• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PROFIL FAKULTAS EKONOMI USU

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara antara lain adalah sebagai berikut:

1. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap / ganjil. 2. Perkuliahan semester genap / ganjil.

3. Ujian mid semester / ujian semester genap / ganjil. 4. Wisuda mahasiswa.

BAB III

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A. Pengertian dan Deskripsi Akuntansi Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah salah satu pos dalam laporan keuangan khususnya neraca dan juga mempengaruhi laporan laba rugi melalui pos biaya penyusutan. Untuk menghasilkan produk, maka peranan aktiva tetap sangat besar, seperti lahan, sebagai tempat melakukan usaha. Bangunan sebagai tempat pabrik, kantor dan kegiatan lainnya. Mesin dan peralatan sebagai alat untuk berproduksi. Kendaraan pengangkutan sebagai alat untuk mengangkut produk atau hasil lainnya. Inventaris berupa inventaris kantor, perabot, meja, kursi, lemari dan lain-lain sebagai alat yang mendukung kegiatan perusahaan semuanya. Bahkan ada aktiva tetap yang tidak berwujud tapi yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan tanpa aktiva ini, barangkali perusahaan tidak dapat beroperasi, misalnya HPH ( Hak Pengusahaan), HGU (Hak Guna Usaha), HGB (Hak Guna Bangunan), Patent, Frenchise, Hak Cipta, dan lain-lain.

Menurut Niswonger, Warren, Reeve, Fess (2005; 10) menyebutkan bahwa defenisi akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada para pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi keuangan.

Sedangkan menurut Soemarso (2003; 3) menyebutkan bahwa defenisi akuntansi adalah sebagai berikut:

21

“ Akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi penting sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian terhadap jalannya perusahaan secara efisien. Akuntansi dapat juga didefenisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004),menyebutkan bahwa defenisi aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi milik perusahaan yang dipergunkan secara terus-menerus dalam kegiatan perusahaan, baik dalam penjualan barang, penjualan aktiva lain atau pembelian aktiva lainnya yang bukan untuk dijual”.

Menurut Kieso (2005:566) menyebutkan bahwa defenisi aktiva tetap adalah sebagai berikut:

“aktiva tetap adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas), digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual ke konsumen. Aktiva ini biasa dinamakan dengan properti, pabrik, dan peralatan (property, plant, and equipment); atau aktiva tetap (fixed assets)”.

Menurut Mulyadi (2001:591) menyebutkan bahwa defenisi aktiva tetap adalah sebagai berikut:

aktiva tetapadalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan”.

Dari definisi aktiva tetap di atas dinyatakan bahwa aktiva tetap tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Aktiva tetap mempunyai usia yang terbatas kecuali tanah, dan

aktiva tetap bersifat non moneter dalam artian masa manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu. Ada empat prinsip yang digunakan dalam akuntansi aktiva tetap yaitu :

a. aktiva tetap pada permulaannya dicatat pada historical cost.

b. cost dari aktiva tetap dialokasikan sebagai penyusutan atau deplesi dengan cara yang sistematis dan rasional untuk mencapai kesesuaian biaya dan pendapatan selama masa manfaat aktiva tersebut.

c. penetapan cost dan alokasi berikutnya dari cost diperlukan berdasarkan berbagai estimasi dan asumsi tentang pemakaian dari aktiva tersebut. d. cost yang tidak dialokasikan dari aktiva tetap yang disebut dengan nilai

buku, adalah tidak dimaksudkan untuk mendekati harga pasar dari aktiva tetap tersebut.

Transaksi yang mengubah aktiva tetap terdiri dari tiga kelompok yaitu : a. transaksi yang mengubah rekening aktiva tetap,

b. transaksi yang mengubah rekening akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan,

c. transaksi yang mengubah rekening biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.

Jenis transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap terdiri dari transaksi perolehan (pembelian, pembangunan dan sumbangan), pengeluaran modal, revaluasi, pertukaran, penghentian pemakaian, dan penjualan. Jenis transaksi yang mengubah akumulasi depresiasi aktiva tetap terdiri dari depresiasi, penghentian

23

pemakaian, penjualan dan pertukaran. Dan jenis transaksi yang mengubah rekening biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap adalah konsumsi berbagai sumber daya antara lain bahan dan suku cadang, sumber daya manusia, energi, peralatan, dan sumber daya lain untuk kegiatan reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.

B. Klasifikasi Aktiva Tetap

Aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan digolongkan kedalam dua kategori yaitu aktiva berwujud dan aktiva tidak bewujud, yaitu sebagai berikut :

1. Aktiva tetap yang berwujud (tangible fixed assets)

Merupakan harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan, didalamnya meliputi; tanah, bangunan, perabot, mesin-mesin, dan peralatan lain yang digunakan untuk menghasilkan atau memudahkan penjualan barang dan jasa.

2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)

Tidak dapat dibservasi atau dilihat secara langsung, didalamnya berbentuk persetujuan, kontrak, atau paten, tetapi harta itu sendiri tidak memiliki eksistensi fisik. Harata tak berwujud termasuk pos-pos seperti hak cipta, paten, goodwill, dan perjanjian monopoli.

Alokasi biaya yang tepat harus dilaksanakan diantara berbagai pos aktiva dan beban karena akan mempengaruhi perhitungan laba untuk serangkaian

periode akuntansi. Oleh karena itu pendapatan hanya dapat diukur dengan wajar apabila pengeluaran-pengeluaran ditetapkan dan dikelompokkan sebagai berikut :

a. pengeluaran Modal (Capital Expenditure) yaitu biaya akuisisi aktiva tetap yang ditambahkan ke aktiva tetap itu sendiri untuk meningkatkan nilai total aktiva tetap, atau memperpanjang umur manfaatnya.

b. pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) yaitu biaya yang hanya menyumbangkan keuntungan dalam periode berjalan atau biaya yang muncul sebagian dari proses reparasi dan pemeliharaan normal.

Selain pertimbangan masa manfaat, kadangkala untuk alasan kepraktisan, dilakukan penyimpangan yaitu jika ; jumlah pengeluaran itu relatif kecil, manfaat dimasa yang akan datang tidak begitu berarti, sulit untuk mengukur manfaat dimasa yang akan datang maka pengeluaran itu dikelompokkan sebagai pengelaran pendapatan (revenue expenditure). Aktiva tetap dicatat berdasarkan nilai perolehannya, sesuai pernyataan dalam Standar Akuntansi Keuangan dalam Pengakuan Awal Aktiva, yaitu : “Suatu benda yang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan”.

Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPn Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat distribusi secara langsung dalam membawa aktiva tetap tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.

25

Dapat disimpulkan bahwa pencatatan aktiva tetap dilakukan dengan menggunakan prinsip historical cost. Nilai yang dicatat tidak hanya mencakup harga belinya saja, akan tetapi semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap tersebut siap digunakan. Aktiva tetap dicatat dan dinyatakan dalam neraca sebesar nilai buku yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulsi penyusutan. Adapun untuk memperoleh aktiva tetap dapat dilakukan dengan cara :

1. Pembelian tunai

Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tuanai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. Semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap.

2. Pembelian angsuran

Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.

3. Ditukar dengan surat-surat berharga

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau

obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.

4. Ditukar dengan aktiva tetap yang lain

Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar, atau sering disebut “tukar tambah”, dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian dimana kekurangannya dibayar tunai. Dalam keadaan seperti ini, prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima. Dalam hal pertukaran ini akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertama untuk pertukaran aktiva yang tidak sejenis dan kedua, untuk pertukaran aktiva tetap yang sejenis.

5. Diperoleh dari hadiah atau donasi

Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehannya. Untuk menerima hadiah, mungkin dikeluarkan biaya-biaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Apabila aktiva dicatat sebesar yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi keadaan seperti ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga pasarnya.

27

6. Aktiva yang dibuat sendiri

Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabot. Pembuatan aktiva tetap ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih idle. Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang dapat dibebankan langsung seperti bahan, upah langsung dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam menentukan harga pokok aktiva yang dibuat.

C. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap

Dalam menetapkan besarnya nilai perolehan aktiva tetap berlaku prinsip harga perolehan yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sehingga aktiva tersebut siap digunakan, karena aktiva tetap itu bermacam-macam maka Zaki Baridwan menguraikannya sebagai berikut:

1. Tanah.

Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti; harga beli, komisi pembelian, bea balik nama, biaya penelitian tanah, iuran-iuran (pajak-pajak) selama tanah belum dipakai, biaya merobohkan bangunan lama, biaya perataan tanah, pajak-pajak yang jadi beban pembeli tanah pada waktu pembelian tanah. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki keadaan tanah tetapi mempunyai umur yang terbatas tidak dikapitalisasi dalam rekening tanah tetapi dicatat sendiri dalam rekening jalan-jalan dan jembatan. Biaya-biaya seperti itu misalnya biaya untuk membuat jalan, trotoar, dan saluran air. Jika tanah dimiliki untuk tujuan investasi, maka semua biaya yang timbul dalam hubungannya

dengan tanah tersebut selama masa pemilikan dikapitalisasi menambah harga perolehan.

2. Bangunan.

Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah; harga beli, biaya perbaikkan sebelum gedung itu dipakai, komisi pembelian, bea balik nama, pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian. Apabila gedung itu dibuat sendiri maka harga perolehan gedung terdiri dari; biaya-biaya pembuatan gedung, biaya perencanaan, biaya pengurusan izin bangunan, pajak-pajak selama masa pembangunan gedung, bunga selam pembuatan gedung, asuransi selama masa pembangunan. Alat-alat perlengkapan gedung seperti tangga berjalan, lift dan lain-lain dicatat tersendiri dalam rekening alat-alat gedung dan akan didepresiasi selama umur alat-alat tersebut.

3. Mesin dan Alat-alat.

Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah; harga beli, pajak pajak yang menjadi beban pembeli, biaya angkut, asuransi dalam perjalanan, biaya pemasangan, biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin. Apabila mesin itu dibuat sendiri maka harga perolehannya terdiri dari semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin. Mesin yang disewa dari pihak lain, biaya sewanya tidak dikapitalisasi tetapi dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya.

4. Kendaraan.

Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut. Pajak-pajak yang dibayar setiap periode seperti pajak

29

kendaraan bermotor, jasa raharja, dan lain-lain dibebankan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Harga perolehan kendaraan ini didepresiasi selama masa kegunaannya.

D. Sistematika Pencatatan Akuntansi Aktiva Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Adapun sistematika pencatatan akuntansi aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1. Pembelian Aktiva Tetap

Ketentuan penilaian aktiva tetap pada saat perolehan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 22 bahwa aktiva tetap dinilai dengan biaya perolehan, apabila penilaian aktiva tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aktiva tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Aktiva tetap dalam penyelesaiannya disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap sebesar harga perolehan. Dengan demikian pencatatan perolehan aktiva tetap, dimana nilai aktiva tetap yang diperoleh dicatat sebesar harga beli ditambah dengan biaya – biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tersebut siap digunakan. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya ongkos angkut, biaya pemasangan, dan biaya percobaan.

Aktiva tetap perusahaan diperoleh melalui berbagai cara antara lain seperti pembelian, pembangunan, dan sumbangan. Aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi USU diperoleh dengan cara pembelian tunai, dan donasi atau sumbangan. Fakultas Ekonomi USU setiap enam bulan sekali per tahun mengajukan usulan ke

pihak Biro Rektor di bagian perlengkapan untuk penambahan aktiva dan membuat laporan adanya kerusakan aktiva.

Transaksi perolehan aktiva tetap dari pembelian dicatatdalam register buku kas keluar dengan jurnal sebagai berikut :

Aktiva Tetap xxx

Bukti Kas Keluar Yang Akan dibayar xxx Jika aktiva tetap diperoleh dari sumbangan, harga pokok aktiva tetap dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut:

Aktiva tetap xxx

Modal Sumbangan xxx

2. Sistem Pencatatan Penyusutan Aktiva Tetap

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 disebutkan bahwa metode penyusutan yang digunakan untuk aktiva tetap ditelaah ulang secara periodik dan jika terdapat suatu perubahan signifikan dalam pola pemanfaatan ekonomi yang diharapkan dari aktiva tersebut, metode penyusutan harus diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut. Perubahan metode penyusutan harus diperlakukan sebagai suatu perubahan kebijakan akuntansi dan dilaporkan pada laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Kesalahan mendasar dan perubahan kebijakan akuntansi dan beban penyusutan untuk periode sekarang dan masa yang akan datang harus disesuaikan. Metode yang digunakan untuk suatu aktiva dipilih berdasarkan pola yang diharapkan atas manfaat keekonomian dan

31

secara konsisten digunakan dari periode ke periode kecuali terdapat perubahan dalam pola yang diharapkan atas manfaat keekonomian aktiva tersebut.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 7, aktiva tetap disusutkan dengan beberapa metode yaitu :

a. Metode garis lurus (straight line method);

Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva diarik dari penggunaannya. Beban penyusutan menurut metode ini

dihitung sebagai berikut :

atau dalam persentase = D = ( C-S)/n Keterangan :

D : beban penyusutan (depreciation) C : harga pokok aktiva

S : Nilai residu (salvage value) n : umur ekonomis (useful life)

Contoh :

Sebuah aktiva tetap dengan harga Rp 100.000,- nilai residu ditaksir Rp 5.000,- sedang penggunaannya ditaksir 5 tahun. Beban penyusutannya pertahun adalah : Diketahui : C = Rp 100.000,- S = Rp 5.000,- n = 5 Penyelesaian : D = (C-S)/n = (Rp.100.000 - Rp.5.000)/5 = Rp. 19.000

Atau dalam persentase = = 20% x Rp 95.000,- = Rp 19.000,-

Daftar penyusutan menurut metode garis lurus adalah sebagai berikut :

Tahun Harga Pokok Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku

0 Rp100.000 Rp. 100.000 1 Rp100.000 Rp19.000 Rp. 81.000 2 Rp100.000 Rp38.000 Rp. 62.000 3 Rp100.000 Rp57.000 Rp. 43.000 4 Rp100.000 Rp76.000 Rp. 24.000 5 Rp100.000 Rp95.000 Rp. 5.000

Tabel 3.1 Daftar penyusutan menurut metode garis lurus b. Metode saldo menurun ganda (double declining method)

Menentukan persentase dalam metode ini dihitung dengan cara melipatduakan persentase penyusutan menurut straight line

Contoh perhitungan persentase metode saldo menurun berganda adalah : Tahun Umur % Garis Lurus % Saldo Menurun Ganda

3 100% 33.33% 66.67%

4 100% 25% 50%

5 100% 20% 40%

10 100% 10% 20%

Tabel 3.2 Perhitungan persentase metode saldo menurun berganda

Persentase ini dikalikan dengan nilai buku aktiva. Berdasarkan contoh diatas maka dapat disusun tabel penyusutan sebagai berikut :

Tahun Harga Perolehan

% Penyusutan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

0 Rp. 100,000.00 Rp. 100,000 1 Rp. 100,000.00 40% Rp. 40,000.00 Rp. 60,000 2 Rp. 60,000.00 40% Rp. 24,000.00 Rp. 36,000 3 Rp. 36,000.00 40% Rp. 14,400.00 Rp. 21,600 4 Rp. 21,600.00 40% Rp. 8,640.00 Rp. 12,960 5 Rp. 12,960.00 40% Rp. 5,184.00 Rp. 7,776 Tabel 3.3 Perhitungan penyusutan dengan metode saldo menurun berganda

33

c. Metode unit produksi (unit of production method). Rumus menghitung depresiasi :

Tarif depresiasi = Harga perolehan-nilai sisa/kapasitas produksi Contoh :

PT Garuda Nusantara membeli mesin penggilingan padi seharga Rp.10.000.000 dengan kapasitas produksi 50 ton beras, umur 4 tahun. Adapun perincian pemakaian selama 4 tahun tersebut :

Tahun 1 : 15 ton Tahun 2 : 10 ton Tahun 3 : 20 ton Tahun 4 : 5 ton

Penyelesaian :

Depresiasi tahun.ke1 = Rp.10.000.000/50 ton x 15 ton = Rp. 3.000.000,- Jurnal pada akhir tahun ke 1 :

Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 3.000.000

Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi Rp. 3.000.000

Depresiasi tahun ke 2 := Rp. 200.000 x 10 ton = Rp. 2.000.000 Jurnal pada akhir tahun ke 2 :

Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.2.000.000

Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi Rp. 2.000.000

Depresiasi tahun ke 3 = Rp. 200.000 x 20 ton = Rp. 4.000.000 Jurnal pada akhir tahun ke 3 :

Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.4.000.000

Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi Rp. 4.000.000

Depresiasi tahun ke 4 = Rp. 200.000 x 5 ton = R. 1.000.000 Jurnal pada akhir tahun ke 4 :

Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 1.000.000,-

Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi Rp. 1.000.000

Pemilihan metode penyusutan tergantung dari sifat dan karakteristik aktiva tetap masing-masing.

Menurut Warren, Reef dan Fees (2005:509), faktor-faktor yang mempengaruhi biaya penyusutan yaitu:

1. harga perolehan (acquisition cost) adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap perhitungan biaya penyusutan,

2. nilai residu (residual atau salvage value) merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tetap tersebut dijual pada saat penarikan/penghentian (retirement) aktiva tetap. Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tetap tidak memiliki nilai residu karena aktiva tetap tersebut tidak dijual pada masa penarikannya,

3. umur ekonomis aktiva tetap (economical life time) terdiri dari: a. umur fisik yaitu umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik

suatu aktiva tetap. Suatu aktiva tetap dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tetap tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya),

b. umur fungsional yaitu umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tetap tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva tetap memiliki umur fungsional apabila aktiva tetap tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi sebagai unit kerja Universitas Sumatera Utara hanya melaporkan aktiva tetap tanpa ada melakukan penyusutan pada aktiva tetapnya setiap enam bulan sekali per tahun . Seluruh laporan aktiva tetap di bawah unit kerja USU disatukan kemudian dilaporkan ke Departemen Keuangan di bawah wewenang Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara. Laporan aktiva tetap di USU disusutkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagai perpanjangan tangan dari Menteri Keuangan. Biasanya metode yang diterapkan menggunakan metode garis lurus (Straight line method). Hasil penyusutan aktiva tetap diterbitkan setiap enam bulan sekali per tahun. Alasan menggunakan metode penyusutan garis lurus (Straight line method) adalah kegunaan ekonomis dari suatu aktiva tetap akan menurun secara proporsional setiap periode, biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap, kegunaan ekonomis berkurang karena terlewatnya waktu, penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relatif tetap. Secara periodik, harga pokok aktiva tetap dialokasikan

35

kedalam periode akuntansi yang menikmati jasa yang dihasilkan oleh aktiva tetap. Alokasi ini dikenal dengan istilah depresiasi aktiva tetap. Dokumen sumber yang dipakai untuk pencatatannya adalah bukti memorial. Pencatatan biaya penyusutan yang harus dilakukan oleh Fakultas Ekonomi USU adalah sebagai berikut:

biaya penyusutan xxx

akumulasi penyusutan aktiva tetap xxx 3. Pengeluaran Modal Atas Pemakaian Aktiva Tetap

Pencatatan biaya yang terjadi untuk surat perintah kerja (work order) dilakukan menurut nomor surat perintah kerja yang bersangkutan, sehingga dapat dihitung besarnya pengeluaran modal untuk surat printah kerja tertentu, dan dapat dihitung tambahan harga pokok aktiva yang bersangkutan.

Selama penggunaan aktiva tetap dalam perusahaan tentu akan mengalami perbaikan atau penambahan agar aktiva tetap tersebut tetap dapat digunakan dengan baik. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat menghindarkan diri dari pengeluaran-pengeluaran biaya untuk perbaiakan dan pertambahan aktiva tetap tersebut. Pengeluaran-pengeluaran itu harus dianalisis karena akan mempengaruhi harga pokok (cost) yang kemudian mempengaruhi biaya penyusutan. Pengeluaran-pengeluaran biaya yang dilakukan untuk aktiva tetap setelah perolehan aktiva tetap tersebut pada Fakultas Ekonomi USU membedakannya atas:

a. pengeluaran biaya (Revenue Expenditure),

Pengeluaran yang apabila bersifat umum dan memerlukan dana relatif kecil dan hanya memberikan tambahan manfaat pada periode akuntansi

dimana biaya itu ditetapkan. Misalnya biaya pemeliharaan gedung, seperti biaya pengecatan gedung, biaya pemeliharaan kenderaan, seperti biaya penggantian oli, biaya pemeliharaan inventaris, komputer, dan mesin-mesini seperti servis secara berkala.

b. pengeluaran modal (Capital Expenditure).

Pengeluaran biaya atas aktiva tetap yang bersifat pengeluaran tidak rutin dan memerlukan dana yang relatif besar dan dapat memberikan tambahan manfaat lebih dari sartu periode akuntansi. Misalnya perluasan bangunan atau lahan parkir, penambahan ruangan kantor, pemasangan AC, dan pemasangan listrik.

Dokumen terkait