• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.4 Reliability Centered Maintenance II Information Worksheet

4.4 Reliability Centered Maintenance II Information Worksheet

Reliability Centered Maintenance II Information Worksheet adalah hasil rekapan dari analisis FMEA yang telah dilakukan pada setiap peralatan unit produksi CTCM. Analisis FMEA harus disusun dalam konteks operasi dari sistem, karena konteks operasi antara sistem yang satu dengan yang lainnya berbeda antar satu sama lain. Hasil analisis FMEA terdiri dari identifikasi fungsi peralatan (function), kegagalan fungsi peralatan (failure function), mode kegagalan (failure mode) dan dampak kegagalan (effect).

Analisis fungsi peralatan menjelaskan fungsi utama dan fungsi tambahan dari peralatan beserta dengan standar parameter-parameter yang harus dipenuhi agar peralatan dapat berfungsi sesuai dengan kehendak pengguna. Hasil analisis fungsi peralatan dievaluasi lebih lanjut untuk mengetahui kegagalan fungsi. Informasi kegagalan fungsi dapat meliputi dua jenis kegagalan fungsi antara lain kegagalan fungsi total dan kegagalan fungsi parsial dimana peralatan tidak dapat melakukan performasi sesuai dengan parameter standar yang ditetapkan.

Dari hasil analisis kegagalan fungsi, dilakukan identifikasi mode kegagalan dan/atau potensi mode kegagalan dari kegagalan fungsi tersebut. Informasi mode kegagalan dapat diperoleh dari data historis kerusakan-kerusakan yang pernah terjadi. Sedangkan potensi mode kegagalan dapat diperoleh dari hasil analisis bersama dengan pengguna unit produksi. Wujud dari mode kegagalan dapat dikategorikan kedalam dua kategori yaitu penurunan kapabilitas (falling capability) dan peningkatan performansi (increase in desired performance) unit produksi yang dikehendari oleh pengguna.

Hasil identifikasi masing-masing mode kegagalan dan/atau potensi mode kegagalan kemudian dievaluasi untuk mengetahui penyebab dan dampak yang timbul jika mode kegagalan tersebut terjadi. Jika suatu mode kegagalan memberikan suatu dampak, maka informasi dampak yang disebabkan oleh mode kegagalan yang timbul perlu dipaparkan dalam rekap analisis. Dampak mode kegagalan dapat berupa dampak pada keselamatan (safety), lingkungan

(environment) dan dampak operasional (operational). Berikut ini adalah salah satu contoh hasil analisis FMEA pada peralatan Uncoiler.

47 Tabel 4. 1 RCM II Information Worksheet dari Uncoiler

RCM II

INFORMATION WORKSHEET

System: Unit Produksi CTCM FMEA Member: Leddy Claudia

1 Sub-System: Uncoiler Coaching: Triyono, Effri, Eddy,

Sardjono, Imam

FUNCTION FUNCTIONAL FAILURE FAILURE MODE FAILURE EFFECT

Mengumpankan coil dari

conveyor car ke uncoiler

dan Membongkar coil

menjadi strip dengan sistem kerja mandrel yang berputar terbalik

A Entry coil car tidak bisa mengumpankan coil ke uncoiler.

Kegagalan fungsi ini merupakan kegagalan fungsi total (total failure) pada fungsi primer entry coil car. Kegagalan fungsi ini merupakan kegagalan fungsi total karena entry coil car tidak berfungsi sepenuhnya.

1 Kegagalan sistem hydraulic. Sistem hydraulic dianalisis secara terpisah.

Penyebab (cause) dan dampak (effect) dari kegagalam sistem

hydraulic dianalisis secara terpisah. 2 Kegagalan pengiriman sinyal

PC.

Penyebab dari kegagalan coil car

tidak bisa naik/turun untuk mengumpan coil karena ada kegagalan pada PC untuk mengirimkan sinyal perintah ke aktuator. Langkah yang dilakukan untuk menyalurkan sinyal kembali kepada aktuator adala dengan mereset PC.

3 Floor plate mangalami

pembengkokan.

Penyebab dari kegagalan floor plate adalah kegagalan Detector

Proximity. Penyebab dari

kegagalan DP adalah karena ada jarak antara DP dengan aktuator atau contact control point. Adanya jarak disebabkan oleh pergereseran akibat getaran atau puntiran pada kerja mesin.

48 Tabel 4. 1 RCM II Information Worksheet dari Uncoiler

RCM II

INFORMATION WORKSHEET

System: Unit Produksi CTCM FMEA Member: Leddy Claudia

1 Sub-System: Uncoiler Coaching: Triyono, Effri, Eddy,

Sardjono, Imam

FUNCTION FUNCTIONAL FAILURE FAILURE MODE FAILURE EFFECT

.

B Mandrel tidak bisa expand/collapse. Kegagalan fungsi ini merupakan kegagalan fungsi total (total failure) pada fungsi primer uncoiler. Kegagalan fungsi ini merupakan kegagalan fungsi total karena

mandrel tidak berfungsi

sepenuhnya.

1 Kegagalan dari Detector Proximity (DP) pada sistem

Hydraulic, dimana DP tidak dapat energize.

Penyebab dari kegagalan DP adalah karena ada jarak antara DP dengan aktuator atau contact

control point. Adanya jarak

disebabkan oleh pergereseran akibat getaran atau puntiran pada kerja mesin. Oleh karena itu perlu dilakukan adjustment sebelum terjadi kegagalan unenergize. Jika

breakdown melebihi satu siklus maka dapat memberhentikan proses produksi unit CTCM. C Mandrel tidak bisa berputar.

Kegagalan fungsi ini merupakan kegagalan fungsi total (total failure) pada fungsi primer uncoiler. Kegagalan fungsi ini merupakan kegagalan fungsi total karena

mandrel tidak berfungsi

sepenuhnya.

1 Motor drive terbakar karena

overheating. Motor drive

overheating disebabkan oleh kondisi overload secara terus-menerus.

Terbakarnya motor drive

disebabkan oleh tingginya suhu pada motor drive akibat dari kurangnya lubrikasi. Dampak dari terbakarnya motor drive adalah terhentinya proses produksi untuk menangani pergantian motor drive.

49

Tabel 4.1. adalah contoh analisis FMEA dari salah satu peralatan unit produksi CTCM. Dari hasil analisis FMEA didapatkan dua fungsi dari Uncoiler, tiga kegagalan fungsi dan lima mode kegagalan. Hasil analisis FMEA ini akan dievaluasi kembali dengan RCM II Decision Tree dan RCM II Decision Worksheet

untuk menentukan aktivitas pemeliharaaan yang tepat untuk setiap mode kegagalan. Analisis FMEA peralatan-peralatan unit produksi CTCM lainnya dapat dilihat pada lampiran.

4.5 Reliability Centered Maintenance II Decision Worksheet

Reliability Centered Maintenance II Information Worksheet adalah rangkuman hasil evaluasi masing-masing mode kegagalan yang ditinjau dari aspek konsekuensi kondisi tersembunyi (hidden), keselamatan (safety), lingkungan (environment) dan operasional (operational). Hasil evaluasi tersebut akan menentukan aktivitas perawatan yang tepat untuk menangani mode kegagalan tertentu. Aktivitas pemeliharaan yang dapat dilakukan adalah Scheduled on Condition Task, Scheduled Restoration Task, Scheduled Discard Task dan Failure FindingTask.

Unit produksi CTCM memiliki peralatan-peralatan yang memiliki berbagai macam fungsi. Setiap fungsi memiliki potensi kegagalan dan mode kegagalan yang berbeda. Dari hasil analisis RCM II Decision Worksheet, unit produksi CTCM membutuhkan aktivitas pemeliharaan Scheduled on Condition Task, Scheduled Restoration Task, Scheduled Discard Task dan Failure Finding Task untuk mencegah dampak mode kegagalan. Berikut ini adalah salah satu contoh RCM II

50 Tabel 4. 2 RCM II Decision Worksheet

Item Information Reference Consequence Evaluation H1 H2 H3 Default Action

Propose d Task Can be done by

S1 S2 S3

F FF FM H S E O O1 O2 O3 H4 H5 S4 N1 N2 N3

Uncoiler 1 A 1 Y N Y Y N N Y Analisis sistem hydraulic

dianalisis secara terpisah.

- 1 A 2 N N N N Y N N Melakukan Scheduled on

Condition Task berupa pemeriksaan signal setiap memulai operasi produksi. Pemeriksaan signal dapat dibantu dengan penggunaan sensor atau device untuk mengetahui kondisi signal.

Processor Computer (PC)

1 A 3 N N N Y N Y N Melakukan Scheduled

Restoration Task berupa pengecekan jajaran (alignment) dan mengatur (adjust) ulang antara DP dengan sistem

hydraulic secara berkala agar tidak terjadi pembengkokan pada

floor plate karena kegagalan

alignment.

Mechanic (ME)

1 B 1 N N N Y N Y N Melakukan Scheduled

Restoration Task berupa

51 Tabel 4. 2 RCM II Decision Worksheet

Item Information Reference Consequence Evaluation H1 H2 H3 Default Action

Propose d Task Can be done by

S1 S2 S3

F FF FM H S E O O1 O2 O3 H4 H5 S4 N1 N2 N3

pengecekan jajaran (alignment) dan mengatur (adjust) ulang antara DP dengan sistem

hydraulic secara berkala agar mandrel dapat expand/colapse.

1 C 1 Y N N Y Y N N Melakukan Scheduled on Condition Task berupa pemeriksaan kondisi indikator suhu pada motor. Pemeriksaan suhu pada motor dapat dibantu dengan penggunaan sensor atau

device untuk mendeteksi. Hasil deteksi suhu digunakan sebagai kebijakan untuk melakukan

cooling down pada motor.

52

Tabel 4.2. adalah contoh analisis RCM II Decision Tree Diagram yang direkap dalam RCM II Decision Worksheet dari salah satu peralatan unit produksi CTCM. Dari hasil analisis RCM II Decision Tree Diagram, kelima mode kegagalan dari peralatan Uncoiler ditangani dengan aktivitas perawatan Scheduled on Condition Task dan Scheduled Restoration Task. Rangkuman RCM II Decision Worksheet peralatan-peralatan unit produksi CTCM lainnya dapat dilihat pada lampiran.

Hasil akhir dari analisis RCM II Decision Worksheet adalah aktivitas-aktivitas perawatan yang tepat untuk mencegah mode-mode kegagalan dari peralatan berdasarkan evaluasi konsekuensi. Aktivitas perawatan yang diusulkan tidak terbatas pada mode kegagalan yang sudah terjadi namun juga untuk mencegah potensi mode kegagalan yang dapat terjadi.

Dokumen terkait