• Tidak ada hasil yang ditemukan

CHAPTER V. CONCLUSION AND RECOMMENDATIONS

Appendix 8 Reflections

Mata kuliah CLS atau Critical Listening and Speaking 1 adalah salah satu mata kuliah mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang diambil di semester 3. Kelebihan yg dimiliki oleh mata kuliah ini yaitu, menvisualisasikan bahan ajar, dengan, mahasiswa bisa belajar secara langsung atau melihat dan mendengar langsung materi yang diajarkan melalui audio dan LCD atau proyektor. Selain itu mata kuliah tersebut mengajarkan bagaimana cara berbicara yang baik dan benar di depan umum. Kekurangan yang dimiliki oleh CLS adalah kurangnya CLS 1 dalam mengembangkan kreatifitas menulis.

Penggunaan video di CLS 1 memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu dapat menunjukan secara langsung bagaimana cara berbicara yg baik fun benar di depan orang banyak. Selain itu, CLS 1 juga menampilkan video-video yang untuk dalam artian video yang dapat memotivasi mahasiswa. Sedangkan kekurangan yang dimiliki oleh CLS 1 saat menampilkan video pembelajaran adalah ada pada mahasiswanya. Terkadang mahasiswa lupa mencari poin-poin yang ada di CLS 1 sehingga ketika ada pertanyaan, mahasiswa tidak dapat menjawab. Menurut saya, penggunaan The Toughest Place to be a Bin Man sangat berguna. Dikarenakan, video tersebut memiliki konten yang menarik. Dimana video tersebut menceritakan mengenai tukang sampah yang mempelajari bagaimana menjadi tukang sampah di Indonesia dimana dikatakan bahwa Indonesia adalah terberat untuk menjadi Tukang Sampah.

Pengalaman saya setelah melihat video tersebut saya merasa bahwa saya telah gagal menjadi WNI yang baik. Maka, setelah saya menonton video tersebut saya berjanji untuk membuang sampah pada tempatnya.

Refelection of Participant B

Menurut pendapat saya, kelebihan dari critical listening and speaking adalah:

Kelasnya enjoy dan santai karena hanya masuk kelas dan mendengarkan atau melihat video. Bahan ajarnya juga mudah dan tidak sesulit pelajaran lain. Melatih kemampuan mahasiswa untuk membentuk paragraph dalam menyimpulkan sebuah film/video.

Kelemahannya ialah terkadang bosan mendengarkan video yang tidak ada subtitlenya. Sehingga mahasiswa bias mengantuk.

Kita dapat melatih indra pendengaran kita untuk menmbiasakan mendengar percakapan atau film berbahasa inggris. Dengan demikian mahasiswa dapat memiliki kepekaan terhadap penggunaan bahasa inggris baik di dalam maupun diluar kampus.

Selain itu, CLS juga menggunakan video sehingga para mahasiswa tidak hanya berlatih mendengar tetapi juga belajar untuk membaca gerak mulut serta pronunciation yang tepat yang digunakan oleh native speaker.

Kelemahan yang ada di dalam CLS adalah ketika dosen menggunakan video yang kurang menarik dan hanya sebatas ceramah atau seminar. Mahasiswa akan merasa bosan karena tidak dapat mengikuti alur videop tersebut dan pada akhirnya tujuan dari pembelajaran tidak akan tercapai. Selain itu, bila mahasiswa kurang memahami isi dari percakapan, atau tidak dapat mengikuti percakapan dengan baik mereka akan ketinggalan dengan teman-temannya yang lain. Dan untuk mengejar ketiunggalannya trersebut ia harus memina dosen untuk memutar ulang video tersebut atau ia akan tidak paham samasekali.

Penggunaan The Toughest Place to be a Binman, menurut saya video tesebut sangat berkesan. Dengan melihat video tesebut saya bisa mendapat informasi yang baru tentang kehidupan yang berbeda antara tukang sampah di inggris dan tukang sampah di Indonesia. Dengan demikian video ini membuka mata hati saya untuk peka melihat keadaan bangsa ini yang masih jauh tertinggal dengan Negara-negara lain. Penggunaan video semacam ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai isu-isu social yang terkadang kurang diangkat di dalam media, dan ini sangat sesuai dengan 3c yang dimiliki oleh universitas sanata dharma.

Setelah menonton film, saya terketuk untuk membantu binman dengan melakukan hal-hal yang sederhana, misalnya membuang sampah di tempatnya. Hal ini saya rasa sangat penting di kampus kita karena kebiasaan dari mahasiswa di kampus ialah mereka tidak pernah peduli dengan kebersihan di dalam kelas. Bnayak botol-

botol serta plastic pembungkus makanan yang mereka tinggalkan begitu saja di dalam kelas. Tindakan tersebut membuat para pekerja kebersihan akan sangat kerepotan karena selain menyapu kjelas mereka juga harus memungut sampah- sampah yang berserakan di dalam kelas. Oleh karena itu sudah layak dan sewajarnya bila kita sebagai mahasiswa membantu mereka dengan menjaga kebersihan lngkungan kampus.

Reflection of Participant C

Saya mendapatkan CLS 1 dan 2 di semester 3 dan 4. Dalam mata kuliah CLS ini banyak hal yang saya dapatkan. Pertama mengenai listening. Awalnya dosen meminta kita untuk menyaksikan sebuah video. Dari video tersebut kita diberi pertanyaan dengan jawaban yang bisa dikatakan harus kritis dan mempunyai pemahaman yang dalam mengenai materi tersebut. Sama halnya dengan speaking, kita harus berpidato lebih dari 10 menit. Dalam mencari isi pidato harus semaksimal mungkin agar waktu 10 menit tidak terbuang sia-sia. Sesuai dengan namanya

“critical” berarti kita dituntut untuk berpikir lebih dalam. Berusaha memaknai video

yang ditonton lebih dalam untuk mencari tujuan video tersebut dan sebagainya. Berbicara speaking 10 menit ketika tidak mempunyai materi yang cukup untuk diperbincangkan maka alur pidato kita tidak akan tentu arah. Intinya dalam CLS ini kita diminta untuk lebih menguasai materi secara mendalam. Pelajaran ini cukup berguna buat saya. Tergantung video yang akan disajikan oleh dosen. Jika video tersebut bermakna maka kita bisa mengambil pelajaran dari video tersebut. Untuk speakingnya, menuntut kita lebih berani lagi dan bertanggungjawab. Sebab dari hasil pidato kita terkadang ada banyak pertanyaan yang akan muncul dari teman- teman. Jadi kita harus siap dengan jawaban yang jelas dan menguasai materi mendalam.

Dokumen terkait