• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relasi partitif, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan keseluruhan dari kata yang dibatasi, atau kata yang dibatasi merupakan bagian dari kata

pembatasnya. Parafrasa bentuk ini dapat dilakukan dengan menyisipkan kata

dari. Pola frasa nominal (FN) adalah :

ALI daya alam daya alam ALI ALI PAR PAR ALI sumber ALI daya alam daya alam ALI ALI PAR PAR ALI sumber (a) (b)

a. (N1 + N2)2

Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi partitif contohnya dalam kalimat berikut :

(1.42) Pengolahan biji jagung menjadi tepung telah lama dikenal masyarakat, namun diperlukan sentuhan teknologi untuk meningkatkan mutu tepung jagung yang dihasilkan (Suarni 2009).

Makna kata benda “biji” adalah isi buah (yang apabila ditanam dapat tumbuh); butir buah yang kecil-kecil. Makna kata benda “jagung” adalah tanaman yang termasuk golongan Gramineae. Jadi, frasa nominal “biji jagung” di dalam kalimat (1.42) memunyai makna biji dari jagung.

Word graph dari makna frasa nominal “biji jagung” direpresentasikan

sebagai berikut :

Gambar 83 Word graph frasa nominal “biji jagung”.

Word graph dari frasa nominal ”biji jagung” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “biji” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) ”jagung” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka

concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi SUB ke arah concept2 karena

concept1 bagian dari concept2 (lihat Gambar 83a). Jika fokus pembicaraan adalah

concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi SUB ke arah

concept2 karena concept1 bagian dari concept2 (lihat Gambar 83b).

Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 + N2)2 yang berelasi partitif bentuk word graph-nya sebagai berikut :

Gambar 84 Word graph frasa nominal dengan pola (N1 + N2)2.

ALI

biji SUB ALI jagung

(b) (a)

ALI

biji jagung SUB ALI

ALI N1 SUB ALI N2 (b) (a) ALI N1 SUB ALI N2

7. Relasi material, yaitu relasi yang pembatasnya menyatakan materi yang dipakai untuk kata yang dibatasi. Dalam hal ini dapat digunakan kata dari dan

dibuat dari untuk menyatakan hubungan itu secara eksplisit. Pola frasa

nominal (FN) adalah : a. (N1 + N2)1

Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi material contohnya dalam kalimat berikut :

(1.43) Bahan dasar biodiesel adalah minyak kelapa, kelapa sawit, dan minyak jarak (Bustaman 2009).

Makna kata benda “minyak” adalah zat cair berlemak, biasanya kental, tidak larut dalam air. Makna kata benda “kelapa” adalah tumbuhan palem yang berbatang tinggi, buahnya tertutup sabut dan tempurung yang keras, di dalamnya terdapat daging yang mengandung santan dan air, merupakan tumbuhan serba guna; nyiur. Jadi, frasa nominal “minyak kelapa” di dalam kalimat (1.43) memunyai makna minyak yang terbuat dari kelapa.

Word graph dari makna frasa nominal “minyak kelapa” direpresentasikan

sebagai berikut :

Gambar 85 Word graph frasa nominal “minyak kelapa”.

Word graph dari frasa nominal ”minyak kelapa” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “minyak” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) ”kelapa” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 85a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 85b).

ALI

minyak PAR ALI kelapa

(b) (a)

ALI

Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 + N2)1 yang berelasi material bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 14.

b. N1(KK-an) + N2

Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi material contohnya dalam kalimat berikut :

(1.44) Penambahan bahan berserat tinggi pada adonan terigu menghasilkan kue kering berserat tinggi (Suarni 2009).

Makna kata kerja “adon” adalah campur; aduk. Ditambah sufiks –an menjadi kata benda “adonan” maknanya adalah adukan. Makna kata benda “terigu” adalah tepung gandum. Jadi, frasa nominal “adonan terigu” di dalam kalimat (1.44) memunyai makna adonan yang terbuat dari terigu.

Word graph dari makna frasa nominal “adonan terigu” direpresentasikan

sebagai berikut :

Gambar 86 Word graph frasa nominal “adonan terigu”.

Word graph dari frasa nominal ”adonan terigu” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) KK-an (Saleh 2009) “adonan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “terigu” yang dihubungkan dengan relasi

ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang

bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka

concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena

concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 86a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 86b).

Secara umum frasa nominal dengan pola N1 (KK-an) + N2 yang berelasi material bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 60.

ALI terigu adon adonan CAU ALI ALI PAR ALI terigu adon adonan CAU ALI ALI PAR (a) (b)

8. Relasi perbandingan, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan perbandingan bagi kata yang dibatasi. Frasa ini dipisahkan dengan kata seperti dan bagaikan. Pola frasa nominal (FN) adalah :

a. N+ V (ber-KB)

Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi perbandingam contohnya dalam kalimat berikut :

(1.45) Umbi bawang merah terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang kemudian berubah bentuk dan fungsinya, membesar dan akhirnya membentuk umbi berlapis (Haryati dan Nurawan 2009).

Makna kata benda “umbi” adalah akar yang menjadi besar dan berisi; pangkal batang yang menjadi besar dan berisi yang dapat dimakan; pangkal batang pohon berdaun tunggal; pokok akar dari batang yang lurus menghujam ke dalam tanah. Makna kata benda “lapis” adalah susun; bagian; saf; deretan; banjar. Ditambah prefiks ber- menjadi kata kerja “berlapis” maknanya adalah memakai lapis; tersusun dari atau mempunyai lembaran tipis; berlamina. Jadi, frasa nominal “umbi berlapis” di dalam kalimat (1.45) memunyai makna umbi seperti berlapis.

Word graph dari makna frasa nominal “umbi berlapis” direpresentasikan

sebagai berikut:

Gambar 87 Word graph frasa nominal “umbi berlapis”.

Word graph dari frasa nominal ”umbi berlapis” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N) “umbi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas frame yang sesuai dengan

pola kata kerja (V) ber-KB ( Muslik 2009) “berlapis” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1

PAR lapis umbi ALI berlapis ALI ALI PAR (a) (b) PAR lapis umbi ALI berlapis ALI ALI PAR

maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 87a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 87b).

Secara umum frasa nominal dengan pola N + V (ber-KB) yang berelasi perbandingan bentuk word graph-nya sebagai berikut:

Gambar 88 Word graph frasa nominal dengan pola N + V (ber-KB).

9. Relasi lokatif, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan tempat atau tempat bekerja dari kata yang dibatasi. Kata yang dapat disisipkan untuk menyatakan hubungan ini secara eksplisit adalah di, pada, dan dalam. Pola frasa nominal (FN) adalah :

a. (N1 + N2)3

Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut :

(1.46) Komoditas tersebut telah menjadi sumber bahan makanan utama bagi masyarakat Papua (Rauf dan Lestari 2009).

Makna kata benda “masyarakat” adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Makna kata benda “Papua” adalah daerah di Papua. Jadi, frasa nominal “masyarakat Papua” di dalam kalimat (1.46) memunyai makna masyarakat di Papua.

Word graph dari makna frasa nominal “masyarakat Papua”

direpresentasikan sebagai berikut :

(a) (b) PAR KB N ALI V (ber-KB) ALI ALI PAR PAR KB N ALI V (ber-KB) ALI ALI PAR

Gambar 89 Word graph frasa nominal “masyarakat Papua”.

Word graph dari frasa nominal ”masyarakat Papua” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N1) “masyarakat” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah

token yang merepresentasikan kata benda (N2) ”Papua” yang dihubungkan dengan relasi EQU karena N2 merupakan sebuah name. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 89a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 89b).

Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 + N2)3 yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut :

Gambar 90 Word graph frasa nominal dengan pola (N1 + N2)3.

b. (N1 (pe-KB-an) + N2)2

Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut :

(1.47) Jagung merupakan bahan pangan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia, dan merupakan pangan tradisional atau makanan pokok di beberapa daerah (Suarni 2009).

Makna kata benda “ekonomi” adalah pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yang berharga. Ditambah afiks pe-an menjadi kata benda “perekonomian” maknanya adalah tindakan (aturan atau cara) berekonomi. Makna kata benda “Indonesia” adalah nama Negara kepulauan di Asia Tenggara yang

ALI

masyarakat PAR EQU Papua

(b) (a)

ALI

masyarakat Papua PAR EQU

ALI N1 N2 EQU PAR (b) (a) ALI N1 N2 EQU PAR

terletak di antara benua Asia dan Australia. Jadi, frasa nominal “perekonomian Indonesia” di dalam kalimat (1.47) memunyai makna perekonomian di Indonesia.

Word graph dari makna frasa nominal “perekonomian Indonesia”

direpresentasikan sebagai berikut :

Gambar 91 Word graph frasa nominal “perekonomian Indonesia”.

Word graph dari frasa nominal ”perekonomian Indonesia” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) pe-KB-an (Saleh 2009) “perekonomian” yang dihubungkan dengan relasi ALI.

Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “Indonesia” yang dihubungkan dengan relasi EQU karena N2 merupakan sebuah

name. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang

bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka

concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena

concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 91a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 91b).

Secara umum frasa nominal dengan pola (N1(pe-KB-an) + N2)2 yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut :

Gambar 92 Word graph frasa nominal dengan pola (N1(pe-KB-an)+ N2)2 .

c. (N1 (KS-an) + N2)2

Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut : EQU Indonesia ekonomi perekonomian SKO ALI ALI PAR EQU Indonesia ekonomi perekonomian ALI ALI (a) (b) SKO PAR EQU N2 KB N1(pe-KB-an) SKO ALI ALI PAR EQU N2 KB N1(pe-KB-an) ALI ALI (a) (b) SKO PAR

(1.48) Namun, pengembangan komoditas tersebut tidak merata di dataran Papua, kecuali ubi jalar yang dapat dijumpai di berbagai wilayah, baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi, terutama pada wilayah pegunungan rendah (Bustaman 2009).

Makna kata sifat “datar” adalah berpermukaan rata; tidak turun naik; tidak tinggi rendah; tidak berbukit-bukit. Ditambah sufiks -an menjadi kata benda “dataran” maknanya adalah tanah yang datar; lapangan; padang. Makna kata benda “Papua” adalah daerah di Papua. Jadi, frasa nominal “dataran Papua” di dalam kalimat (1.48) memunyai makna dataran di Papua.

Word graph dari makna frasa nominal “dataran Papua” direpresentasikan

sebagai berikut :

Gambar 93 Word graph frasa nominal “dataran Papua”.

Word graph dari frasa nominal ”dataran Papua” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) KS-an (Saleh 2009) “dataran” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “Papua” yang dihubungkan dengan relasi

EQU karena N2 merupakan sebuah name. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 93a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 93b).

Secara umum frasa nominal dengan pola (N1 (KS-an) + N2)2 yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sebagai berikut :

EQU Papua datar dataran PAR ALI ALI PAR EQU Papua datar dataran ALI ALI (a) (b) PAR PAR

Gambar 94 Word graph frasa nominal dengan pola (N1 (KS-an) + N2)2.

d. N1 (ke-KK-an) + N2

Untuk pola frasa nominal ini yang berelasi lokatif contohnya dalam kalimat berikut :

(1.49) Sistem budi daya gembili sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat suku Kanum karena mempunyai nilai budaya yang tinggi, yaitu sebagai mas kawin serta pelengkap pada upacara adat (Rauf dan Lestari 2009). Makna kata kerja “hidup” adalah masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya; bertempat tinggal. Ditambah afiks ke-an menjadi kata benda “kehidupan” maknanya adalah cara (keadaan, hal) hidup. Jadi, frasa nominal “kehidupan masyarakat” di dalam kalimat (1.49) memunyai makna kehidupan di masyarakat.

Word graph dari makna frasa nominal “kehidupan masyarakat”

direpresentasikan sebagai berikut :

Gambar 95 Word graph frasa nominal “kehidupan masyarakat”.

Word graph dari frasa nominal ”kehidupan masyarakat” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata benda (N1) ke-KK-an (Saleh 2009) “kehidupan” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah token yang merepresentasikan kata benda (N2) “masyarakat” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus

EQU Papua datar N1 (KS-an) PAR ALI ALI PAR EQU Papua datar N1 (KS-an) ALI ALI (a) (b) PAR PAR ALI masyarakat hidup kehidupan SKO ALI ALI PAR ALI masyarakat hidup kehidupan ALI ALI (a) (b) SKO PAR

pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept1 karena concept2 menerangkan concept1 (lihat Gambar 95a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi PAR ke arah concept2 karena concept1 menerangkan concept2 (lihat Gambar 95b).

Secara umum frasa nominal dengan pola N1(ke-KK-an)+ N2 yang berelasi lokatif bentuk word graph-nya sama dengan yang ada pada Gambar 35.

4.2.2 Frasa Verbal

Frasa verbal (FV) atau frasa kata kerja adalah kelompok kata yang menyatakan tindakan atau perbuatan. Inti frasa verbal adalah kata kerja (Finoza 2009). Kata kerja yang menjadi inti didampingi oleh kata lain yang disebut pewatas (modifier). Hubungan makna antarunsur yang membentuk frasa verbal dapat berupa :

1. Relasi subjektif, yaitu relasi yang pembatasnya adalah pelaku dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menyisipkan kata oleh dan yang

dilakukan oleh. Pola frasa verbal (FV) adalah :

a. V (di-KK) + N

Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi subjektif contohnya dalam kalimat berikut :

(2.1) Pengolahan biji jagung menjadi tepung telah lama dikenal masyarakat, namun diperlukan sentuhan teknologi untuk meningkatkan mutu tepung jagung yang dihasilkan (Suarni 2009).

Makna kata kerja “kenal” adalah tahu dan teringat kembali. Ditambah prefiks di- menjadi “dikenal” yaitu kata kerja pasif yang maknanya adalah sesuatu yang diketahui. Makna kata benda “masyarakat” adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Jadi, frasa verbal “dikenal masyarakat” di dalam kalimat (2.1) memunyai makna sesuatu yang dihadapi oleh masyarakat.

Word graph dari makna frasa verbal “dikenal masyarakat”

Gambar 96 Word graph frasa verbal “dikenal masyarakat”.

Word graph dari frasa verbal ”dikenal masyarakat” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) di-KK (Muslik

2009) “dikenal” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas sebuah

token yang merepresentasikan kata benda (N) “masyarakat” yang dihubungkan

dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam frame concept1 karena concept2

merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 96a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam frame concept1 karena concept2

merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 96b).

Secara umum frasa verbal dengan pola V(di-KK) + N yang berelasi subjektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :

CAU ALI kenal masyarakat CAU ALI ALI dikenal masyarakat CAU ALI kenal masyarakat CAU ALI ALI dikenal masyarakat CAU ALI KK N CAU ALI ALI V(di-KK)+ N (a) (b) (a)

Gambar 97 Word graph frasa verbal dengan pola V(di-KK)+ N.

b. V (di-KB-i) + N(pe-KB)

Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi subjektif contohnya dalam kalimat berikut :

(2.2) Salah satu masalah yang dihadapi petani di pedesaan adalah rendahnya akses dan kemampuan dalam memperoleh informasi untuk mengembangkan usaha tani padi dalam upaya meningkatkan produktivitas, kualitas produk, daya saing, dan nilai tambah (Rangkuti 2009).

Makna kata benda “hadap” adalah arah ke (terutama tentang sesuatu yang tidak bergerak). Ditambah afiks di-i menjadi “dihadapi” yaitu kata kerja pasif yang maknanya adalah sesuatu yang dialami. Makna kata benda “tani” adalah mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata pencaharian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam. Kemudian ditambah prefiks pe- menjadi kata benda “petani” maknanya adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Jadi, frasa verbal “dihadapi petani” didalam kalimat (2.2) memunyai makna sesuatu yang dihadapi oleh petani.

Word graph dari makna frasa verbal “dihadapi petani” direpresentasikan

sebagai berikut :

Gambar 98 Word graph frasa verbal “dihadapi petani”. CAU ALI hadap tani petani SKO CAU ALI ALI ALI dihadapi petani CAU ALI KK N CAU ALI ALI V(di-KK)+ N (b) (a) (b) ALI hadap tani petani ALI ALI ALI dihadapi petani

Word graph dari frasa verbal ”dihadapi petani” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) di-KB-i (Muslik 2009)

“dihadapi” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atasframe yang

sesuai dengan pola kata benda (N) pe-KB (Saleh 2009) “petani” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam frame concept1 karena

concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 98a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam frame concept1 karena

concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 98b).

Secara umum frasa verbal dengan pola V(di-KB-i) + N(pe-KB) yang berelasi subjektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :

Gambar 99 Word graph frasa verbal dengan pola V(di-KB-i)+ N(pe-KB).

c. V (di-KK) + FN (N + Adj)

Untuk pola frasa verbal ini yang berelasi subjektif contohnya dalam kalimat berikut :

(2.3) Kegiatan dilaksanakan dengan menghimpun kelompok petani kelapa di setiap desa, dan hasil olahannya ditampung pihak swasta yang difasilitasi pemda (Bustaman 2009).

Makna kata kerja “tampung” adalah menampung. Ditambah prefiks di- menjadi “ditampung” yaitu kata kerja pasif yang maknanya adalah menadah sesuatu dari atas; menerima dan mengumpulkan. Makna frasa nominal “pihak swasta” adalah pihak yang berasal dari swasta. Jadi, frasa verbal “ditampung

CAU ALI KB KB N(pe-KB) SKO CAU ALI ALI ALI V(di-KB-i)+ N(pe-KB) (a) (b) ALI KB KB N(pe-KB) ALI ALI ALI V(di-KB-i)+ N(pe-KB)

pihak swasta” di dalam kalimat (2.3) memunyai makna sesuatu yang ditampung oleh pihak swasta.

Word graph dari makna frasa verbal “ditampung pihak swasta”

direpresentasikan sebagai berikut :

Gambar 100 Word graph frasa verbal “ditampung pihak swasta”.

Word graph dari frasa verbal ”ditampung pihak swasta” terdiri atas dua concept. Concept1 terdiri atas frame yang sesuai dengan pola kata kerja (V) di-KK (Muslik

2009) “ditampung” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Concept2 terdiri atas

frame frasa nominal (N + Adj) yang berelasi asal “pihak swasta” yang dihubungkan dengan relasi ALI. Bentuk word graph dapat berbeda disebabkan oleh fokus pembicaraan yang bergantung pada konteks kalimat. Jika fokus pembicaraan adalah concept1 maka concept1 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam frame concept1 karena

concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 100a). Jika fokus pembicaraan adalah concept2 maka concept2 diberi warna hitam dan digunakan relasi CAU ke arah concept2 serta concept2 berada di dalam frame concept1 karena

concept2 merupakan objek dari concept1 (lihat Gambar 100b).

Secara umum frasa verbal dengan pola V(di-KK) + FN(N+Adj) yang berelasi subjektif bentuk word graph-nya sebagai berikut :

Gambar 101 Word graph frasa verbal dengan pola V(di-KK)+ FN(N+Adj). CAU ALI tampung pihak pihak swasta PAR CAU ALI ALI ALI

ditampung pihak swasta

(a) (b) ALI tampung