Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
HH. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR
A. Energi dan Entalpi
4. Reaksi Endoterm dan Reaksi Eksoterm
Bila suatu reaksi dilakukan dalam sistem terisolasi (tersekat) mengalami perubahan yang
mengakibatkan terjadinya penurunan energi potensial partikel-partikelnya, maka untuk mengimbangi hal tersebut energi kinetik partikel-partikelnya harus mengalami kenaikan, sebab didalam sistem tersekat energi dalam sistem harus tetap. Adanya kenaikan energi kinetik ditunjukkan dengan adanya
168
kenaikan suhu sistem, akibatnya akan terjadi aliran kalor dari sistem ke lingkungan. Reaksi yang menyebabkan terjadinya aliran kalor dari sistem ke lingkungan disebut dengan reaksi eksoterm.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem.
Dalam hal ini sistem melepaskan kalor ke lingkungan. Pada reaksi eksoterm umumnya suhu sistem naik , adanya kenaikan suhu inilah yang mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem,
dalam reaksi ini kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya. Pada reaksi endoterm umumnya ditunjukkan oleh adanya penurunan suhu, sebab dengan adanya penuruunan suhu sistem inilah yang mengakibatkan terjadinya penyerapan kalor oleh sistem.
Bila perubahan entalpi sistem dirumuskan,
H = Hakhir - Hawal
maka pada reaksi Eksoterm dimana sistem melepas kalor berarti ,
Hakhir < Hawal
dan
H < 0 (berharga negatip) Hal yang sama terjadi pada reaksi endoterm,
Hakhir > Hawal
sehingga,
170 LKPD
TERMOKIMIA
Reaksi kimia berlangsung denan menyerap atau membebaskan kalor. Reaksi yang membebaskan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Contoh reaksi eksoterm yaitu pembakaran gas alam dalam kompor, sedangkan contoh endoterm yaitu yaitu beras yang menjadi nasi. Jumlah kalor yang menyertai (dibebaskan atau diserap) suatu reaksi disebut kalor reaksi. Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari tentang kalor reaksi. Focus bahasan tentang termokimia adalah tenteng jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi tersebut.
A. Asas kekekalan energi
Asas kekekalan energi disebut juga sebagai (a)………. Yang
menyatakan(b)……… ………
1) System dan lingkungan
Jika sepotong pita magnesium kita masukkan kedalam larutan asam klorida, maka pita magnesium akan larut disertai dengan pembebasan kalor yang menyebabkan gelas kimia tempat reaksi itu berlangsung beserta isinya menjadi panas. Campuran pita magnesium dan larutan HCl itu disebut sistem, sedangkan gelas reaksi dan udara disekitarnya disebut lingkungan.
System adalah©……… Lingkungan adalah(d)………...
Interaksi antara sistem dengan lingkungan dapat berupa pertukaran materi dan/atau pertukaran energy. Berkaitan dengan itu sistem dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. (e)……….. ……… ……… 2. (f)……….. ……… ……… 3. (g)……….. ……… ………
2) Tanda untuk kalor dan kerja
……… ……… ……… ………
3) Energy dalam (E)
Setiap zat atau sistem mempunyai sejumlah energy tertentu. Minyak tanah, batu baterai, gas
hydrogen, dan zat lainya. Energy yang dimilikki oleh suatu zat atau sistem dapat digongkan kedalam energy kinetic dan energy potensial.
Energy kinetic adalah
……… ………energy potensial
Nama : Kelas : No. absen :
171 adalah
……… ………
Nilai energy dalam dari suatu reaksi tidak dapat diukur namun perubahan energy dalam dapat diukur (∆E), yaitu selisih antara energy-energi dalam produk (EP) dengan energy pereaksi (ER).
4) Kalor reaksi : ∆E dan ∆H
……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… …………
5) Reaksi eksoterm dan endoterm
Kalor kalor kalor kalor
Lingkungan
Eksoterm endoterm
Reaksi eksoterm adalah
……… Reaksi endoterm adalah
……… Gambarka diagram tingkat energy untuk reaksi eksoterm dan endoterm!
……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……... sistem sistem
172 KUNCI JAWABAN
Reaksi kimia berlangsung denan menyerap atau membebaskan kalor. Reaksi yang membebaskan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Contoh reaksi eksoterm yaitu pembakaran gas alam dalam kompor, sedangkan contoh endoterm yaitu yaitu beras yang menjadi nasi. Jumlah kalor yang menyertai (dibebaskan atau diserap) suatu reaksi disebut kalor reaksi. Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari tentang kalor reaksi. Focus bahasan tentang termokimia adalah tenteng jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi tersebut.
B. Asas kekekalan energi
Asas kekekalan energi disebut juga sebagai: Hukum termodinamika 1 Yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan namun dapat diubah dalam bentuk yang lain.
6) System dan lingkungan
Jika sepotong pita magnesium kita masukkan kedalam larutan asam klorida, maka pita magnesium akan larut disertai dengan pembebasan kalor yang menyebabkan gelas kimia tempat reaksi itu berlangsung beserta isinya menjadi panas. Campuran pita magnesium dan larutan HCl itu disebut sistem, sedangkan gelas reaksi dan udara disekitarnya disebut lingkungan.
System adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian pada reaksi kimia
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem
Interaksi antara sistem dengan lingkungan dapat berupa pertukaran materi dan/atau pertukaran energy. Berkaitan dengan itu sistem dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
d. Sistem Terbuka.
Sistem terbuka adalah suatu sistem dimana dapat terjadinya pertukaran kalor dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem.
Contoh :
Reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer yang dilakukan pada tabung reaksi yang terbuka. Pada peristiwa ini terjadi reaksi,
Mg(s) + 2 HCl(aq)  MgCl2(aq) + H2(g)
Karena reaksi dilakukan pada tabung terbuka maka gas hidrogen yang terjadi akan keluar dari sistem ke lingkungan, dan kalor yang dihasilkan pada reaksi tersebut akan merambat keluar dari sistem ke lingkungan pula.
173
Suatu sistem dimana antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran kalor tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi.
Contoh :
Bila reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer tersebut dilakukan pada tabung reaksi yang tersumbat dengan rapat, maka gas hidrogen (materi) didalam sistem tidak dapat meninggalkan (keluar) dari sistem, tetapi perambatan kalor meninggalkan (keluar ) dari sistem tetap terjadi melalui dinding tabung reaksi.
f. Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi merupakan sistem dimana tidak memungkinkan terjadinya pertukaran kalor dan materi antara sistem dengan lingkungan
Contoh : Bila reaksi antara logam magnesium dan asam klorida encer tersebut dilakukan didalam suatu tempat yang tertutup rapat (terisolasi) didalam penyimpan air panas (termos)
7) Tanda untuk kalor dan kerja
sistem menerima kalor, q bertanda positif (+) sistem membebaskan kalor, q bertanda negative (-) sistem melakukan kerja, w bertanda negative (-) sistem menerima kerja, w bertanda positif (+)
8) Energy dalam (E)
Setiap zat atau sistem mempunyai sejumlah energy tertentu. Minyak tanah, batu baterai, gas
hydrogen, dan zat lainya. Energy yang dimilikki oleh suatu zat atau sistem dapat digongkan kedalam energy kinetic dan energy potensial.
Energy kinetic adalah energiyang berkaitan dengan gerakan molekul-molekul sistem
energy potensial adalah bentuk energi lain yang tidak berhubungan dengan gerak
Nilai energy dalam dari suatu reaksi tidak dapat diukur namun perubahan energy dalam dapat diukur (∆E), yaitu selisih antara energy-energi dalam produk (EP) dengan energy pereaksi (ER).
9) Kalor reaksi : ∆E dan ∆H
Untuk tekanan tetap (∆P=0)(P∆V= - w)
H = E + PV
∆H = ∆E + P ∆V + V ∆P ∆H = (q + w)+ - w + 0
∆H = q
Untuk volume tetap(V ∆P=0) (w=o) ∆H= ∆E + P ∆V + V ∆P
∆H = (q+0) + 0 + 0 ∆H= q
10) Reaksi eksoterm dan endoterm
174 Kalor kalor kalor kalor
Lingkungan
Eksoterm endoterm
Reaksi eksoterm adalah kalor yang mengalir dari sistem ke lingkungan
Reaksi endoterm adalah kalor yang mengalir dari lingkungan ke sistem
Gambarka diagram tingkat energy untuk reaksi eksoterm dan endoterm! sistem
175 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : MAN Yogyakarta III Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Termokimia
Alokasi Waktu : 3 Minggu x 4 Jam pelajaran 2JP x 45 menit
D. Kompetensi Inti
5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
6. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
7. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
E. Kompetensi Dasar
1.3 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 1.4 Mensyukuri kekayaan alam Indonesia berupa minyak bumi, batubara dan gas alam serta berbagai
bahan tambang lainnya sebagai anugrah Tuhan YME dan dapat dipergunakan untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
176 2.4 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.5 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.6 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.6. Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi.
3.7. Menentukan ΔH reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.
4.6 Merancang, melakukan, menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan penentuan ΔH suatu reaksi.
F. Indikator
3.5.1 Menuliskan persamaan reaksi termokimia.
3.5.2 Menjelaskan jenis-jenis entalpi reaksi (entalpi pembentukan standar (∆��), entalpi penguraian standar (∆� ), entalpi pembakaran standar (∆� ), dan entalpi pelarutan standar (∆��)).
3.5.3 Menentukan nilai ∆H reaksi dengan menggunakan data entalpi pembentukan standar.
KK. Materi Pembelajaran (terlampir)
LL. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah,latihan soal, diskusi kelompok
MM. MODEL PEMBELAJARAN
Pendekatan Saintifik