• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.13 Uji Asumsi Regresi

3.13.5 Koefisien Determinasi

Setelah variabel menjadi persamaan, selanjutnya dilakukan pengujian koefisien determinasi yang digunakan untuk melihat persentase seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh Kualitas Produk Wisata KWGG terhadap Kepuasan Wisatawan yang berkunjung. Berikut adalah tabel interpretasi koefisien korelasi nilai r menurut Sugiyono (2011, hlm. 75).

Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukan seberapa besar pengaruh antara kedua variabel yang diteliti, maka dihitung koefisien detrminasi (Kd) dengan asumsi faktor-faktor lain diluar variabel dianggap konstan/tetap (cateris paribus). Rumus koefisien determinasi (Kd) yaitu :

Kd = r² x 100%

Keterangan : Kd =Koefisien Determinasi

r =Koefisien korelasi Dimana apabila :

Kd = 0, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, lemah. Kd = 1, Berarti pengaruh variabel x t erhadap variabel y, kuat

Pengaruh tinggi rendahnya koefisien determinasi tersebut digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Guilford yang dikutip oleh Supranto (2001, hal. 227) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Pernyataan Keterangan

> 4% Pengaruh Rendah Sekali 5% - 16% Pengaruh Rendah Tapi Pasti 17% - 49% Pengaruh Cukup Berarti 50% - 81% Pengaruh Tinggi atau Kuat

> 80% Pangaruh Tinggi Sekali Sumber : Supranto (2001, hal. 227)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Kualitas produk wisata menurut responden di Kawasan Wisata Gunung Galunggung adalah cukup. Hal ini dilihat dari tanggapan responden mengenai mutu objek daya tarik wisata alam, mutu atraksi wisata, mutu sarana penunjang wisata dan mutu aksesibilitas yang memberi penilaian netral.

2. Tanggapan responden mengenai kepuasan mereka terhadap produk wisata KWGG dinilai cukup. Hal ini dikarenakan masih ada salah satu komponen yang sangat perlu diperhatikan yaitu aksesibilitas menuju KWGG. Secara keseluruhan responden menilai netral terhadap kepuasan mereka akan kualitas produk wisata.

3. Berdasarkan hasil pengujian linieritas dan hipotesis menunjukan bahwa variabel kualitas produk wisata mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung di KWGG dengan persentase koefisien determinasi sebesar 40,3%. Dan 59,7% yaitu variabel lainnya yang tidak penulis teliti. Hal tersebut harus dipertahankan dan juga ditingkatkan dengan melakukan inovasi – inovasi produk baru, pengembangan produk dan juga peningkatan kualitas produk wisata.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan dari kesimpulan, maka direkomendasikan beberapa hal seperti yang terdapat dibawah ini:

1. Untuk meningkatkan kualitas produk wisata perlu diadakannya pengembangan produk dan inovasi – inovasi produk baru seperti

diadakannya event rutin diantaranya festival budaya setempat, pemanfaatan mata pencaharian sehari – hari warga sebagai atraksi wisata seperti agrowisata, pembuatan batako, membangun vila – vila minimalis untuk long term tour wisatawan, memperhatikan kebersihan dan kenyamanan sarana penunjang wisata, perbaikan aksesibilitas wisata, memperbaiki bangunan sebagai unsur tangible di KWGG, dan memperbanyak aktivitas wisata seperti kegiatan berkemah, bersepeda ke KWGG.

2. Selain pengelolaan produk wisata penulis juga merekomendasikan untuk memberi perhatian lebih terhadap pemasaran KWGG, hal ini disebabkan sangat minim sekali pengunjung yang mengetahui KWGG dari media massa ataupun media elektronik. Guna memperkenalkan keindahan alam Tasikmalaya, menumbuhkan wisatawan baru, juga keunikan budayanya sangat penting sekali memasarkan KWGG melalui surat kabar, media elektronik seperti website, televisi, radio karena hal tersebut lebih efektif dengan jangkauan pasar yang lebih luas. Diharapkan untuk pemerintah dapat mengelola dan memasarkan aset – aset pariwisata di KWGG, sebelumnya harus ada perbaikan dari pengelolaan dan pemeliharaan KWGG agar kualitas nya menjadi yang terbaik sehingga pemerintah percaya diri untuk memasarkan KWGG. Setelah penulis observasi eksistensi aset – aset maupun ODTW di Tasikmalaya terlihat rendah dibandingkan daerah tetangga yaitu Garut. Jika pengembangan dan pengelolaan di sektor pariwisata terfokus suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.

3. Diharapkan untuk pemilik usaha – usaha yang bergerak di bidang perjalanan wisata agar mempererat kerjasama dengan pemerintah untuk memajukan KWGG, hal ini juga dapat menimbulkan simbiosis mutualisme jika dilakukan dengan profesional. Tidak hanya pemerintah yang memasarkan dan menjual KWGG, pengusaha – pengusaha yang bergerak di bidang perjalanan wisata juga ikut memasarkan juga menjual KWGG.

4. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang mencakup strategi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga Perum Perhutani Tasikmalaya dalam meningkatkan kepuasan wisatawan yang berkunjung di KWGG sehingga terjadi repeater guest dan terdapat sikap yang loyal terhadap KWGG.

5. Perlu diadakannya edukasi yang dilakukan oleh pengelola bagi wisatawan yang berhubungan dengan rasa kebersamaan dalam memiliki KWGG hal ini agar wisatawan juga mencintai dan sadar bahwa alam itu adalah aset, agar mereka juga menjaganya dan tidak melakukan vandalisme, membuang sampah sembarangan, dan senantiasa memelihara KWGG. Dengan memberikan edukasi bahwa alam adalah bagian dari dirinya sendiri, para wisatawan tidak akan merusak apa yang menjadi bagian dari dirinya.

6. Untuk mengembangkan KWGG harus dibarengi dengan adanya standar kualitas sarana dan prasarana wisata oleh pengelola agar penilaian mengenai kepuasan terhadap kualitas produk wisata berstandar tinggi. Hal ini juga berguna untuk meningkatkan keberagaman karakterisitik wisatawan, jika penilaian tentang standar kualitas produk wisata tinggi maka pengaplikasiannya terhadap kualitas produk wisatapun pengelola harus mengupayakan berstandar tinggi juga (high standard) yang akan berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan, karena dari waktu ke waktu terjadi perkembangan minat wisatawan terhadap tempat wisata yang berkelas, menghasilkan pengalaman unik, dan mempunyai gengsi tersendiri ketika mereka sempat mengunjungi sebuah kawasan wisata yang berstandar tinggi. Hal ini juga dapat menimbulkan perluasan pasar, jika standar rendah maka hanya wisatawan lokal saja yang loyal. Akan tetapi jika standar tinggi wisatawan internasional juga akan menjadi loyal.

Rani Dilla Oktavianty, 2014

Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Yang Berkunjung Di Kawasan Wisata Gunung Galunggung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

AR. Siti. (2012) Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Kepuasan Pengunjung (Survei dilakukan pada pengunjung kawasan taman wisata alam cimanggu di Kabupaten Bandung). Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, Suharsimi (2009) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rikena Cipta

Bovy dan Lawson. (1998). Kepariwisataan. Jakarta: Grafindo

Christie Mill, Robert. (1990). Tourism: The International Bussines. New Jersey: Prentice Hall.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008): Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat bahasa edisi keempat . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Dinas Budaya Dan Pariwisata. (2013). Rencana Induk Pengembangan Wisata. Tasikmalaya

Dinas Tata Ruang dan Pemukiman. (2013). Zonasi Kawasan Wisata Gunung Galunggung. Tasikmalaya

Hartono. (2008) Analisis Data Sekunder dan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harun Al-Rasyid, (1994) Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Penelitian: Bandung: Bidang Studi Antropologi Program Pasca Sarjana UNPAD

Inskeep, Edward. (1991) Tourism Planning An Integrated Sustainable Development. Kotler, Philip dan Armstrong, Gary (2009), Prinsip - prinsip Pemasaran, Jilid 2,

Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary (2008), Prinsip – Prinsip Pemasaran Jilid 1, Edisi Keduabelas. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kotler, Philip. dkk. (2000) Manajemen Pemasaran, Perspektif Asia. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Rani Dilla Oktavianty, 2014

Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Yang Berkunjung Di Kawasan Wisata Gunung Galunggung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lupiyoadi, Rambat. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Mill, R.C dan Morisson, A. M., 1985. The Tourism System: An Introduction Text.

Englewood Cliffs. Printice – Hall. Inc.

Nasution, Solahuddin. Dkk (2005) Jurnal Studi Pembangunan Vol 1: Persepsi Wisatawan Mancanegara Terhadap Kualitas Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)

Perum Perhutani. (2013). Kawasan Wisata Gunung Galunggung. Tasikmalaya. Purwanto, (2004) Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol 9: Kualitas Produk Wisata Tehadap

Minat Berkunjung Kembali ke Kebun Binatang Surabaya

Pringadi, Azmi. (2013) Pengaruh Atribut Produk Wisata Alam Curug Muara Jaya Terhadap Keputusan Berkunjung. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Poerwanto. (2003) Geografi Pariwisata dalam Diktat Kuliah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R: Universitas Jember

Pusat Vulkanologi dan Badan Mitigasi Bencana Geologi. (2014) Data Gunung Api. Bandung.

Riduwan dan Akdon, (2010) Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta

Saksono, Arie. (2009) 55 Pendakian Terindah, National Geographic Traveler Edisi Desember.

Sarwono, Jonathan (2012) Statistik Terapan Aplikasi Untuk Riset Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Penerbit Gramedia Direct

Spillane, J.J., 1994. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta

Rani Dilla Oktavianty, 2014

Pengaruh Kualitas Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Yang Berkunjung Di Kawasan Wisata Gunung Galunggung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tjiptono, Fandy. (2006). Pemasaran Jasa. Malang : Bayu Media Publishing Tjiptono, Fandy. (2007) Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.

Umar, Husein (2010) Desain Penelitian Manajemen Strategik. Jakarta: Rajawali Pers.

Yoeti, Oka. (2002) Pemasaran Pariwisata Terpada. Bandung: Penerbit Angkasa. Yoeti, Oka A. (2008). Ekonomi Pariwisata. Jakarta: Kompas

Yoeti, Oka A. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Pradaya Paramita

Yoeti, Oka A. (1996). Pemasaran Pariwisata Terpadu. Bandung: Penerbit Angkasa

Referensi dari Internet:

Munavitz. Setzer (2010). Pariwisata Teknologi. [Online]

Tersedia di: http://www.pariwisatadanteknologi.blogspot.com. Diakses 27 Maret 2014.

Web Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. [Online]

Dokumen terkait