• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab kelimaini disajikan kesimpulan yang merujukpada hasil penelitian dan pembahasan tentang model pembinaan keagamaan pada lansia muslim sebagai

upaya membentuk akhlāq mulia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha

Ciparay Bandung. Pada bagian akhir ini peneliti juga memberikan rekomendasi sebagai tindak lanjut dari penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan terdahulu, maka peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan terhadap model pembinaan keagamaan pada lansia muslim sebagai upaya membentuk akhlāq mulia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung, didapatkan model pembinaan keagamaan berasal dari sebuah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam perencanaan terdapat beberapa aspek yang mendukung yaitu adanya tujuan pembinaan, materi pembinaan, metode pembinaan, media yang dipakai, para lansia yang antusias dalam mengikuti pembinaan, para pembina yang mampu membantu lansia untuk menciptakan rasa nyaman dalam proses pembinaan, dan sarana prasarana yang mendukung. Adapun pelaksanaannya berupa kegiatan ceramah keagamaan, belajar baca/tulis huruf arab, tadarusan, hapalan bacaan ṣalāt,praktek ṣalāt,hapalan surat-surat pendek, dan doa sehari-hari.

Dari hasil kegiatan pembinaan keagamaan tersebut akan tercipta lansia yang berakhlāqul karimah, yaitu dekat kepada Allāh dan dekat kepada manusia. Sehingga lansia tersebut menjadi lebih tenang dan nyaman tinggal di balai dalam mempersiapkan bekal untuk akhir kehidupannya. Dari penjelasan tersebut didapatkan sebuah model pembinaan keagamaan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.

Nurhelila Siregar, 2014

Model Pembinaan Keagamaan Pada Lansia Muslim Sebagai Upaya Membentuk Akhlaq Mulia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BPSTW merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat yang melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar.

Program pelayanan pembinaan secara umum yang ada di balai dapat dilihat sudah mencakup semua aspek pembinaan, yaitu pelayanan dasar kebutuhan hidup, pembinaan fisik, sosial, psikososil, kesehatan, mental, keterampilan. Pelayanan pembinaan mental / keagamaan dilihat sangat penting untuk para lansia, yang mana pengetahuan agama para lansia yang masih pasif dilihat dari latar belakangnya, ada yang berasal dari jalanan atau orang terlantar.

Program pembinaan keagamaan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung yaitu berupa Motivasi/ ceramah keagamaan secara umum yang diberikan setiap hari selasa dan Jum’aħ selama 60 menit selain itu Bimbingan dan pembinaan secara kelompok yaitu belajar baca/tulis Huruf Arab, Tadarusan, Hapalan bacaan sholat secara benar, praktek ṣalat secara benar, hapalan ayat-ayat pendek dan doa sehari-hari yang dilaksanakan setiap hari. Dilain waktu itu juga para pembina agama yang berasal dari balai tidak bosan-bosan mendatangi setiap wisma untuk membimbing atau memperlancar bacaan Qur’annya. Selain itu kegiatan yang paling mendukung yaitu mengadakan lomba untuk para lansia setiap sebulan sekali, seperti lomba Adzan untuk para lansia laki-laki, lomba baca Al-Qur’ān, dan lomba ceramah atau kultum, yang mana kegiatan ini sangat di tunggu – tunggu para lansia, dan sangat mendukung untuk menunjang motivasi dalam kegiatan keagamaan.

Pembinaan keagamaan pada lansia muslim di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung dari segi tujuan pelaksanaan, materi yang disampaikan, metode yang digunakan, media yang dipakai sudah disesuaikan dengan kondisi para lansia yang berada di balai. Adapun evaluasi dalam kegiatan pembinaan keagamaannya belum terkonsep dengan baik. Tidak ada

Nurhelila Siregar, 2014

Model Pembinaan Keagamaan Pada Lansia Muslim Sebagai Upaya Membentuk Akhlaq Mulia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian tertulis namun hanya dengan observasi aktivitas keagamaan lansia saja yang dilakukan Pembina untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam suatu pembinaan.

Secara keseluruhan apa yang disampaikan oleh Pembina sudah tertanam dalam diri lansia, yang mana sudah dapat dilihat dari aktifitas keagamaan dan pengakuan para lansia seperti ṣalāt wajib, tadarusan, puasa sunnah, ṣalāt

taḥajud, dll. Dan kegiatan pembinaan keagamaan tersebut sangat mempengaruhi setiap prilaku kehidupan mereka.

Faktor pendukung pembinaan keagamaan yaitu berupa kerja sama yang tinggi antara pegawai dan lansia, dukungan dari berbagai organisasi, pola pembinaan yang baik sehingga membuat nyaman pada lansia, dan fasilitas yang sudah mencukupi. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kurangnya tenaga pendidik yang mempunyai keahlihan khusus dalam membina lansia dan masalah psikologis lansia sendiri yang berbeda-beda terkadang memperlambat proses pembinaan keagamaan.

Dengan demikian kegiatan pembinaan keagamaan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung dapat dijadikan suatu model dan contoh untuk balai perlindungan sosial lainnya.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan oleh penulis, maka penulis mengajukan beberapa saran yang hendaknya bisa dijadikan masukan dalam upaya pembinaan keagamaan yang dilakukan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. Adapun saran yang di ajukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk pengurus dan pembina agama Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.

Nurhelila Siregar, 2014

Model Pembinaan Keagamaan Pada Lansia Muslim Sebagai Upaya Membentuk Akhlaq Mulia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagi segenap Pembina keagamaan jangan menyerah menghadapi para lansia. Program-program yang sudah ada sebaiknya lebih ditingkatkan lagi agar pembinaan keagamaan di balai semakin baik.

b. Dalam evaluasi pembinaan keagamaan sebaiknya terkonsep sehingga Pembina bisa melihat secara terperinci perubahan yang terjadi pada diri lansia setelah mengikuti pembinaan keagamaan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.

c. Bagi segenap pegawai Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung selalu tingkatkkan pelayanan yang ada, dan juga sebaiknya lebih meningkatkan sosialisasi secara personal kepada warga sekitar, dengan harapan kepedulian warga sekitar kepada lansia semakin meningkat.

2. Untuk para lansia penghuni Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.

a. Para lansia hendaknya lebih taat dan patuh terhadap tata tertib yang ada di balai.

b. Para lansia hendaknya lebih terbuka dan partisipatif terhadap semua kegiatan yang dilaksanakan di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.

c. Para lansia yang berada di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung hendaknya lebih mampu beradaptasi dengan para pekerja sosial maupun para pembina agar tidak mempersulit proses pembinaan keagamaan.

3. Untukpenelitiselanjutnya

a. Khusus untuk peneliti selanjutnya agar lebih cerdas dan berpartisipasi aktif dalam pembinaan keagamaan untuk para lansia.

b. Penelitian tentang pembinaan keagamaan pada lansia muslim hendaknya dilanjutkan dengan analisis serta kajian-kajian yang lebih

Nurhelila Siregar, 2014

Model Pembinaan Keagamaan Pada Lansia Muslim Sebagai Upaya Membentuk Akhlaq Mulia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

luas lagi dalam bentuk-bentuk pembinaan keagamaan yang terjadi di balai.

c. Ada baiknya, peneliti selanjutnya mem-follow up dari hasil penelitian ini. Terutama jika penelitian tersebut bertempat di lokasi yang sama yaitu Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung. 4. Masyarakat

a. Masyarakat yang memilki kompetensi dan keterampilan yang lebih dalam bidang keagamaan sebaiknya bisa menyalurkannya kepada para lansia.

b. Bagi masyarakat lebih baik ikut serta dalam menyejahterakan para lansia, karena itu merupakan tugas kita semua. Semua orang akan merasakan masa tua, begitu juga dengan diri kita dan pada masa itu, kita ingin merasakan hidup yang lebih sejahtera karena itu merupakan masa priode akhir dalam kehidupan kita semua. Jadikan kesenangan dan ketenteraman lansia menjadi tugas untuk kita semua.

Nurhelila Siregar, 2014

Model Pembinaan Keagamaan Pada Lansia Muslim Sebagai Upaya Membentuk Akhlaq Mulia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumen terkait