BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Lampiran 1 Rencana Kebutuhan Obat Program Diare Tahun 2014
4.1.2Hasil Pengadaan Obat
Hasil dari pengadaan obat program diperoleh bahwa pengadaan dilakukan
dengan melihat dari kesesuaian rencana kebutuhan obat dengan alokasi dana
kemudian ditetapkan menjadi jumlah pengadaanobat. Pengadaan obat diare hanya
dilakukan setahun sekali.
4.1.3Hasil Penerimaan Obat
Hasil dari penerimaan yang diamati, penerimaan obat oralit sejumlah
898.100 sachet dan obat zinc yang diterima sejumlah 640.200 tablet. Nama obat,
jenis obat, nomor batch, tanggal kadaluwarsa sesuai dengan barang yang diterima.
Data Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara obat diare dapat dilihat
pada lampiran 2.
4.1.4Hasil Penyimpanan Obat
Obat oralit dan zinc yang telah diterima diletakkan di dalam rak dengan
programdiare. Penyimpanan obat oralit dan zinc mengikuti prinsip FIFO dan
FEFO dan dicatat informasi obat kedalam kartu stok. Nama obat tercantumdi rak
dengan rapi.
4.1.5Hasil Pendistribusian Obat
Obat oralit dan zinc didistribusikan ke masing–masing Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan dari setiap Kabupaten/Kota tersebut. Daftar
Distribusi Kabupaten/Kota Tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran 3.
Pengeluaran obat oralit dan zinc dari Instalasi Farmasi Provinsi Sumatera Utara
segera dicatat pada kartu stok obat dan kartu stok induk obat.
4.1.6Hasil Pencatatan dan Pelaporan Obat
Data pencatatan dan pelaporan meliputi SBBK, Surat Berita Acara, kartu
stok dan data persediaan obat tahun 2014. SBBK, Surat Berita Acara, kartu stok
dan data persediaan obat diare tahun 2014 secara berurutan dapat dilihat di
lampiran 4,5,6 dan 7.
4.2Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada proses pengelolaan obat
memberikan hasil bahwa dalam hal perencanaan, pengadan dan penerimaan obat,
obat yang diterima pada tahun 2014 tidak sesuai dengan rencana kebutuhan obat
dengan obat yang diberikan oleh droping pusat. Jumlah pengadaan obat yang
diterima lebih sedikit dari pada yang direncanakan kemungkinan dikarenakan
Kemudian dalam hal penyimpanan obat oralit dan zinc dapat dikatakan
bahwa penyimpanan obat tersebut memenuhi syarat karena suhu pada gudang
adalah 30o C sesuai dengan suhu yang dibutuhkan agar obat tersebut tetap
terjamin mutunya (Suhu yang dibutuhkan adalah 30o C atau dibawah 30o C).
Obat oralit dan zinc tersebut juga diletakkan di tempat/rak yang layak.
Lalu dalam hal pendistribusian dilakukan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan dan diperoleh bahwa obat program diare didistribusi ke masing-masing
Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan setiap Kabupaten/Kota tersebut.
Dalam hal pencatatan dan pelaporan diperoleh bahwa data obat program
diare yang terdapat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
ada yang tidak lengkap yaitu data rencana kebutuhan obat program diare tahun
2014sehingga mempersulit dalam pengamatan data. Ini terjadi akibat software
data yang hilang.
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Dalam rangka tercapainya tujuan tersebut pembangunan kesehatan
harus dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis melalui
peningkatan upaya kesehatan, peningkatan pembiayaan kesehatan, pemenuhan
sumber daya manusia kesehatan, penyediaan obat dan perbekalan kesehatan,
peningkatan manajemen dan sistem informasi kesehatan serta peningkatan
partisipasi masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat (Dinkes Prov.
Pengelolaan obat merupakan salah satu pendukung penting dalam pelayanan
kesehatan. Setiap upaya pengembangan dan penyempurnaan pengelolaan obat di
Kabupaten/Kota harus dilakukan secara kontinyu. Hal ini perlu dilakukan agar
dapat menghitung perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dasar. Salah satu
bentuk perbaikan pada pengelolaan obat adalah dengan melakukan penilaian
terhadap apa yang sudah dilaksanakan (Kemenkes RI, 2010).
Perencanaan kebutuhanobat publik adalah salah satu fungsi yang
menentukan dalam proses pengadaan obat publik. Penyimpanan adalah suatu
kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan
yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari gangguan fisik yang dapat
merusak mutu obat. Distribusi adalah suatu kegiatan dalam rangka pengeluaran
dan pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin keabsahan serta tepat jenis
dan jumlah dari gudang obat secara merata untuk memenuhi kebutuhan unit-unit
pelayanan kesehatan.Pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi
Kabupaten/ Kota merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka pengelolaan obat
secara tertib baik obat yang diterima, disimpan, didistribusikan maupun yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
- Pengadaan obat program diare di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara yang direncanakan tidak sesuai karena jumlah pengadaan
yang terjadi kurang dari perencana yang telah ditetapkan
- Penyimpanan obat program diare di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara memenuhi persyaratan karena suhu serta
penempatan obat oralit dan zinc sesuai standar yang ditetapkan
- Data pendistribusian obat program diaredi Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan data pengeluaran strok gudang karena
data pendistribusian dibuat dengan melihat data pengeluaran obat diare
tersebut dan hasil yang diperoleh sesuai
- Pencatatan dan pelaporan obat program diare di Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara terdata dengan lengkap
5.2 Saran
Disarankan kepada penulisselanjutnya untuk melakukan pengamatan terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2006). Pedoman Informasi Obat Bagi Pengelola Obat di Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 106
DepkesRI. (2006). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman
6
Depkes RI. (2007). Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Daerah Kepulauan. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Halaman 24, 27, 36 – 37, 47 – 48
Depkes RI. (2007). Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Daerah Perbatasan. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Halaman 5
Dinkes Prov SU. (2014). Profil Kesehatan Proviinsi Sumatera Utara 2013. Medan: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Halaman 33, 81
Dinkes Prov SU. (2014). Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara 2013 – 1018. Medan: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Halaman 1
Indriani, R.A. (2014). Analisis Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Medan
Deli Kecamatan Medan Deli tahun 2014. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Halaman 1 – 2, 19 – 21
Kemenkes RI. (2010). Profil Pengelolaan Obat dan Perbekalan KEsehatan di
Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1, 32
Kemenkes RI. (2012). Modul II Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan
Keterampilan Memilih Obat Bagi Kader. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. halaman 30
Suharyono. (2008). Diare Akut. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 1
Tjey dan Rahardja. (2007). Obat-obat Penting. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo. Halaman 288 – 291