• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)

3.2. Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.2. Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)

A. Rencana Sistem Pelayanan

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumba Tengah tahun 2009 – tahun 2029, sistem pelayanan air minum akan dibagi menjadi 5 zona wilayah pelayanan, yang meliputi :

1. Zona Pelayanan Air Minum – 1 (Zona I)

Zona – 1 akan mencakup 1 (satu) Kecamatan yaitu Kecamatan Katikutana. Kecamatan ini merupakan ibukota dari Kabupaten Sumba Tengah yang masuk dalam wilayah perkotaan Waibakul. Pelayanan SPAM akan diprioritaskan untuk 4 (empat) desa yang dalam rencana pengembangannya merupakan wilayah perkotaan, yaitu desa Anakalang, desa Matawoga, desa Kabel Wuntu, dan desa Makatakeri. Sedangkan untuk 3 (tiga) desa lainnya pelayanan air minum akan dilakukan oleh SPAM pedesaan dan bukan jaringan perpipaan (BJP). Rencana sistem pelayanan perkotaan adalah sebagai berikut :

a) SPAM Ibukota Kabupaten, akan dilayani oleh 2 sistem SPAM, yaitu :

 SPAM interkoneksi mata air Sotu dan Hikur, yang akan melayani perkotaan Waibakul (Pasunga) dan perkantoran Makatul.

 SPAM interkoneksi mata air Waikadika, Waipallu, dan Wailolung, yang akan melayani desa Anakalang, desa Makatakeri, desa Matawoga, dan desa Kabela Wuntu.

b) SPAM IKK Anakalang, akan dilayani oleh Sistem IPA Pamalar dengan daerah pelayanan Desa Anakalang.

c) SPAM Perkantoran Makatul, akan dilayani oleh Sistem sumur bor yang ada di wilayah perkantoran.

2. Zona Pelayanan Air Minum – 2 (Zona II)

Zona – 2 akan mencakup 1 (satu) kecamatan yaitu Kecamatan Katikutana Selatan dengan prioritas wilayah pelayanan untuk 5 (lima) desa yang dalam rencana pengembangan merupakan wilyah perkotaan yaitu desa Malinjak, desa Dameka, desa Wailawa desa Waimanu, dan desa Tanamodu. Sementara untuk 4 (empat) desa yaitu desa Manurara, desa Dasa Elu, desa Oka Wacu, dan desa Konda Maloba akan dilakukan oleh SPAM pedesaan dan bukan jaringan perpipaan (BJP). Rencana sistem pelayanan perkotaan adalah sebagai berikut :

a) SPAM Embung Liang Dongu, akan melayani wilayah SP2.

b) SPAM interkoneksi mata air Laigoli, mata air Waipadedi, dan mata air Waikabeti, akan melayani desa Waimanu, desa Dameka, desa Wailawa, desa Malinjak, desa Tanamodu, dan kompleks perkantoran Makatul.

c) SPAM Laigoli, akan melayani desa Waimanu, desa Dameka, desa Wailawa, dan desa Malinjak.

3. Zona Pelayanan Air Minum – 3 (Zona III)

Zona – 3 akan mencakup 1 (satu) kecamatan yaitu Kecamatan Umbu Ratu Nggay dengan prioritas wilayah pelayanan untuk 2 (dua) desa yang dalam rencana pengembangan merupakan wilyah perkotaan yaitu desa Praikaroku Jangga dan desa Padiratana. Sementara desa lainnya akan dilakukan oleh SPAM pedesaan dan bukan jaringan perpipaan (BJP). Rencana sistem pelayanan perkotaan adalah sebagai berikut :

a) SPAM Wangga I dan Langgaliru yang melayani desa Padiratana.

b) SPAM Lokihi yang melayani desa Padiratana dan desa Praikaroku Jangga 4. Zona Pelayanan Air Minum – 4 (Zona IV)

Zona – 4 akan mencakup 1 (satu) kecamatan yaitu Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat dengan prioritas wilayah pelayanan untuk 4 (empat) desa yang dalam rencana pengembangan merupakan wilyah perkotaan yaitu desa Maderi, desa Wairasa, desa Umbu Maminjuk, dan desa Umbu Pabal. Sementara desa lainnya akan dilakukan oleh SPAM pedesaan dan bukan jaringan perpipaan (BJP). Rencana sistem pelayanan perkotaan adalah sebagai berikut :

a) SPAM Praikalala akan melayani desa Maderi.

b) SPAM Waipidi, akan melayani desa Wairasa, desa Umbu Maminjuk, dan desa Umbu Pabal.

5. Zona Pelayanan Air Minum – 5 (Zona V)

Zona – 4 akan mencakup 1 (satu) kecamatan yaitu Kecamatan Mamboro dengan prioritas wilayah pelayanan untuk 2 (dua) desa yang dalam rencana pengembangan merupakan wilyah perkotaan yaitu desa Wendewa Utara dan desa Manu Wolu. Sementara desa lainnya akan dilakukan oleh SPAM pedesaan dan bukan jaringan perpipaan (BJP). Rencana sistem pelayanan perkotaan adalah sebagai berikut :

a) SPAM interkoneksi mata air Waibubul dan Waikuku, akan melayani desa Manu Wolu, dan desa Wendewa Utara.

Secara ringkas rencana pelayanan zona air minum Kabupaten Sumba Tengah dapat dilihat dalam tabel 3. 30

Tabel 3. 31 Pembagian Zona Rencana Pengembangan Air Bersih di Kabupaten Sumba Tengah

NO Zona Sebaran Unit pelayanan sampai

tahun 2013

Rencana pengembangan

1 ZONA I (KECAMATAN

KATIKUTANA)

Jaringan perpipaan tidak beroperasi maksimal. Ds. Matawoga (sampai depan Puspas dan SD Katikuloku)

Perkotaan : Ds. Anakalang, Ds. Matawoga, Ds. Kabela Wuntu, Ds. Makatakeri Perdesaan : Ds. Umburiri, Ds. Dewajara, dan Ds. Mataredi 2 ZONA II (KECAMATAN KATIKUTANA SELATAN)

Jaringan perpipaan sudah tidak beroperasi. Perkotaan : Ds. Malinjak, Ds. Dameka, Ds. Wailawa, Ds. Waimanu, dan Ds. Tana Modu Perdesaan : Ds. Manu Rara, Ds. Dasa Elu, Ds. Oka Wacu, dan Ds. Konda Maloba

3 ZONA III (KECAMATAN

UMBU RATU NGGAY)

Ds. Padiratana, Terminal dan SD Padiratana; sebagian Ds. Soru

Perkotaan : Ds. Praikaroku Jangga dan Ds. Padiratana Perdesaan : Ds. Soru, Ds. Welu Praimemang, Ds. Maradesa, Ds. Bolu Bokat, Ds. Bolu

Bokat Utara, Ds. Lenang, Ds. Ngadu Bolu, Ds. Tana Mbanas, Ds. Mbilur Pangadu, Ds. Maradesa Timur, Ds. Maradesa Selatan, Ds. Tana Mbanas Selatan,

Ds. Tana Mbanas

Barat, Ds. Lenang

Selatan, dan Ds.

Bolubokat Barat.

UMBU RATU NGGAY BARAT)

beroperasi. Maderi, Ds. Wairasa,

Ds. Umbu Maminjuk, dan Ds. Umbu Pabal

Perdesaan : Ds. Pondok, Ds. Sambali Loku, Ds. Wangga Wainyeku, Ds. Umbu Kawolu, Ds. Umbu Langgang, Ds. Umbu Pabal Selatan, Ds. Umbu Jodu, Ds. Anapalu, Ds. Daha Elu, Ds. Dewa Tana, Ds. Holur Kambata,

dan Ds. Mata

Waikajawi

5 ZONA V (KECAMATAN

MAMBORO)

Jaringan perpipaan sudah tidak beroperasi. Perkotaan : Ds. Wendewa Utara, Ds. Manu Wolu Perdesaan : Ds. Weeluri, Ds. Wendewa Barat, Ds. Ole Ate, Ds.

Cendana, Ds.

Wendewa Selatan, Ds. Wendewa Timur, Ds. Bondo Sulla, Ds. Susu Wendewa, Ds. Ole Dewa, Ds. Cendana Barat, dan Ds. Watu Asa

sumber : RISPAM Kabupaten Sumba Tengah.

B. Rencana Pengembangan SPAM

Program pengembangan SPAM Kabupaten Sumba Tengah terdiri dari program SPAM jaringan perpipaan (JP) dan program SPAM bukan jaringan perpipaan (BJP), program pengembangan ini disusun berdasarkan :

1) Arahan perkembangan wilayah (RTRW) 2) Proyeksi penduduk

3) Target MDGs

4) Ketersediaan Air Baku

6) Program dan kebijakan dari pemerintah daerah Sumba Tengah untuk target pelayanan air minum jangka panjang.

1. SPAM Ibu Kota Kabupaten/ Perkotaan SPAM Ibukota Kabupaten mencakup pelayanan :

a) Desa Anakalang, desa Makatakeri, desa Kabela Wuntu, desa Matawoga, dan desa Umbu Riri, Kecamatan Katikutana ฀฀Zona 1

b) Desa Dasa Elu, desa Tanamodu, desa Malinjak, desa Dameka, dan desa Wailawa, Kecamatan Katikutana Selatan ฀฀Zona 2

c) Desa Anajiaka, desa Wairasa, desa Umbu Maminjuk, desa Umbu Pabal, desa Umbu Pabal Selatan, Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat ฀฀Zona 4

d) Perkantoran Makatul ฀฀Zona 1, untuk pelayanannya masih dilakukan dengan sumur bor tetapi tidak beroperasi sehingga dapat dimasukkan ke wilayah pelayanan zona 1 dan 2.

SPAM perkotaan mencakup pelayanan :

1) Desa Anakalang, desa Makatakeri, desa Kabela Wuntu, dan desa Matawoga, Kecamatan Katikutana ฀฀Zona 1.

2) Desa Waimanu, desa Dasa Elu, desa Tanamodu, desa Malinjak, desa Dameka, dan desa Wailawa, Kecamatan Katikutana Selatan ฀฀Zona 2.

3) Desa Padiratana dan desa Praikaroku Jangga, Kecamatan Umbu Ratu Nggay ฀฀Zona 3. 4) Desa Maderi, desa Umbu Maminjuk, desa Umbu Pabal, dan desa Wairasa ฀฀Zona 4. 5) Desa Manu Wolu dan desa Wendewa Utara ฀฀Zona 5.

Sumber utama dari SPAM Ibukota kabupaten yang juga mencakup SPAM perkotaan di wilayah zona 1, 2, dan 4 berasal dari IPA Pamalar yang merupakan SPAM IKK Anakalang, perpipaan ma. Kamelimabu, perpipaan ma. Mambitul, perpipaan ma. Waikadika, perpipaan ma. Sotu, dan perpipaan perkantoran Makatul. Prioritas utama untuk tahun 2015 – 2019 (5 tahun pertama) di masing-masing zona adalah sebagai berikut (Alternatif/ Skenario 1) :

(1) Rehabilitasi broundkaptering mata air eksisting ibukota kabupaten : mata air Sotu, mata air Mambitul, dan mata air Kamelimabu.

(2) Revitalisasi jaringan perpipaan ibukota kabupaten eksisting mata air Sotu : pipa ฀ 6 sepanjang 8.000 m dan ฀ 2 sepanjang 1.200 m.

(3) Revitalisasi jaringan perpipaan ibukota kabupaten eksisting mata air Mambitul : pipa ฀ 6 sepanjang 600 m, ฀ 3 sepanjang 2.400 m, dan ฀ 2 sepanjang 3.200 m.

(4) Revitalisasi jaringan perpipaan ibukota kabupaten eksisting mata air Kamelimabu ฀ 3 sepanjang 700 m, dan ฀ 2 sepanjang 9.300 m.

(5) Revitalisasi jaringan perpipaan perkotaan eksisting di zona – 1 mata air Waikadika ฀ 2 sepanjang 2.400 m.

(6) Revitalisasi jaringan perpipaan perkotaan eksisting di zona – 1 mata air Waimamongu ฀ 3 sepanjang 400 m dan pipa ฀ 2 sepanjang 3.000 m.

(7) Revitalisasi jaringan perpipaan perkotaan eksisting di zona – 1 mata air Hikur ฀ 4 sepanjang 400 m.

(8) Revitalisasi jaringan perpipaan perkotaan eksisting di zona – 3 mata air Langgaliru yang sistem perpipaannya rusak/ putus akibat pelebaran jalan.

(9) Revitalisasi jaringan perpipaan perkotaan eksisting di zona – 3 mata air Soru/ Kokur. (10) Revitalisasi jaringan perpipaan perkotaan eksisting di zona – 4 mata air Praikalala ฀ 12 sepanjang 1.000 m, ฀ 6 sepanjang 22.000 m, ฀ 4 sepanjang 5.300 m, ฀ 3 sepanjang 800 m, dan ฀ 2 sepanjang 3.400 m.

(11)Revitalisasi jaringan perpipaan perkotaan eksisting di zona – 5 mata air Wulubangi ฀ 6 sepanjang 300 m, ฀ 4 sepanjang 18 m, dan ฀ 2 sepanjang 1.200 m.

(12)Revitalisasi jaringan perpipaan perkotaan eksisting di zona – 5 mata air Waibubul. (13)Revitalisasi sumur bor di desa Anakalang, desa Umbu Riri, desa Matawoga, desa

Tanamodu, desa Malinjak, desa Konda Maloba, desa Dameka, desa Wailawa, desa Maderi, desa Umbu Pabal, dan desa Praikaroku Jangga untuk penambahan supply air minum di wilayah ibukota kabupaten/ perkotaan di masing-masing zona.

(14)Revitalisasi sumur bor di perkantoran Makatul.

(15)Desa-desa dan lokasi rawan air diprioritaskan jika tidak terakses jaringan utama perpipaan maka akan dilakukan dengan program SPAM pedesaan dan SPAM non perpipaan (BJP/ Bukan Jaringan Perpipaan).

Rencana diatas merupakan rencana untuk jangka mendesak di tahun 2015 – tahun 2017 dan rencana jangka pendek di tahun 2018 – tahun 2019, dimana kebutuhan air di wilayah ibukota kabupaten/ perkotaan sampai akhir tahun 2019 adalah 85,45 l/det. Maka pada pentahapan program selanjutnya bisa mengikuti beberapa alternatif lainnya (alternatif 2 –

alternatif 6), seperti yang disajikan pada gambar dan skematik dibawah ini dengan rincian sebagai berikut :

1. Alternatif/ Skenario 2 adalah : supply kebutuhan air utnuk sistem ibukota kabupaten/ perkotaan di zona – 1 (Kecamatan Katikutana) yang sampai akhir tahun 2019 mencapai 21,78 l/det dan akan direncanakan adanya interkoneksi beberapa mata air sehingga akan dibangun IPA sederhana dengan kapasitas 20 l/det. Jika dalam pengembangan terdapat kekurangan supply dari IPA rencana akan ditanggulangi oleh program BJP (bukan jaringan perpipaan) dengan pemanfaatkan sumur bor eksisting yang direhabillitasi kembali.

a) Pelayanan untuk wilayah desa Anakalang, desa Matawoga, desa Kabel Wuntu, desa Makatakeri, dan desa Umburiri.

b) Revitalisasi sumur bor dalam di desa Anakalang, desa Umbu Riri, dan desa Matawoga untuk supply air minum di zona ini hingga program terkoneksinya SPAM perkotaan. c) Pelayanan perkotaan Waibakul (Pasunga), desa Umbu Riri, dan perkatoran Makatul

akan dilayani oleh interkoneksi mata air Sotu dan Hikur serta dibangunnya IPA di desa Umbu Riri dengan panjang pipa transmisi 1,9 km dan pipa distribusi 16 km.

d) Pelayanan desa Anakalang, desa Makatakeri, desa Matawoga, dan desa Kabela Wuntu akan dilayani oleh interkoneksi dari mata air Waikadika, Waipallu, dan Wailolung dengan dibangun IPA sederhana dengan reservoir induk di desa Dewajara dengan panjang pipa transmisi 4,7 dan pipa distribusi 15,6 km.

e) Desa-desa dan lokasi rawan air akan diprioritaskan jika tidak terakses jaringan utama perpipaan maka akan dilakukan dengan program SPAM pedesaan dan SPAM non perpipaan (BJP/ Bukan Jaringan Perpipaan).

2. Alternatif/ skenario 3 adalah : pelayanan kebutuhan air untuk wilayah ibukota kabupaten/ perkotaan zona -2 (Kecamatan Katikutana Selatan). Pada zona ini secara eksisting belum dilayani oleh adanya IPA, sehingga pada skenario ini akan direncanakan adanya IPA sederhana dengan kapasitas 1 instalasi sebesar 20 l/det baik dari interkoneksi beberapa mata air ataupun pengembangan dari mata air dan air permukaan. Kebutuhan air bersih untuk zona ini sampai akhir tahun 2019 mencapai 28,80 l/det yang jika nantinya dalam pengembangan jaringan terdapat kekurangan supply akan ditanggulangi oleh sistem BJP (bukan jaringan perpipaan) dengan pemanfaatkan sumur bor eksisting yang direhabillitasi kembali.

a) Pelayanan untuk wilayah desa Malinjak, desa Dameka, desa Wailawa, desa Waimanu, desa Tanamodu, desa Dasa Elu, dan desa Konda Maloba.

b) Revitalisasi sumur bor dalam di desa Tanamodu, desa Malinjak, desa Dameka, desa Wailawa, dan desa Konda Maloba untuk supply air minum di zona ini hingga program terkoneksinya SPAM perkotaan.

c) Perlindungan dan pembangunan brounkaptering untuk mata air yang akan dikembangkan yaitu mata air Laigoli, Waikabeti, dan Matawai Pandang.

d) Perlindungan dan pembangunan intake untuk Sungai Laigoli.

e) Pelayanan dari interkoneksi mata air Laigoli, Waipadedi, dan Waikabeti untuk wilayah desa Waimanu, desa Dameka, desa Wailawa, desa Malinjak, dan desa Tanamodu yang akan dibangun IPA sederhana di desa Wailawa dengan panjang pipa transmisi 4,6 km dan pipa distribusi 25,28 km.

f) Wilayah desa Waimanu, desa Dameka, desa Wailawa, dan desa Malinjak juga akan dilayani oleh perpipaan Sungai Laigoli terutama untuk wilayah yang jauh dari pusat perkotaan dengan IPA sederhana di desa Tanamodu dilengkapi pipa transmisi sepanjang 0,8 km dan pipa distribusi sepanjang 24,97 km.

g) Desa Tanamodu juga akan dilayani dari pengembangan mata air Matawai Pandang dengan IPA sederhana di desa Konda Maloba yang memiliki panjang pipa trasmisi 0,4 km dan pipa distribusi 12,5 km.

h) Desa-desa dan lokasi rawan air akan diprioritaskan jika tidak terakses jaringan utama perpipaan makan akan dilakukan dengan program SPAM pedesaan dan SPAM non perpipaan (BJP/ Bukan Jaringan Perpipaan).

3. Alternatif/ skenario 4 adalah : pelayanan kebutuhan air untuk wilayah perkotaan zona -3 (Kecamatan Umbu Ratu Nggay). Pada zona ini secara eksisting belum dilayani oleh adanya IPA, sehingga pada skenario ini akan direncanakan adanya IPA sederhana dengan kapasitas 1 instalasi sebesar 20 l/det. Yang dibangun dari interkoneksi dari beberapa mata air dan pengembangan air permukaan/ mata air Kebutuhan air bersih untuk zona ini sampai akhir tahun 2019 mencapai 6,02 l/det yang jika nantinya dalam pengembangan jaringan terdapat kekurangan supply akan ditanggulangi oleh sistem BJP (bukan jaringan perpipaan) dengan pemanfaatkan sumur bor eksisting yang direhabillitasi kembali.

b) Revitalisasi sumur bor dalam di desa Praikaroku Jangga untuk supply air minum di zona ini hingga program terkoneksinya SPAM perkotaan.

c) Perlindungan dan pembangunan brounkaptering untuk mata air yang akan dikembangkan yaitu mata air Soru/ Kokur, Kadawa. Lokihi, Pahomba, dan Wangga II.

d) Perlindungan dan pembangunan intake untuk Sungai Paponggu.

e) Perbaikan jaringan perpipaan mata air Langgaliru yang terputus karena perbaikan jalan untuk desa Padiratana dengan melakukan rehabilitasi dan rencana pengadaan IPA sederhana di Desa Padiratana yang terhubung oleh pipa transmisi sepanjang 0,1 km dan pipa distribusi ke wilayah perkotaan Padiratana sepanjang 10 km.

f) Pelayanan dari interkoneksi mata air Soru/ Kokur dan Kadawa untuk wilayah desa Padirata yang nantinya terhubung oleh IPA sederhana di desa Soru sebelum didistribusikan dengan panjang pipa transmisi 1,7 km dan pipa distribusi 2,8 km. g) Pengembangan mata air Lokihi untuk melayani wilayah desa Padiratana dan desa

Praikaroku Jangga yang akan ditransmisikan ke IPA sederhana di desa Padiratana dengan pipa transmisi sepanajang 0,3 km dan pipa distribusi 6,4 km. h) Pelayanan dari interkoneksi mata air Pahomba dan Wangga II untuk wilayah desa

Padiratana akan dibangun IPA sederhana di desa Padiratana dengan pipa transmisi sepanjang 4,6 km dan pipa distribusi 2,9 km.

i) Pengembangan sungai Paponggu untuk melayani wilayah desa Praikaroku Jangga, diman air baku akan diolah pada unit pengolahan (IPA) di desa Praikaroku Jangga dengan pipa transmisi sepanjang 0,5 km dan pipa distrbusi ke wilayah pekrotaan Padirtana 1,2 km.

j) Desa-desa dan lokasi rawan air akan diprioritaskan jika tidak terakses jaringan utama perpipaan makan akan dilakukan dengan program SPAM pedesaan dan SPAM non perpipaan (BJP/ Bukan Jaringan Perpipaan).

4. Alternatif/ skenario 5 adalah : pelayanan kebutuhan air untuk wilayah ibukota kabupaten/ perkotaan zona -4 (Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat). Pada zona ini secara eksisting belum dilayani oleh adanya IPA, sehingga pada skenario ini akan direncanakan adanya IPA sederhana dengan kapasitas 1 instalasi sebesar 20 l/det dari interkoneksi mata air dan pengembangan sumber air baku lainnya. Kebutuhan air bersih untuk zona ini sampai akhir

tahun 2019 mencapai 6,02 l/det yang jika nantinya dalam pengembangan jaringan terdapat kekurangan supply akan ditanggulangi oleh sistem BJP (bukan jaringan perpipaan) dengan pemanfaatkan sumur bor eksisting yang direhabillitasi kembali.

a) Pelayanan untuk wilayah desa Anajiaka, desa Wairasa, desa umbu Maminjuk, desa Umbu Pabal, dan desa Umbu Pabal Selatan.

b) Revitalisasi sumur bor dalam di desa Maderi dan desa Umbu Pabal untuk supply air minum di zona ini hingga program terkoneksinya SPAM perkotaan.

c) Perlindungan dan pembangunan brounkaptering untuk mata air yang akan dikembangkan yaitu mata air Praikalala, Loku Tewal, dan Waipidi.

d) Perlindungan dan pembangunan intake untuk Sungai Lowa.

e) Perbaikan jaringan perpipaan mata air Praikalala untuk wilayah pelayanan desa Maderi. Nantinya pada mata air Praikalala juga akan dibangun sebuah IPA di desa Sambali Loku dengan panjang pipa transmisi 0,6 km dan pipa distribusi ke perkotaan Maderi sepanjang 11,9 km.

f) Pelayanan dari interkoneksi mata air Loku Tewal dan Sungai Lowa untuk wilayah desa Umbu Maminjuk dan desa Umbu Pabal nantinya air baku akan diolah melalui IPA sederhana yang dibangun di desa Wangga Waiyengu dengan panjang pipa transmisi 1,2 km dan pipa distribusi ke perkotaan Umbu Maminjuk dan Umbu Pabal sepanjang 26,6 km.

g) Untuk wilayah desa Wairasa, desa Umbu Maminjuk, dan Umbu Pabal juga akan dilayani dari mata air Waipidi dengan pembagian air yang seimbang dengan penggunaan irigasi. Pada mata air Waipidi ini akan dibangun IPA sederhana di desa Wairasa dengan panjang pipa transmisi 0,2 km dan pipa distribusi ke perkotaan Wairasa, Umbu Maminjuk dan Umbu Pabal sepanjang 17,7 km.

h) Desa-desa dan lokasi rawan air akan diprioritaskan jika tidak terakses jaringan utama perpipaan makan akan dilakukan dengan program SPAM pedesaan dan SPAM non perpipaan (BJP/ Bukan Jaringan Perpipaan).

5. Alternatif/ skenario 6 adalah : pelayanan kebutuhan air untuk wilayah perkotaan zona -5 (Kecamatan Mamboro). Pada zona ini secara eksisting belum dilayani oleh adanya IPA, sehingga pada skenario ini akan direncanakan adanya IPA sederhana dengan kapasitas 1 instalasi sebesar 20 l/det dari interkoneksi mata air dan pengembangan sumber air baku lainnya. Kebutuhan air bersih untuk zona ini sampai akhir tahun 2019 mencapai 10,16 l/det

yang jika nantinya dalam pengembangan jaringan terdapat kekurangan supply akan ditanggulangi oleh sistem BJP (bukan jaringan perpipaan) dengan pemanfaatkan sumur bor eksisting yang direhabillitasi kembali.

a) Pelayanan untuk wilayah desa Manu Wolu dan desa Wendewa Utara.

b) Perlindungan dan pembangunan brounkaptering untuk mata air yang akan dikembangkan yaitu mata air Waibubul dan Waikuku.

c) Pelayanan dari interkoneksi mata air Waibubul dan Waikuku untuk wilayah desa Manu Wolu dan desa Wendewa Utara. IPA sederhana akan dibangun di desa Wendewa Selatan dengan pipa transmisi sepanjang 0,5 km dan pipa distribusi 6,7 km.

d) Desa-desa dan lokasi rawan air akan diprioritaskan jika tidak terakses jaringan utama perpipaan makan akan dilakukan dengan program SPAM pedesaan dan SPAM non perpipaan (BJP/ Bukan Jaringan Perpipaan).

Untuk interkoneksi mata air atauapun pengembangan air permukaan dalam jaringan perpipaan nantinya akan dibangun Instalasi Pengolahan Air sederhana dengan kapasitas 1 instalasi sebesar 20 l/. Unit-unit pengolahannya, seperti unit filter (media dan perpipaan) , unit desinfeksi, asesoris perpipaannya (valve, alat ukur (meter induk)), dan bagian mekanikal – elektrikalnya seperti pompa dan genset.

Tabel 3. 32 Rencana Pengembangan di Tiap Zonasi

No Sumber Air baku Lokasi Kapasitas

(l/detik)

Sistem Rencana

Wilayah Layanan Zona - I Interkoneksi m.a. Sotu

dan Hikur

Desa Umbu Riri Campuran

(Grafitasi dan Pompa) Perkotaan Waibakul dan kompleks perkantoran Makatul Interkoneksi m.a.

Waikadika, Waipallu, dan Wailolung

Desa Dewajara Campuran

(Grafitasi dan Pompa) Desa Anakalang, desa Matawoga, desa Kabela Wuntu, dan Desa Makatakeri.

Zona - 2 Sungai Laigoli Desa

Tanamodu Campuran (Grafitasi dan Pompa) Desa Waimanu, desa Dameka, desa Wailawa, dan desa Malinjak.

Matawai Pandang Desa Konda Maloba

Grafitasi Desa

Tanamodu

Zona – 3 M.a. Praikalala Desa

Sambali Loku

Pompa Desa Maderi

Zona - 4 Interkoneksi S. Lowa dan ma. Loku Tewal

Desa Wangga Waiyengu

Pompa Desa Umbu

Maminjuk dan desa Umbu Pabal

M.a. Waipidi Desa Wairasa Pompa Desa Wairasa,

desa Umbu Maminjuk, dan desa Umbu Pabal sumber : RISPAM Kabupaten Sumba Tengah.

2. SPAM IKK (Ibukota Kecamatan)

Untuk wilayah lainnya yang tidak terjangkau oleh sistem perkotaan akan dibangun SPAM tersendiri, pada daerah-daerah dengan kepadatan sedang – tinggi dan terdapat potensi air baku air permukaan ataupun air tanah yang cukup akan dibuat sistem dengan jaringan perpipaan, jika tidak memungkinkan maka yang dikembangkan adalah sistem bukan perpipaan (BJP). Untuk sistem perpipaan yang cukup besar jangkauan dan jumlah SR nya akan dikelola oleh pemerintah kabupaten, dan masuk dalam kategori SPAM IKK, maka sistem SPAM ini tidak terbatas untuk ibukota kecamatan saja, jika sistemnya kecil dan dikelola oleh masyarakat akan masuk dalam kategori SPAM pedesaan. Untuk SPAM IKK akan direncanakan pengembangan IKK Anakalang yang merupakan wilayah pelayanan SPAM Pamalar yang melayani wilayah di 3 zona pelayanan, yaitu :

a)IKK Anakalang (Zona 1, 2, dan 4)

 Zona – 1; Kecamatan Katikutana Desa Anakalang pada awal perencanaan (tahun 2015) adalah 5,34 l/det atau ekuivalen dengan 160 sambungan rumah, dan pada akhir periode perencanaan – 1 (tahun 2019) kebutuhan air menjadi 6,40 l/det atau ekuivalen dengan 276 sambungan rumah.

 Zona – 2; Kecamatan Katikutana Selatan Desa Konda Maloba pada awal perencanaan (tahun 2015) adalah 0,94 l/det atau ekuivalen dengan 28 sambungan rumah, dan pada akhir periode perencanaan – 1 (tahun 2019) kebutuhan air menjadi 1,16 l/det atau ekuivalen dengan 50 sambungan rumah.

 Zona – 4; Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat Desa Wairasa pada awal perencanaan (tahun 2015) adalah 4,61 l/det atau ekuivalen dengan 77 sambungan rumah, dan pada akhir

periode perencanaan – 1 (tahun 2019) kebutuhan air menjadi 6,31 l/det atau ekuivalen

Dokumen terkait