• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

4) Reaksi tokoh Lain

Teknik penyampaian tidak langsung melalui reaksi tokoh lain digunakan untuk mengungkapkan aspek-aspek kecerdasan emosi tokoh utama dalam Novel

Kembang Kanṭil karya Senggono, yaitu kemampuan mengelola dan

mengekspresikan emosi diri dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Data-data yang menunjukkan teknik penyampaian kecerdasan emosi dengan teknik penyampaian langsung diuraikan berikut ini.

a) Kemampuan Mengelola dan Mengekspresikan Emosi Diri

Teknik penyampaian tidak langsung melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh utama digunakan untuk mengungkapkan aspek kemampuan mengelola dan

172

172

mengekspresikan emosi diri (tokoh utama) dalam Novel Kembang Kanṭil karya Senggono. Berikut ini kutipan-kutipan yang menunjukkan kemampuan mengelola dan mengekspresikan emosi diri.

a.1) Ekspresi sedih

Ekspresi sedih berarti pengungkapan atau proses menyatakan rasa sedih (rasa sangat pilu atau timbul rasa susah dalam hati) (Qodratillah dkk, 2008: 381&1379). Kutipan dalam Novel Kembang Kanṭil karya Senggono yang menunjukkan ekspresi sedih dari tokoh utama adalah sebagai berikut.

,,Sup?”

,,Aku Wartini mas. Mengko Supini rak teka.” Kan a ngono mau

Wartini bandjur ngusapi eluhé karo putjuking kemul. Hardjita ora bisa kan a apa-apa. a ané seseg. Tangané kumlawé njekel tangané kenja

kang lagi ngusapi eluhé mau.” (No. Data 270)

Terjemahan: “Sup?”

“Aku Wartini mas. Nanti Supini datang.” Berkata demikian tadi, Wartini sambil mengusap air matanya dengan ujung selimut. Hardjita tidak berkata apa-apa, dadanya sesak. Tangannya melambai memegang tangan gadis yang mengusap air matanya tadi.

Kutipan di atas menunjukkan kemampuan mengelola dan mengekspresikan emosi diri, yaitu ekspresi sedih. Pengungkapan emosi menggunakan teknik penyampaian tidak langsung, yaitu melalui reaksi tokoh lain. Kutipan tersebut menunjukkan reaksi Wartini terhadap kesedihan Hardjita. Hardjita terbaring sakit dan di rawat di rumah Wartini. Hardjita berpikir mengapa yang menjaganya adalah Wartini bukan Supini gadis yang dicintainya. Supini telah dilamar oleh Lurah Darmin dan lamaran itu diterima. Hardjita sedih dan meneteskan air mata. Ia memanggil nama Supini. Wartini pun menghiburnya

173

173

dengan mengatakan bahwa nanti Supini akan datang. Ia juga mengusap air mata kesedihan Hardjita menggunakan ujung selimut.

a.2) Menyindir

Menyindir berarti mencela atau mengejek seseorang secara tidak langsung atau tidak terus terang (Qodratillah dkk, 2008: 1457). Kutipan dalam Novel

Kembang Kanṭil karya Senggono yang menunjukkan tokoh utama menyindir

adalah sebagai berikut.

,,Inggih, teka badjingan-badjingan punika anggènipun nlesep sarta pados

limpé kita saged sanget,” wangsulané Hardjita. ,,Badjingan-badjingan

punika wonten kalih warni, saking pamanggih kula. Badjingan ingkang

tumindak kanṭi tandang tuwin ingkang kanṭi batin kemawon. Badjingan

ingkang tumindak kanṭi batin, tegesipun boten purun ngégla, punika

langkung mutawatosi tinimbang ingkang ngégla.”

Lurah Darmin mlenggong, ora pati ngerti marang kan ané Hardjita kang pantjèn sadjak njemoni mau, (No. Data 222)

Terjemahan:

“Iya, kok penjahat-penjahat itu sangat bisa luput dari perhatian kita dan menyusup,” jawab Hardjita. “Penjahat-panjahat iru ada dua macam, kalau menurut saya. Penjahat yang melakukan dengan tindakan dan yang melalui batin saja. Penjahat yang melakukan dengan batin artinya tidak mau terang-terangan, itu lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan yang terang-terangan.”

Lurah Darmin terperangah, tidak begitu mengerti dengan perkataan Hardjita yang memang nampak menyindir tadi,

Kutipan di atas menunjukkan kemampuan mengelola dan mengekspresikan emosi diri, yaitu menyindir. Pengungkapan emosi menggunakan teknik penyampaian tidak langsung, yaitu melalui reaksi tokoh lain. Kutipan tersebut menunjukkan Hardjita menyindir Lurah Darmin. Hardjita dan Nawawi datang ke kelurahan dan mengobrol dengan Lurah Darmin. Lurah Darmin membuka pembicaraan dengan mengungkapkan keadaan malam itu yang

174

174

mendung. Menurutnya, penjahat akan mudah beroperasi jika hari menjadi hujan. Hardjita pun menanggapi pernyataan Lurah Darmin. Menurut Hardjita, penjahat dibagi menjadi dua, yaitu penjahat yang bertindak secara terang-terangan dan secara batin. Penjahat yang bertindak secara batin lebih berbahaya daripada yang secara terang-terangan. Ungkapan tersebut merupakan ungkapan sindiran untuk Lurah Darmin.

Hardjita menyindir Lurah Darmin karena kekecewaannya. Tanpa sepengetahuan Hardjita, Lurah Darmin telah melamar gadis yang dicintai Hardjita. Padahal, Lurah Darmin telah mengetahui hubungan antara Hardjita dan Supini. Penjahat bertindak secara batin yang diungkapkan Hardjita adalah Lurah Darmin. Namun, Hardjita tidak mengungkapkan secara langsung. Lurah Darmin pun terperangah mendengar ucapan Hardjita.

a.3) Tidak sabar

Tidak sabar berarti tidak tahan menghadapi cobaan, lekas marah, lekas putus asa, tergesa-gesa, terburu nafsu (Qodratillah dkk, 2008: 1334). Kutipan dalam Novel Kembang Kanṭil karya Senggono yang menunjukkan emosi tidak sabar tokoh utama adalah sebagai berikut.

Swarané bentjé lan tekèk angganter, saḍéla-saḍéla nyamber-nyamber ing

satjeḍaké kono, andadèkaké wong mau nolah-nolèh, sing sidji bandjur

ngiteri manèh lan sidjiné miwiti ndjugil batur. Hardjita selak ora sabar,

nanging meksa dipenggak déning mitrané. (No. Data 252) Terjemahan:

Burung puyuh jantan dan tokek selalu bersuara, sesekali menyambar di sekitar, menjadikan orang tadi menoleh, yang satu kemudian berputar lagi dan satunya mulai menggali tanah tepian tumah. Hardjita keburu tidak sabar tetapi tetap ditahan oleh temannya.

175

175

Kutipan di atas menunjukkan kemampuan mengelola dan mengekspresikan emosi diri, yaitu tidak sabar. Pengungkapan emosi menggunakan teknik penyampaian tidak langsung, yaitu melalui reaksi tokoh lain. Kutipan tersebut menunjukkan reaksi tokoh lain yang menahan ketidaksabaran Hardjita. Hardjita, Nawawi, dan teman-temannya mengintip sekelompok penjahat yang sedang beraksi di rumah Pak Sastramuljana. Melihat gerakan para penjahat, Hardjita tidak sabar ingin segera bertindak. Namun, Nawawi menahan Hardjita.

b) Kemampuan Membina Hubungan dengan Orang Lain

Teknik penyampaian tidak langsung melalui reaksi tokoh lain digunakan untuk mengungkapkan aspek kemampuan tokoh utama membina hubungan dengan orang lain dalam Novel Kembang Kanṭil karya Senggono, yaitu menjalin keakraban,. Menjalin keakraban berarti mewujudkan suatu hubungan dekat dan erat (Qodratillah dkk, 2008: 28&611). Kutipan dalam Novel Kembang Kanṭil karya Senggono yang menunjukkan tokoh utama menjalin keakraban dengan orang lain adalah sebagai berikut.

Ismail jaiku arané botjah mau, anaké Amatsukemi, dadi kaprenah

keponakané Hardjita. Mula Ismail ja lulut menjang Hardjita, awit

èwèké bisa narik botjah djalaran saka dedongèngan lan dedolanan, Jen nudju soré kerep diedjak dolan. (No. Data 70)

Terjemahan:

Ismail yaitu nama anak kecil tadi, anaknya Amatsukemi, jadi keponakannya Hardjita. Maka dari itu Ismail suka pa Hardjita, karena ia dapat menarik perhatian anak kecil dengan dongeng dan mainan, … jika sore hari sering diajak bermain.

176

176

Kutipan di atas menunjukkan kemampuan membina hubungan dengan orang lain, yaitu menjalin keakraban. Pengungkapan emosi menggunakan teknik penyampaian tidak langsung, yaitu melalui reaksi tokoh lain. Kutipan tersebut menunjukkan Hardjita mejalin keakraban dengan orang lain. Hardjita berusaha menjalin keakraban dengan keponakannya melalui dongeng dan permainan yang ia lakukan. Sehingga, keponakannya dekat dengan Hardjita.