• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melihat temuan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian yang telah

dilakukan, maka peneliti menyususn rekomendasi untuk disampaikan. Beberapa

kecerdasan emosional pada siswa. Rekomendasi yang dimaksud adalah sebagai

berikut :

1.

Rekomendasi program dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran umum tentang kecerdasan

emosional siswa meliputi aspek mengenal emosi diri, mengelola emosi,

memotivasi diri, mengenal emosi orang lain, membina hubungan siswa SMP

Negeri 7 Pontianak tergolong tinggi, namun belum terencananya kegiatan

bimbingan dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa. Mengacu

pada hasil penelitian tersebut kecerdasan emosional anak dari aspek mengenal

emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenal emosi orang lain, dan

membina hubungan akan lebih optimal jika program bimbingan yang

diterapkan di SMP Negeri 7 pontianak dilengkapi dengan program bimbingan

untuk mengembangkan kecerdasan emosional siswa.

Rekomendasi ini ditujukan teritama kepada sekolah khususnya di SMP Negeri

7

pontianak,

dan

secara

umum

bagi

sekolah

sejenis

untuk

mengimplementasikan program bimbingan yang salah satu programnya untuk

mengembangkan kecerdasan emosional siswa.

Peneliti juga merekomendasikan kepada sekolah yang hendak menerapkan

program bimbingan yang telah disusun, untuk melakukan konsolidasi awal

dengan seluruh unsur sekolah mulai dari kepala sekolah, guru pembimbing dan

guru mata pelajaran, serta staf sekolah yang berkaitan dengan program

bimbingan disekolah tersebut, agar penanganan baik kemajuan dan

kemunduran siswa ditangani dengan menyeluruh. Secara khusus rekomendasi

ditujukan kepada:

a)

Bagi Sekolah

Penelitian ini dilakukan di lingkungan SMP Negeri 7 Pontianak, khususnya

kelas VII. Sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan pijakan untuk

memperbaiki kualitas siswa sehingga dapat berkembang dengan seoptimal

mungkin. Karena itu, direkomendasikan kepada pihak sekolah. Sekolah

diharapkan dapat memberikan dukungan yang berupa kebijakan dalam

pelaksanaan program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan

kecerdasan mosional siswa, tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi

sekolah. Selain itu juga mengembangkan kebijakan untuk menciptakan budaya

sekolah yang memfasilitasi kebutuhan siswa seperti :

1)

Mengidentifikasi kecenderungan kecerdasan emosional siswa lebih lanjut, agar

dapat menemukan penyelesaian masalah seputar kecerdasan emosional secara

efektif.

2)

Memperluas jangkauan identifikasi, sehingga dapat diketahui gambaran lebih

luas dan menyeluruh.

3)

Memperluas jangkauan pemberian program bimbingan dan konseling untuk

mengembangkan kecerdasan emosional, sehingga dapat mengembangkan

kualitas kecerdasan emosional secara lebih luas dan menyeluruh.

4)

menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif agar dapat mengembangkan

kecerdasan emosional siswa.

5)

Memberikan ruangan layanan bimbingan dan konseling yang memadai

sehingga dapat menunjang optimalisasi kegiatan bimbingan dan konseling.

6)

Memberikan anggaran khusus bagi kegiatan bimbingan dan konseling.

mengembangkan dan memfasilitasi pengembangan kemampuan siswa

b)

Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Gambaran program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan

kecerdasan emosional siswa kelas VII SMP Negeri 7 Pontianak yang dihasilkan

penelitian ini didalamnya merupakan salah satu potret perkembangan siswa. Bagi

guru bimbingan dan konseling disekolah, gambaran tersebut dapat dimanfaatkan

sebagai timbangan dan optimalisasi dalam:

1)

penggunaan program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan

kecerdasan emosional siswa hendaknya diberikan kepada seluruh siswa,

mengingat keberhasilannya dalam meningkatkan kualitas kecerdasan

emosional siswa.

2)

Pemberian layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi aktual

yang terjadi di sekolah.

3)

Menyusun kegiatan yang lebih variatif, tidak sekedar menggunakan metode

ceramah dan penugasan kepada siswa.

4)

Penggunaan fasilitas sekolah untuk melaksanakan bimbingan kelompok atau

konseling kelompok

5)

Penyusunan program layanan bimbingan yang belum dirumuskan secara

khusus dalam suatu program yang komprehensif.

6)

Pelaksanaan evaluasi program bimbingan yang terukur dan sesuai ketentuan

yang sebenarnya.

2.

Bagi Peneliti Selanjutnya.

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan efektiftas di lapangan dari

program yang telah disusun. Tujuannya untuk mengembangakan kemampuan

kecerdasan emosional siswa di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. (2002) Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem

Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Abu Ahmadi. (1998). Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto. (2005). Manajemen Bimbingan dan

Konseling di SMA (kurikulum 2004) Jakarta: PT Grasindo.

Alex Sobur. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Moh. Asrori. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.

Bar-On, R .(2001). Emotional Intelligence and Self-Actualization. dalam Ciarrochi,

J., Forgas, J.P & Mayer, J.D. (Eds) (2001). Emotional Intelligence in Everyday

Life. Philadelphia, pennylvania: Psychology Press.

Bracket, et al. (2004). Emotional Intelligence and Its Relationto Everyday Behavior.

Personality and Individual Differences. (3): 1387-1402.

Caruso, D.R & Wolpe, C.J (2001). Emotional Intellegence at the workplace. Dalam

Ciarrochi, J., Forgas, & mayer, J.D (Eds). Emotional Intelligence in Everyday

Life. Philadelphia, Pennsylvania: Psychologi Press.

Dunn, J & Brow, J (1991) Family talk about Feeling States and Children’s Later

Understanding Of Other’s Emotions.

Elliot, J (1992). Action Research for Educational Change. Buckingham: Open

University Press

Emmerling, R.J & Goleman, D. (2003). Emotional Intelligence: Issues and Common

Misunderstandings. E I Consortium’E-Journal: Issues in Emotional

Intelligence.1 (1), Oktober 2003.

Gerdes, H. & Mallinckrodt, B. (1994). Emotional, Social, and Academyc Adjusment

of College Students: Journal of Counseling and Development, 72, 281-288.

Goleman, Daniel. (2000). Emotionall Intellegence: kecerdasan Emosional, Mengapa

EI Lebih Penting dari pada IQ (alih bahasa T. Hermaya). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. (1995). Emotional Intellegence: Kecerdasan Emosional, Mengapa

EI lebih Penting dari pada IQ (alih bahasa T. Hermaya). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Gottman, J dan De Claire, J. (1997). Kiat-kiat membesarkan Anak yang Memeiliki

Kecerdasan (alih bahasa T. Hermaya). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hurlock, Elizabeth B. (2004). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (alih bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta:

Erlangga.

Kemmis, S. and Mc Taggart, R. (1998). The Action Research Planner. Victoria: The

Deakin University.

Mayer, J.D & Salovey, P. (1997). What Is Emotional Intelligence? Dalam Salovey, P.

& Sluyter, D. (Eds). Emotional Development and Emotional Intelligence:

Implications for Education. Newyorka: Basic Books.

Mayer, J.D. (1999). Emotional Intelligence: Popular or Scientific Psychologi? APA

Monitor Online, 30 (8), 1-3.

McCormack, Martin. (2006). Ukurlah EQ Anda (Tes Mandiri Mengukur dan

Meningkatkan Kecerdasan Emosional (alih bahasa Drs. Bahrul Ulum., SE,

MP.d). Jakarta: prestasi Pustaka.

McNiff, J. (1992). Action Research: Principles and Practice. London: Routledge.

Moh. Ali dan Moh. Asrori. (2004). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: Bumi Aksara.

Nandang Rusmana. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok Di Sekolah

(Metode, Teknik dan Aplikasi). Bandung: Rizqi Press.

Nani Utami Adiningsih. (2004). Peran Ibu Mencerdaskan Anak. Dalam Keluarga

Sehat

Online:

Suara

Pembaruan

[Online].

Tersedia:

http://www.keluargasehat/ibuanak/20.com [06 februari 2007].

Prayitno dan Erman Amti. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Prawitasari, J.E., Martani, W., Adiyanti, M.G (1995). Konsep Emosi Orang

Indonesia: Pengungkapan Pengertian Emosi Berbasis Komunikasi Nonverbal

di Masyarakat yang Berbeda Latar Budaya. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM.

Prawitasari, J.E. (1999). Kecerdasan Emosi. Buletin Psikologi. VI (1): 21-31.

Santrock, John W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja (alih bahasa Shinto

B. Adelar dan Sherly Saragih). Jakarta: Erlangga.

Sarlito W. Sarwono. (2003). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka.

Schmid, J.J (1999). Counseling In School. (3

rd

ed). MA: Allyn and Bacon.

Shapiro L. (1997). How to Raise a Childe with a High EQ: A Parent Guide to

Emotional Intellegence. Newyork: Harper Collins.

Simmons, Steve., dan Simmons, John C. (1997). Measuring Emotional Intellgence:

The Groundbreaking Guide to Applying the Principles of Emotional

Intellegence. Texas: The Summit Publishing Group.

Sri Hasti Gustria. (2006). Hubungan antara Pola Komunikasi Orang Tua-Anak

dengan Stabilitas Emosi Remaja. Tesis: Tidak diterbitkan. Bandung: PPB FIP

UPI.

Stein, Steven J., dan Book, Howard E. (2004). Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar

Kecerdasan Emosional Meraih Sukses (alih bahasa Trimanda Rainy

Januarsari dan Yudhi Murtanto). Bandung: Kaifa.

Sudarsono (1992). Konsep Dasar Action Research. Makalah disampaikan dalam

Penataran Tenaga Peneliti BPKS di Yogyakarta, 23 November 1992.

Sudarsono (1995). Tujuan dan Kegunaan penelitian Tindakan. Makalah disampaikan

dalam semlok Penelitian Tindakan USD Yogyakarta, 30 Mei 1995.

Suharsimi Arikunto. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sunarto & Hartanto. (1994). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Dikti Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Supardi (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bhumi Aksara.

Syamsu Yusuf. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTP dan

SLTA). Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Syamsu Yusuf. (2002). Pengantar Psikologi. Bandung: PPB FIP UPI

Weisinger, H. (1998). Emotional Intelligence at Work. California: Jassen-Bass

Publishers.

Wimbarti, S. (1998). Mengajarkan Kecerdasan Emosi pada Anak: Suatu pandangan

Psikologis. Makalah disampaikan Dalam Seminar Cara Praktis Mengajar

Emotional Intelligence pada Anak, Keluarga Muslim Fakultas Psikologi dan

Bem Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 4 oktober 1998.

Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:

Gramedia

Yamani Ramlan. Kecerdasan Emosi bagi Generasi Mumpuni. Tersedia:

http://216.109.125.130/search/cache?p=kecerdasan+emosi+remaja&fr=FP- tab

web-t&cop=1&e1=UTF

8&u=www.indomedia.com/bpost/102004/28/opini.htm&w=kecerdasan+emosi

+remaja&d=FIPsABbfMQoy&icp=1&intl=us

Yudho Purwoko. (2001). Memecahkan Masalah Remaja (dari Masalah Agama

hingga pergaulan, dari Masalah Seks hingga Pernikahan). Bandung Nuansa

Zainun Mu’tadin. (2002, 25 April). Mengenal Kecerdasan Emosional Remaja. E-

Psikologi [Online]. Tersedia: http//e-psikologi.com [31 Maret 2006]

Artikel:

http://stittarunasurabaya.blogspot.com/2010/01/program-pengembangan-diri-sebagai- upaya.html http://stittarunasurabaya.blogspot.com/2010/01/program-pengembangan-diri-sebagai- upaya.html http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/yiew/983 http://www.untukku.com/artikel-untukku/melatih-kecerdasan-emosi-anak-mengenali- emosi-untukku.html http://www.amartapura.com/yiew_book.php?id=08013001&bookid=11182 http://etd.eprints.ums.ac.id/3693/1/F100040097.pdf http://www.surgabuku.com/index.php?sb=detail_buku&kode=1747 http://ads.masbuchin.com/search/meningkatkan+kecerdasan+emosional+anak+kliping+pili hanku

Dokumen terkait