• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A.Simpulan

Secara umum, konseli sebagai pengguna telah mendapatkan kepuasan dalam mengakses weblog media bimbingan dan konseling. Hal tersebut didukung oleh fasilitas-fasilitas atau fitur yang membantu peserta didik untuk mendapatkan informasi dan kebutuhan yang diperlukan. Namun, penilaian terhadap desain serta tampilan umum weblog perlu dipertimbangkan kembali karena hasil evaluasi menunjukan nilai rendah pada masing-masing indikator penilaian evaluasi web. Adapun aspek lainnya yang perlu diperhatikan yakni keberfungsian web yang masih memiliki rata-rata pencapaian skor yang lebih minim dibandingkan aspek lain. Hal tersebut dikarenakan tampilan serta navigasi layanan yang disediakan pada weblog “Media Bimbingan dan Konseling” masih belum mampu memberikan pelayanan yang dapat membuat pengguna merasa diperhatikan secara khusus, sama seperti halnya ketika berhadapan langsung dengan seorang

customer service di dunia nyata.

Adapun simpulan hasil penelitian dan pembahasan yang dipaparkan pada Bab IV, dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:

1. Rancangan weblog disusun berdasarkan standar kompetensi kemandirian peserta didik pada tingkat SMA yang dapat menjadi acuan kebutuhan konseli secara umum. Media weblog sebagai layanan dasar bimbingan dan konseling dapat dikatakan layak serta memadai untuk dilaksanakan kepada peserta didik di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/SMK).

2. Persentase skor pencapaian hasil evaluasi weblog menunjukan angka 80,56, masuk pada kategori “Memadai”. Hal tersebut menunjukan bahwa weblog dapat dijadikan sebagai alternatif media pelaksanaan pelayanan dasar. 3. Hasil peresentase skor pencapaian evaluasi muatan materi informasi weblog

pada sub-indikator penilaian kualitas, kekinian (uptodate), relevansi, ketepatan dan keakuratan informasi, serta kepuasan dan loyalitas

144

Feby Irawan, 2015

Layanan dasar bimbingan dan konseling melalui weblog

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukan skor sebesar 80,74. Hal tersebut menunjukan bahwa muatan informasi pada weblog “Media Bimbingan dan Konseling” dapat dikatakan memadai atau layak sebagai layanan informasi bimbingan dan konseling. 4. Pada pencapaian setiap aspek standar kompetensi kemandirian peserta didik,

hasil penelitian menunjukan bahwa pencapaian persentase tertinggi ada pada aspek kematangan emosi dengan skor 16,44. Hasil kunjungan konseli pada judul materi dengan muatan aspek kematangan emosi mencapai 86 kali dari keseluruhan kunjungan halaman judul materi pada weblog “Media Bimbingan dan Konseling”. Hal tersebut menunjukan sebagian besar konseli lebih berminat dan tertarik untuk mengakses halaman-halaman yang memuat informasi mengenai cara-cara menghindari konflik dengan orang lain, cara-cara bertoleran terhadap ekspresi orang lain, serta cara-cara mengekspresikan diri. Pencapaian persentase terendah ada pada aspek landasan perilaku etis dengan skor 3,44. Hasil kunjungan konseli pada judul materi dengan muatan aspek landasan perilaku etis mencapai 18 kali dari keseluruhan kunjungan halaman judul materi pada weblog “Media Bimbingan dan Konseling”. Hal tersebut menunjukan minat konseli yang rendah atau kurang tertarik untuk mengakses halaman-halaman yang memuat informasi mengenai norma yang berlaku di masyaraakat, pengambilan keputusan berdasarkan norma, serta informasi mengenai aspek-aspek perilaku etis.

5. Hasil penelitian pada pencapaian setiap bidang layanan bimbingan dan konseling, menunjukan bahwa pencapaian persentase tertinggi ada pada bidang layanan informasi pribadi dengan skor 57,55 atau sama dengan 301 kali kunjungan pada halaman sub-menu informasi pribadi. Hal tersebut menunjukan bahwa lebih dari setengah peserta didik lebih membutuhkan dan tertarik pada materi-materi informasi yang membahas mengenai pribadi seseorang, potensi yang dimiliki, serta pengembangan diri. Pencapaian persentase terendah ada pada bidang layanan informasi akademik dengan

145

Feby Irawan, 2015

Layanan dasar bimbingan dan konseling melalui weblog

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

skor 10,13 atau sama dengan 53 kali kunjungan pada halaman sub-menu informasi pribadi. Hanya sebagian kecil dari peserta didik yang tertarik pada materi-materi informasi yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar di dalam sekolah maupun di luar sekolah, serta informasi yang dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

146

Feby Irawan, 2015

Layanan dasar bimbingan dan konseling melalui weblog

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Pada pencapaian setiap aspek hasil evaluasi weblog, menunjukan bahwa: a. Pencapaian persentase skor 83,46% pada aspek site design, dapat

menjelaskan bahwa dengan adanya bantuan navigasi, konseli sebagai pengguna weblog tidak merasa kesulitan dalam mengakses weblog. Sebagian besar peserta didik merasa mudah dalam mengoperasikan alat bantu yang disediakan pada weblog. Tampilan weblog dinilai belum memuaskan, perlu adanya peninjauan ulang serta pengembangan yang lebih khusus pada tampilan atau gaya desain weblog.

b. Aspek keberfungsian web (site functionaly) berada pada kategori “Memadai” dengan perolehan persetase skor 77,48%. Angka tersebut merupakan nominal paling kecil dibandingkan dengan pencapaian hasil evaluasi web berdasarkan kedua aspek lainnya. Secara umum pelayanan yang disediakan melalui weblog telah memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Namun hal tersebut belum dapat optimal sebagaimana pelayanan yang dapat dilakukan oleh seseorang secara real di dunia nyata.

c. Penilaian dengan bobot terbanyak ada pada aspek penilaian pengguna (customer service). Aspek ini memiliki persentase skor sebesar 79,31%. Hal tersebut menunjukan bahwa muatan materi informasi yang disediakan pada weblog telah sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada jenjang sekolah menengah atas. Tingkat kepuasan peserta didik sebagai pengguna ditunjukan pada penilaian aspek ini, yakni hasil yang diperoleh berdasarkan pengolaha data menunjukan pencapaian yang memuaskan.

B.Implikasi

Weblog “Media Bimbingan dan Konseling” dipandang telah memenuhi kebutuhan peserta didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Materi layanan yang disediakan pada weblog “Media Bimbingan dan Konseling” telah sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada masing-masing aspeknya, baik

147

Feby Irawan, 2015

Layanan dasar bimbingan dan konseling melalui weblog

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pribadi, sosial, akademik, maupun karir. Weblog “Media Bimbingan dan Konseling” dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif media dalam melaksanakan pelayanan dasar bimbingan dan konseling, khususnya pada layanan informasi. Muatan materi informasi serta teknis penggunaan weblog telah mencapai kriteria yang memadai dan layak, yang ditunjukan oleh hasil pembahasan pada bab IV. Media weblog dapat dijadikan salah satu alat bantu dalam menyampaikan informasi atau melaksanakan kegiatan layanan dasar, dengan menyesuaikan kebutuhan serta minat peserta didik terhadap aktivitas dunia maya, layanan dasar dapat dikemas menjadi layanan informasi berbasis internet. Penggunaan weblog salah satunya dapat membantu mengoptimalkan kegiatan pelaksanaan layanan dasar. Memiliki kelebihan yakni guru bimbingan dan konseling cukup menyediakan layanan informasi berupa tulisan atau artikel yang nantinya ditampilkan pada weblog, kemudian peserta didik dapat mengakses halaman-halaman tersebut serta mengkonsultasikan isi materi informasi kepada guru bimbingan dan konseling di sekolah. Hasil penelitian, khususnya pencapaian aspek SKK peserta didik pada jenjang SMA, menunjukan adanya aspek-aspek yang memiliki tingkat minat kunjungan peserta didik yang rendah. Diantaranya aspek landasan perilaku etis, kesiapan diri untuk menikah, serta kematangan hubungan dengan teman sebaya berada pada urutan tiga terendah. Ketiga aspek tersebut memiliki implikasi pada seluruh materi informasi, yakni perlu adanya integrasi muatan informasi pada seluruh judul materi informasi yang memuat informasi-informasi layanan mengenai aspek landasan perilaku etis, kesiapan diri untuk menikah, serta kematangan hubungan dengan teman sebaya. Pelaksanaan kegiatan layanan dasar bimbingan dan konseling diharapkan dapat lebih optimal serta efektif dengan adanya pengembangan materi informasi yang berdasarkan pada hasil penelitian.

148

Feby Irawan, 2015

Layanan dasar bimbingan dan konseling melalui weblog

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian menunjukan masih terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Masih kurangnya pengembangan tampilan atau gaya desain yang dapat membuat peserta didik merasa tertarik untuk mengakses weblog layanan dasar.

2. Penggunaan sample pada penelitian ini hanya mencakup enam sekolah, hal tersebut dapat dioptimalkan dengan cara berkolaborasi dengan lebih banyak guru bimbingan dan konseling di sekolah.

3. Rentang waktu peluncuran media weblog hingga waktu pengolahan data, cukup terbatas, sehingga membuat jumlah peserta didik yang mengakses media weblog pun kurang dapat dioptimalkan.

4. Perumusan materi informasi berdasarkan pada teori bukan hasil kebutuhan peserta didik secara khusus di lapangan, yakni dengan menggunakan standar kompetensi kemandirian peserta didik sebagai kebutuhan umum.

Berdasarakan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian yang diperoleh, ada beberapa hal yang dapat direkomendasikan bagi pihak lain yang berkaitan dengan penelitian, yakni:

1. Bagi Guru Pembimbing (Konselor Sekolah)

Weblog layanan dasar bimbingan dan konseling dapat dijadikan salah satu alternatif media dalam melaksanakan pelayanan dasar. Guru bimbingan dan konseling dapat menyampaikan informasi mengenai kebutuhan peserta didik melalui media weblog tersebut. Pemanfaatkan hasil IPTEKS sebagai kegiatan layanan dasar dapat lebih dioptimalkan melalui pembergunaan perangkat komputer dan internet. Peserta didik dapat mengakses informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan serta keinginannya tanpa harus menunggu atau bertatap muka langsung dengan guru bimbingan dan konseling di sekolah melalui weblog, dengan adanya pemberdayaan internet, proses layanan dasar dapat menjadi lebih inovatif, produktif, serta efektif. Guru pembimbing di sekolah, dapat membuat

149

Feby Irawan, 2015

Layanan dasar bimbingan dan konseling melalui weblog

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebuah jaringan atau kerjasama yang sinergis guna dapat menunjang dan mengoptimalkan kegiatan layanan dasar. Guru bimbingan dan konseling dapat membantu menciptakan tulisan-tulisan yang bermanfaat sesuai dengan kebutuhan peserta didik melalui weblog tersebut, materi-materi tersebut tentunya memiliki relevansi dan kualitas yang dapat diuji serta dievaluasi oleh tenaga ahli. Lebih jauhnya lagi, guru bimbingan dan konseling dapat memanfaatkan materi-materi yang tersedia pada weblog sebagai materi layanan bimbingan dan konseling di kelas.

150

Feby Irawan, 2015

Layanan dasar bimbingan dan konseling melalui weblog

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Pengembangan weblog dapat dilakukan dari aspek estetikanya, agar dapat lebih menarik perhatian peserta didik untuk mengakses weblog. Perumusan materi informasi dapat dikembangkan melalui data sekunder atau inventori yang dapat mengukur kebutuhan peserta didik secara khusus di lapangan. Weblog sebagai media layanan bimbingan dan konseling, dapat dikembangkan lebih jauh lagi dengan ruang lingkup yang lebih luas. Melalui kajian terhadap penelitian yang telah dilakukan, peneliti sebelumnya dapat mengisi kekurangan-kekurangan yang belum mampu dicapai oleh peneliti pada saat ini. Serta diharapkan dapat mengembangkan kelebihan-kelebihan yang memiliki dampak positif bagi peserta didik sebagai pengguna. Pengembangan weblog dapat dilihat berdasarkan aspek maupun komponen layanan bimbingan dan konseling. Melalui fokus pada salah satu aspek atau komponen, pengembangan weblog diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu layanan yang bermanfaat dan menjawab hambatan-hambatan dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling.

3. Bagi Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Media Weblog yang ada dapat dijadikan sebuah prototype dan acuan bahwasanya peserta didik memberikan respon yang positif kepada sebuah media dan teknik penyampaian pelayanan bimbingan dan konseling, hal tersebut menunjukan penyesuaian kegiatan layanan dasar terhadap fenomena serta aktivitas perkembangan era dapat dijadikan sebuah peluang dalam mengoptimalkan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Weblog pada pengembangannya dapat dijadikan sebuah situs web yang memiliki konten yang lebih kompleks lagi, yang dapat memuat informasi-informasi yang berkaitan dengan departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), baik pada pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, pengembangan program perkuliahan, maupun sebagai sarana aktualisasi bagi jurusan PPB yang dapat dijadikan pusat media informasi mengenai bimbingan dan konseling secara menyeluruh.

151

Feby Irawan, 2015

Layanan dasar bimbingan dan konseling melalui weblog

Feby Irawan, 2015

Layanan dasar bimbingan dan konseling melalui weblog

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ahsan, F. (2012) Peningkatan kemandirian dan prestasi belajar bahasa jawa

melalui blog sebagai media pembelajaran pada siswa kelas XI SMA negeri 1 Candimulyo Magelang. (Skripsi) Universitas Negeri Yogyakarta.

Anisa, S. dan Nursalim, M. (2011). Efektivitas media “pizza karier” dalam

pemberian layanan informasi karier, Jurnal.

Aqyar, J. (2012). Macam-macam blog berdasarkan jenisnya. [Online]. Diakses dari http://jagadmaye.blogspot.be/2012/02/macam-macam-blog-menurut-jenisnya.html.

Azmi, (2012). Pengertian layanan bimbingan konseling. [Online]. Diakses dari

http://id.shvoong.com/sosial-sciences/education/2257796-pengertian-layanan-bimbingan-konseling/.

Creamer, M. (2001). Technology utilization in the field of counseling.

Darkusno, K. (2012) Tugas-tugas perkembangan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). UU nomor 20 tentang sistem

pendidikan nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Penataan pendidikan profesional

konselor dan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Jakarta: Pengurus Besar ABKIN.

Effendi, E. dan Zhuang, H. (2005). E-learning, konsep dan aplikasi. Yogyakarta : Andi.

Fitriana, E. (2012) Pengembangan media gambar untuk meningkatkan kreativitas

mendesain pada mata pelajaran menggambar busana siswa kelas XI SMK negeri 3 pacitan. (Skripsi) Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Goss, S. & Anthony, K. (2003). Technology in counselling and psychotheraphy. New York : Palgrave Macmillan.

Hakim, I. A. (2011) Program supervisi untuk meningkatkan kinerja guru

bimbingan dan konseling di sekolah (Studi deskriptif ke arah pengembangan program supervisi pada beberapa sekolah di kota bandung).

(Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Handoko, A. (2010) Karakteristik media, Universitas Negeri Yogyakarta.

Hector , F. (2012) Pengembangan media pembelajaran dalam bentuk buku digital

dengan menggunakan software adobe flash cs3 pada pembelajaran seni musik di smp negeri 1 tempel. (Skripsi) Universitas Negeri Yogyakarta.

150

Feby Irawan, 2015

Layanan dasar bimbingan dan konseling melalui weblog

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indrajit, R. O. (2012). Kriteria Desain Web yang Efektif (Jurnal).

Ismaniati, C. (2011). Penggunaan teknologi informasi dan komunikasidalam

peningkatan kualitas pembelajaran: Jurnal.

Kusparman, N. (2013). Tentang seputar pengertian web / blog. [online]. Diakses dari http://bloggerblog67.blogspot.be/2013/01/tentang-seputar-pengertian-web-blog.html.

Latipah, I. (2011). Pengembangan weblog sebagai media layanan. (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Luhat, B. (2013). Jumlah pengguna blogger dan wordpress. [Online]. Diakses dari http://my-topsite.blogspot.sg/2013/07/jumlah-pengguna-blogger-dan-wordpress.html.

Lukman, E. (2013). Laporan: Inilah yang dilakukan 74,6 juta pengguna internet

indonesia ketika online. [Online]. Diakses dari http://id.techinasia.com/tingkah-laku-pengguna-internet-indonesia/.

Lukman, E. (2014). Laporan: 30 juta pengguna internet di indonesia adalah

remaja. [Online]. Diakses dari

https://id.berita.yahoo.com/laporan-30-juta-pengguna-internet-di-indonesia-adalah-034053123.html.

Mendikbud. (2014). Permendikbud nomor 111 tentang bimbingan dan konseling

pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Jakarta: Menteri

Pendidikan Nasional.

Mendiknas. (2008). Permendiknas nomor 27 tentang standar kualifikasi akademik

dan kompetensi konselor. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional.

Mursalin, I. (2013). Profil kinerja guru bimbingan dan konseling sekolah

menengah atas negeri (Studi deskriptif terhadap guru bimbingan dan konseling di sekolah menengah atas negeri di kota cimahi tahun ajaran 2012/2013) (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nabilah, (2010). Pengembangan media layanan konseling melalui internet di

perguruan tinggi.

Nurihsan, A. J. (2009). Strategi layanan bimbingan dan konseling. Bandung : PT Refika Aditama.

Nurihsan, A. J. (2011). Bimbingan dan konseling dalam berbagai latar

kehidupan. Bandung : PT Refika Aditama.

Oetomo, B. S. D. dkk, (2007). Pengantar teknologi informasi internet: konsep

dan aplikasi. Yogyakarta : Andi.

Sakti, I. L. (2010). Pengembangan blog layanan informasi dna konsultasi untuk

meningkatkan kebermanfaatan layanan BK. (Skripsi) Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

151

Feby Irawan, 2015

Layanan dasar bimbingan dan konseling melalui weblog

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santosa, A. (2007) Analisis dan perancangan. (Thesis) Universitas Negeri Yogyakarta.

Soekartono (2010). Unsur pengelolaan web site atau situs.

Sudrajat, D. (2008). Program pengembangan self-efficacy bagi konselor di SMA

negeri se-kota Bandung. (Thesis) Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Suherman, U. (2009). Manajemen bimbingan dan konseling. Bandung : PT Rizqi Press.

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Supriatna, M. (2011). Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi. Bandung : Rajawali Pres.

Syechbubakar, N. (2012). Pengembangan media layanan konseling melalui

internet di perguruan tinggi. [Online]. Diakses dari http://www.academia.edu/1160145/Pengembangan_Media_Layanan_Konse ling_Melalui_Internet_di_Perguruan_Tinggi.

T.t. (2014). Situs web. [Online]. Diakses dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web.

Triyanto, A (2011). Pemanfaatan/pengembangan media dan teknologi dalam

bimbingan dan konseling.

Undang-Undang Republik Indonesia No.11 Tahun. 2008. Informasi dan

transaksi elektronik.

Yudha, E. S. (2009) Sistem informasi manajemen bimbingan dan konseling

(SIM-BK) sekolah menengah atas di Bandung: Bandung.

Yustiana, Y. R. (2013). Dua system penyajian (delivery system) program

bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kompetensi hidup reiligius peserta didik. (Disertasi) Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Yusuf, S. (2009). Program bimbingan & konseling di sekolah. Bandung : Rizqi Press.

Dokumen terkait