• Tidak ada hasil yang ditemukan

3

Dari hasil pengumpulan data baik primer maupun sekunder yang melibatkan perguruan tinggi dan satuan kerja internal Kementerian ATR/BPN, dan hasil analisis data-data yang dirumuskan rekomendasi sebagai berikut:

A. Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang direkomendasikan dilaksanakan di lingkungan Kementerian ATR/BPN adalah kegiatan jenis Magang dan Penelitian/Riset. Jenis kegiatan magang dapat dilaksanakan di seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian ATR/BPN baik di pusat, kantor wilayah maupun kantor pertanahan. Jenis kegiatan penelitian riset dapat dilaksanakan di satuan kerja Pusat Pengembangan dan Standarisasi Kebijakan Agraria Tata Ruang dan Pertanahan atau satuan kerja yang memiliki unit penelitian dan pengembangan. Hal ini dikarenakan mahasiswa pelaksana kegiatan ini dibimbing langsung oleh tenaga peneliti dalam melaksanakan penelitian. Untuk memperlancar kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Kementerian ATR/BPN membuat nota kesepahaman dengan pihak perguruan tinggi sebagai payung pelaksanaan kegiatan ini atau perjanjian kerja sama yang merujuk pada Peraturan Menteri Agraria dam Tata Ruang/Kepala BPN No. 17 Tahun 2018 tentang Pedoman Kerja Sama di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/

Badan Pertanahan Nasional.

B. Mahasiswa yang dapat melaksanakan kegiatan magang dan penelitian riset direkomendasikan dari perguruan tinggi yang memiliki program studi Hukum, Geodesi, Geografi, Perencanaan Wilayah/Planologi, Ekonomi, Akuntansi, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Administrasi Negara, Ilmu Tanah, Sosial Ekonomi Pertanian, Desain Grafis, Ilmu Komunikasi atau program studi dengan nama lain yang serupa dengan program studi tersebut.

C. Dalam pelaksanaan kegiatan magang dan penelitian riset mahasiswa, direkomendasikan untuk mendapatkan insentif berupa uang tranportasi.

BAB III

REKOMENDASI KEBIJAKAN

Hal ini dengan pertimbangan bahwa mahasiswa telah membantu pelaksanaan pekerjaan pada satuan kerja terkait dan meringankan beban pekerjaan yang menjadi tanggung jawab satuan kerja tersebut.

Pelaksanaan pekerjaan yang telah dibantu tersebut secara langsung berkontribusi secara aktif dalam pencapaian sasaran strategis yang dimiliki oleh Kementerian ATR/BPN. Konsekuensi dari pemberian insentif adalah mahasiswa diwajibkan mengikuti jam kerja yang sama dengan pegawai satuan kerja di lingkungan Kementerian ATR/BPN. Jam kerja ini juga berguna dalam penentuan tolak ukur perhitungan Satuan Kredit Semester (SKS) yang telah ditempuh mahasiswa. Perhitungan jam kerja sebagai penentuan SKS adalah 2.720 menit jam kerja magang setara dengan 1 SKS. Jika jam kerja efektif pegawai adalah 37,5 jam per minggu (5 hari kerja), maka untuk 20 SKS mahasiswa harus melaksanakan kegiatan magang atau penelitian riset selama 6 bulan. Dalam mekanisme pemberian insentif, dimungkinkan untuk memakai mekanisme ikatan kontrak kepada mahasiswa selaku penerima kerja dengan Kementerian ATR/BPN selaku pemberi kerja.

D. Mahasiswa selama melaksanakan kegiatan magang dan penelitian riset direkomendasikan untuk didampingi oleh pembimbing atau pendamping yang berasal dari internal satuan kerja tempat magang atau penelitian riset. Pembimbing atau pendamping kegiatan magang minimal berpendidikan Sarjana dan berstatus PNS serta minimal pejabat pelaksana yang mengerti dengan bidang tugas/pekerjaan terkait magang.

Pembimbing atau pendamping mahasiswa kegiatan penelitian riset adalah seorang peneliti yang bertugas di satuan kerja Penelitian dan Pengembangan atau di satuan kerja yang memiliki unit penelitian dan pengembangan yang berpendidikan minimal Master dan berstatus PNS.

Pembatasan pembimbing atau pendamping pada kegiatan penelitian riset dikarenakan pada kegiatan ini pembimbing atau pendamping langsung diberi tugas tambahan sebagai pembimbing tugas akhir mahasiswa yang bersangkutan. Dalam hal penilaian kegiatan magang dan penelitian riset, pembimbing atau pendamping merujuk pada instrumen penilaian yang telah disiapkan oleh program studi asal mahasiswa.

E. Pada masa akhir kegiatan magang, direkomendasikan kepada satuan kerja lokasi magang untuk melaksanakan presentasi pelaporan akhir oleh

penilaian kegiatan magang mahasiswa oleh pembimbing atau pendamping magang. Oleh karena itu selama pelaksanaan magang, mahasiswa diwajibkan mengisi buku harian kegiatan, agar mudah dalam membantu pembuatan laporan akhir. Penilaian kegiatan magang mengikuti petunjuk atau pedoman yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi asal mahasiswa.

Penilaian kegiatan penelitian riset mahasiswa dapat dilakukan secara bersama-sama pada saat sidang akhir mahasiswa.

F. Untuk lebih memperlancar kegiatan magang dan penelitian riset mahasiswa, kajian ini mengusulkan rekomendasi kepada pimpinan kemnterian di Kementerian ATR/BPN yang berkaitan dengan hal- hal sebagai berikut:

1. Perlunya memberikan delegasi wewenang penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian ATR/BPN dengan Perguruan Tinggi kepada Direkotrat Jenderal teknis, Kantor Wilayah BPN Provinsi, dan Kantor Pertanahan selaku satuan kerja di daerah (selanjutnya disebut mitra program studi), sebagaimana sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN No. 17 Tahun 2018. Hal ini dimaksudkan agar lebih efisien, mengingat tersebarnya perguruan tinggi yang berada di hampir setiap kota dan kabupaten yang jauh letaknya dari kantor pusat Kementerian ATR/BPN atau Kantor Wilayah. Terkait hal ini direkomendasikan kepada Biro Perencanaan dan Kerja Sama untuk mengonsep surat edaran sekretariat jenderal tentang pedoman pelaksanaan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama;

2. Perlunya menyusun secara lebih rinci pedoman pelaksanaan kegiatan magang dan penelitian riset serta memantau pelaksanaannya di lingkungan Kementerian ATR/BPN yang dilaksanakan oleh lintas satuan kerja atau tim tersendiri yang dikoordinasikan oleh Biro Organisasi dan Kepegawaian dan PPSDM;

3. Perlunya menyusun deskripsi kerja secara rinci bagi mahasiswa magang untuk dapat dijadikan dasar pemberian insentif oleh Sekretariat Direktorat Jenderal, Sekretariat Inspektorat Jenderal, Biro-Biro, Pusat-Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan selaku Mitra Prodi. Hal ini dimaksudkan agar diketahui deskripsi kerja yang jelas, sehingga mahasiswa yang melaksanakan magang bisa bekerja dengan terarah dan mendapatkan ilmu dari pelaksanaan magang tersebut;

4. Perlunya menyusun analisis beban kerja oleh Sekretariat Direktorat Jenderal, Sekretariat Inspektorat Jenderal, Biro-Biro, Pusat-Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan selaku Mitra Prodi, sehingga diketahui kebutuhan dan jangka waktu sebagai dasar perekrutan mahasiswa magang melalui mekanisme kontrak. Hal ini dimaksudkan agar setiap satuan kerja dapat diketahui jumlah dan daya tampung untuk menerima mahasiswa magang yang disesuaikan dengan beban pekerjaan yang ada di satuan kerja masing-masing;

5. Perlunya menyusun penganggaran, untuk rencana jangka panjang, sebagai dasar pengajuan pemberian insentif kepada mahasiswa magang dan penelitian/riset untuk periode magang tahun-tahun selanjutnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

G. Direkomendasikan kepada Direktorat Jenderal Tata Ruang dengan segala kesiapan yang dimiliki untuk menjadi pilot project pelaksanaan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka untuk kegiatan magang bekerja sama dengan Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) berupa magang tujuan khusus yakni kegiatan percepatan RDTR yang telah ditargetkan Direktorat Jenderal Tata Ruang.

Dokumen terkait