2.1.9 Masalah Transmisi Data
2.1.9.1 Redaman Murni
Menurut Jonathan Lukas (2006, p44), yang dimaksud disini adalah semua frekuensi yang lewat di saluran ini akan teredam amplitudonya. Hal ini disebabkan karena pada saluran tersebut:
- Mempunyai tahanan yang tinggi - Amplifier dari rangkaian tidak bekerja - Open wire
- Adanya arus bocor di saluran tersebut
Pada komunikasi data pada umumnya redaman diukur dengan satuan dbm.
2.1.9.2 Interference (Interferensi)
Menurut Jonathan Lukas (2006, p46), walaupun interferensi dan noise sama sama didefinisikan sebagai gangguan dari energi listrik yang tidak diinginkan yang
berfluktuasi secara random, namun dapat kita katakan bahwa interferensi merupakan gangguan yang lebih terstruktur dibandingkan dengan noise. Hal ini disebabkan oleh karena pada umumnya interferensi tersebut timbul sebagai akibat ketidakseimbangan rangkaian seperti misalnya induksi, coupling dan lain-lain.
Jika interferensi ini sudah merupakan sinyal yang intelligiable, maka interferensi tersebut biasanya disebut juga sebagai Distraksi. Bentuk – bentuk distraksi yang umum pada suatu saluran suara adalah:
a. Crosstalk
Crosstalk dapat dikatakan sebagai pemindahan isi dari suatu saluran ke saluran lainnya. Crosstalk ini biasanya disebabkan oleh induksi arus oleh suatu rangkaian ke rangkaian lain yang secara fisik letaknya berdekatan. Dua bentuk crosstalk yang dikenal adalah Near End Crosstalk (NEXT) dan Far End Crosstalk (FEXT).
NEXT terjadi karena daya pancar (Transmitter) yang sangat kuat sehingga masuk ke bagian penerima.
Penyebab terjadinya crosstalk adalah:
1. Multi konduktor dari saluran transmisi yang mempunyai isolasi yang tidak baik.
sehingga menyebabkan perpindahan sinyal ke saluran lain.
3. Saluran transmisi dapat berfungsi sebagai antena sehingga dapat menerima pemancar radio.
Untuk mengatasi crosstalk biasanya level pengirim dinaikkan, tetapi perlu diingat dengan menaikkan level pengirim berarti kita dapat menjadi penyebab timbulnya interferensi terhadap saluran lain. b. Echo
Echo adalah suara kita kembali saat terjadinya suatu hubungan komunikasi. Pada umumnya echo ini terjadi hanya pada pembicaraan jarak jauh dan hal ini disebabkan oleh karena ketidakcocokan impendansi pada rangkaian. Pengaruh echo yang terbesar adalah dapat menambah atau mengurangi amplitudo suatu sinyal tergantung dari hubungan antara echo dan sinyal.
c. Singing
Jika echo yang terjadi dikembalikan lagi secara berulang ulang maka terjadilah osilasi. Hasil daripada osilasi ini disebut sebagai singing. Pada prinsipnya singing itu terjadi jika gain dari loop yang terjadi tersebut lebih dari satu.
d. Noise
Noise yang dimaksud di sini adalah sinyal yang tidak kita inginkan dalam saluran transmisi. Ada banyak jenis noise yang kita kenal diantaranya, yaitu:
a. Intermodulation Noise
Noise yang terjadi karena banyak frekuensi modulasi yang menggunakan jalur komunikasi yang sama sehingga terbentuk satu frekuensi baru yang merupakan gabungan dari semua frekuensi yang ada, selain itu dapat juga intermodulation ini terjadi karena kesalahan peralatan yang tidak ada modulasi harmonik yang masuk kedalam saluran transmisi.
b. Thermal Noise
Noise yang terjadi karena pengaruh panas dari elektron yang terdapat dalam media dan timbul dalam saluran transmisi.
c. Impulse Noise
Amplitudo yang tiba-tiba menjadi tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Yang menimbulkan terjadinya impulse noise adalah:
1. Dialling telepon
besar
3. Motor waktu start 4. Crosstalk
2.1.9.3 Distortion (Distorsi)
Menurut Jonathan Lukas (2006, p50), jika kita dapat mengirimkan suatu sinyal melalui suatu saluran yang sempurna, maka ditempat tujuan kondisi sinyal yang diterima akan persis sama seperti kondisi pada saat sinyal tersebut dikirim. Namun seperti kita ketahui bahwa kita tidak mungkin memperoleh suatu saluran yang ideal, maka dapat dipastikan bahwa sinyal yang dikirim melalui suatu saluran akan mendapat distorsi.
Berbeda dengan noise, distorsi ini merupakan suatu hal yang sifatnya deterministik, artinya kita dapat memperkirakan bentuk dari distorsi tersebut, dan juga dapat kita kendalikan (kompensasikan). Bentuk – bentuk distorsi yang umum terjadi pada suatu saluran transmisi adalah:
a. Harmonic Distortion
Harmonic Distortion ini merupakan distorsi non linear di mana harmonisa – harmonisa dari suatu sinusoida terjadi. Distorsi ini terjadi oleh karena ketidak linieran dari suaatu rangkaian pada saluran transmisi. Harmonisa – harmonisa yang terjadi dapat
diketahui dengan mengukur daya – daya yang terjadi diluar komponen fundamental.
b. Amplitude Distortion
Distorsi ini dikenal juga dengan nama Attenuation Distortion ataupun Frequency Distortion, dan merupakan distorsi non linear di mana magnitude relatif dari komponen suatu sinyal mendapat redaman yang tidak sama besarnya pada saat melalui suatu saluran transmisi. Pada umumnya komponen sinyal yang berfrekuensi tinggi akan mendapat redaman yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan komponen sinyal yang berfrekuensi rendah, sehingga komponen komponen yang ada pada sinyal akan mendapat redaman yang tidak sama.
c. Delay Distortion
Delay distortion adalah sebuah fenomena istimewa pada guided media. Gangguan terjadi diakibatkan oleh kenyataan bahwa kecepatan rambat sinyal dimedia berbeda antara satu frekuensi dengan frekuensi lainnya.
Sebuah saluran yang tidak terpengaruh oleh faktor faktor luar dan tidak mempuntai tahanan akan melewatkan sinyal dengan kecepatan 300.000 km/det (kecepatan cahaya). Gelombang mikro akan
melewatkan sinyal dengan kecepatan 160.000 km/det, sedangkan kabel akan melewatkan sinyal dengan kecepatan 23.000 km/det.
Karena semua media transmisi mempunyai suatu kecepatan tertentu dalam melewatkan suatu sinyal, maka dapat dipastikan bahwa akan ada suatu perbedaan waktu antara pengiriman sinyal dan penerimaan sinyal. Selang waktu tersebut disebut Phase Delay, Absolute Delay atau Propagation Delay.
d. Envelope Delay Distortion
Telah diketahui bahwa phase dan frekuensi dari suatu sinyal menurut definisi adalah hal yang tidak dapat dipisahkan, jadi definisi frekuensi yang terbaik adalah besarnya perubahan phase yang terjadi terhadap waktu. Dengan demikian makin besar pergeseran phase suatu sinyal, makin lama pula waktu yang dibutuhkan oleh sinyal tersebut untuk melalui saluran transmisi.
Jika suatu sinyal yang mengandung lebih besar dari satu komponen frekuensi dikirimkan melalui suatu saluran transmisi, maka definisi delay distortion tersebut tidak berlaku lagi, sebagai gantinya dibuat definisi baru untuk menyatakan distorsi semacam itu yang dikenal dengan nama Envelope Delay Distortion atau Group Delay Distortion, di mana envelope delay
tersebut didefinisikan sebagai perubahan phase terhadap frekuensi.
e. Jitter
Jika suatu sinyal mendapat Envelope Delay Distortion atau Attenuation Distortion, maka kedua distorsi ini akan memberikan akibat gabungan yang berupa distorsi puncak yang dikenal dengan nama Jitter. Secara umum jitter dapat didefinisikan sebagai variasi waktu daripada urutan sinyal yang diterima dibandingkan dengan urutan waktu pada saat sinyal tersebut dikirim.
Jitter biasanya dinyatakan dalam persen dan representasi matematis daripada jitter tersebut dapat dilihat pada dibawah ini.