• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekaptulasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 Hasil belajar siswa siswa kelas 5 SD Negeri Binangun 01 dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping dapat dilihat dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat bahwa siswa mengalami perubahan yang signifikan. Hasil belajar siswa pada kondisi awal siswa menunjukkan menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Pada kondisi awal 12 dari 18 siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)≥70 yang ditentukan, pada siklus 1 terdapat 14 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal tetapi pada siklus 2 hasil belajar siswa mengalami kenaikan dari siklus sebelumnya yang berjumlah 16 siswa mampu mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM)≥70. Berikut ini merupakan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 yang disajikan pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Perbandingan Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi awal, Posttest siklus 1, dan Posttest Siklus 2.

No Nilai

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 F Persen (%) Posttest Posttest F Persen (%) f Persen (%) 1 Tuntas 6 33,3% 14 77,8% 16 88,9% 2 Belum Tuntas 12 66,7% 4 22,2% 2 11,1% Jumlah 18 100% 18 100% 18 100%

Berdasarkan tabel perbandingan rekaptulasi ketuntasan hasil belajar IPA dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari jumlah sebanyak 18 siswa pada mata pelajaran IPA. Peningkatan siswa yang tuntas tersebut terbukti dengan kondisi awal masih banyak siswa yang belum tuntas setelah dilakukan tindakan di siklus 1 jumlah siswa yang meningkat

adalah adalah sebanyak 14 siswa yang terlihat dari hasil posttest siklus 1. Kemudian pada siklus 2 juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebanyak 16 siswa dari 18 siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)≥70. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

berbantuan media Mind Mapping membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan dalam bentuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Gambar 4.9 Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal,

Posttest Siklus 1, Posttest Siklus 2

Berdasarkan diagram rekaptulasi ketuntasan hasil belajar IPA kondisi awal, posttest siklus 1, dan posttest siklus 2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan dari 33,3 % menjadi 77,8%, kemudian dari siklus 1 terjadi peningkatan pada siklus 2 yaitu 77,8% menjadi 88,9%.

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Komparasi Ketuntasan Belajar Siswa dalam pembelajaran IPA Menggunakan model PBL

Tuntas Tidak Tuntas

4.3 Pembahasan

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan media Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Binangun 01. Sebelum diadakan tindakan siklus I dan siklus II, pada kondisi awal (pra siklus) hasil belajar siswa belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa yang mendapat nilai tidak tuntas sebanyak 12 siswa dengan presentase 66.7% dan siswa yang mendapat nilai tuntas sebanyak 6 siswa dengan presentase 33,3%. Hasil nilai rata-rata yang diperoleh secara keseluruhan yaitu 57,7.

Kemudian dilakukan tindakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan media Mind Mapping. Pada siklus I hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa yang mendapat nilai tidak tuntas sebanyak 4 siswa dengan presentase 22,2% dan siswa yang mendapat nilai tuntas sebanyak 14 siswa dengan presentase 77,8%. Hasil nilai rata-rata pada siklus I meningkat menjadi 72,7. Kemudian pada tindakan siklus II juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai tuntas sebanyak 16 siswa dengan presentase 88,9%. Nilai rata-rata klasikal siswa pada siklus II meningkat lagi menjadi 82,7.

Pada penelitian ini tidak hanya hasil belajar saja yang meningkat, akan tetapi sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran juga meningkat. Sebelum dilakukan penelitian selama mengikuti pembelajaran siswa kurang aktif, kurang berani mengungkapkan pendapat, dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, dalam menyampaikan materi guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Akan tetapi setelah dilaksanakan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan

media Mind Mapping ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena model pembelajaran ini siswa dituntut aktif untuk memecahkan yang dihadapi, memiliki sikap disiplin dan kegiatan bekerjasama menyatukan pikiran sehingga semua siswa paham dengan materi yang dipelajari. Sehingga akan melatih siswa untuk aktif, melatih siswa untuk berpikir kritis, berani mengemukakan pendapatnya maupun idenya, dan memiliki sikap tanggung jawab terhadap tugasnya. Hal ini juga berdampak pada hasil belajar siswa karena siswa akan lebih memahami materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu, guru juga hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator karena guru bukan satu-satunya sumber ilmu dan pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan diatas, maka model pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan media

Mind Mapping memberikan pengaruh pada peningkatan kognitif siswa. Hal ini sesuai dengan aliran kognitif yang mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari (Darsono dalam Hamdani, 2010:23).

Peningkatan hasil belajar dan perubahan sikap belajar yang dialami siswa merupakan kelebihan dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan media Mind Mapping. Selain mempunyai kelebihan, tentu juga mempunyai kekurangan dalam penerapannya. Kekurangan tersebut dialami pada proses pembelajaran karena masih adanya siswa yang masih cenderung mencari kesibukan sendiri dan mengobrol hal-hal yang tidak berhubungan dengan materi saat berlangsungnya kegiatan belajar, Beberapa siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, siswa masih pasif dalam kegiatan pembelajaraan, ada beberapa siswa yang lambat dalam menerima materi. Namun, kekurangan tersebut dapat diatasi oleh guru pada kegiatan belajar pada siklus 2 sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dengan materi peristiwa alam. Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: langkah pertama yaitu orientasi siswa kepada masalah, guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, pengajuan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Langkah kedua, mengorganisasikan siswa untuk belajar, guru membantu siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Langkah ketiga, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapat penjelasan pemecahan masalah. Langkah keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya. Langkah kelima, menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan. Pada penelitian ini peran media Mind Mapping juga sangat berpengaruh pada pembelajaran, karena Mind Mapping merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran dengan teknik mencatat yang dapat memetakan pikiran yang kreatif dan efektif. Dengan menggunakan media Mind Mapping siswa lebih mudah dalam belajar karena informasi-informasi yang didapatkan dicatat dengan berdasarkan pemetaan pikiran-pikiran sehingga siswa lebih mudah dalam mempelajari kembali materi yang sudah dapatkan. Pada penggunaan media Mind Mapping siswa harus sekreatif mungkin dalam mencatat informasi yang baru didapatkan. Penulisan dengan Mind Mapping pemetaan-pemetaan pikiran harus jelas dan menarik, semakin jelas dalam memetakan pikiran maka semakin mudah untuk dipahami, maka dari itu siswa lebih mudah untuk memahami sehingga siswa paham dengan materi baru yang disampaikan, hal itu berdampak pada hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

Pada peningkatan siklus 2 masih terdapat 2 siswa yang belum lulus KKM, hal itu disebabkan karena kedua siswa itu lambat dalam menerima materi belajar sehingga kedua siswa tersebut perlu adanya bimbingan khusus dalam

memberikan materi pembelajaran. Solusi untuk mengatasi siswa yang lambat dalam menerima pelajaran adalah: guru selalu bertanya tentang materi yang belum dipahami siswa dalam setiap langkah pembelajaran, memberikan perlakuan khusus kepada siswa tersebut, siswa yang lambat dalam menerima pelajaran dikumpulkan menjadi satu deret tempat duduk. Dengan seperti itu setiap akhir penyampaian materi guru menjelaskan kembali pada siswa-siswa yang lambat dalam menerima materi yang sudah tergabung menjadi satu. Guru juga mudah dalam mengontrol siswa yang belum benar-benar paham dengan materi tersebut.

Penelitian yang telah dilakukan ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ralita Ayu Trisnaningsih (2014), Wiwik Utaminingsih (2014), Rusmanto (2013), dalam penelitiannya terbukti bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Perbedaan penelitian yang dilakukan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian ini adalah penelitian sebelumnya hanya menggunakan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning saja. Pada penelitian kali ini, peneliti juga menggunakan media Mind Mapping dan memodifikasi kedalam langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, kelas menjadi lebih hidup karena model pembelajaran ini berbasis masalah sehingga siswa akan berdiskusi untuk memecahkan masalah tersebut. Selain penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning penelitian ini juga menggunakan media pembelajaran Mind Mapping, dimana siswa memeiliki teknik mencatat dengan memetakan pikiran-pikiran, sehingga siswa lebih mudah dalam mempelajari kembali materi yang didapatkan sebelumnya. Pada penelitian ini hasil yang diperoleh memiliki presentase 88,9% ketuntasan. Hasil nilai ketuntasan yang diperoleh Ralita Ayu Trisnaningsih (2014) mencapai presentase ketuntasan 90%, Wiwik Utaminingsih (2014) mencapai presentase ketuntasan 100%, Rusmanto

(2013) mencapai presentase ketuntasan 100%. Hal ini terbukti bahwa model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Dokumen terkait