• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam rangka melaksanakan program penelitian dan pengembangan kesehatan tahun 2015, Badan Litbang Kesehatan mendapatkan alokasi DIPA sebesar Rp. 756.204.818.000 yang terdistribusi ke 16 satuan kerja yang melaksanakan berbagai penelitian di bidang kesehatan dan kesekretariatan. Distribusi anggaran tahun 2015 di lingkungan Badan Litbang Kesehatan disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel III.23

Distribusi Alokasi dan Realisasi Anggaran di Satker Badan Litbang Kesehatan Tahun 2015

No Satker Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Sekretariat Badan 195.475.550.000 121.017.283.170 61,91 2 Pusat BTDK 124.076.145.000 93.760.960.102 75,57 3 Pusat TTKEK 27.676.200.000 24.896.204.503 89,96 4 Pusat TIKM 48.379.500.000 41.203.814.779 85,17 5 Pusat HKKPM 46.089.464.000 36.309.421.714 78,78 6 B2P2TOOT 105.096.591.000 62.985.149.197 59,93 7 B2P2VRP 103.115.995.000 87.259.529.632 84,62

8 Balai Litbang GAKI Magelang 12.231.282.000 8.486.974.183 69,39 9 Balai Litbang P2B2 Donggala 11.731.186.000 10.990.058.145 93,68 10 Balai Litbang Biomedis Papua 20.622.382.000 19.381.504.054 93,98 11 Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu 7.438.319.000 5.370.360.968 72,20 12 Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 6.506.494.000 6.358.040.782 97,72 13 Loka Litbang P2B2 Ciamis 24.571.488.000 13.618.680.755 55,42 14 Loka Litbang P2B2 Baturaja 7.508.756.000 7.385.699.774 98,36 15 Loka Litbang P2B2 Waikabubak 5.289.941.000 4.966.716.707 93,89 16 Loka Litbang Biomedis Aceh 10.395.525.000 6.759.614.643 65,02

Total 756.204.818.000 550.750.013.108 72,83

67 Tabel III.24

Distribusi Alokasi dan Realisasi Anggaran Badan Litbang Kesehatan Berdasarkan Kegiatan Tahun 2015

No Sasaran Kegiatan Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Meningkatnya penelitian bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan

Penelitian dan Pengembangan Bidang Biomedis dan

Teknologi Dasar Kesehatan

155.094.052.000 119.372.229.050 76,97

2 Meningkatnya penelitian bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat 103.987.365.000 83.737.766.844 80,53 3 Meningkatnya penelitian bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

47.345.801.000 38.612.562.999 81,55 4 Meningkatnya penelitian bidang humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Penelitian dan Pengembangan Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 46.089.464.000 35.175.582.654 76,32 5 Meningkatnya Penelitian dan pengembangan di Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

105.096.591.000 59.650.218.616 56,76

6 Meningkatnya Penelitian dan Pengembangan di Bidang Vektor dan Reservoir Penyakit

Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit

103.115.995.000 84.628.932.619 82,07

7 Meningkatnya

dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas generik dan tugas teknis lainnya pada program penelitian dan pengembangan kesehatan

Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

195.475.550.000 119.753.122.069 61,26

Total 756.204.818.000 540.930.414.851 72,83

(Sumber: SAI Badan Litbang Kesehatan Tahun 2015)

Sandingan persentase capaian kinerja dan anggaran Badan Litbang Kesehatan tahun 2015 disajikan pada tabel berikut

68 Tabel III.25

Sandingan Persentase Capaian Kinerja dan Anggaran Badan Litbang Kesehatan Tahun 2015

Sasaran Indikator % Capaian Kinerja % Realisasi Anggaran Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan

1. Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI

>100

72.83 2. Hasil rekomendasi kebijakan berbasis

penelitian dan pengembangan kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan atau pemangku kepentingan

100

3. Jumlah laporan Riset Kesehatan

Nasional (Riskesnas) bidang kesehatan dan gizi masyarakat

100

4. Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan

pengembangan di bidang kesehatan

>100

5. Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang kesehatan yang dimuat di media cetak dan/atau elektronik nasional dan internasional

>100

Secara keseluruhan, Badan Litbang Kesehatan telah berhasil mencapai output yang ditetapkan dengan realisasi anggaran sebesar 72.83%. Keberhasilan Badan Litbang Kesehatan dalam mencapai target kinerja yang telah ditetapkan tidak lepas dari berbagai keberhasilan pada pelaksanaan kegiatan di satker Badan Litbang Kesehatan tahun 2015, yaitu:

1. Pemasaran hasil litbangkes kepada stakeholder semakin luas

2. Terakreditasinya Jurnal ilmiah Balaba di satker Balai Banjarnegara yang menambah jumlah jurnal terakreditasi di Badan Litbang Kesehatan, serta reakreditasi jurnal ilmiah dan laboratorium di beberapa satker

3. Satker Balai Donggala meraih predikat Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK)

Berdasarkan tabel III.23, terdapat empat satker dengan persen realisasi lebih rendah daripada realisasi Badan Litbang Kesehatan. Kendala yang dihadapai yaitu:

a. Loka Litbang P2B2 Ciamis (55.28%)

Output Gedung/Bangunan di Loka Litbang P2B2 Ciamis berupa Kegiatan Pengadaan Tanah Kantor senilai Rp. 18.240.000.000,- hanya akan terserap sebesar 39%. Hal ini dikarenakan sebagian besar diblokir oleh DJA (senilai Rp. 8.410.600.000,-) dan satu poin berupa pajak perolehan hak sebesar Rp. 847.200.000,- diblokir mandiri karena menurut informasi pengeluaran tersebut merupakan tanggung jawab pihak penjual sehingga sudah termasuk harga beli tanah.

69 b. B2P2TOOT (56.76%)

Sehubungan dengan adanya kebijakan moratorium pembangunan gedung, maka diberlakukan blokir pada anggaran pembangunan gedung B2P2TOOT sebesar Rp.15.563.860.000,-. Blokir tersebut meliputi pembangunan Gedung/Bangunan Laboratorium sebesar Rp.11.049.255.000,- dan Gedung/Bangunan sebesar Rp.4.514.605.000,-.

Terkait dengan refocusing anggararan perjalanan dinas untuk TA 2015, beberapa pengajuan refocusing tidak disetujui (diblokir). Blokir dilakukan pada Output Tanah sebesar Rp.5.673.150.000,- yang dikarenakan data dukung pengadaan tanah untuk lahan kebun tanaman obat belum dapat dipenuhi. Blokir juga dikenakan pada peningkatan kapasitas pegawai pada Output Dokumen Hukum, Organisasi dan Kepegawaian sebesar Rp.190.000.000,-. Penganggaran tersebut dianggap masih dalam kerangka konsinyering. Pengadaan barang pada Output Peralatan dan Fasilitas Perkantoran sebesar Rp.180.075.000,- tidak disetujui dengan pertimbangan bahwa alat tersebut tidak sesuai dengan nomenklatur output.

Rendahnya penyerapan anggaran juga dipengaruhi oleh sisa belanja bahan dan belanja non operasional pada Output Database TOJA. Pada kegiatan RISTOJA telah dilakukan penghematan anggaran perjalanan dinas, hal ini membawa dampak rendahnya penyerapan pada belanja bahan dan belanja non operasional.

c. Loka Litbang Biomedis Aceh (65,02%)

Loka Litbang Biomedis Aceh sudah melakukan tender untuk pengadaan perencanaan kontruksi pada bulan Maret 2015. Sehubungan adanya adanya moratorium pembangunan gedung dan bangunan dari Presiden RI untuk melakukan pengadaan gedung perkantoran, maka pengadaan gedung perkantoran Loka Litbang Biomedis tidak dapat dilaksanakan, sehingga alokasi anggaran sebesar Rp. 3.254.790.000 tidak terserap.

d. Sekretariat Badan Litbang Kesehatan (61.26%)

Gedung dan Bangunan dengan pagu anggaran Rp. 52.086.396.000 terealisasi Rp 6.805.069.850 (13,06%) hal ini disebabkan oleh

 Pembangunan Gedung Kantor (Menara Litbangkes) dan AMDAL terkendala kebijakan Presiden terkait moratorium pembangunan gedung.

 Gudang B yang direncanakan menjadi kantor sementara Pusat BTDK ketika pembangunan Menara Litbang tidak jadi digunakan sehubungan adanya moratorium sehingga Gudang B tidak jadi direhab dan pekerjaan relokasi yang sudah dianggarkan tidak terserap.

Dokumen Perencanaan dan Anggaran dengan pagu Rp. 20.435.067.000 terealisasi Rp. 4.105.094.792 (20.09%) hal ini disebabkan anggaran sebesar Rp. 15.917.339.000 yang merupakan dana cadangan untuk tunjangan kinerja tidak terserap. Dana cadangan dianggarkan untuk memenuhi selisih kebutuhan kenaikan tunjangan kinerja 85% dengan alokasi existing tunjangan kinerja 40% yang sudah dianggarkan pada belanja pegawai. Pada perjalanannya, tunjangan kinerja Kemenkes yang disetujui sesuai Permenkes Nomor 75 Tahun 2015 adalah sebesar 70% dengan unit cost baru per

70 gradenya, sehingga terjadi selisih kelebihan alokasi cadangan tunjangan kinerja yang tidak dapat dicairkan (tetap blokir).

Dokumen Manajemen Ilmiah dan Etik dengan pagu anggaran Rp. 3.02610.000 terealisasi Rp. 1.699.777.413 (56.24%) hal ini disebabkan oleh adanya efisiensi perjalanan dinas pada kegiatan manajemen ilmiah dan etik yang membutuhkan koordinasi intensif terkait pembinaan pelaksanaan penelitian di satker di lingkungan Badan Litbang Kesehatan sehingga anggaran tidak dimanfaatkan secara maksimal.

e. Balai GAKI Magelang (69.21%)

Kegiatan pembangunan gedung auditorium dan museum Balai Litbang GAKI beserta kegiatan pendukung tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan PMK No: S-841/MK.02/2014 perihal penundaan/Moratorium Pembangunan Gedung Kantor Kementerian Negara/Lembaga. Kegiatan ini terdiri dari pembangunan gedung auditorium dan museum, pembangunan sarana dan prasarana lingkungan kantor berupa pembangunan taman untuk melengkapi gedung, perangkat pengolah data dan komunikasi, fasilitas sarana gedung dan auditorium.

Sementara itu dampak dari efisiensi anggaran perjadin menjadikan terbatasnya anggaran perjadin penelitian sehingga pelaksanaan peneltian berkurang dari 5 menjadi 4 penelitian, walaupun demikian tidak berpengaruh pada kualitas maupun kuantitas output yang dihasilkan.

f. Balai Litbang B2P2 Tanah Bumbu (72,20%)

Penyerapan Balai Litbang tanah Bumbu sebesar 72,20% disebabkan pagu belanja modal sebesar Rp. 2.791.480.000 terealisasi Rp. 1.004.008.655 (35,97 %). Hal ini disebabkan anggaran untuk belanja modal peralatan fasilitas lab dan perkantoran diblokir sehingga penyerapan anggaran tidak optimal.

Dalam rangka pengembangan dan efektifitas pelaksanaan kegiatan, Badan Litbang Kesehatan memiliki strategi pelaksanaan kegiatan tahun 2016 sebagai berikut:

1. Percepatan penyelesaian penelitian.

2. Kajian-kajian cepat terhadap potensi isu-isu kesehatan di masyarakat, contoh: pengobatan Warsito, klinik chiropractic, dll.

71 Gambar III.14

Sandingan Alokasi dan Realisasi Badan Litbang Kesehatan Tahun 2014 dan Tahun 2015

Tabel III.26

Alokasi dan Realisasi Anggaran Badan Litbang Kesehatan Tahun 2010-2015

Tahun Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) %

2010 419.641.784.000 366.434.760.918 87,3 2011 547.647.130.000 439.161.204.949 80,2 2012 437.380.902.000 363.997.863.810 83,2 2013 564.308.909.000 535.560.743.412 94,9 2014 527.332.872.000 434.999.424.056 82,5 2015 756.204.818.000 540.930.414.851 72.8

(Sumber LAK Badan Litbang Kesehatan Tahun 2010-2014, SAI Badan Litbang Kesehatan Tahun 2015)

Selama pelaksanaan kegiatan tahun 2010-2015 Badan Litbang Kesehatan terlah berhasil menyelenggarakan program penelitian dan pengembangan kesehatan dengan rata-rata realisasi anggaran sebesar 83.48%. Alokasi anggaran Badan Litbang Kesehatan tahun 2015 merupakan alokasi tertinggi, namun pada tahun yang sama dicapai persentase realisasi anggaran terkecil dalam 5 tahun terakhir. Berbagai permasalahan menjadi evaluasi sekaligus catatan dan pertimbangan untuk perbaikan capaian kinerja dan anggaran di tahun yang akan datang.

Seiring komitmen Badan Litbang Kesehatan untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan melalui pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan yang dapat dimanfaatkan, tantangan tahun mendatang dengan memaksimalkan manfaat penyerapan anggaran yang diikuti dengan peningkatan akuntabilitas institusi serta pencapaian output penelitian dan pengembangan kesehatan yang berkualitas dan berdaya guna.

72 D. Sumber Daya Manusia

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) telah disahkan oleh Presiden Republik Indonesia dan diundangkan mulai tanggal 15 Januari 2014. Berdasarkan Undang-Undang ASN tersebut dijelaskan bahwa pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalamrangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan memiliki 16 Satuan Kerja (Satker) yang terdiri atas Satker Sekretariat Badan, 4 Satker Pusat, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang terdiri atas2 Balai Besar, 5 Balai, dan 4 Loka.

Sampai dengan 31 Oktober 2015 jumlah PNS Badan Litbang Kesehatan sebanyak 1.386 orang, yang terdiri dari 596 pegawai laki-laki dan 790 pegawai perempuan. Secara umum, data keadaan pegawai di Badan Litbang Kesehatan sampai dengan 31 Oktober 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel III.27

Keadaan Pegawai Badan Litbang Kesehatan per 31 Oktober 2015

No Satker L P Jumlah 1 Sekretariat Badan 64 94 158 2 Pusat BTDK 68 122 190 3 Pusat TTKEK 77 102 179 4 Pusat TIKM 53 97 150 5 Pusat HKKPM 63 77 140 6 B2P2VRP Salatiga 45 49 94 7 B2P2TOOT Tawangmangu 55 41 96

8 Balai Litbang GAKI Magelang 28 37 65

9 Balai Litbang Biomedis Papua 11 24 35

10 Balai Litbang P2B2 Donggala 20 22 42

11 Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 18 28 46 12 Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu 19 20 39

13 Loka Litbang P2B2 Baturaja 24 30 54

14 Loka Litbang P2B2 Ciamis 24 12 36

15 Loka Litbang P2B2 Waikabubak 17 17 34

16 Loka Litbang Biomedis Aceh 10 18 28

JUMLAH 596 790 1386

(Sumber: Buku Kepegawaian Badan Litbang Kesehatan, edisi Oktober 2015)

Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan

73 keterampilan tertentu. Jabatan Fungsional dalam Aparatur Sipil Negara terdiri atas

Dokumen terkait