• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nama : STD No. RM : 05xxxx

Usia pasien : 35 tahun Keadaan umum : compos mentis

Tanggal masuk : 19/01/2016 Pukul : 10:00 WIB

Tanggal keluar : 21/01/2016 Pukul : 12:00 WIB

Anamnesa : pasien datang dengan keluhan utama rasa nyeri pada pinggang

Pemeriksaan fisik lain: - Diagnosis masuk : G3P2A0 usia kehamilan 7 minggu dengan infeksi saluran kemih Diagnosis keluar : G3P2A0 usia kehamilan 7+2 minggu dengan infeksi saluran kemih

Pemeriksaan Tanda Vital

Tanggal 19/01/2016 20/01/2016 21/01/2016 Satuan Jam 10:00 17:00 23:00 09:00 14:00 12:00 TD 100/70 103/62 108/69 85/56 87/48 105/70 mmHg RR 20 - - - - 24 x/mnt T 36,5 - - - - 36 °C Nadi 80 - - - - 80 x/ mnt

Pemeriksaan Laboratorium Hematologi

Tanggal 19/01/2016 Nilai Rujukan Satuan

WBC 13,47 (H) 4-11 Neutrofil 83,4 (H) 40-75 % Limfosit 13,3 (L) 20-45 % Monosit 2,5 2-8 % Eosinofil 0,6 (L) 1-6 % Basofil 0,2 0-1 % RBC 4,47 3,8-5,8 HGB 13,2 11,5-16,5 g/dL HCT 38,6 37-47 % MCV 86,3 76-96 fL MCH 29,5 27-32 Pg MCHC 34,2 30-35 g/dL RDW-CV 11,6 11,6-14,8 % PLT 249 150-450 MPV 9,0 6,5-12,00 fL PDW 16,1 9,0-17,0 Imuno-Serologi

HBS Ag (Rapid) Non reaktif Non Reaktif -

Analisa Urin

Warna-kekeruhan Kuning agak keruh Kuning jernih

BJ 1,030 1,005-1,030

pH 6,5 5,0-7,5

Keton +2 Negatif

Protein Trace +/- Negatif

Glukosa Negatif Negatif

Darah samar Negatif Negatif

Nitrit Negatif Negatif

Urubilinogen +1 Normal

Leukosit Negatif Negatif

Urinalisa (sedimen)

Leukosit 2-4 0-4 per LPB

Erythrosit 1-3 0-2 per LPB

Silinder Sil Hialin 0-4

Ephitel 10-15 0-4

Bakteri Negatif Negatif

Kristal Negatif Negatif

Lain-lain Negatif Negatif

Jamur Negatif Negatif

Nama Dosis Tanggal dan Waktu

19/01 20/01 21/01

Inj. Ketoprofen 1amp /8jam 16:00

02:00 10:00 18:00 - Ranitidin 3x1tab 22:00 06:00 14:00 22:00 06:00

Inj. Asam mefenamat 3x1 -

06:00 14:00 22:00

06:00

Inj. Ceftriaxon 1g /12jam 11:00

23:00

11:00

23:00 11:00

Obat yang dibawakan pulang :

1. Asam mefenamat 3x1 (X)

2. Ranitidin 3x1 (X)

3. Ondansetron 2x1 (X)

4. Cefixime tablet 2x1 (VIII)

Analisis antibiotik ceftriaxon berdasarkan diagram Gyssens: 1. Lolos kategori VI (data lengkap)

Assesment: data yang terdapat dalam rekam medis memuat data yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu identitas pasien, anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium, diagnosis, dan terapi yang diterima pasien.

2. Lolos kategori V (terdapat indikasi pemberian antibiotik)

Assesment: pasien mendapat diagnosis infeksi saluran kemih dan dalam data hasil pemeriksaan laboratorium pasien, tedapat tanda adanya infeksi yaitu nilai leukosit dan neutrofil yang tinggi dalam darah dan adanya ephitel yang ditemukan pada urin diatas nilai normal. Sehingga terdapat indikasi pemberian antibiotik (Depkes RI, 2011). 3. Lolos kategori IV A (tidak terdapat antibiotik lain yang lebih efektif)

Assesment: pasien mendapatkan diagnosis infeksi saluran kemih, antibiotik yang direkomendasikan untuk infeksi tersebut pada ibu hamil antara lain ceftriaxon atau cefazolin atau cefotaxime. Sehingga pemberian antibiotik ceftriaxon pada pasien sudah tepat (Michelim, et al., 2016 dan Depkes RI, 2011).

4. Lolos kategori IV B (tidak terdapat antibiotik lain yang kurang toksik)

Assesment: antibiotik ceftriaxon sebagai terapi infeksi saluran kemih termasuk dalam kategori keamanan kehamilan B yang aman untuk ibu hamil dan janin (Depkes RI, 2016 dan National Drugs and Therapeutics Subcommittee, 2011).

5. Lolos kategori IV C (tidak ada antibiotik lain yang lebih murah)

Assesment: harga antibiotik yang diberikan terjangkau oleh pasien sehingga antibiotik yang diberikan cukup murah untuk pasien.

6. Lolos kategori IV D (tidak ada antibiotik lain yang lebih spesifik)

Ceftriaxon adalah antibiotik dengan spektrum luas yang menjadi terapi infeksi saluran kemih pada ibu hamil (Michelim, et al., 2016).

7. Lolos kategori III A (penggunaan antibiotik tidak terlalu lama)

Assesment: pasien diberikan antibiotik ceftriaxon selama 3 hari, sehingga sesuai dengan rekomendasi bahwa terapi diberikan antibiotik ceftriaxon selama 3 hari dan diikuti dengan antibiotik oral untuk memenuhi terapi antibiotik seluruhnya selama 10- 14 hari. Sehingga pemberian antibiotik tidak terlalu lama (Departement of Health, Government of South Australia,2013 dan Michelim, et al., 2016).

8. Lolos kategori III B (penggunaan antibiotik tidak terlalu singkat)

Assesment: pasien diberikan antibiotik ceftriaxon selama 3 hari, sehingga sesuai dengan rekomendasi bahwa terapi diberikan antibiotik ceftriaxon selama 3 hari dan diikuti dengan antibiotik oral untuk memenuhi terapi antibiotik seluruhnya selama 10- 14 hari. Sehingga pemberian antibiotik tidak terlalu singkat (Departement of Health, Government of South Australia,2013 dan Michelim, et al., 2016).

9. Lolos kategori II A (penggunaan antibiotik tepat dosis)

Assesment: antibiotik diberikan dengan dosis 1 gram, hal ini sesuai dengan rekomendasi pemberian ceftriaxon untuk infeksi saluran kemih yaitu 1 gram (Michelim, et al., 2016).

10.Lolos kategori II B (penggunaan antibiotik tepat interval pemberian)

Assesment: terapi injeksi ceftriaxon diberikan 1 gram dua kali sehari, sehingga interval pemberian antibiotik tiap 12 jam tepat. (Cyriac and James, 2014).

11.Lolos kategori II C (penggunaan antibiotik tepat rute pemberian)

Assesment: terapi infeksi saluran kemih dengan antibiotik ceftriaxon diberikan melalui rute injeksi, sesuai dengan yang direkomendasikan (Michelim, et al., 2016 dan Cyriac and James, 2014).

12.Lolos kategori I (penggunaan antibiotik tepat waktu)

Assesment: antibiotik ceftriaxon diberikan pertama kali pada pukul 11:00 WIB tanggal 19/01/2016 dan pemberian selanjutnya diberikan setiap 12 jam yaitu tepat pada pukul 23:00 WIB dan 11:00 WIB setiap harinya.

13.Kategori 0, tidak tergolong kategori I-IV (penggunaan antibiotik tepat) Kesimpulan: kategori 0 (penggunaan antibiotik tepat).

Analisis antibiotik cefixime berdasarkan diagram Gyssens: 1. Lolos kategori VI (data lengkap)

Assesment: data yang terdapat dalam rekam medis memuat data yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu identitas pasien, anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium, diagnosis, dan terapi yang diterima pasien.

2. Lolos kategori V (terdapat indikasi pemberian antibiotik)

Assesment: antibiotik cefixime diberikan sebagai terapi lanjutan dari injeksi ceftriaxon menjadi terapi oral untuk memudahkan pasien dalam melanjutkan terapi saat rawat jalan (Michelim, et al., 2016 dan Cyriac and James, 2014).

3. Lolos kategori IV A (tidak terdapat antibiotik lain yang lebih efektif)

digunakan sebagai terapi lanjutan antibiotik oral dan juga efektif untuk terapi infeksi saluran kemih pada ibu hamil (Al-Huseini, et al., 2016 dan Miller, 1998).

4. Lolos kategori IV B (tidak terdapat antibiotik lain yang kurang toksik)

Assesment: antibiotik cefixime sebagai terapi infeksi saluran kemih termasuk dalam kategori keamanan kehamilan B yang aman untuk ibu hamil dan janin (Depkes RI, 2016 dan National Drugs and Therapeutics Subcommittee, 2011).

5. Lolos kategori IV C (tidak ada antibiotik lain yang lebih murah)

Assesment: harga antibiotik yang diberikan terjangkau oleh pasien sehingga antibiotik yang diberikan cukup murah untuk pasien.

6. Lolos kategori IV D (tidak ada antibiotik lain yang lebih spesifik)

Assesment: dari hasil laboratorium tidak diketahui secara spesifik jenis bakteri yang menginfeksi pasien, sehingga penggunaan antibiotik cefixime adalah terapi empiris. Cefixime adalah antibiotik dengan spektrum luas yang efektif untuk terapi infeksi saluran kemih pada ibu hamil (Michelim, et al., 2016).

7. Lolos kategori III A (penggunaan antibiotik tidak terlalu lama)

Assesment: pasien diberikan cefixime sebanyak 8 tablet dengan penggunaan 2 kali sehari. Sehingga jika dikonsumsi teratur, antibiotik digunakan untuk 4 hari. Penggunaan cefixime sebagai terapi lanjutan seharunya diberikan selama 11 hari, maka penggunaan antibiotik tidak terlalu lama (Miller, 1996).

8. Tidak lolos kategori III B (penggunaan antibiotik terlalu singkat)

Assesment: pasien diberikan cefixime sebanyak 8 tablet dengan penggunaan 2 kali sehari. Sehingga jika dikonsumsi teratur, antibiotik digunakan untuk 4 hari. Penggunaan cefixime sebagai terapi lanjutan seharunya diberikan selama 11 hari, maka penggunaan antibiotik terlalu singkat (Miller, 1996).

Kesimpulan: kategori III B (penggunaan antibiotik terlalu singkat).

Dokumen terkait