• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.2 Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2013 : 221). Reliabilitas instrumen penelitian angket penggunaan teknik evaluasi non-tes didapatkan dengan menggunakan perhitungan

skornya merupakan rentangan antara 1-4. Adapun rumus alpha menurut Arikunto (2013: 239) sebagai berikut:

Rumus alpha: r11 = Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir

= varians total

Selanjutnya untuk memudahkan menghitung reliabilitas instrumen dibantu dengan program SPSS versi 17. Pengujian reliabilitas menurut Priyatno dalam Estalina (2014) memiliki ukuran tertentu yaitu reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Untuk reliabilitas angket penggunaan teknik evaluasi non-tes dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Penggunaan Teknik Evaluasi Non-tes

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk angket penggunaan teknik evaluasi non-tes sebesar 0,921. Karena nilai tersebut lebih dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen berupa angket yang menggunakan skala Likert masuk kategori baik dan telah reliabel.

Untuk angket hambatan pelaksanaan evaluasi non-tes yang berbentuk skala Guttman hasil uji reliabilitasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Angket Hambatan Pelaksanaan Evaluasi Non-tes

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.861 17

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk angket hambatan pelaksanaan evaluasi non-tes sebesar 0,861. Karena nilai tersebut lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen berupa angket yang menggunakan skala Likert masuk kategori baik tingkat reliabilitasnya.

3.6 Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik statistik deskriptif. Statistika deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012: 207-8). Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan (Sugiyono, 2013: 199). Dalam penelitian ini peneliti tidak merumuskan hipotesis, karena tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2013: 99).

Untuk penelitian ini, analisis deskriptif yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis indeks, sehingga dapat diketahui deskripsi mengenai karakteristik responden dalam penelitian. Perhitungan nilai indeks diperoleh melalui perhitungan nilai indeks tiap indikator penelitian. Rumus perhitungannya dapat dilakukan sebagai berikut.

Sedangkan nilai indeks indikator dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Nilai Indeks Variabel = (Indeks Indikator 1) + (Indeks Indikator 2) + (Indeks

Indikator 3) + …. (Indeks Indikator n) / n

Nilai Indeks Indikator = (% frekuensi responden yang memberi skor 1x1) + (% frekuensi responden yang memberi skor 2x2) + (% frekuensi responden yang memberi skor 3x3) + (% frekuensi responden yang memberi skor 4x4) / 4

Dari perhitungan nilai indeks tersebut akan diketahui frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan yang mewakili setiap indikator, kemudian dibandingkan dengan kriteria yang digunakan yaitu Three box method. Untuk angket skala Guttman yang merupakan variabel hambatan pelaksanaan evaluasi non-tes data diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif persentase. Cara yang digunakan berbeda dengan analisis penggunaan teknik evaluasi non-tes yaitu dengan menggunakan rumus berikut:

NP = Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh subyek

SM = Skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

Setelah rata-rata hambatan evaluasi non-tes diketahui, selanjutnya dibandingkan dengan pedoman interval yang digunakan. Hasil dari perbandingan tersebut akan menunjukkan kategori dari hambatan evaluasi non-tes yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan. Untuk memudahkan proses penghitungan, digunakan bantuan SPSS versi 17.

110

BAB 5

PENUTUP

Penelitian yang berjudul “Penggunaan Teknik Evaluasi Non-tes dan

Hambatannya pada Penilaian Pembelajaran PKn SD Dabin IV Kecamatan Tonjong

Kabupaten Brebes” telah selesai dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh dapat dibuat simpulan dan saran yang diuraikan selengkapnya sebagai berikut.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik evaluasi non-tes pada penilaian pembelajaran PKn SD di Dabin IV masuk dalam kategori tinggi dengan nilai persentase sebesar 72,05%. Nilai indeks penggunaan teknik evaluasi non-tes yang paling dominan terletak pada

indikator “Menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk

mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP” dengan nilai sebesar

75,61%. Nilai yang paling rendah terletak pada indikator “melaksanakan penilaian

dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari”

dengan nilai indeks 69,91%. Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui teknik evaluasi non-tes yang sering digunakan oleh para guru dalam proses evaluasi. Dari

nilai tertinggi yaitu teknik observasi dengan nilai indeks 69,35%, skala sikap 67,75%, daftar cocok 57,25%, dan yang terendah kuesioner atau angket 55,65%.

Hambatan pelaksanaan evaluasi non-tes pada penilaian pembelajaran PKn SD di Dabin IV Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes berada pada kategori rendah dengan nilai persentase rata-rata sebesar 25,44%. Nilai tertinggi terletak pada deskriptor “kurangnya minat guru terhadap penilaian sikap” dengan nilai persentase sebesar 64,5%. Sedangkan untuk indikator dengan nilai terendah adalah “sulitnya

mengidentifikasi hasil-hasil pendidikan moral dan menerjemahkannya ke dalam

perilaku peserta didik yang diamati” dengan nilai sebesar 3,2%.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan teknik evaluasi non-tes pada penilaian pembelajaran PKn SD di Dabin IV Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes sudah masuk kategori tinggi namun baru sebatas pada penyusunannya saja. Sedangkan untuk pelaksanaannya masih dalam kategori rendah. Faktor yang paling menghambat adalah kurangnya minat dan inisiatif guru pendidikan moralnya sendiri. Semakin tinggi minat dan inisiatif guru pendidikan moral terhadap penilaian sikap maka semakin tinggi pula kemungkinan penilaian pembelajaran PKn SD dengan teknik evaluasi non-tes dapat dilaksanakan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka saran yang dapat di sampaikan untuk guru, sekolah, dan peneliti adalah sebagai berikut:

5.2.1 Bagi Sekolah

Hendaknya pihak sekolah selalu mendukung guru agar berupaya melaksanakan penilaian dengan memperhatikan aspek penilaian secara keseluruhan. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah yaitu: melengkapi sumber-sumber yang bisa dijadikan pedoman dan referensi belajar yang dibutuhkan oleh guru terkait dengan teknik evaluasi non-tes. Selain itu, hendaknya pihak sekolah memberi dukungan serta motivasi kepada guru sehingga kualitas pembelajaran dan kualitas layanan sekolah dalam pembelajaran dapat meningkat dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

5.2.2 Bagi Guru

Beban guru dalam pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran memang tidak mudah dan tidak sedikit. Akan tetapi untuk mengetahui kemajuan dan keberhasilan tujuan pembelajaran yang telah dicapai adalah dengan dilaksanakan evaluasi. Evaluasi yang tidak menyeluruh akan memunculkan penafsiran yang tidak menyeluruh pula sehingga jika terjadi kesalahan tidak bisa dilakukan upaya perbaikan. Oleh karena itu, guru hendaknya meningkatkan minatnya terutama terhadap pelaksanaan evaluasi non-tes yang merupakan sarana mengetahui kemajuan perilaku atau sikap peserta didik sehingga bisa diketahui perkembangan peserta didik dan aspek-aspek yang harus diperbaiki sebagai upaya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan.

Dokumen terkait