• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)

E. Rencana Kegiatan

Setiap perusahaan pastinya mempunyai rencana kegiatan kedepannya, dalam hal ini penulis akan memberikan gambaran yang telah disusun dalam rencana jangka panjang produksi kelapa sawit di kebun Padang brahrang. Adapun rencana jangka panjang produksi kelapa sawit yang dibuat oleh PTP. Nusantara II (Persero) kebun Padang brahrang adalah sebagai berikut :

Komoditi : Kelapa sawit Kebun : Padang brahrang Luas (Ha) : 1330,78 ha

RENCANA JANGKA PANJANG

PRODUKSI (2007-2013)

TAHUN Ton/Ha Kg 2007 5.8 7.699.900 2008 4.6 4.394.393 2009 - - 2010 - - 2011 9 3.328.650 2012 15 9 5.547.650 3.382.830 2013 18 15 9 6.657.300 5.638.050 8.679.240

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Beban Operasional

Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) adalah perusahaan yang bergerak dibidang budidaya kelapa sawit. Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) memiliki beban operasional yang terdiri dari satu bagian, yaitu :

1. Beban administrasi dan umum

Pembagian beban ini didasarkan pada keterlibatan beban yang dikeluarkan terhadap pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Demikian pula halnya dengan beban operasional, apabila terjadi pengeluaran maka pengeluaran tersebut dicatat pada beban operasional yaitu :

Beban administrasi dan umum terdiri dari : a. Gaji, tunjangan dan bisos pegawai staff b. Gaji dan bisos pegawai non staff c. Honorarium

d. Perjalanan dan penginapan e. Beban perobatan

f. Pemeliharaan bangunan perusahaan g. Pemeliharaan mesin dan inventaris

h. Pemeliharaan jalan, jembatan dan saluran air i. Pemeliharaan bangunan rumah

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

j. Pemeliharaan alat pertanian dan inventaris k. Iuran dan sumbangan

l. Pajak dan sewa tanah m. Asuransi

n. Beban keamanan o. Beban penerangan p. Beban persediaan air q. Beban lain-lain.

B. Perencanaan Anggaran Beban Operasional

Dari pengertian perencanaan pada bab II, dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan adalah langkah awal perusahaan sebelum melakukan kegiatan usahanya, yang merupakan upaya untuk memutuskan apa yang akan dilakukan, bagaimana, bila dan siapa yang melakukannya. Pengertian perencanaan ini pada hakikatnya sama dengan perencanaan yang ada pada Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero), karena sebelum menjalankan operasional perusahaan, manajemen Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) merencanakan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan, bagaimana dan siapa yang melakukannya, seperti strategi apa yang dilakukan, membuat anggaran beban yang dikeluarkan dan lain sebagainya.

Perencanaan yang menggambarkan secara konkrit kedalam bentuk kuantitatif yang dapat diukur dengan nilai uang atau lainya yang disebut dengan “Anggaran”. Dalam suatu anggaran, hasil yang diharapkan oleh bagian yang

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

membuat rencana dijabarkan dalam satuan kuantitatif. Karena perusahaan menyadari akan pentingnya merencanakan anggaran, maka perusahaan berusaha membuat rencana anggaran perusahannya serealisasi mungkin dan seakurat mungkin agar anggaran yang direncanakan tidak terlalu kerendahan ataupun ketinggian. Anggaran disusun berdasarkan atas realisasi tahun lalu dan banyak juga berdasarkan faktor-faktor lain dan disesuaikan dengan rencana kerja perusahaan seperti realisasi tahun berjalan, pertumbuhan ekonomi dan lain sebagainya. Pada Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) “Anggaran” dijadikan sebagai alat perencanaan serta pengawasan jangka pendek, dan merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang.

Perencanaan dan penyusunan anggaran biaya operasional pada Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) dikoordinasi oleh Manager kebun. Penyusunan anggaran merupakan tanggung jawab dari KDTU (kepala dinas tata usaha ) dibantu oleh asisten admi/umum beserta kerani pembukuan/administrasi. Dalam menyusun anggaran lebih dahulu manajer bersama semua unsur bagian dalam perusahaan mengadakan rapat serta melaksanakan evaluasi pada pelaksanaan anggaran periode lalu. Kemudian membahas rencana untuk penyusunan anggaran periode yang akan datang. Sehingga anggaran yang disusun merupakan hasil kesepakatan bersama dan benar-benar didukung oleh seluruh unit kerja yang ada dalam perusahaan. Dengan demikian anggaran yang disusun nantinya bertujuan untuk memudahkan terciptanya kerja sama yang saling mendukung.

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, bagian pembukuan mengirimkan formuir isian pada masing-masing bagian untuk memperoleh estimasi anggaran. Anggaran perusahaan ini disebut estimated of expenditure yaitu yang berlaku untuk jangka waktu satu tahun maksudnya dari Januari sampai dengan Desember. Masing-masing bagian berkewajiban mengisi foemulir yang diterima tentang rencana kerja dan anggaran beban yang dibutuhkan selama satu tahun anggaran. Kemudian KDTU dan asisten Admi/umum serta kerani bagian pembukuan mengelompokan dan menyusun anggaran secara kesuluruhan. Untuk anggaran yang jumlahnya tergolong besar biasanya perusahaan akan mengadakan rapat untuk membahas anggaran tersebut. Pada prinsipnya anggaran dibuat untuk periode sebelumnya.

Anggaran yang telah disusun oleh KDTU dan asisten Admi/umum serta kerani bagian pembukuan diserahkan kepada Manager untuk disahkan dan selanjutnya di serahkan kepada Manager Distrik dan diteruskan kepada Direksi untuk disetujui dan disahkan. Anggaran yang telah disetujui dan disahkan oleh Direksi untuk diserahkan kepada administratur. Kemudian administratur menyerahkan kepada masing-masing bagian,kemudian masing-masing bagian bertanggung jawab sebagai pelaksana pemakai rencana kerja perusahaan yang resmi dan harus dilaksanakan.

C. Pengawasan Beban Operasional

Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang dilaksanakan dalam manajemen. Dengan adanya suatu pengawasan dapat diketahui apakah

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya telah berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu dengan membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standar suatu rencananya, serta melakukan perbaikan bilamana terjadi penyimpangan.

Realisasi diusahakan sesuai dengan anggaran yang telah dibuat oleh perusahaan, pengawasan dilakukan dengan jalannya pelaksanaan, mengarahkan, membandingkan informasi tentang apa yang terjadi dengan anggaran semula, lalu mengadakan tindakan perbaikan pengawasan beban ini tidak berhenti pada tahun evaluasi saja tetapi terus berkelanjutan hingga proses kontribusinya selesai.

Pengawasan beban pada Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) dilakukan dengan cara: membuat sistem pencatatan melalui PB-71 dan LM (Laporan Manajemen) setiap bulannya yang lengkap dan akurat. Selain itu pengawasan terhadap anggaran beban juga dilakukan dengan cara membandingkan beban yang dianggarkan dengan beban yang sebenarnya dikeluarkan dan setiap satu bulannya masing-masing kerani (supervisor) diharuskan membuat laporan mengenai hasil-hasil yang dicapai. Adapun prosedur pengawasan beban pada Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) adalah sebagai berikut :

Pekerjaan di lapangan diawasi oleh mandor dan kerani tanaman yang didukung oleh buku mandor, buku asisten, PB-10 (laporan ikhtisar harian pekerjaan). Masing-masing laporan tersebut di atas diperiksa oleh asisten afdeling dan administratur. Berdasarkan hasil laporan di atas dituangkan ke daftar upah. Buku ini diproses sehingga menghasilkan PB-71 (biaya keseluruhan selama

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

setahun) yang sudah diperiksa oleh KDTU/Manager dikirim kekantor direksi agar mendapatkan persetujuan dari Direksi. Neraca ini kemudian diperiksa oleh konsultan/BPK. Kemudian Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) juga melakukan pengawasan pada bagian-bagian yang berhubungan langsung dengan unsur beban. Disamping itu juga melakukan pengawasan melalui anggaran, dengan membandingkan anggaran dengan realisasi beban yang sebenarnya. Kemudian mengevaluasi selisih yang terjadi untuk mengetahui penyebabnya.

Prosedur penyusunan anggaran dipergunakan untuk mempersiapkan, menilai, mempertimbangkan dan memutuskan pada rapat kerja tentang kelayakan anggaran yang dimaksud. Penyusunan anggaran dalam perusahaan melibatkan semua bagian yang berhubungan dengan masing-masing beban, yang dihubungkan dengan ruang lingkup aktivitas-aktivitas bagian yang terkait serta dipengaruhi oleh hal-hal yang berkaitan dengan timbulnya beban operasional dari kegiatan perusahaan.

Pada Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero), anggaran beban perusahaan disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang diharapkan kebijaksanaan atasan dan dalam kondisi-kondisi umum perekonomian, sangat membantu dalam menyusun anggaran. Selain itu, catatan histori atau pengalaman tahun lalu pada umumnya menjadi dasar dalam penyusunan anggaran. Untuk mengetahui pengawasan beban operasional yang ditetapkan pada Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero), maka dilakukan analisis penyimpangan beban operasional dengan menggunakan perbandingan antara anggaran dan

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

realisasi. Perbandingan anggaran dan realisasi beban operasional disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1

Anggaran Realisasi Biaya Administrasi dan Umum Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2008

Beban Umum dan Administrasi Anggaran Realisasi Penyimpangan

Selisih keterangan

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Gaji, tunj, dan bisos pegawai staf 696.568.471,00 517.429.364,00 179.137.107,00 Favoreble Gaji dan bisos pegawai non staf 1.628.891.240,00 1.546.033.908,00 82.857.332,00 Favoreble

Honorarium 119.970.225,00 54.864.749,00 65.105.476,00 Favoreble

Biaya perjalanan dan penginapan 1.107.847.834,00 1.072.864.486,00 34.985.348,00 Favoreble

Rumah 328.415.801,00 280.323.793,00 48.092.008,00 Favoreble

Bangunan Perusahaan Pekarangan 554.340.192,00 277.837.503,00 276.502.689,00 Favoreble

Jalan, jembatan dam saluran Air 162.464.794,00 245.198.840,00 82.734.406,00 Unfavoreble

Perlengkapan dan alat-alat 224.593.074,00 10.865.000,00 213.728.074,00 Favoreble

Iuran dan sumbangan 16.979.000,00 9.152.490,00 7.826.510,00 Favoreble

Pajak dan Sewa Tanah 993.447.469,00 1.044.623.810,00 945.279.041,00 Unfavoreble

Asuransi 266.134.418,00 42.169.000,00 223.938.468,00 Favoreble

Beban Keamanan 1.961.296.807,00 3.316.107.393,00 1.364.810.586,00 Unfavoreble

Beban Penerangan 27.600.000,00 - 27.600.000,00 Favoreble

Beban Persediaan Air 325.346.740,00 167.353.450,00 157.993.290,00 Favoreble

Beban Lain-lain 655.693.367,00 477.678.908,80 178.013.458,20,00 Favoreble

Sumber Data : Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero)

D. Penyimpangan Anggaran Beban Operasional Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Perusahaan.

Dari hasil analisa dapat diketahui bahwa penyebab terjadinya penyimpangan beban operasional pada Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) penyusunan anggaran beban yang dibuat oleh perusahaan sudah realitis tetapi pada pelaksnaannya ada beban yang mengalami kenaikan dan juga yang mengalami penurunan.

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

Penyimpangan beban operasional tersebut dapat dievaluasi untuk mengetahui apakan pengawasan yang dilakukan oleh Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) berjalan dengan efisien sesuai dengan yang dianggarkan. Secara keseluruhan beban administrasi dianggarkan sebesar Rp. 9.069.589.432,00 sementara realisasinya sebesar Rp. 9.062.500.684,80 hal tersebut menimbulkan keuntungan sebesar Rp. 7.088.737,2 atau sekitar 1.02 % dari total anggaran.

Berikut ini dijabarkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masing-masing administrasi pada Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) adalah sebagai berikut :

1. Beban gaji, tunjangan, dan bisos pegawai staff

Mengalami penyimpangan favoreble sebesar Rp. 179.139.107,00 dengan beban yang dianggarkan sebesar Rp. 696.568.471,00 dan realisasinya sebesar Rp. 517.429.364,00

2. Gaji dan beban pegawai non staff

Mengalami penyimpangan favoreble sebesar Rp. 82.857.332,00 dengan beban yang dianggarkan sebesar Rp. 1.628.891.240,00 dan realisasinya sebesar Rp. 1.546.033.908,00

3. Honorarium

Mengalami penyimpangan favoreble sebesar Rp. 65.105.476,00 dengan beban yang dianggarkan Rp. 119.970.225,00 dengan realisasinya Rp. 54.864.749,00

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

4. Pengangkutan, perjalanan dan penginapan

Mengalami penyimpangan favoreble sebesar Rp. 34.985.348,00 dengan beban yang dianggarkan Rp. 1.107.847.834,00 dengan realisasinya Rp. 1.072.864.486,00

5. Rumah

Mengalami penyimpangan favoreble sebesar Rp. 48.092.008,00 dengan beban yang dianggarkan Rp. 328.415.801,00 dengan realisasinya Rp. 280.323.793,00

6. Bangunan perusahaan dan pekarangan

Mengalami penyimpangan favoreble sebesar Rp. 276.502.689,00 dengan beban yang dianggarkan Rp. 554.340.192,00 dengan realisasinya Rp. 277.837.503,00

7. Jalan, jembatan dan saluran air

Mengalami penyimpangan unfavoreble sebesar Rp. 82.734.406,00 dengan beban yang dianggarkan Rp. 162.464.794,00 dengan realisasinya Rp. 245.198.840,00

8. Perlengkapan dan alat-alat

Mengalami penyimpangan favoreble sebesar Rp. 213.728.074,00 dengan beban yang dianggarkan Rp. 224.593.074,00 denagan realisasinya Rp. 10.865.000,00

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

Mengalami penyimpangan favoreble sebesar Rp. 7.826.510,00 dengan beban yang dianggarkan Rp. 16.979.000,00 dengan realisasinya Rp. 9.152.490,00 10.Pajak dan sewa tanah

Mengalami penyimpangan unfavoreble sebesar Rp. 945.279.041,00 dengan beban yang dianggarkan Rp. 993.447.469,00 dengan realisasinya Rp. 1.044.623.810,00

Mengalami penyimpangan favoreble sebesar Rp. 223.938.468,00 dengan beban yang dianggarkan Rp. 266.134.418,00 dengan realisasinya Rp. 42.169.000,00

11.Beban keamanan

Mengalami penyimpangan unfavoreble sebesar Rp. 1.364.810.586,00 dengan beban yang dianggarkan sebesar Rp. 1.961.296.807,00 dengan realisasinya Rp. 3.316.107.393,00

12.Beban persedian

Mengalami penyimpangan favoreble sebesar Rp. 27.600.000,00 dengan beban yang dianggarkan Rp. 27.600.000,00 dengan realisasinya Rp. 0,00

13.Beban penerangan

Mengalami penyimpangan favoreble sebesar Rp. 157.993.290,00 dengan beban yang dianggarkan Rp. 325.346.740,00 dengan realisasinya Rp. 167.353.450,00

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

Mengalami penyimpangan favoreble sebesar Rp. 178.013.458,20 dengan beban yang dianggarkan Rp. 655.693.367,00 dengan realisasi Rp. 477.678.908,80.

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari yang telah dijelaskan sebelumnya dalam pembahasan tentang perencanaan dan pengawasan beban operasional pada Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) dan setelah melakukan riset langsung ke perusahaan lalu menganalisa dan mengevaluasi data-data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang mengelolah perkebunan milik negara, yang bergerak dibidang perkebunan sawit, hasil perusahaan ini diutamakan untuk ekspor keluar negeri.

2. Struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan adalah struktur organisasi garis dan staff, dimana pegawai pimpinan dan administratur dibantu oleh beberapa asisten yang berfungsi dan mengkoordinir pelaksanaan kerja setiap bagian.

3. Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) mengklasifikasikan beban operasional perusahaanya dalam satu bagian yaitu biaya administrasi dan umum.

4. Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) memakai rencana kegiatan dan anggaran perusahaan (RKAP) sebagai alat perencanaan kerja. Dan dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh unsur bagian perusahaan.

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

5. Perencanaan beban operasional disusun berdasarkan estimated of expenditure (pedoman penyusunan RKAP) yaitu anggaran operasionalnya disusun sekali dalam setahun dan dijabarkan untuk setiap bulan yakni yang diawali dari bulan Januari dan berakhir pada bulan Desember.

6. Pengawasan beban operasional Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) dilakukan dengan membandingkan beban yang dianggarkan dengan realisasi yang sebenarnya.

7. Terdapat penyimpingan beban administrasi dan umum baik yang menguntungkan maupun yang merugikan perusahaan.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan tersebut yang diambil setelah menganalisa dan mengevaluasi pada perusahaan, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan perencanaan dan pengawasan beban operasional perusahaan agar berjalan dengan efektif dan efisien demi tercapainya tujuan perusahaan, sebagai berikut :

1. Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) harus lebih tanggap dan bergerak cepat apabila terjadi penyimpangan pada anggaran bebannya. Oleh sebab itu sebaiknya dibentuk bagian pengawasan khusus agar anggaran biaya dapat terealisasi seperti yang telah direncanakan.

2. Mengingat pentingnya anggaran, sebaiknya Kebun Padang Brahrang PTP. Nusantara II (Persero) lebih teliti lagi dalam menyusun anggaran

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

perusahaannya dengan membuat bagian khusus untuk menyusun anggaran perusahaan.

3. Memperbaiki manajemen kas perusahaan agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat cepat memberi informasi apabila terjadi masalah dalam pendanaan perusahaan.

4. Sebaiknya perusahaan lebih cermat dalam memprediksi faktor-faktor uncontrollable dimasa yang akan datang, seperti kenaikan UMP dan kenaikan harga BBM.

Elvan Zudar Wanta : Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Kebun Padang Brahrang, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Earl k. Stice, James d. Stice, k. Frend Skousen, 2004, “Akuntansi Intermediate”, Edisi 15, Salemba Empat, Jakarta.

Nafarin, M, 2000, “Penganggaran Perusahaan”, Edisi 1, Salemba Empat, Yogyakarta.

Ray barn, L. Gayle, 2000, “Akuntansi Biaya”, Erlangga, Jakarta.

Supriyono, R.A, 2000, “Akuntansi Biaya-Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembukuan Keputusan”, BPFE UGM, Yogyakarta.

Dokumen terkait