• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Rekomendasi Operasional

Rekomendasi operasional pengembangan usaha keripik pisang di Bandarlampung disusun berdasarkan skenario yang diharapkan terjadi yaitu skenario optimis. Skenario optimis menjadi usaha keripik pisang dengan pangsa pasar yang luas dan menjadi salah satu produk unggulan Kota Bandarlampung. Skenario ini perlu didorong agar terjadi dengan memperhatikan faktor-faktor kunci /penentu yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan usaha. Faktor- faktor tersebut, yaitu kemampuan teknis, kemampuan manajerial, akses informasi, proses produksi, dan ketersediaan bahan baku.

Formulasi strategi pengembangan usaha keripik pisang di Bandarlampung secara skematis dapat dilihat pada Gambar 4. Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa tujuan strategi adalah mendorong agar skenario optimis terjadi yaitu perluasan pangsa pasar dan menjadikan keripik pisang sebagai produk unggulan Kota Bandarlampung. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan faktor-faktor kunci pengembangan usaha.

Tujuan skenario optimis adalah perluasan pangsa pasar dan menjadikan keripik pisang sebagai produk unggulan Kota Bandarlampung. Hal ini dapat diwujudkan dengan beberapa tahapan. Kondisi pesimis (1B-2B-3B-4B-5C), merupakan kondisi yang tidak diharapkan terjadi. Kondisi ini tidak dapat mendorong kondisi optimis. Secara rinci tahapan rekomendasi operasional secara skematis dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4. Formulasi strategi pengembangan usaha keripik pisag di Bandarlampung

Keterangan:

1A : Kemampuan teknis pengusaha semakin meningkat karena adanya pelatihan-pelatihan teknis produksi

2A : Akses informasi semakin meningkat sebagai dampak adanya kemajuan teknologi informasi dan keinginan pengusaha untuk terus menggali informasi

3A : Kemampuan manajerial pengusaha semakin meningkat karena adanya pelatihan-pelatihan pengelolaan usaha

4A : Proses produksi semakin canggih dengan menggunakan alat-alat yang semakin modern

5A : Ketersediaan bahan baku semakin tercukupi karena adanya kerjasama dengan petani dan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan

produksi pisang

1B : Kemampuan teknis pengusaha tetap seperti sekarang, kemampuan teknis pengusaha tidak meningkat

informasi tidak dimanfaatkan oleh pengusaha

3B : Kemampuan manajerial pengusaha tetap seperti sekarang, kemampuan manajerial pengusaha tidak meningkat

4B : Proses produksi tetap seperti sekarang menggunakan alat manual dan sederhana

5B : Ketersediaan bahan baku tetap seperti sekarang, pada saat-saat tertentu kesulitan untuk mencari pisang

5C : Ketersediaan bahan baku tetap menurun karena adanya pengalihan lahan tanaman pisang menjadi industri dan perumahan

Kondisi optimis diharapkan terjadi dengan mendorong kondisi moderat. Tahapan yang dilakukan untuk mendorong terjadinya kondisi optimis dimulai dari kondisi saat ini (baseline). Akan tetapi, pengusaha dan pemerintah Kota Bandar Lampung harus berhati-hati karena jika kondisi saat ini tidak dapat ditingkatan atau bahkan dipertahankan maka kondisi pesimis dapat terjadi.

Kondisi pesimis dapat terjadi jika ketersediaan bahan baku tidak diantisipasi dengan baik. Saat ini pengalihan lahan pertanian menjadi industri dan perumahan merupakan permasalahan yang terjadi di dunia pertanian. Jumlah penduduk yang terus bertambah mendorong investor perumahan untuk meningkatkan produksi mereka. Selain itu, perkembangan industri pengolahan juga dinilai memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan dengan usahatani. Jika hal ini tidak diantisipasi dengan baik, maka produksi tanaman pertanian khususnya pisang akan semakin menurun. Penurunan produksi ini akan menghambat produksi keripik pisang bahkan mungkin akan menyebabkan berhentinya produksi keripik pisang. Usaha-usaha untuk meningkatkan produksi tanaman pisang seperti metode kultur jaringan harus ditingkatkan guna mendukung ketersediaan bahan baku industri keripik pisang.

Kondisi optimis merupakan kondisi yang diharapkan terjadi. Tahapan- tahapan yang dapat dilakukan untuk mendorong kondisi optimis dijabarkan sebagai berikut. Tahap pertama (1) yaitu meningkatkan kemampuan teknis produksi pengusaha keripik dengan sering mengikuti pelatihan-pelatihan (1B-1A). Pelatihan-pelatihan yang diadakan selama ini kurang mendapatkan respon yang positif karena pengusaha merasa cukup dengan kemampuan mereka yang ada saat ini. Pelatihan teknis biasanya diberikan oleh Pemerintah Kota Bandarlampung, Politeknik Negeri Lampung (Polinela), serta BUMN seperti PTPN VII dan PT

Telkom. Dengan adanya pelatihan teknis diharapkan kegiatan produksi menjadi semakin efektif dan efisien.

Peningkatan kemampuan teknis pengusaha akan meningkatkan kemampuan pengusaha untuk terus menggali inovasi baru. Saat ini inovasi yang tercipta baru inovasi rasa. Diharapkan kedepannya dengan kemampuan teknis yang semakin baik, tidak hanya inovasi rasa saja, akan tetapi juga inovasi-inovasi yang lain, seperti bentuk, warna, dan sebagainya. Dengan terciptanya inovasi- inovasi baru, keripik pisang Kota Bandarlampung akan memiliki ciri khas dibandingkan dengan daerah lain, sehingga akan mendukung terwujudnya keripik pisang menjadi salah satu produk unggulan Kota Bandarlampung.

Tahap kedua (2) meningkatkan akses informasi (2B-2A). Informasi merupakan bagian yang sangat penting dalam pengembangan usaha. Selama ini, pengusaha keripik belum memanfaatkan media informasi dengan baik karena adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Akses informasi yang baik akan membuka wawasan pengusaha. Dengan akses informasi yang luas pengusaha akan dengan mudah mengetahui perkembangan yang terjadi di pasar. Selain itu, akses informasi yang luas juga akan membuka akses modal.

Kegiatan promosi juga didukung oleh akses informasi yang baik. Saat ini belum ada media informasi khusus untuk mempromosikan produk-produk mereka. Selama ini, internet belum digunakan secara maksimal sebagai media promosi. Perlu adanya perhatian dari pemerintah kota terkait dengan akses informasi ini. Perlu dilakukan pelatihan-pelatihan yang mendukung peningkatan akses informasi untuk para pengusaha seperti pelatihan penggunaan internet dan pembuatan web site usaha.

Peningkatan kemampuan akses informasi akan membuka peluang promosi produk yang secara langsung akan mempermudah proses pemasaran. Dengan akses informasi yang semakin baik, promosi yang semakin luas akan meningkatkan pangsa pasar keripik di Bandarlampung.

Tahap ketiga (3), yaitu meningkatkan kemampuan manajerial pengusaha keripik dengan mengikuti pelatihan di bidang manajerial seperti pelatihan pembukuan sederhana (3B-3A). Pelatihan seperti ini pernah diberikan kepada pengusaha keripik namun masih belum diterapkan dengan baik oleh para

pengusaha keripik, sehinggi perlu ditingkatkan kembali kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang manajerial usaha.

Kemampuan manajerial yang baik dibutuhkan dalam pengelolaan usaha. Dengan manajerial yang baik, maka sebuah usaha akan menjadi lebih baik. Pada kasus ini, peningkatan kemampuan manajerial pengusaha diharapkan mampu membantu dalam proses pemasaran dan promosi. Selama ini pemasaran hanya dilakukan di kios-kios saja belum merambah ke luar. Dengan kemampuan manjerial yang baik diharapkan akan mendukung terwujudnya pangsa pasar yang semakin luas.

Tahap keempat (4) mendorong proses produksi untuk menggunakan alat yang lebih canggih dan modern (4B-4A). Teknologi yang canggih dan modern diharapkan mampu meningkatkan efisiensi usaha. Selama ini alat yang digunakan pengusaha masih manual dan sederhana. Selain itu, proses produksi yang dilakukan juga harus mengikuti standar mutu sehingga produk yang dihasilkan bisa bersaing dengan produk-produk yang lain di pasaran.

Proses produksi yang semakin efektif dan efisien akan meningkatkan motivasi pengusaha untuk menciptakan inovasi-inovasi baru. Inovasi yang semakin beraneka ragam akan menjadikan keripik pisang ini menjadi salah satu produk unggulan Kota Bandarlampung.

Tahap kelima (5) yaitu mendorong bahan baku yang digunakan agar selalu tersedia cukup jumlah dan tepat waktu (5B-5A). Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan kerjasama denga petani pisang dalam rangka pemenuhan kebutuhan bahan baku. Kerjasama yang dilakukan yaitu dengan membeli pisang pada saat belum siap panen.

Ketersediaan bahan baku merupakan syarat mutlak dalam keberlangsungan produksi. Tanpa bahan baku yang cukup maka kegiatan produksi akan terhambat atau bahkan terhenti. Inovasi produk, promosi, dan pemasaran tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa bahan baku yang mencukupi.

Ketersediaan bahan baku yang mencukupi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadikan keripik pisang sebagai produk unggulan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut harus didukung dengan kebijakan pemerintah yang mendukung peningkatan produksi tanaman pisang.

Salah satu faktor pendukung peningkatan pangsa pasar keripik pisang adalah jumlah produksi yang mencukupi permintaan. Produksi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku. Ketersediaan bahan baku merupakan hal penting yang harus diperhatikan.

Bahan baku utama pembuatan keripik pisang adalah pisang kepok. Pisang merupakan salah satu komoditi unggulan Propinsi Lampung. Peningkatan produksi pisang harus terus ditingkatkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku keripik tapi juga industri-industri lain yang menggunakan pisang sebagai bahan bakunya. Saat ini beberapa daerah di Propinsi Lampung telah mulai mengembangkan teknik kultur jaringan pisang sebagai salah satu cara untuk mendorong peningkatan produksi pisang. Kebijakan ini diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bagi pengusaha keripik pisang.

Dokumen terkait