A. Kesimpulan
Memperhatikan hasil analisis serta pembahasan data empiris penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini efektif untuk mengembangkan keterampilan konseling lintas budaya guru bimbingan dan konseling/konselor SMP. Secara rinci terdapat beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
1. Pada umumnya guru bimbingan dan konseling/konselor SMP di Kabupaten Purwakarta memiliki kemampuan memadai untuk memahami dan menyadari perbedaan budaya di antara konselor dan konseli; menyadari dan memahami budaya sendiri; menyadari dan memahami budaya konseli serta mampu mengembangkan strategi intervensi konseling yang akurat berlandaskan pengetahuan menggenai perbedaan budaya antara konselor dan konseli. 2. Rumusan program program pelatihan yang dapat mengembangkan
keterampilan konseling lintas budaya guru bimbingan dan konseling SMP di Kabupaten Purwakarta dikembangkan terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi kerangka kerja dan panduan operasional. Dimensi kerangka kerja konseptual program meliputi rasional, tujuan, prinsip pelaksanaan program pelatihan, sasaran intervensi layanan pelatihan, struktur da nisi program pelatihan, evaluasi dan indikator keberhasilan implementasi layanan program pelatihan. Adapun dimensi isi panduan operasional program meliputi deskripsi, format pelatihan, norma kelompok, adegan pelatihan dan kejelasan pelatihan.
3. Program pelatihan mampu mengembangkan keterampilan konseling lintas
budaya guru bimbingan dan konseling SMP di Kabupaten Purwakarta yang
secara signifikan pada aspek kesadaran konselor mengenai nilai budaya sendiri beserta bias budaya, kesadaran konselor mengenai pandangan hidup konseli serta aspek mengembangkan strategi dan tenik intervensi konseling. Namun terdapat sub aspek keterampilan pada aspek kesadaran konselor mengenai pandangan hidup konseli tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada
100
Agung Kawijoarto, 2015
PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KONSELING LINTAS BUDAYA BAGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbedaan kemampuan keterampilan konseling lintasbudaya guru bimbingan dan konseling SMP pada sub aspek kesadaran konselor mengenai pandangan hidup konseli baik sebelum maupun sesudah penerapan program pelatihan. Walaupun tidak ada perbedaan yang signifikan, namun jika dilihat dari rata-ratanya, maka rata-rata posttest lebih besar dibandingkan dengan rata-rata
pretest.
B. Rekomendasi
Hasil penelitian ini akan memberikan implikasi kepada semua pihak, sehingga akan sangat bijaksana penelitian ini dikaji lebih mendalam untuk meningkatkan bidang keilmuan, terutama bidang keilmuan konseling lintas budaya, seperti hal-hal berikut.
1. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK).
Memasukkan matakuliah bimbingan konseling lintas budaya kedalam kurikulum yang menyertakan materi perkuliahan untuk lebih meningkatkan keterampilan konseling lintasbudaya terutama dalam hal kesadaran akan keberagaman budaya konseli, serta kemampuan mengembangkan strategi intervensi layanan konseling sesuai dengan latar sosio-budaya konseli. Calon konselor diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat kelompok budaya tertentu dalam kurun waktu tertentu.
2. Guru bimbingan dan konseling/konselor
Penting bagi guru bimbingan dan konseling/konselor mengimplementasikan program pelatihan keterampilan konseling lintas budaya ini untuk meningkatkan pelayanan kepada peserta didik. Hendaknya untuk meningkatkan pelayanan kepada peserta didik guru bimbingan dan konseling memaksimalkan standar kompetensi konselor dengan mengikuti berbagai macam pelatihan, seminar, lokakarya maupun worshop yang mendukung.
3. Bagi peneliti selanjutnya.
Penelitian ini hanya menggunakan metode one group design, penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja yang menjadi objek penelitian. Seyogyanya untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan strategi program pelatihan untuk mengembangkan keterampilan konseling lintas budaya guru
101
Agung Kawijoarto, 2015
PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KONSELING LINTAS BUDAYA BAGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bimbingan dan konseling SMP menggunakan metode penelitian quasi
eksperimen. Metode ini diasumsikan kontrolnya lebih baik.
Penelitian ini dilakukan sebatas menelaah profil keterampilan konseling lintas budaya guru bimbingan dan konseling/konselor secara umum, sehingga diperlukan penelaahan keterampilan konseling lintas budaya konselor secara lebih mendalam terutama faktor-faktor yang memengaruhi keterampilan konseling lintas budaya dengan menggunakan metode atau teknik strategi yang lebih bervariasi.
Dalam penelitian ini tidak digunakan metode simulasi dengan menggunakan konseli dengan latarbelakang budaya yang berbeda. Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya untuk mengembangkan keterampilan konseling lintas budaya guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan teknik atau metode simulasi praktik konseling dengan konseli yang lebih beragam budayanya.
103
Agung Kawijoarto, 2015
PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KONSELING LINTAS BUDAYA BAGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
ABKIN.(2007). Rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam
jalur pendidikan formal. Bandung: ABKIN
American Psychological Association.(2002). Guidelines on multicultural
education, training, research, practice, and organizational change for psychologists. Washington DC: APA Publiching.
Arikunto, S. (2002).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arredondo, P. (1996). Operationalization of the multicultural counseling
competencies AMCD professional standards and certification committee.
Alexandria: AMCD.
Arredondo, P. dkk. (1999). Multicultural Counseling competencies as tools to
address oppression and racism. Journal of counseling & development,
Vol. 77, No. 1, Winter 1999, pp. 102-107.
Arredondo, P., & Gonsalves, J. (1980). Preparing Culturally Effective
Counselors. The Presonnel and Guidance Journal.
Arredondo.P. (1998). Integrating multicultural counseling competencies and
universal helping conditions in culture-specific contexts. Jurnal The Counseling Psychologist, Vol. 26, No. 4, pp. 592-602
Arredondo.dkk. (1996).Operationalization of the multicultural counseling
competencies.Journal of Multicultural Counseling & Development, Vol.
24, No.1, pp. 42-78.
Baruth, L. G. & Manning, M. L. (2007). Multicultural counseling and
psychotherapy; A life span approach. New Jersey: Pearson.
Berg, R. C., Landerth, G.L., &Fall, K.A. (2006). Group counseling: Concepts and
procedures. New York: Routledge.
Bernardin And Russell, (1998). Human resource management, second edition. Singapore: McGraw-Hill Book Co
Berne, E. M. D. (1966). Principles of group treatment. New York: Grove Press. Bin Sheu, H. (2005). Development and initial validation of the multicultural
counseling self-efficacy scale-racial diversity form. Thesis submitted to the
Faculty of Graduate School of the University of Maryland, college park in partial fulfilmen of the requirements for the degree of master of art.
104
Agung Kawijoarto, 2015
PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KONSELING LINTAS BUDAYA BAGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Brown, S. & William, C. (2003). Ethics in a multicultural context. Sage Publication, USA.
Carney, C.G. and Kahn, K.B. (1984). Building competencies for effective
cross-cultural counseling: a developmental view. The Counseling Psychologist.
Vol. 12: 111-119.
Cascio, F. W.(2003). Human resource management productivity, quality of work
life, profits, sixth edition. Boston: McGraw-Hill Irwin.
Corey, G. (2005). Teori dan praktek konseling & psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Corey, G. (2005). Theory and practice of counseling and psychotherapy. Seventh
edition. Belmont: Brooks/Cole Thompson Learning.
Cultural sensivity. (Online). Diakses dari
http://www.sac..edu/student/admissions/international_student/career_life2/
culture.htm.
Dayakisni, T. &Yuniardi, S. (2004).Psikologi lintas budaya.Malang : UMM Press DeCenzo and Robbins, (1999). Human resource management, sixth edition. New
York: John Wiley & Sons, Inc.
Dessler, G.(1997). Human resource management, seventh edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Dessler, G.(1997). Human resource management, seventh edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Ehan, (2012). Program konseling multi budaya untuk meningkatkan kompetensi
social siswa SMA.(Tesis). Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan
Indonesia. Bandung.
Ehan.(2012). Program konseling muti budaya untuk meningkatkan kompetensi
sosial siswas sma. Tesis. Bandung: SPS UPI Bandung.
Eliasa, E. I. (2011). Pentingnya respek pada diversity dan universality dalam
konseling (The importance of respect in diversity and universality in counseling). Join Counseling Conference 2011, (Online). Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132318571/Microsoft%20Word%2 %20PENTINGNYA%20RESPEK%20DALAM%20DIVERSITY%26UNI
VERSALITY%20IN%20COUNSELING.pdf.
Erba.(2014). Landasan social budaya bimbingan konseling. Diakses dari
http://erbaanugrahtriputrawijayaarta.blogspot.com/2014/06/landasan-sosial-budaya-bimbingan.html.
105
Agung Kawijoarto, 2015
PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KONSELING LINTAS BUDAYA BAGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Feist, J., & Feist, G. J. (2011). Teori kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika. Furqon.(2002). Statistika terapan untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Geldard, D. & Geldard, K. (2001). Basic personal counseling; A training manual
for counselors. Australia: Prentice Hall.
Geldard, K., &Geldard, D. (2011). Keterampilan praktik konseling. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Gibson, R. L., & Mitchell, M. H. (2011). Bimbingan dan konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gielen, U. P., Draguns, J. G., & Fish, J. M. (2008). Principles of multicultural
counseling and therapy. New York: Rouledge.
Gladding, S. T. (2008). Groups a counseling specality. New Jersey: Pearson. Gomes, F. C. (2003). Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Andi
Offset.
Gomez-Mejia, Balkin, Cardy, (2001). Managing human resources, international
edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Hackney, H. L. & Cormier, S. (2009). The professional counselor; A process
guide to helping. New Jersey: Pearson.
Hamalik, U. (1993). Sistem dan prosedur pengembangan kurikulum, lembaga
pendidikan dan pelatihan. Bandung: Trigenda Karya.
Hays, D. G. & Erford, B. T. (2010). Developing multicultural counseling
competence: a systems approach. New Jersey: Pearson.
Herdi. (2009). Model pelatihan untuk meningkatkan kompetensi konseling
multicultural calon konselor. Tesis. Bandung: SPS UPI Bandung.
Herr, E.(1989). Counseling in a dynamic society: opportunities and chalenges. American Association for Counseling and Development.
Holcomb-McCoy, C. C. & Myers, J. E. (1999).Multicultural competence and
counselor training: A national survey; Journal of counseling & development, Vol. 77, No. 3, Summer 1999, pp. 46-54.
Ibrahim, F.A. (1985). Effective cross-cultural counseling and psychotherapy; a
frame work.The counseling psychologist. Vol. 13; 625-638.
Ivey, A. E. &Auther, J. (1978). Micro counseling; Innovations in interviewing,
conseling, psychotherapy, and psychoeducation: Second edition. USA:
106
Agung Kawijoarto, 2015
PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KONSELING LINTAS BUDAYA BAGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ivey, A.E. & Ivey, M.B. (2003). Intentional interviewing and counseling. Singapore. Thomson Brooks Cole.
Kartadinata, S, dkk. (1998). Bimbingan di sekolahdasar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Kartadinata, S. (2009). Arah dan tantangan bimbingan dan konseling
professional; Proposisi historic-futuristik. Bandung: UPI.
Kartadinata, S. (2010). Isu-isupendidikan: antara harapan dan kenyataan. Bandung. UPI Press.
Kartadinata, S. (2011). Kerangka kerja bimbingan dan konseling dalam
pendidikan: pendekatan ekologis sebagai alternatif. Dalam Suherman dan
N. Budiman (Penyunting). Pendidikan dalam Perspektif Bimbingan dan
Konseling. Bandung: UPI Press.
Kartika, I. (2011). Mengelola pelatihan partisipatif. Bandung: Alfabeta. Kementrian Pendidikan Nasional.(2011). Multi kultural (Kajian holistic tentang
multicultural dari berbagai dimensi). [Online]. Diakses dari
http://www.p4tkpenjasbk.or.id/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=1198:multikultural-kajian-holistik-tentang-multicultural-dari-berbagai-dimensi&catid=25:artikel&Itemid=454
Kertamuda, F. (2011). Konselor dan Kesadaran Budaya (Cultural Awareness). Kolb, D.A. (1984). Experiential learning. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. Komalasari, G. & Wahyuni, E. dkk, (2011). Teori dan teknik konseling, (Jakarta
Barat : PT Indeks, hlm.8.
Lee, C., & Richardson, B.L. (1991). Multicultural issues in counseling: New
approaches to diversity. Alexandria, VA: American Association for
counseling and development.
Lee, Courtland C.dkk.(2009). Elements of culture in counseling. New Jersey: Pearson Education Inc.
Lesmana, J. M. (2008). Dasar-dasar konseling. Jakarta: UI Press.
Lubis, N. L. (2011). Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktik. Jakarta: Kharisma Putra Utama,. hlm. 32-33.
Lynton, R. P. & Pareek, U.(1994). Pelatihan dan pengembangan tenaga
kerja (terjemahan). Jakarta: PT. Prenhalindo.
Machfudherman, Manajemen bimbingan dan konseling. Diakses dari http://machfudherman.wordpress.com/2010/02/04/manajemen-bimbingan-dan-konseling.
107
Agung Kawijoarto, 2015
PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KONSELING LINTAS BUDAYA BAGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Martines. (2005). Teacher perceptions ofmulticultural issues in school settings.
Journal The Qualitative Report. Vol. 10 No. 1, pp. 1-20.
Marzuki, M.S. (1992). Strategidan model pelatihan. Malang: IKIP Malang. Matsumoto, D. (2004). Pengantar psikologi lintas budaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
McGill, I., & Weil, S. W. (1989). A framework for making sense of experiential
learning. Milton Keynes: Shere Ou Press.
McLeod, J. (Alihbahasa A. K. Anwar). (2006). Pengantar konseling teori dan
studikasus. Jakarta: Kencana.
McLeod, J. (Alihbahasa A.K Anwar). (2006). Pengantar konseling teori dan studi
kasus. Jakarta: Kencana.
Mitchell & Meier. (1983). Camp counseling: Leadership & programing for the
organized camp. USA: Saunders College Publishing.
Moekijat, (1990). Pengembangan dan motivasi. Bandung: Pionir Jaya.
Mugiarso, H. (2015). Konseling dalam analisis lintas budaya (kasus indonesia).
Ketua Pendidikan Profesi Konselor Unnes
Munandir. (1990). Bimbingan dan konseling indonesia: corak yang bagaimana? (Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang). Malang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Nadler, L. (1982). Designing training programs. Canada: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Noe, dkk. (2003). Human resource management, international edition. New York: The McGraw-hill Companies, Inc.
Notoatmodjo, S. (1991). Pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugraha, A. (2012). Program experiential based counseling untuk meningkatkan
kepekaan multibudaya calon konselor. (Tesis). Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Pedersen, P. B. (1990). The constructs of complexity and balance in
multicultural counseling theory and practice. Journal of Counseling & Development, Vol. 68, pp. 550-554.
Pedersen, P. B. dkk. (1981). Counseling across cultures. USA: The East_West Center by The University Press of Hawaii.
108
Agung Kawijoarto, 2015
PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KONSELING LINTAS BUDAYA BAGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pedersen, P. B., Crether& Carlson. (2008). Inclusive cultural empathy; Making
relationships central in counseling and psychotherapy.Washington D.C:
APA.
Pedersen, P.B. (1991). A conceptual framework.Journal of Counseling and Development.Vol 70. No 1. hlm. 5.
Pedersen, P.B. (1991). Multiculturalisme as a generic counseling and
development.Journal of Counseling and Development. Vol 70. No 1. hlm.
6-12
Pedersen, P.B.dkk.(2002). Counseling Across Cultures. 5th Edition. London: Sage.
Prayitno. & Amti, E. (2009). Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Prayitno. (2002). Konseling Pancawaskita. Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan. UNP
Rakhmat, C. (2011). Menyemai pendidikan karakter berbasis budaya dalam
menghadapi tantangan modernitas. Disampaikan dalam Seminar Nasional
di Institut Hindu Dharma Negeri, Bali.
Riduwan (2006). Belajar mudah penelitian untuk guru, karyawan dan peneliti
pemula. (edisi keenam). Bandung: Alfabeta.
Robbins, S. P. (2001). Organizational behavior, 9th ed.. Upper Saddle River, New Jersey, 07458: Prentice-Hall Inc.
Robbins, S. P. (1996). Teori pengembangan organisasi. Alih Bahasa Hadyana. Jakarta: Bumi Aksara.
Rusmana, N. (2009). Bimbingan konseling kelompok di sekolah: Teori dan
praktek. Bandung: Rizqi Press.
Rusmana, N. (2009). Konseling kelompok bagi anak berpengalaman traumatis. Bandung: Rizqi Press.
Santrock, J. W. (2007). Psikologi pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saroh, S. (2013). Konseling Lintas Budaya. Kudus : Progdi BK FKIP UMK Simamora, H. (1997). Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: STIE
109
Agung Kawijoarto, 2015
PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KONSELING LINTAS BUDAYA BAGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soedarmadji, Boy. (2011). Konseling Lintas Budaya. (Online). Diakses dari
http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view
&id=241&Itemid=98.
Subino.(1987). Konstruksi dan analisis tes (suatu pengantar kepada teori tes dan
pengukuran). Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Sudrajad, A. (2015). Terapi realitas. [online]. Diakses dari
http://akhmadsudrajad.wordpress.com/2008/07/14/terapirealitas
Sue dkk. (1992). Multicultural counseling competencies: a call to the
profession. Journal of Counseling and Development, Vol. 70, pp.
477-486.
Sue, (2006).Cultura lcompetency: from philosophy to research.Journal of
Community Psychology. Vol. 34, No. 2, pp. 237-245
Sue, D. W. & Sue, D. (2003).Counseling the culturally diverse; Theory and practice. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Sue, D.W. (1982). Counseling the culturally different : theory and practice. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Sue, D.W., Arredondo, P., & McDavis, R.J. (1999). Multicultural counseling
competencies and standards: A call to profession. Journal of counseling and development, Vol. 70, pp. 447-486.
Sue. (2003). Indefense of cultural competency in psychotherapy and
treatment. Jurnal American Psychologis, Vol. 58, No. 11, pp. 964-970.
Supriadi, D. (2001). Konseling lintas budaya: isu-isu dan relevansinya di
indonesia (Pidato Pengukuhan Guru Besar UPI). Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
Supriadi, D. (2011). Konseling lintas budaya: isu-isu dan revitalisasinya di
Indonesia. Dalam Suherman dan N. Budiman (Penyunting). Pendidikan dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI Press.
Supriatna, M. (2011). Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi orientasi
dasar pengembangan profesi konselor. Bandung: Rajawali Pers.
Susettel, S. (1991). A redefinition of multicultural counseling. Journal of
Counseling and Development. Vol. 70 Virginia. The American
Association for Counseling and Development.
Suwanto, A. W. (2010). Komunikasi social budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Terry, G.R. (1964). Marketing.Selected case problems. New Jersey:
110
Agung Kawijoarto, 2015
PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KONSELING LINTAS BUDAYA BAGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tjiptono, F.& Diana, A. (1998). Total quality, management. Yogyakarta:
Andi Offset.
Vontress, C. (2002). Online readings in psychology and culture (Unit 10, Chapter 1), Diakses dari http://www.wwu.edu/~culture.
Wahyudi, B. (1991). Manajemen sumber daya manusia. Bandung: BPFE.
Werther, W.B. (1989). Konsep pelatihan. (Online). Diakses dari adman.staf.upi.edu/files/2009/08/KONSEP-PELATIHAN.doc.
Yoder, D.(1962). Personel principles and policies. Prentice Hall Inc: Maruzen Company Ltd, Second Edition.
Yusuf, S. L. N. (2009). Program bimbingan dan konseling di sekolah. Bandung: Rizqi Press.
Zurnali, C.(2004). Pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap perilaku produktif
karyawan pada divisi long distance pt telkom indonesia, tbk. (Tesis).
Program Pascasarjana Unpad Bandung.
http://counselingc1.blogspot.com/2010/04/kendala-konseling-lintas-budaya.html, diakses pada tanggal 2 April 2013
http://jati-rinakriatmaja.blogspot.com/2012/05/konseling-lintas-budaya.html, diakses pada tanggal 2 April 2013
http://www.bloggerlombok.com/2011/10/konseling-lintas-budaya.html, diakses pada tanggal 2 April 2013