• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekapitulasi Sumber Daya Manusia Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bantaeng

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Lokasi Penelitian

3. Rekapitulasi Sumber Daya Manusia Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bantaeng

Sesuai dengan Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng (Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013), jabatan struktural yang ada pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebanyak 14 (empat belas) jabatan terdiri dari :

Tabel 4.1. Data Jumlah Pejabat Struktural

No Jabatan Tingkat Eselon Jumlah 1 Kepala Unsur

Pelaksana Eselon II/b 1 orang 2 Sekretaris Unsur

Pelaksana Eselon III/a 1 orang 3 Kepala Bidang Eselon III/b 3 orang

4 Kasubag Eselon IV/a 3 orang

5 Kepala Seksi Eselon IV/a 6 orang

Jumlah 14 orang

Sumber : Sub Bagian Program dan Pelaporan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Bantaeng

Jumlah Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) sebanyak 25 (dua puluh lima) orang dan Pegawai Non PNS sebanyak 65 (enam puluh lima) orang. Dengan rincian

Sumber : Sub Bagian Program dan Pelaporan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Bantaeng

Tabel 4.3 Data Jumlah PNS dan Non PNS yang telah mengikuti Diklat, Pelatihan, Workshop

No Jenis Pelatihan

Aparatur

Jumlah PNS Non

PNS 1 Dasar – Dasar Managemen

Penanggulangan Bencana 3 - 3

2 Pelatihan Peralatan PB 1 1 2

3 Pelatihan Potensi SAR ( Water

Rescue ) 3 19 22

4 Pelatihan Potensi SAR ( Jungle

Rescue ) - 40 40

5 Pelatihan Penghitungan

Kerusakan dan Kerugian ( DaLa) 2 - 2

6 Diklat Keuangan Daerah 1 - 1

7 Pelatihan Penanganan Pengungsi

4 - 4

Sumber : Sub Bagian Program dan Pelaporan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Bantaeng

45

B. Manajemen Komunikasi Internal Relawan Penanggulangan Bencana 1. Manajemen Komunikasi

Relasi internal relawan merupakan alternatif untuk mengatasi masalah pada saat penanggulangan bencana di BPBD Kabupaten Bantaeng. Dan untuk penyelesaiannya ada beberapa relasi internal yakni (1). Relawan dengan relawan, (2). Relawan dengan pimpinan dan (3). Relawan dengan masyarakat.

Manajemen komunikasi sangat identik dengan interaksi sosial. Ketika interaksi sosial didalam manajemen itu terhambat, menjadi penghalang bagi tujuan dari manajemen tersebut. Relawan yang tidak ada interaksi sosial sesama relawan artinya tidak ada komunikasi yang efektif didalamnya. Menjadikan tugas manajemen tidak terkoordinir dengan baik. Ada kalanya dibutuhkan dan mampu untuk memposisikan diri dengan tepat di situasi tertentu, sekaligus juga harus mampu menghadapi dan menjalin kerjasama tanpa mencampuri urusan pribadi.

Ini merupakan sebagai alasan diperlukannya sikap professional dalam diri khususnya relawan yang ada di BPBD Kabupaten Bantaeng. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, untuk keberhasilannya bagi relawan diperlukan manajemen komunikasi yang baik dan benar.

menunjukan adanya pembagian tugas antara orang-orang didalam organisasi itu dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin.

Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai.

Dalam deskripsi tersebut peneliti menggunakan manajemen sebagai landasan manajemen komunikasi pada penanggulangan bencana di BPBD Kabupaten Bantaeng. Yang diantaranya :

a. Perencanaan.

Perencanaan dalam manajemen merupakan suatu tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Sistem Perencanaan Penanggulangan Bencana di BPBD Kabupaten Bantaeng. Kegiatan manajemen yang mempunyai peranan serta saling menunjang adanya proses di dalam kegiatan. Komunikasi menjadi dasar kerja sama, saling berinteraksi, menebarkan pengaruh dalam organisasi. Komunikasi yang baik akan mencapai hasil yang diinginkan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap M. Basri, S. Selaku Relawan TRC BPBD Kabupaten Bantaeng:

Menyampaikan informasi, menentukan perencanaan untuk mengambil keputusan “kita harus melaporkan sama atasan dulu. Tapi, ada tim (Tim Kaji Cepat) yang harus cepat ke lokasi untuk meninjau terlebih dahulu. Apakah memang dibutuhkan untuk turun ke lokasi atau tidak. Karna kan ada memang kita harus turun, ada juga yang tidak. Barulah kita lapor ke pimpinan, kalo ada izin baru kita ke lokasi. Kita menerima laporan yang masuk, karna posko disini buka 24 jam.”1

Sistem informasi menjadi hal yang sangat di perlukan dalam melaksanakan tugas penanggulangan bencana, semua relawan bergerak menjalankan sesuai perintah atasannya. Pengambilan keputusan sesuai informasi yang diterimanya, meminta persetujuan atasan dalam pelaksanaannya.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Penetapan tugas Relawan di BPBD Kabupaten Bantaeng Berdasarkan hasil wawancara dan

1 M. Basri, S, Relawan TRC Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (22 Juni 2017).

47

pengamatan peneliti terhadap Arif Rahmat. Selaku Relawan TRC BPBD Kabupaten Bantaeng :

“Setiap tim itu terbagi, dan masing-masing ada penanggung jawabnya. Dan kita juga harus terus berusaha menjaga kekompakan dalam tim karena apabila kita tidak kompak, otomatis juga tugas dan pelaksanaan tidak berjalan dengan baik.”2

Lokasi bencana yang mayoritas menjadi tempat penanggulangan bencana Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Idham, Selaku Relawan TRC BPBD Kabupaten Bantaeng :

“Lokasi yang sering terjadi itu di daerah Kahyangan, Garegea, Jl. Pemuda,”3 c. Pemberian Pengarahan

Memberikan perintah kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.

Membina, membimbing, memberikan petunjuk, dan saran. Komunikasi Relawan dan Pimpinan Badan Penanggulangan Bencana, pimpinan selalu memberikan dan menerima saran dari relawan selama itu baik. Karena di dasarkan dengan kerja sama yang baik dan benar, serta saling mendukung. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Abd. Jhalil. Selaku Relawan TRC BPBD Kabupaten Bantaeng :

“Komunikasi kami terjalin dengan baik. Atasan dan bawahan harus bagus komunikasinya. Itu yang kita terapkan di BPBD ini. Komunikasi itu sangat penting dan kita tetap menjaga komunikasi ini dengan baik.”4

Komunikasi yang terjalin antara relawan dan pimpinan harus saling ada rasa percaya. Pimpinan mengarahkan anggota melaksanakan tugasnya menjadi

2 Arif Rahmat, Relawan TRC Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (21 Juni 2017).

3 Idham, Relawan TRC Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng (22 Juni 2017)

4 Abd. Jhalil, Relawan TRC Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (22 Juni 2017).

tanggung jawab bagi anggota. Mengarahkan anggota bukan hanya memberikan perintah melaksanakan tugas, tetapi juga memberikan arahan yang baik, petunjuk yang ada sesuai dengan aturan yang tercantum di BPBD Kabupaten Bantaeng agar mecapai tujuan.

d. Penggerakan

Penggerakan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, mengarahkan, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan.

Selalu ada Sosialisasi dalam menanggulangi bencana. Pimpinan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng selalu memberikan arahan dan bimbingan setiap sosialisasi diadakan dalam menanggulangi bencana.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Rama Aldian.

Selaku Relawan TRC BPBD Kabupaten Bantaeng mengenai kegiatan yang dilakukan pimpinan ketika mengarahkan sosialisasi :

“Pastinya atasan sudah punya pengalaman, dia sudah beberapa kali pelatihan diluar kota untuk hal seperti penanggulangan bencana. jadi, ketika memang ada sosialisasi dan sebagainya sudah pasti atasan sudah menguasai hal itu, pasti bisa menjelaskan kepada masyarakat, apa yang harus dilakukan masyarakat ketika terjadi bencana, dan lain sebagainya.”5

Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tersusun dengan rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan. Mengajarkan masyarakat ketika menanggulangi bencana, dengan terjalin komunikasi yang efektif didalamnya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Ahmad Kurnia Selaku Relawan TRC BPBD Kabupaten Bantaeng:

5 Rama Aldian, Relawan TRC Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (22 Juni 2017).

49

“Bukan hanya kita bekerja ketika terjadi bencana, tapi BPBD itu berusaha menanggulangi. Jadi, sebelum terjadi bencana kita melakukan simulasi dan sosialisasi untuk penanggulangan bencana. Kita ikut melibatkan masyarakat, agar ketika terjadi bencana mereka sudah tau apa yang harus dilakukan sebagai langkah awal. Karna kita tidak langsung berada di lokasi, itulah gunanya simulasi dan sosialisasi yang melibatkan masyarakat.”6

Adanya komunikasi yang efektif menandakan adanya interaksi dan kerja sama yang terjalin antara lembaga BPBD Kabupaten Bantaeng dengan masyarakatnya, memberikan pengaruh yang positif dengan organisasi.

e. Pengawasan dan Evaluasi

Selalu ada evaluasi setiap selesai menanggulangi bencana dari atasan, hal ini untuk melihat hasil kinerja dari relawan BPBD Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Rahmat. Selaku Relawan TRC BPBD Kabupaten Bantaeng mengenai evaluasi tugas yang dilakukan pimpinan terhadap relawan setiap selesai menanggulangi bencana :

“ Iya, harus itu. Apapun yang dilaksanakan, harus ada yang namanya evaluasi. Ketika selesai melaksanakan tugas, baik itu menanggulangi bencana atau menyelamatkan korban jiwa dalam bencana. tetap ada evaluasi, apa-apa kekurangannya, apa-apa kendalanya, itulah yang kami perbaiki kepada penanggulangan bencana selanjutnya.”7

Mengadakan evaluasi di setiap kegiatan simulasi dan ketika penanggulangan bencana merupakan salah satu peranan penting dalam pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan. Karena dengan adanya pengawasan ini menjadi koreksi internal sendiri bagi relawan dengan relawan lainnya dari atasan.

6 Akhmad Kurnia, Relawan TRC Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (22 Juni 2017).

7 Rahmat, Relawan TRC Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (22 Juni 2017).

2. Komunikasi Internal

a. Komunikasi Vertikal (Komunikasi Pimpinan dan Relawan)

Pimpinan memberikan instruksi kepada relawan dalam melaksanakan tugasnya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya dalam semua tahap manajemen: Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan, Pengawasan, dan Evaluasi. Memberikan arahan agar dapat berjalan lancar dan dengan terjalinnya komunikasi antar pimpinan dan para relawan yang baik.

Pegawai di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah tentunya memiliki tugas masing-masing sebagai relawan. Dengan terciptanya komunikasi internal yang efektif antara pimpinan dan pegawainya akan berakibat dalam meningkatkan kinerja bagi instansi.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Hj. Sohrah.

S, S.Sos, M.Si. selaku Sekretaris BPBD Kab. Bantaeng

“Baik. Artinya kalau ada kejadian terjadi bencana, ada informasi dia langsung turun dan memimpin anggotanya dalam hal ini adalah relawan.”8

Peranan sebagai seorang manajer bertanggung jawab atas lancar tidaknya pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya. Pemimpin harus melaksanakan tugas kepemimpinannya secara efektif. Pimpinan harus mampu menciptakan suasana komunikasi yang kondusif dan mudah dimengerti oleh pegawai.

8Hj. Sohrah. S, S.Sos, M.S.i, Sekretaris BPBD Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (24 Juni 2017)

51

1. Komunikasi Pimpinan dan Relawan

Komunikasi yang intensif dapat terjalin jika pimpinan selalu mengadakan rapat dan sosialisasi, apel pagi secara rutin untuk memberikan informasi dan arahan tugas dan fungsi aktivitas mereka mengenai penanggulangan bencana.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Hj. Sohrah. S, S.Sos, M.Si. selaku Sekretaris BPBD Kab. Bantaeng mengenai aktivitas komunikasi pimpinan dan relawan

“Sering melakukan rapat dan sosialisasi. Selain menjaga hubungan baik dengan relawan tapi juga lebih kekeluargaan. Selain itu, sering makan bersama, sholat berjama’ah, dan acara berbuka puasa bersama setiap bulan ramadhan.”9

Komunikasi pimpinan kepada relawan yang baik menghasilkan kinerja pegawai yang baik pula, karena mereka merasa dihargai keberadaannya. Karena itu peran pimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai sangat penting. Atasan harus mampu menciptakan kreatifitas dalam melaksanakan kepemimpinannya, baik pada kemajuan instansi ataupun produktifitas kerja pegawai. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Hj. Sohrah. S, S.Sos, M.Si

“Sangat bagus, kinerja mereka. Masyarakat pun menilai hasil kinerja mereka dan seperti yang kita tahu mereka bekerja dengan semangat dan tetap selalu berusaha menjaga kekompakan mereka dalam tim.”10

Hal yang serupa juga dikatakan oleh Nur Arifin M, ST, M.Si.

“Iya. Kita semua melihat dan merasakan kinerja baik mereka di lapangan.

Bukan hanya kita pegawai dikantor tetapi masyarakat khususnya yang merasakan kinerja relawan dengan baik. Meskipun kita kadang menerima keluhan tapi tanggapan masyarakat kita sejauh ini masih dalam hal positif saja.” 11

9 Hj. Sohrah. S, S.Sos, M.S.i, Sekretaris BPBD Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (24 Juni 2017)

10 Hj. Sohrah. S, S.Sos, M.S.i, Sekretaris BPBD Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (24 Juni 2017)

11 Nur Arifin M, ST, M.Si, Seksi Kedaruratan BPBD Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (24 Juni 2017)

Hubungan komunikasi antara pimpinan dan pegawai dapat dikatakan terjalin dengan intensif ketika melaksanakan tugas mereka baik pimpinan maupun pegawai mencapai hasil yang optimal sesuai tujuan yang di inginkan.

2. Peran Pimpinan

Peran pimpinan dalam melaksanakan tugas dan keikutsertaan dalam kegiatan peristiwa atau kejadian. Mendengar langsung masalah yang terjadi. Tanpa keikutsertaan pimpinan dalam mengatasi suatu masalah yang terjadi berarti pimpinan kurang bertanggung jawab terhadap anggota relawan yang dipimpinannya. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Hj. Sohrah. S, S.Sos, M.Si. selaku Sekretaris BPBD Kab. Bantaeng

“Selama ini kalau ada keluhan dari masyarakat masih bisa kita usahakan atasi dengan baik. Kita mengadakan rapat membicarakan masalah tersebut berunding dengan semua staf kantor dan mencarikan solusi yang baik dari masalah tersebut.

Karena pimpinan sangat mengutamakan kedispilinan, mengikuti sosialiasi, menginstruksikan relawan melaksanakan tugasnya dengan baik jadi itu adalah hal utama kami tetap menjaga kinerja yang baik untuk masyarakat.”12

Peran pimpinan selain kepada relawan pimpinan selalu menjaga hubungan baik dengan lembaga organisasi yang bersangkutan membangun hubungan baik.

Adanya hubungan kerja sama dan koordinasi antar lembaga dan organisasi yang sama. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Hj. Sohrah.

S, S.Sos, M.Si. selaku Sekretaris BPBD Kab. Bantaeng mengenai pimpinan dan organisasi lembaga yang bersangkutan

“Kita lihat dulu situasi bencananya seperti apa. Kalau memang kita membutuhkan barulah kita kordinasi kepada mereka, kecuali jika terjadi bencana besar jelas kita kordinasikan kepada mereka. Karena tugas BPBD adalah

12 Hj. Sohrah. S, S.Sos, M.S.i, Sekretaris BPBD Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (24 Juni 2017)

53

fungsinya selaku kordinator, penanggung jawab. Jadi, pasti kita liat situasi bencananya dan kordinasikan sebelumnya kepada mereka jika terjadi bencana.”13

Maka dapat disimpulkan hubungan pimpinan dengan relawan berjalan baik, terjalin komunikasi internal yang efektif. Saling menjaga hubungan kekeluargaan yang sudah terjalin sejak lama. Karena didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung. Koordinasi dan keterpaduan pimpinan BPBD Kab. Bantaeng adalah aspek penting dalam penanggulangan bencana. Dimana dengan prinsip keterpaduan penanggulangan bencana dilakukan dan didasarkan pada kerja sama yang baik dan benar.

b. Komunikasi Horizontal (Komunikasi Relawan dengan Relawan)

Adanya komunikasi internal yang baik antara relawan akan meningkatkan kinerja yang baik dan memberikan kontribusi bagi instansinya. Ketika terjadi bencana relawan mengesampingkan urusan pribadi mereka dan tidak bisa dibawa pada saat penanggulangan bencana serta saling memahami kerja dari relawan yang lainnya.

Komunikasi Relawan dengan Relawan, Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Erwin Ardiansyah. Selaku Relawan TRC BPBD Kabupaten Bantaeng :

Penetapan tugas mengelompokkan orang-orang “Komunikasi baik. Harus dilakukan komunikasi secara rutin.”14

Komunikasi relawan dengan relawan merupakan salah satu aspek penting untuk mengatasi masalah pada saat penanggulangan bencana. Karena dengan

13 Hj. Sohrah. S, S.Sos, M.S.i, Sekretaris BPBD Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (24 Juni 2017)

14 Erwin Ardiansyah, Relawan TRC Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (21 Juni 2017).

adanya kerjasama antar relawan bisa membangun semangat yang tangguh untuk menanggulangi bencana di Kabupaten Bantaeng, dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Komunikasi yang terjalin antar relawan merupakan salah satu interaksi didalam manajemen.

Mengenai relasi relawan dengan relawan terkadang masih terjadi konflik atau perbedaan pendapat. Meskipun demikian terjadi konflik itu wajar-wajar saja namun mereka harus lebih berhati-hati dalam masalah bencana yang terjadi, karena ini menyangkut nyawa-nyawa manusia yang diselamatkan dan kerugian yang amat penting bagi masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap Ahmad. Selaku Relawan TRC BPBD Kabupaten Bantaeng :

“Kalau kesalah pahaman itu sudah biasa terjadi, perbedaan pendapat dan salah paham, tapi kita tetap berusaha untuk bagaimana menyelesaikan masalah itu. Karna kita kan ada standard SOP untuk mengerjakan penanggulangan ini.

Jadi, itu tadi harus berkomunikasi dengan baik.”15

Ketika terjadi bencana, relawan menggunakan alat komunikasi untuk saling berinteraksi, tetapi ketika berada dilokasi bencana dan terjadi hilangnya jaringan pada alat komunikasi yang digunakan tersebut, maka akan menjadi sebuah kendala pada relawan dalam menanggulangi bencana. Akan sangat sulit meminta bantuan para relawan lain yang bertugas di bagian tenda.

“Kendalanya itu biasa pas sudah dilokasi ada masalah sama alat, tidak bisa terhubung handitalk satu ke yang lainnya. Itu biasa bikin repotki. Tapi tetap kita usahakan bagaimana caranya supaya bisa berjalan baik menanggulangi bencana sesuai rencana awal yang sudah di buat.”16

15 Ahmad, Relawan TRC Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (21 Juni 2017).

16 Anto, Relawan TRC Kab. Bantaeng, wawancara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantaeng, (21 Juni 2017)

55

Untuk itu diperlukan adanya suatu pembelajaran kepada relawan mengenai perspektif dan implementasi relasi dari para relawan di BPBD Kabupaten Bantaeng, hal ini sangat penting untuk membangun kerja sama dan kordinasi yang baik.

C. Komunikasi Eksternal Relawan Penanggulangan Bencana dengan

Dokumen terkait