) d) Garam FeCl3

CCCXCII. Larutan FeCl3 diambil 1 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 tetes NaOH menghasilkan larutan berwarna jingga. Namun, setelah ditambahkan NaOH berlebih sebayank 3 tetes terbentuk endapan coklat kemerahan. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa besi (III) jika direaksikan dengan NaOH menghasilkan endapan coklat kemerahan. Sehingga dapat dituliskan reaksinya sebagai berikut:

CCCXCIII. [Fe(H2O)6]3+

(aq)+ OH- [Fe(H2O)3(OH)3] -(aq) CCCXCIV. [Fe(H2O)3(OH)3]

-(aq) + OH- [Fe(H2O)2(OH)4](s) e) Garam CoCl2

CCCXCV. Larutan CoCl2berwarna merah muda ini diambil 1 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 tetes NaOH menghasilkan hablur berwarna coklat. Seharusnya endapan yang dihasilkan adalah berwarna merah jambu, ketidaksesuaian ini dikarenakan saat penambahan NaOH terjadi kontak dengan udara sehingga teroksidasi. Kemudian ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 3 tetes terbentuk endapan hablur coklat (++). Berikut reaksi yang terjadi:

CCCXCVI. [Co(H2O)6]2+

(aq)+ OH- [Co(H2O)4(OH)2](s) CCCXCVII. [Co(H2O)4(OH)2](s) + OH- [Co(H2O)3(OH)3](s)

f) Garam NiCl2

CCCXCVIII. Larutan NiCl2 yang berwarna hijau diambil 1 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 tetes NaOH menghasilkan larutan keruh dan endapan berwarna hijau. Setelah ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 3 tetes terbentuk endapan hijau (++). Hal ini sesuai dengan teori bahwa Ni akan membentuk endapan berwarna hijau apabila direaksikan dengan NaOH dan tidak larut dalam reagen berlebih. Reaksinya dapat ditunjukkan sebagai berikut:

CCCXCIX. [Ni(H2O)6]2+

CD. [Ni(H2O)4(OH)2](s) + OH- [Ni(H2O)3(OH)3](s) CDI.

g) Garam CuSO4

CDII. Larutan CuSO4 yang berwarna biru diambil 1 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 tetes NaOH menghasilkan larutan berwarna biru keruh dan terbentuk endapan biru. Hal ini sesuai dengan teori bahwa Cu akan membentuk endapan berwarna biru apabila direaksikan dengan NaOH. Setelah ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 3 tetes terbentuk endapan biru (++). Hal ini menunjukkan bahwa logam Cu jika direaksikan dalam reagen alkali berlebih endapan tidak larut. Berikut reaksi yang terjadi:

CDIII.[Cu(H2O)6]2+

(aq)+ OH- [Cu(H2O)4(OH)2](s) CDIV.[Cu(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Cu(H2O)3(OH)3](s)

h) Garam ZnCl2

CDV. Larutan ZnCl2 yang berwarna biru diambil 1 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 tetes NaOH menghasilkan hablur berwarna putih. Hal ini sesuai dengan teori bahwa logam Zn akan membentuk hablur berwarna putih apabila direaksikan dengan NaOH. Setelah ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 3 tetes terbentuk hablur putih (++). Seharusnya endapan larut dalam reagen alkali berlebih karena zink (II) hidroksida bersifat amfoter. Ketidaksesuaian ini dikarenakan jumlah tetesan NaOH yang ditambahkan masih kurang. Berikut reaksi yang terjadi:

CDVI. [Zn(H2O)6]2+

(aq)+ OH- [Zn(H2O)4(OH)2](s) CDVII. [Zn(H2O)4(OH)2](s) + OH-[Zn(H2O)3(OH)3](s) 2) Reaksi dengan amonia

CDVIII. Pada dasarnya semua logam transisi yang mengendap dapat larut kembali apabila direaksikan dengan amonia. Berikut uraian beberapa reaksi logam transisi dengan amonia:

a) Garam CrCl3

CDIX. Larutan CrCl3 diambil 1 mL untuk dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 tetes NH3 pekat terbentuk endapan abu-abu biru dan

larutan biru keruh. Setelah ditambahkan NH3 pekat berlebih sebanyak 1 tetes

endapan tersebut larut. Hal ini sesuai dengan teori bahwa logam Cr apabila direaksikan dengan amonia akan menghasilkan endapan dan akan larut dalam reagen berlebih. Sehingga reaksinya menjadi seperti berikut:

CDX. Cr3+

CDXI. Cr(OH)3(s) + 6NH3 [Cr(NH3)6]3+ (aq) b) Garam Mn(SO)4

CDXII. Larutan MnSO4 yang tidak berwarna diambil 1 mL untuk dimasukkan

ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 tetes NH3 pekat menghasilkan

endapan berwarna putih dan larutan berwarna kuning. Kemudian, ditambahkan NH3 pekat berlebih sebanyak 1 tetes endapan tersebut dapat larut. Sebab, penambahan amonia berelebih mengakibatkan reaksi bergeser ke kiri dan membuat konsentrasi ion hidroksil sangat kecil (menurun) yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menghasilkan endapan Mangan(II) hidroksida. Berikut reaksi yang terjadi:

CDXIII. Mn2+

(aq)+ 2NH3 + 2H2O Mn(OH)2(s) + 2NH4+(aq) CDXIV. Mn(OH)2(s) + 6NH3 [Mn(NH3)6]2+

(aq) c) Garam Fe(NH3)2SO4

CDXV. Larutan Fe(NH3)2SO4 diambil 1 mL untuk dimasukkan dalam tabung

reaksi lalu ditambahkan NH3 pekat 1 tetes tidak terjadi perubahan. Seharusnya

terbentuk endapan tetapi tidak terjadi dikarenakan tetesan NH3 pekat yang

ditambahkan masih kurang. Namun, setelah ditambahkan NH3 pekat 1 tetes

lagi menghasilkan larutan berwarna hijau kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa ion amonium ada dalam jumlah banyak sehingga, disosiasi amonium hidroksida tertekan dan konsentrasi ion hidroksil menjadi semakin rendah. Dengan demikian pengendapan tidak terjadi, sehingga dapat dituliskan reaksinya sebagai berikut:

CDXVI. Fe2+

(aq)+ 5NH3 + H2O [Fe(H2O)(NH3)5]2+ (aq) CDXVII. [Fe(H2O)(NH3)5]2+

(aq) + NH3 [Fe(NH3)6]2+ (aq) d) Garam FeCl3

CDXVIII. Larutan FeCl3 diambil 1 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 tetes NH3 pekat menghasilkan larutan berwarna merah kecoklatan. Seharusnya terbentuk endapan tetapi tidak terjadi dikarenakan

tetesan NH3 pekat yang ditambahkan masih kurang. Namun, setelah

ditambahkan NH3 pekat berlebih sebanyak 1 tetes larutan berwarna merah

kecoklatan keruh. Hal ini menunjukkan bahwa endapan mulai terbentuk karena endapan yang dihasilkan merupakan besi (III) hidroksida dan Kspnya begitu kecil, sehingga terjadi pengendapan. Apabila NH3 ditambahkan

berlebih sekali lagi maka, kekeruhan menghilang dan larutan menjadi jernih merah kecoklatan. Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:

CDXIX. Fe3+

(aq)+ 5NH3 + H2O [Fe(H2O)(NH3)5]3+ (aq) CDXX. [Fe(H2O)(NH3)5]3+

(aq) + NH3 [Fe(NH3)6]3+ (aq) e) Garam CoCl2

CDXXI. Larutan CoCl2 diambil 1 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 tetes NH3 pekat menghasilkan larutan berwarna hijau.

Seharusnya terbentuk endapan tetapi tidak terjadi dikarenakan tetesan NH3

pekat yang ditambahkan masih kurang. Namun, setelah ditambahkan NH3

pekat berlebih sebanyak 1 tetes larutan berwarna hijau dan terbentuk endapan. Apabila NH3 ditambahkan berlebih sekali lagi maka, endapan akan larut karena jumlah ion ammonium dalam jumlah lebih banyak dan senyawa kompleks akan terbentuk dalam satu tahap. Sehingga dapat dituliskan reaksi kesetimbangannya adalah sebagai berikut:

CDXXII. Co2+

(aq)+ 3NH3 + 2H2O Co(OH)3(s) + 2NH4+(aq) CDXXIII. Co(OH)3(s) + 6NH3(aq) [Co(NH3)6]2+

(aq) CDXXIV. [Co(NH3)6]2+

(aq)  Co2+

(s) + 6NH4+(aq)

CDXXV. Kesetimbangan bergeser ke kanan karena pengikatan ion hidrogen oleh amonia.

CDXXVI. H+ + NH3 NH4+

f) Garam NiCl2

CDXXVII. Larutan NiCl2 yang berwarna hijau diambil 1 mL dan dimasukkan

dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 tetes NH3 pekat menghasilkan

larutan berwarna biru muda. Setelah ditambahkan NH3 pekat berlebih sebanyak 1 tetes menghasilkan larutan berwarna biru jernih. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa kompleks terbentuk dengan segera. Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:

CDXXVIII. Ni2+

(aq)+ 5NH3 + H2O [Ni(H2O)(NH3)5]2+ (aq) CDXXIX. [Ni(H2O)(NH3)5]2+

(aq) + NH3 [Ni(NH3)6]2+ (aq)

CDXXX. Apabila tidak demikian, berarti reaksi yang terjadi akan menghasilkan

endapan untuk penambahan NH3 pekat pertama kali dan akan larut dalam

penambahan amonia berlebih. Reaksinya dapat ditunjukkan sebagai berikut:

CDXXXI. Ni2+

CDXXXII. Ni(OH)2(s) + 6NH3(aq) [Ni(NH3)6]2+ (aq) g) Garam CuSO4

CDXXXIII. Larutan CuSO4 yang berwarna biru diambil 1 mL dan dimasukkan

dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 tetes NH3 pekat menghasilkan

larutan berwarna biru tua. Kemudian ditambahkan NH3 pekat 1 tetes lagi menghasilkan larutan berwarna biru tua (+). Hal ini menunjukkan bahwa senyawa kompleks langsung terbentuk. Sebab, larutan CuSO4 merupakan garam asam dan amonia yang digunakan untuk menetralkannya berlebih sehingga, endapan tidak terjadi sama sekali. Berikut reaksi yang terjadi:

CDXXXIV.Cu2+

(aq)+ 3NH3 + H2O [Cu(H2O)(NH3)3]2+ (aq) CDXXXV.[Cu(H2O)(NH3)3]2+

(aq) + NH3[Cu(NH3)4]2+ (aq) h) Garam ZnCl2

CDXXXVI. Larutan ZnCl2 yang berwarna biru diambil 1 mL dan dimasukkan

dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 tetes NH3 pekat menghasilkan

endapan berwarna putih. Lalu ditambahkan NH3 berlebih sebanyak 1 tetes

endapan tidak larut. Seharusnya endapan larut dalam larutan amonia apabila

jika berlebih. Namun, hal tersebut tidak terjadi dikarenakan tetesan NH3 yang

ditambahkan masih kurang.

CDXXXVII. Apabila NH3 ditambahkan berelebih sekali lagi maka, endapan akan larut. Sebab, konsentrasi ion hidroksil akan menurun sampai Ksp zink (II) hidroksida tidak tercapai, sehingga akan menghasilkan teteraaminzinkat (II). Berikut reaksi yang terjadi:

CDXXXVIII. Zn2+

(aq)+ 2NH3 + 2H2O Zn(OH)2(s) + 2NH4+(aq) CDXXXIX. Zn(OH)2(s) + NH3[Zn(NHs)(OH)2](s)

Dalam dokumen Laporan reaksi ion logam transisi (Halaman 35-41)

Dokumen terkait