• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam rangka penyerasian/harmonisasi sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan antara Indonesia dengan Negara - negara tujuan ekspor, maka masingmasing negara yang akan melakukan ekspor harus meregistrasi/mendaftarkan

19 UPI yang telah bersertifi kat HACCP. Registrasi UPI ini bertujuan supaya UPI yang melakukan ekspor diakui oleh Otoritas Kompeten negara mitra, mempermudah penelusuran dan penyelesaian apabila UPI terkena kasus, dan mempermudah melakukan evaluasi terhadap UPI.

Indikator Unit Pengolahan Ikan yang teregistrasi di negara mitra diukur dengan menghitung jumlah UPI bersertifikat HACCP yang mendapatkan nomor registrasi dari Kepala BKIPM dan mendapat persetujuan (approval number) dari negara mitra. Sampai dengan Akhir Tri wulan IV Tahun 2020, BKIPM Denpasar telah mengusulkan beberapa UPI melalui Pusat Pengendalian Mutu telah melakukan pendaftaran ke negara mitra, dan sudah ada balasan dari Negara mitra Korea selatan dan Kanada.

Tabel 3.14.Target dan Realisasi IK13 pada Triwulan IV Tahun 2020 Indikator Kinerja

Utama

Target Triwulan IIV % Thd

Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %

Registrasi Unit Usaha Pengolahan Ikan di Negara Tujuan Lingkup Balai KIPM Denpasar

1 1 2 200 200

IK 14. Suplier yang menerapkan Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) Supllier/Unit Pengumpul

Dalam rangka menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan telah ditetapkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52A/KEPMEN-KP/2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi. Keputusan tersebut mengatur tentang persyaratan dari hulu ke hilir termasuk di dalamnya Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) pada unit pengumpul/supplier sebagai bukti komitmen Otoritas Kompeten dalam rangka pengendalian jaminan mutu dan kemanan hasil perikanan. Untuk memastikan bahwa suatu unit pengumpul/suplier menerapkan system jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan terhadap sanitasi dan higiene penanganan ikan dengan berdasarkan prinsip-prinsip HACCP sesuai persyaratan yang telah ditentukan, maka Otoritas Kompeten melakukan pengendalian melalui kegiatan inspeksi terhadap unit pengumpul/suplier.

20 Dalam memberikan jaminan tersebut maka diperlukan kegiatan Inspeksi CPIB terhadap supplier sebagai pengendalian mutu dan keamanan (Quality and Safety Assurance) hasil perikanan yang diproduksi di Indonesia. Inspeksi CPIB terhadap Unit pengumpul/ Supplier dilaksanakan berdasarkan konsepsi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Hasil dari kegiatan Inspeksi CPIB pada Unit Pengumpul/Supplier berupa Sertifikat hasil inspeksi CPIB yang diterbitkan apabila suatu unit penanganan ikan memenuhi persyaratan standar yang berlaku sehingga aman untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut ataupun untuk dikonsumsi manusia.

Sampai dengan akhir Triwulan IV Tahun 2020 sudah terealisasi 1 sertifikat CPIB dari 1 target yang ditetapkan atau 100% .

Tabel 3.15 Target dan Realisasi IK 14 Tri wulan IV TA. 2020 Indikator Kinerja

Utama

Target Triwulan IV % Thd

Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %

Suplier yang menerapkan Cara Penanganan Ikan yang Baik

Lingkup Balai KIPM Denpasar 1 1 1 100 100

Sasara n Strategis 4. Pengendalian dan Pengawasan Sistem Perkarantinaan, Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Secara Profesional dan Partisipatif

IK15. Penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan

Indikator persentase penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan merupakan upaya yang dilakukan BKIPM Denpasar untuk menyelesaikan setiap pelanggaran perkaratinaan dan penolakan ekspor hasil perikanan yang terjadi. Untuk karantina, penanganan pelanggaran komoditas perikanan dilakukan dengan pengawasan, pengamatan, pencatatan, dan pengumpulan bahan keterangan (wasmatcapulbaket).

Wasmatcapulbaket dilanjutkan dengan: 1) diterbitkan Surat Perintah Penyidikan, jika kasus memenuhi unsur pidana UU Nomor 19 Tahun 2019; 2) serahkara, jika kasus memenuhi unsur pidana diluar UU Nomor 19 Tahun 2019; 3) pemusnahan atau penolakan, jika kasus tidak memenuhi unsur pidana UU Nomor 19 Tahun 2019 dan 4) pelepasliaran atau diserahkan ke BKSDA.

21 Sedangkan untuk mutu dan keamanan hasil perikanan, penanganan kasus merupakan upaya penyelesaian dan tindak lanjutterhadap notifikasi penolakan ekspor dariotoritas kompeten negara mitra. Proses kegiatan ini meliputi evaluasi kasus dan pemberian sanksi pelarangan ekspor sementara (internal suspend) kepada UPI;

investigasi ke UPI; perbaikan hasil investigasi oleh UPI; evaluasi terhadap perbaikan hasil investigasi; pembukaan sanksi; dan pengiriman informasi ke otoritas

Indikator kinerja Persentase penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan dan keamanan hayati ikan yang diselesesaikan, pada tahun 2020 ditetapkan target 95%, realisasi sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 terealisasi 100% dan dapat diselesaikan semuanya 100% dengan bukti fisik Berita Acara Pulbaket.

Dengan demikian capaian indikator kinerja tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

• Jumlah kasus pelanggaran perkarantinaan ikan (A)

Jumlah kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang diselesaikan (B)

Persentase jumlah kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang diselesaikan (C);

C = (B / A) X 100 %

Tabel 3.16. Target dan Realisasi IK15 pada Triwulan IV Tahun 2020 Indikator Kinerja

Utama

Target Triwulan IV % Thd

Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %

Persentase penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem

mutu yang diselesesaikan 95% 95 % 100 100 100 100

IK16. Nilai PNBP BKIPM Denpasar

Tarif PNBP karantina ikan dan mutu hasil perikanan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2015 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan. BKIPM Denpasar terus berusaha menggenjot penerimaan PNBP sehingga dapat meningkatkan PNBP kelautan dan perikanan secara keseluruhan.

Indikator nilai PNBP BKIPM Denpasar diukur dengan menghitung jumlah realisasi penerimaan PNBP periode tahun anggaran berjalan. Pada Triwulan IV Tahun 2020, BKIPM Denpasar berhasil merealisasikan PNBP sebesar Rp.4.319 juta,- dari target Rp. 5.165 juta,- atau mencapai 84%.

22 Hal ini menunjukkan bahwa BKIPM Denpasar terus berupaya meningkatkan kinerja pengawasan dan pelayanan ekspor/impor/antar area terhadap komoditas perikanan yang dilalulintaskan walaupun dalam masa pandemik Covid 19, yang berdampak pada kesadaran dan kepatuhan pengguna jasa dalam melalulintaskan ikan dan produk perikanan melalui pintu pemasukan/ pengeluaran yang ditetapkan dan menggunakan dokumen resmi.

Tabel 3.17.Target dan Realisasi IK16 pada Triwulan IV Tahun 2020 Indikator Kinerja

Utama

Target Triwulan IV % Thd

Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %

Nilai PNBP Lingkup Balai KIPM Denpasar

5.165 5.165 4.319 84 84

Sasaran Strategis 5. Tata Kelola pemerintahan yang baik

IK17. Indeks profesionalitas ASN

Profesionalitas adalah kualitas para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk melakukan tugas-tugasnya. Indeks Profesionalitas ASN adalah ukuran statistik yang menggambarkan kualitas ASN berdasarkan kesesuaian kualifikasi, kompetensi, kinerja dan kedisiplinan pegawai ASN dalam melaksanakan tugas jabatan (Permen PAN dan RB No. 38 Tahun 2018).

Nilai Indeks Profesionalitas ASN merupakan gambaran kualitas profesionalitas ASN KKP yang diukur setiap tahun oleh Biro SDMA, Sekretariat Jenderal dengan mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB No. 38 Tahun 2018 tentang Peraturan Indeks Profesionalitas Aparatur Sipil Negara. Untk menghitung indeks profesionalitas ASN ini digunakan rumus sebagai berikut:

1. Nilai diukur setiap tahun dengan menggunakan 4 (empat) dimensi, meliputi:

a. Kualifikasi c. Kinerja b. Kompetensi d. Disiplin

2. Kualifikasi diukur dari indikator riwayat Pendidikan formal terakhir yang telah dicapai,meliputi:

a. Pendidikan S-3 (Strata-Tiga) b. Pendidikan S-2 (Strata-Dua)

c. Pendidikan S-1 (Strata-Satu)/ D-4 (Diploma-Empat) d. Pendidikan D-3 (Diploma-Tiga)/ SM (Sarjana Muda)

23 e. Pendidikan D-1 (Diploma-Satu)/D-2 (Diploma-Dua)/ SLTA Sederajat f. Pendidikan di Dibawah SLTA

Formula sebaga berikut

3. Kompetensi diukur dari indikator riwayat pengembangan kompetensi yang telah dilaksanakan yang meliputi: Diklat Kepemimpinan, Diklat Fungsional / Diklat Teknis, Diklat 20 Jam Pelajaran (JP) satu tahun terakhir dan seminar/workshop/

Konferensi/S etara satu tahun terakhir dengan formula sebagai berikut:

Nilai Nama Kompetensi **) Nilai Kompetensi sesuai Jabatan Kompeten

0 Tidak pernah ikut Diklat PIM pada

levelnya 0 - -

Diklat Fungsional - 15 -

1 Pernah ikut Diklat Fungsional - 15 -

0 Tidak pernah ikut Diklat Fungsional - 0 -

Diklat 20 JP 15 15 22,5

1 Pernah ikut Diklat 20 JP dalam tahun terakhir

15 15 22,5

0 Tidak Pernah ikut Diklat 20 JP dalam tahun

Total Mengikuti Kompetensi 40 40 40

4. Kinerja diukur dari indicator penilaian prestasi kerja PNS, yang meliputi: a.

Sasaran Kerja Pegawai (SKP), dan b. Perilaku Kerja, dengan formula sebagai berikut:

No Keterangan Nilai SKP

Nilai SKP Nilai Kinerja

1 Sangat Baik 91 – ke atas 30

2 Baik 76 s.d 90 25

3 Cukup 61 s.d 75 15

4 Kurang 51 s.d 60 5

5 Buruk 50 s.d kebawah 1

Nilai Nama Kualifikasi *) Nilai Kualifikasi

5 Pendidikan S3 25

24 5. Disiplin diukur dari indicator riwayat penjatuhan hukuman disiplin yang pernah

dialami yang meluiputi: a. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin, dan b. Pernah dijatuhi hukuman disiplin (ringan, sedang, berat), dengan formula sebagai berikut:

Nilai Nama Hukuman Disiplin Nilai

Disiplin

O Tidak pernah mendapatkan hukuman disiplin 5

R Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat ringan 3 S Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat sedang 2 B Pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat berat 1

Sumber data pengukuran Indeks Profesionalitas ASN dapat diperoleh dari beberapa sumber yang tervalidasi meliputi:

a. Kualifikasi, dihitung dari kondisi tingkat Pendidikan terakhir dari pegawai dengan ketentuan sesuai SK Pangkat Terakhir atau SK Pencantuman Gelar yang sudah di Up date pada aplikasi SIMPEG Online KKP.

b. Kompetensi, diolah datanya dari aplikasi SIMPEG Online KKP dengan ketentuan sebagai berikut:

Perhitungan nilai DIKLAT PIM, Diklat Fungsional/Teknis, Diklat 20 JP dan seminar diwajibkan sesuai tingkat jabatannya

Pejabat Struktural wajib sudah melaksanakan Diklat PIM sesuai dengan level terakhirnya, Diklat 20 JP dan Seminar dalam satu tahun terakhir dengan total bobot yaitu 40

Indikator indeks profesionalitas ASN BKIPM Denpasar dihitung dengan merata-ratakan nilai dari seluruh komponen. Capaian kinerja IK ini terealisasi di triwulan IV 2010 sebesar 70,67% dari target 72 % atau Terealisasi 97%.

Tabel 3.18 Target dan Realisasi IK 17 pada Triwulan IV Tahun 2020 Indikator Kinerja

Utama

Target Triwulan IIV % Thd

Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %

Indeks profesionalitas ASN

BKIPM Denpasar 72% 72 % 70,67 n/a 97 97

25 IK18. Nilai penilaian mandiri SAKIP satker BKIPM Denpasar

Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) merupakan penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada pencapaian outcomes dan upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Usaha- usaha penguatan akuntabilitas kinerja dan sekaligus peningkatannya, dilakukan antara lain melalui Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

Evaluasi dan penilaian SAKIP dilakukan atas komponen-komponen SAKIP sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pada kedua peraturan tersebut disebutkan bahwa komponen SAKIP terdiri dari rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja, dan reviu dan evaluasi kinerja. Sedangkan pada tingkat eselon I KKP, penilaian terhadap SAKIP dilakukan oleh Itjen KKP. Target indikator nilai SAKIP BKIPM Denpasar pada 2020 adalah 81 (kategori A/Memuaskan).

Realisasi capaian Nilai SAKIP pada Triwulan IV.

Tabel 3.19.Target dan Realisasi IK 18 pada Triwulan IV Tahun 2020 Indikator Kinerja

Nilai penilaian mandiri SAKIP

satker BKIPM Denpasar A(85) 85 85 100 100

Rencana aksi untuk meningkatkan Nilai SAKIP pada tahun yang akan datang, yaitu:

1. melakukan perbaikan pengelolaan kinerja dari sisi perencanaan, pengukuran, pelaporan dan evaluasi

2. Meningkatkan peran serta BKIPM Denpasar dalam pengelolaan kinerja lingkup BKIPM

3. Melakukan pelaporan tepat waktu, dan melakukan reviu terhadap target maupun capaian yang tercapai ataupun tidak

4. Penyelarasan data dan informasi terkait dengan target atau capaian pada aplikasi kinerjaku dengan Renstra ataupun Renja sehingga dapat memberikan informasi yang lebih valid

5. Implementasi dari rencana aksi terhadap target-target yang tidak tercapai.

26 IK19. Nilai rekonsiliasi kinerja BKIPM Denpasar

Nilai yang menggambarkan kemampuan aparatur untuk merubah bentuk birokrasi menjadi lebih baik sehingga aparatur mampu bekerja secara lebih profesional, efektif, dan akuntabel dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Hasil penilaian Itjen sesuai lembar kerja evaluasi (LKE) berdasarkan PERMENPAN RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi dan Birokrasi Instansi Pemerintah. Realisasi sampai dengan periode Triwulan IV Tahun 2020.

Tabel 3.20. Target dan Realisasi IK19 pada Triwulan IV Tahun 2020 Indikator Kinerja

Utama

Target Triwulan IV % Thd

Target Tahunan 2020 T W IV Realisasi %

Nilai rekonsiliasi kinerja BKIPM

Denpasar A(85) 85 85 100 100

IK20. Nilai IKPA BKIPM Denpasar

IKPA adalah indikator yang telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Negara/ Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran, dan kepatuhan terhadap terhadap regulasi.

Nilai ini diperoleh dari data input dan output setiap Satuan Kerja lingkup BKIPM Denpasar didalam aplikasi OMSPAN Kementerian Keuangan. Cara menghitung indikator tersebut dengan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan No.

195/PMK.05/2018 tentang Monev Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L. Evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a Permenkeu 195/2018 diwujudkan dalam bentuk pengukuran kualitas kinerja menggunakan IKPA.

Realisasi indikator ini pada Triwulan IV Tahun 2020 adalah 95,35 % atau 120%

dari target 87%. Target dan realisasi IK 20 dapat dilihat pada Tabel 29.

Pengukuran dan evaluasi kinerja. Pengukuran capaian Indikator Pelaksanaan Kegiatan Anggaran dilakukan atas penilaian dari berbagai aspek yaitu :

27 1. Revisi DIPA

1. Jenis revisi anggaran yang diperhitungkan adalah revisi dalam kewenangan pagu tetap (tidak masuk adalah revisi dalam kewenangan pagu berubah dan revisi administratif).

2. Frekuensi revisi hanya diperkenankan 1x dalam rentang triwulanan. Apabila dalam satu triwulan akan ada 2x revisi, maka revisi yang kedua agar diajukan pada triwulan berikutnya.

Rencana aksi yang dilakukan antara lain:

Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar sangat selektif dalam melakukan pergeseran anggaran dalam revisi DIPA (pagu tetap).

Satker agar dapat mengelola dan menghimpun kebutuhan revisi anggaran untuk kemudian dapat dijadwalkan dengan frekuensi revisi yang akan diajukan baik kepada DJA maupun Kanwil DJPb sebanyak 1 kali dalam 1 triwulan.

2. Deviasi Halaman III DIPA

1. Halaman III DIPA memuat Rencana Penarikan Dana (RPD) perbulan sepanjang tahun anggaran berjalan atas pelaksanaananggaran yang dilakukan pada suatu satker.

2. Validitas dan keakuratan RPD pada Halaman III DIPA sangatpenting untuk menjaga likuiditas Kas Negara guna memenuhikebutuhan penyediaan dana bagi pencairan anggaran atas suatuDIPA.

3. Keakuratan Deviasi Halaman III pada IKPA dihitung untuk rencana yang dieksekusi sampai dengan bulan November tahun anggaranberjalan

Rencana aksi yang dilakukan antara lain:

Untuk meningkatkan nilai capaian pada Indikator ini, seluruh satker yang memiliki deviasi tinggi, agar dengan mengajukan revisi administratif penyesuaian Halaman III DIPA ke Kanwil DJPb pada triwulan berjalan.

Satker agar lebih disiplin dalam melaksanakan kegiatan danpencairan dananya, dan menjadikan RPD pada Halaman IIIDIPA sebagai plafon pencairan dana bulanan secara internalpada Satker.

3. Pengelolaan UP

1. SPM GUP merupakan sarana pertanggungjawaban belanja atas penggunaan UP pada Bendahara Pengeluaran.

2. Jenis UP yang diperhitungkan dalam IKPA adalah UP Tunai (tidaktermasuk UP yang mengguna kan Kartu Kredit Pemerintah).

28 3. Pertanggungjawaban UP tepat waktu sangat penting agar belanjadapat segera

dibebankan pada DIPA satker masing-masing sebagairealisasi anggaran.

Rencana aksi yang dilakukan antara lain:

Seluruhsatker agar memperhatikan periode pengajuan SPM GUP dari SP2D UP/GUP terakhir paling lambat dalam rentang 30 harikalender ( pengajuan GUP minimal sekali dalam sebulan keKPPN) dan tidak menambah frekuensi SPM GUP yang terlambat.

4. LPJ Bendahara

1. LPJ Bendahara Pengeluaran merupakan saranapertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya.

2. LPJ dibuat oleh bendahara setiap bulan dan disampaikan palinglambat tanggal 10 bulan berikutnya atau hari kerja sebelumnya jikatanggal 10 adalah hari libur kepada KPPN.

3. Penyampaian LPJ dilakukan dengan menu upload pada AplikasiSPRINT, dan terhitung sejak Satker pertama kali melalukan upload tersebut

Rencana aksi yang dilakukan antara lain:

Satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, danketepatan waktu dalam penyampaian LPJ sebelum tanggal 10bulan berikutnya, dan memastikan data LPJ telah terverifikasioleh KPPN pada Aplikasi SPRINT

5. Penyampaian Data Kontrak

1. Kontrak yang dihitung pada IKPA merupakan kontrak dengan nilaidiatas Rp 200 Juta (bukan hasil pengadaan langsung menurutbatasan Perpres No. 16/2018 tentang Pengadaan Barang/JasaPemerintah).

2. ADK kontrak maksimal disampaikan ke KPPN 5 hari kerja sejaktanggal tanda tangan kontrak sampai dengan tanggalpenyampaian/konversi di KPPN.

Rencana aksi yang dilakukan antara lain:

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agarsenantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatanwaktu dalam penyampaian data kontrak sebelum 5 hari kerjasetelah ditanda tangani dan dipastikan verifikasi kebenarandata kontraknya (approval) oleh KPPN.

6. Penyelesaian Tagihan

1. Indikator ini diukur berdasarkan ketepatan waktu penyelesaiantagihan kontraktual (SPM LS Kontraktual Non-Belanja Pegawai)yang ADK nya telah disampaikan ke KPPN (dengan nilai kontrakdiatas Rp 200 Juta).

29 2. Penyelesaian tagihan dihitung dengan ketentuan selambat-lambatnya selama

17 hari kerja setelah BAST/BAPP, satker telahditerbitkan SPM tagihan dimaksud ke KPPN.

Rencana aksi yang dilakukan antara lain:

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agarsenantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatanwaktu dalam penyelesaian tagihan kontraktual (LS Non-BelanjaPegawai) palinglambat dalam 17 hari kerja setelah BASTditanda- tangani sudah diajukan SPM-nya ke KPPN.

Selain itu,satker agar teliti, lengkap, dan akurat dalam pengisian uraian padaSPM terutama untuk tanggal dan nomor BAST/BAPP

7. Penyerapan Anggaran

1. Indikator ini dihitung dari pemenuhan realisasi anggaran secaraproporsi penyerapan anggaran pada setiap triwulan: Triwulan I(15%), Triwulan III(40%), Triwulan III (60%), dan Triwulan IV(90%).

2. Pagu anggaran pembagi diperhitungkan sebagai pagu efektif,dimana pagu anggaran DIPA dikurangi dengan pagu yang masihdiblokir.

Rencana aksi yang dilakukan antara lain:

Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agarsenantiasa memperhatikan progres penyerapan anggaransecara proporsional dari pagu DIPA efektif.

Memperbaiki perencanaan dan eksekusi kegiatan secara relevandan terjadwal, tidak menumpuk pencairan anggaran padaakhir tahun.

8. Retur SP2D

1. Indikator ini dihitung dari rasio SP2D yang diretur dengan jumlahSP2D total yang telah terbit.

2. Semakin sedikit SP2D yang diretur, maka indikator ini semakinbagus. Rencana aksi yang dilakukan antara lain:

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agarsenantiasa meningkatkan ketelitian dalam memprosesdokumen pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dankeakuratan nama dan nomor rekening bank Pihak Ketiga/penerima pembayaran.

Diperlukan proses konfirmasi atas status aktif rekening penerima.Apabila terjadi retur SP2D, satker agar berkoordinasi denganKPPN untuk penyelesaiannya tidak lebih dari 7 hari kerja.

30 9. Perencanaan Kas

1. Indikator ini dihitung dari rasio ketepatan waktu penyampaianrenkas/RPD Haria yang disampaikan ke KPPN untuk jenistransaksi besar (Diatas Rp 1 Miliar).

2. Renkas tepat waktu akan mendukung terwujudnya likuiditas KasNegara yang terencana dan terkendali.

Rencana aksi yang dilakukan antara lain:

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan waktu dalam

penyampaian Renkas (RPD Harian) untuk transaksi pencairan dana dalam kategori besar (> Rp 1 Miliar) yang memerlukan penyampaian renkas dengan tidak lebih dari 5 hari kerja sejak tanggal APS pada Aplikasi SAS sampai dengan pengajuan SPM ke KPPN.

10. Pengembalian/ Kesalahan SPM

1. Indikator ini dihitung dari besaran/jumlah SPM yang terdapatkesalahan secara substantif dan dikembalikan oleh KPPN.

2. Pengembalian SPM secara substantif biasanya disebabkan olehkesalahan pengisian data supplier, sehingga SPM harus diperbaikioleh Satker.

3. Pengembalian SPM berpotensi menyebabkan tagihan tidak dapatdibayarkan secara tepat waktu.

Rencana aksi yang dilakukan antara lain:

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agarsenantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses dokumenpembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan keakuratandata supplier yang telah dicocokkan dengan data yang adapada OM SPAN maupun data identitas supplier yang terkonfirmasidengan pihak bank agar SPM yang diajukan tidak tertolak olehKPPN.

11. Pagu Minus

1. Pagu Minus dihitung akhir tahun (triwulan IV) untuk sesuai jenisbelanja sampai dengan level 6 digit/akun.

2. Pagu minus dapat terjadi akibat kekurangan anggaran maupun karena pergeseran akun (revisi POK) yang belum dilakukan penyamaan data/revisi ke Kanwil DJPb.

31 Rencana aksi yang dilakukan antara lain:

Satker-satker yang memiliki pagu minus agar dapat segeramenyelesaikan pagu minus dengan mempersiapkan revisianggaran untuk menutup pagu minus tersebut.

12. Dispensasi SPM

1. Dispensasi SPM dihitung berdasarkan jumlah SPM yang terlambat disampaiakan melewati batas-batas akhir SPM pada akhir tahun anggaran.

2. Dikenakan penalti nilai sesuai dengan rentang SPM yang mendapat dispensasi. Rencana aksi yang dilakukan antara lain:

Satker agar senantiasa memantau progres penyelesaian kegiatansesuai rencana, menetapkan mitigasi risiko penyelesaian pekerjaandan pembayaran, dan menghitung prognosis belanja agar dapatdieksekusi tepat waktu untuk menghindari penumpukkan pencairananggaran pada akhir tahun.

Tabel 3.21.Target dan Realisasi IK20 pada Triwulan IV Tahun 2020 Indikator Kinerja

Nilai IKPA BKIPM Denpasar

A(88) 88 95,12 120 120

IK21. Jumlah inovasi pelayanan publik UPT BKIPM Denpasar

Inovasi pelayanan publik adalah terobosan jenis pelayanan yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung (Permen PAN & RB No. 30/2014). Jumlah inovasi pelayanan publik UPT Balai KIPM Denpasar yang telah melalui tahap (lulus) seleksi administrasi tingkat BKIPM dan direkomendasikan untuk diikutsertakan dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK/UNSPA) hasil nya tidak lolos seleksi Menpan dengan Judul pelayanan Siwayan Sadar Diri. Realisasi Triwulan IV Tahun 2020 adalah sebesar 1 dari target 1 atau 100%.

Tabel 3.22.Target dan Realisasi IK21 pada Triwulan IV Tahun 2020 Indikator Kinerja

Jumlah Inovasi pelayanan Publik Lingkup UPT Balai KIPM

Denpasar 1 1 1 100 100

32 IK20. Presentase rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan

untuk perbaikan kinerja UPT BKIPM Denpasar

Persentase Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan yang dimanfaatkan Untuk Perbaikan Kinerja Lingkup Balai KIPM Denpasar. Jumlah rekomendasi hasil pengawasan Inspektorat Jenderal Kepada Balai KIPM Denpasar berdasarkan LHP (terbatas pada LHP Audit, Reviu dan Evaluasi baik bentuk surat maupun Bab) yang terbit pada Triwulan IV tahun 2019 s.d Triwulan IV Tahun 2020 yang telah ditindaklanjuti (berstatus proses dan/atau tuntas) oleh Balai KIPM Denpasar yang menjadi objek pengawasan.

∑ NT,-

∑ N,= ! 100

∑ Nt : Jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang telah ditindaklanjuti oleh unit eselon I

∑ N : Jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang diberikan kepada

∑ N : Jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang diberikan kepada

Dokumen terkait