• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

3. Untuk Peneliti

105

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hamzah dan Muhlisrarini. (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

.

Aqib, Zainal, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Pedoman Penilaian Hasil Belajar di

SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Bruce Joyce, dkk. (2009). Model of Teaching Model-model Pengajaran Ed. 8. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Cholis Sa’dijah. (1998). Pendidikan Matematika II. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Conny R. Semiawan. (2007). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Darhim, dkk. (1991). Pendidikan Matematika 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Erman Suherman, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: FMIPA UPI.

Hamzah, dkk. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.

Haryanto, dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: UNY Press.

Heruman. (2010). Model Pembelajaran Matematika di Dekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosadakarya.

J. Tombokan dan Selpius Kandou. (2014). Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Lisnawati Simanjuntak, dkk. (1992). Metode Mengajar Matematika 1. Jakarta: Rineka Cipta.

Moedjiono dan Dimyati. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

106

Muchtar Karim, dkk. (1996). Pendidikan Matematika 1. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Muhibbin Syah, dkk. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidkan dan Kebudayaan.

Poerwanti, Endang, dkk. (2008). Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rostina Sundayana. (2013). Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.

Sri Subarinah. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas. Sugihartono, dkk. (2006). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.

Suharsimi Arikunto, dkk. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

……… (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V. Yogyakarta: Rineka Cipta.

……… (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. ………... (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Suyono dan Hariyanto. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas, Edisi Kedua. Jakarta: PT Indeks.

107

108 Lampiran 1. Lembar Soal Pra Tindakan

LEMBAR SOAL PRA TINDAKAN NAMA SEKOLAH : SDN 3 SUGIHAN

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS/SEMESTER : IV/II

HARI, TANGGAL : SENIN, 16 MEI 2016 Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat! 1. x 8 = . . . 2. x 6 = . . . 3. 7 x = . . . 4. 8 x = . . . 5. 3 x = . . . 6. x = . . . 7. x = . . . 8. x = . . . 9. x = . . . 10. x = . . . 11. : 2= . . .

109 12. : 3= . . . 13. 4 : = . . . 14. 6 : = . . . 15. 7 : = . . . 16. : = . . . 17. : = . . . 18. : = . . . 19. : = . . . 20. : = . . .

110

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SD Negeri 3 Sugihan Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IV/ 2

Pertemuan Ke- : 1 dan 2 (Siklus I)

Alokasi Waktu : Pertemuan 1 : 2 x 35 menit Pertemuan 2 : 2 x 45 menit

Hari/ Tanggal : Pertemuan 1 : Senin, 23 Mei 2016 Pertemuan 2 : Selasa, 24 Mei 2016

A. Standar kompetensi

5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar

5.1 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan C. Indikator

5.3.1 Mengalikan bilangan pecahan biasa dengan pecahan biasa 5.3.2 Mengalikan pecahan biasa dengan bilangan bulat

5.3.3 Mengalikan bilangan bulat dengan pecahan biasa 5.3.4 Membagi pecahan biasa dengan bilangan bulat 5.3.5 Membagi bilangan bulat dengan pecahan biasa 5.3.6 Membagi pecahan biasa dengan pecahan biasa

111 D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan tentang perkalian pecahan biasa dengan bilangan bulat, siswa dapat menyelesaikan operasi hitung perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa dengan benar.

2. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan tentang perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa, siswa dapat menyelesaikan operasi hitung perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa dengan benar.

3. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan, siswa dapat menyelesaikan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa dengan benar.

4. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan tentang pembagian pecahan biasa dengan bilangan bulat, siswa dapat menyelesaikan operasi hitung pembagian pecahan biasa dengan bilangan bulat dengan benar.

5. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan tentang perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa, siswa dapat menyelesaikan operasi hitung pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa dengan benar.

6. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan, siswa dapat menyelesaikan operasi hitung pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa dengan benar.

E. Materi Pembelajaran 1. Perkalian Pecahan 2. Pembagian Pecahan

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Pendekatan Induktif

112 G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-1 (2 x 35 menit) Kegiatan Awal (5 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam b. Guru mengkondisikan kelas hingga kondusif

c. Guru melakukan presensi siswa

d. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang materi yang dipelajari sebelumnya

e. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari Kegiatan Inti (50 menit)

Eksplorasi

a. Siswa diberikan soal perkalian pecahan biasa dengan bilangan bulat x 2 = . . .

b. Guru memberikan kertas karton dengan ukuran yang mewakili nilai pecahan sepertigaan, setengahan, seperempatan, seperenaman, dan sepersembilan

c. Siswa dibimbing guru menyelesaikan soal tersebut dengan menggunakan bantuan kertas karton.

“Dua potongan dari tiga potongan yang sama nilainya mewakili bilangan . Ini berarti terdiri dari dua potongan yang masing-masing mewakili . Dengan demikian = + . Sesuai dengan konsep perkalian + = x 2. Sehingga, x 2 = . “

d. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya

e. Siswa diberikan soal perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa 2 x = . . .

113

g. Siswa dan guru membahas soal tersebut

h. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan mencatat materi yang telah dijelaskan oleh guru

i. Siswa diberikan soal perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa Soal:

x = . . .

j. Siswa diberikan rambu-rambu menemukan konsep mengerjakan perkalian biasa dengan pecahan biasa

x = = . x = = .

k. Siswa diminta untuk mengisi titik-titik dengan benar.

l. Siswa dibimbing menyimpulkan cara mengerjakan perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.

x = .

m.Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan mencatat materi n. Siswa dan guru membahas hasil dari soal tersebut.

o. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami

Elaborasi

p. Guru meminta siswa untuk membbuat 3 contoh soal perkalian pecahan biasa dengan bilangan bulat, 3 soal perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa, dan 3 soal perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.

q. Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakannya Konfirmasi

r. Perwakilan siswa maju ke depan kelas menuliskan hasil pekerjaannya

114

t. Guru memberikan penguatan kepada siswa tentang cara mengerjakan soal perkalian pecahan biasa dengan bilangan bulat, perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa, dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.

Kegiatan Akhir (5 menit)

a. Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan dengan bimbingan guru yaitu materi perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.

b. Guru memberikan umpan balik dan pesan moral dari materi yang sudah dipelajari oleh siswa

c. Guru mengucapkan salam untuk menutup kegiatan pembelajaran. Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit)

Kegiatan Awal (5 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam b. Guru mengkondisikan kelas hingga kondusif

c. Guru melakukan presensi siswa

d. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang materi yang dipelajari sebelumnya

e. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari Kegiatan Inti (60 menit)

Eksplorasi

a. Siswa diberikan soal pembagian pecahan biasa dengan bilangan bulat

: 2 = . . .

b. Guru memberikan kertas karton dengan ukuran yang mewakili nilai pecahan sepertigaan, setengahan, seperempatan, seperenaman, dan sepersembilanan.

c. Siswa dengan bimbingan guru menyiapkan satu karton setengahan dan beberapa karton seperempatan.

115

Hasilnya adalah ada dua karton seperempatan yang dapat menutup satu karton setengahan. Jadi, : 2 = .

Apabila diubah ke dalam pengurangan hasilnya menjadi:

: 2 = - - = 0.

d. Kemudian siswa diarahkan untuk mencari kesimpulan umum bahwa membagi bilangan bulat dengan bilangan pecahan.

Jadi, membagi pecahan biasa dengan bilangan bulat adalah: : bilangan bulat = x

e. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan mencatat materi f. Siswa diberikan soal pembagian bilangan bulat dengan pecahan

1 : = . . .

g. Guru memberikan kertas karton dengan ukuran yang mewakili nilai pecahan sepertigaan, setengahan, seperempatan, seperenaman, dan sepersembilanan.

h. Siswa dengan bimbingan guru menyiapkan satu karton satuan dan beberapa karton setengahan.

“1 : artinya mencari banyaknya karton setengahan dalam satu karton satuan. Yaitu ada berapa banyak karton setengahan yang jika ditempelkan (tanpa tumpang tindih dan tanpa jarak) dapat menutup seluruh karton satuan.” Hasilnya adalah ada dua karton setengahan yang dapat menutup satu karton satuan. Jadi, 1 : = 2. Apabila diubah ke dalam pengurangan hasilnya menjadi:

116

1: = 1- - = 0. Atau dengan kata lain banyak pengambilan dari 1 adalah sebanyak 2 pengambilan. Jadi, 1 : = 2.

i. Kemudian siswa diarahkan untuk mencari kesimpulan umum bahwa membagi bilangan bulat dengan bilangan pecahan artinya dengan mengalikan bilangan bulat dengan kebalikan pecahan itu. Bilangan bulat

:

= bilangan bulat x

.

j. Siswa dan guru membahas hasil dari soal pembagian bilangan asli dengan bilangan pecahan

k. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan mencatat materi l. Siswa diberikan soal pembagian pecahan biasa dengan pecahan

biasa Soal:

: = . . .

m.Siswa dengan bimbingan guru menyiapkan kertas karton setengahan dan seperempatan, kemudian guru membimbing dengan menerangkan : = diambil bagian.

: = - - = 0, atau dengan kata lain banyak pengambilan dari adalah sebanyak 2 pengambilan. Jadi hasilnya, : = 2. n. Selanjutnya siswa diarahkan agar mencari kesimpulan umum

bahwa,

: =

x dengan

cara:

1) Siswa mencari keterkaitan antara pembagi dengan hasil bagi, misalnya:

117

2 : = 4. 2 : = 6.

2) Siswa diharapkan menemukan hubungan tersebut, yaitu: a) 2 : = x = = 4.

b) 2 : = x = = 6.

o. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan mencatat materi Elaborasi

p. Guru meminta siswa untuk membbuat 3 contoh soal perkalian pecahan biasa dengan bilangan bulat, 3 soal perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa, dan 3 soal perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.

q. Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakannya Konfirmasi

r. Perwakilan siswa maju ke depan kelas menuliskan hasil pekerjaannya

s. Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa

t. Guru memberikan penguatan kepada siswa tentang cara mengerjakan soal perkalian pecahan biasa dengan bilangan bulat, perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa, dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.

Kegiatan Akhir (25 menit)

a. Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan dengan bimbingan guru yaitu materi pembagian pecahan biasa dengan bilangan bulat, pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa, dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa.

b. Siswa dibagikan soal evaluasi siklus I c. Siswa mengerjakan soal evaluasi

118

e. Guru memberikan umpan balik dan pesan moral dari materi yang sudah dipelajari oleh siswa

f. Guru mengucapkan salam untuk menutup kegiatan pembelajaran. H.Sumber dan Media Pembelajaran

1. Sumber belajar :

Osman, dkk. (2007). Matematika Kelas 4 Sekolah Dasar. Jakarta: Yudhistira.

Tim Matematika. (2007). Cerdas Matematika. Bogor: Yudhistira. 2. Media pembelajaran : Kertas karton pecahan.

I. Penilaian

1. Penilaian Kognitif / Produk

a. Prosedur penilaian : Akhir pembelajaran b. Jenis penilaian : Tes tertulis

c. Bentuk penilaian : Uraian d. Jumlah soal : 20 e. Total skor : 20 2. Kriteria Ketuntasan Minimal

Siswa dikatakan berhasil mengikuti pelajaran, jika siswa memperoleh nilai lebih dari 70.

119 LAMPIRAN

MATERI PEMBELAJARAN 1. Perkalian Pecahan

a. Perkalian Bilangan Bulat dengan Pecahan Biasa Contoh :

2 x = . . . artinya ada 2 satuan -an. Berapa nilainya setelah digabung?

Yang diarsir Yang diarsir

Arsiran digabung menjadi

Yang diarsir

Jadi, terlihat bahwa 2 x = + = = 1 atau dapat dinyatakan

120

diharapkan dapat menarik kesimpulan cara mengerjakan operasi hitung bilangan bulat dengan pecahan biasa yaitu:

Bilangan bulat x =

b. Perkalian pecahan dengan bilangan bulat x 2 = . . . artinya dari 2.

Untuk mendapatkan dari 2, maka anak harus memikirkan 2 obyek yang dikelompokkan menjadi 2 bagian yang beranggotakan sama. Banyaknya anggota masing-masing kelompok terkait dengan banyaknya obyek semula, dalam hal ini dari banyaknya obyek semula.

0 1 2

Setiap petak mewakili bagian

dari 1. Jadi, terdapat 2 petak -an atau dalam kalimat matematika

adalah x 2 = = . Berdasarkan contoh tersebut siswa diharapkan dapat menarik kesimpulan cara mengerjakan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan bilangan bulat yaitu:

121 x bilangan bulat = c. Perkalian Dua Pecahan Biasa

x = . . . artinya dari

.

Tahap 1:

Kertas dilipat menjadi 5 bagian yang sama sesuai dengan penyebut yang digunakan. Kemudian mengarsir 3 bagian dari lipatan untuk membentuk pecahan .

Tahap 2:

Melipat menjadi 2 bagian yang sama atau dari . Maka akan terbentuk lipatan

Tahap 3:

Ikuti lipatan kecil tersebut sampai seluruh kertas membentuk lipatan kecil yang sama. Maka akan terbentuk 10 lipatan kecil, dan

122

dari tersebut ternyata sama dengan 3 lipatan kecil dari 10

lipatan atau (yang diarsir dobel)

Jadi, x adalah atau x = = .

Jadi, dari contoh tersebut siswa diharapkan dapat menarik kesimpulan cara mengerjakan operasi hitung perkalian dua pecahan biasa yaitu:

x =

2. Pembagian Pecahan

a. Pembagian Bilangan Bulat oleh Pecahan Biasa

Pada pembelajaran ini menggunakan kertas karton yang dipotong-potong berbentuk persegi panjang. Menetapkan suatu ukuran sebagai patokan satuan. Misalnya persegi berikut sebagai karton satuan, yaitu karton ini mewakili bilangan 1. Dan menyiapkan beberapa karton yang panjangnya merupakan bagian dari karton satuan, misalnya karton setengahan, karton seperempatan, karton sepertigaan, dan karton dua pertigaan.

123 Karton Satuan Karton Setengahan Karton Seperempatan Karton Sepertigaan Karton Duapertigaan 1) Pembagian 1 oleh

Menyiapkan satu karton satuan dan beberapa karton setengahan.

1 : artinya mencari banyaknya karton setengahan dalam satu karton satuan. Yaitu ada berapa banyak karton setengahan yang jika ditempelkan (tanpa tumpang tindih dan tanpa jarak) dapat menutup seluruh karton satuan.

124 Karton satuan

Hasilnya adalah ada dua karton setengahan yang dapat menutup satu karton satuan. Jadi, 1 karton satuan dibagi karton satuan hasilnya adalah 2 karton setengahan.

Apabila diubah ke dalam konsep pengurangan secara berulang menjadi:

1: = 1 - - = 0. Atau dengan kata lain banyak pengambilan dari 1 adalah sebanyak 2 pengambilan.

Jadi, 1 : = 2 = = 1 x . 2) Pembagian 1 oleh

Menyiapkan satu karton satuan dan beberapa karton sepertigaan.

1 : artinya mencari banyaknya karton sepertigaan dalam satu karton satuan. Yaitu ada berapa banyak karton sepertigaan yang jika ditempelkan dapat menutup seluruh karton satuan.

125 Karton satuan

Hasilnya adalah ada tiga karton sepertigaan yang dapat menutup satu karton satuan. Jadi, 1 karton satuan dibagi karton satuan hasilnya adalah 3 karton sepertigaan.

Apabila diubah ke dalam bentuk penguranagan menjadi:

1 : = 1 - - - = 0. Atau dengan kata lain banyak

pengambilan dari 1 adalah sebanyak 3 pengambilan.

Jadi, 1 : = 3 = = 1 x

Berdasarkan contoh tersebut ternyata ada pola hubungan sebagai berikut:

1 : = 2 = = 1 x

1 : = 3 = = 1 x

Pola hubungan yang terbentuk itu perlu diberikan sebagai kuncinya kepada siswa, yaitu “Apabila bilangan bulat dibagi dengan pecahan biasa maka pembagian berubah menjadi

126

perkalian tetapi pecahannya dibalik (penyebut menjadi pembilang dan pembilang menjadi penyebut)” atau dalam bentuk umum:

Bilangan bulat : = bilangan bulat x

b. Pembagian Pecahan Biasa oleh Bilangan Bulat Contoh:

1) : 2 = . . .

: 2 artinya karton setengahan dibagi menjadi dua bagian yang sama.

Jadi apabila karton -an dibagi menjadi 2 bagian yang sama, hasilnya adalah terdapat 2 karton -an.

127 2) : 4 = . . .

: 4 artinya karton setengahan dibagi menjadi empat bagian yang sama.

Jadi apabila karton -an dibagi menjadi 4 bagian yang sama,

hasilnya adalah terdapat 4 karton -an. Artinya : 4 = = .

Berdasarkan contoh tersebut, ternyata ada pola hubungan sebagai berikut:

: 2 = = .

: 4 = = .

Pola hubungan yang terbentuk itu perlu diberikan sebagai kuncinya kepada siswa, yaitu “Apabila bilangan pecahan dibagi dengan bilangan bulat maka pembilang dari pecahan

128

tersebut tetap sedangkan penyebutnya dikalikan dengan bilangan bulatnya” atau dalam bentuk umum:

: bilangan bulat =

c. Pembagian Dua Pecahan Biasa Contoh:

1) : = . . .

: artinya ada berapa karton -an dalam karton -an.

Jadi, dalam karton -an terdapat satu karton -an dengan bagian yang sama.

: dengan konsep pengurangan secara berulang menjadi: : = - = 0, atau dengan kata lain banyak pengambilan dari adalah sebanyak 1 pengambilan.

129 2) : = . . .

: artinya ada berapa karton -an dalam karton -an.

Jadi, dalam karton -an terdapat dua bagian karton -an dengan masing-masing bagian yang sama.

: dengan konsep pengurangan secara berulang menjadi: : = - - = 0, atau dengan kata lain banyak pengambilan dari adalah sebanyak 2 pengambilan.

Jadi hasilnya, : = 2 = .

Berdasarkan contoh tersebut, ternyata ada pola hubungan sebagai berikut:

: = 1 = : = 2 =

130

Berdasarkan hubungan tersebut, maka cara mengerjakan operasi hitung pembagian dua pecahan biasa dalam bentuk umum yaitu:

131

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SD Negeri 3 Sugihan Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : IV/ 2

Pertemuan Ke- : 1 dan 2 (Siklus II)

Alokasi Waktu : Pertemuan 1 : 2 x 35 menit Pertemuan 2 : 2 x 45 menit Hari/ Tanggal : Pertemuan 1 : Rabu, 25 Mei 2016

Pertemuan 2 : Rabu, 25 Mei 2016

A. Standar kompetensi

5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar

5.1Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan C. Indikator

5.3.1 Mengalikan bilangan pecahan biasa dengan pecahan biasa 5.3.2 Mengalikan pecahan biasa dengan bilangan bulat

5.3.3 Mengalikan bilangan bulat dengan pecahan biasa 5.3.4 Membagi pecahan biasa dengan bilangan bulat 5.3.5 Membagi bilangan bulat dengan pecahan biasa 5.3.6 Membagi pecahan biasa dengan pecahan biasa

132 D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan tentang perkalian pecahan biasa dengan bilangan bulat, siswa dapat menyelesaikan operasi hitung perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa dengan benar.

2. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan tentang perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa, siswa dapat menyelesaikan operasi hitung perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa dengan benar.

3. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan, siswa dapat menyelesaikan operasi hitung perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa dengan benar.

4. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan tentang pembagian pecahan biasa dengan bilangan bulat, siswa dapat menyelesaikan operasi hitung pembagian pecahan biasa dengan bilangan bulat dengan benar.

5. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan tentang perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa, siswa dapat menyelesaikan operasi hitung pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa dengan benar.

6. Melalui kegiatan diskusi dan penugasan, siswa dapat menyelesaikan operasi hitung pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa dengan benar.

E. Materi Pembelajaran 1. Perkalian Pecahan 2. Pembagian Pecahan

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Pendekatan Induktif

133 G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-1 (2 x 35 menit) Kegiatan Awal (5 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam b. Guru mengkondisikan kelas hingga kondusif

c. Guru melakukan presensi siswa

d. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang materi yang dipelajari sebelumnya

e. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari Kegiatan Inti (50 menit)

Eksplorasi

a. Siswa diberikan soal perkalian pecahan biasa dengan bilangan bulat x 2 = . . .

b. Siswa dibimbing guru menyelesaikan soal tersebut.

“Dua potongan dari tiga potongan yang sama nilainya mewakili bilangan . Ini berarti terdiri dari dua potongan yang masing-masing mewakili . Dengan demikian = + . Sesuai dengan konsep perkalian + = x 2. Sehingga, x 2 = . “

c. Siswa diberikan soal latihan yang dikerjakan secara berpasangan Soal:

1. x 2 = . . . 2.

x 3

=

. . .

3. x 6= . . .

134

e. Siswa dan guru membahas hasil dari soal perkalian bilangan bulat dengan pecahan

f. Siswa diberikan soal perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa 2 x = . . .

g. Siswa dan guru membahas soal tersebut

h. Siswa diberikan soal latihan perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa

1.2 x = . . . 2.3 x =

. . .

3.6 x = . . .

i. Siswa dan guru membahas soal tersebut

j. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan cara mengerjakan soal perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa

k. Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat materi yang telah dijelaskan oleh guru

l. Siswa diberikan soal perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa Soal:

x = . . .

m.Siswa diberikan rambu-rambu menemukan konsep mengerjakan perkalian biasa dengan pecahan biasa

x = = . x = = .

n. Siswa diminta untuk mengisi titik-titik dengan benar.

o. Siswa dibimbing menyimpulkan cara mengerjakan perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.

135 x = .

p. Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat materi

q. Siswa diberikan soal latihan untuk dikerjakan secara individu x = . . .

x = . . . x = . . .

r. Siswa dan guru membahas hasil dari soal tersebut.

s. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami

Elaborasi

t. Guru meminta siswa untuk membuat 3 contoh soal perkalian pecahan biasa dengan bilangan bulat, 3 soal perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa, dan 3 soal perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.

u. Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakannya Konfirmasi

v. Perwakilan siswa maju ke depan kelas menuliskan hasil pekerjaannya

w.Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa

x. Guru memberikan penguatan kepada siswa tentang cara mengerjakan soal perkalian pecahan biasa dengan bilangan bulat, perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa, dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.

Kegiatan Akhir (5 menit)

a. Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan dengan bimbingan guru yaitu materi perkalian bilangan bulat dengan pecahan biasa dan perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.

136

b. Guru memberikan umpan balik dan pesan moral dari materi yang sudah dipelajari oleh siswa

c. Guru mengucapkan salam untuk menutup kegiatan pembelajaran. 15 menit

Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit) Kegiatan Awal (5 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam b. Guru mengkondisikan kelas hingga kondusif

c. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang materi yang dipelajari sebelumnya

d. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari Kegiatan Inti (60 menit)

Eksplorasi

a. Siswa diberikan soal pembagian pecahan biasa dengan bilangan bulat

: 2 = . . .

Hasilnya adalah ada dua karton seperempatan yang dapat menutup satu karton setengahan. Jadi, : 2 = .

Apabila diubah ke dalam pengurangan hasilnya menjadi:

: 2 = - - = 0.

b. Siswa diberikan soal latihan Soal:

1. : 2 = . . . 2. : 3 = . . .

137

c. Siswa dan guru membahas soal tersebut

d. Kemudian siswa diarahkan untuk mencari kesimpulan umum bahwa membagi bilangan bulat dengan bilangan pecahan.

Jadi, membagi pecahan biasa dengan bilangan bulat adalah: : bilangan bulat = x

e. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan mencatat materi f. Siswa diberikan soal pembagian bilangan bulat dengan pecahan

biasa 1 : = . . .

“1 : artinya mencari banyaknya karton setengahan dalam satu karton satuan. Yaitu ada berapa banyak karton setengahan yang jika ditempelkan (tanpa tumpang tindih dan tanpa jarak) dapat menutup seluruh karton satuan.” Hasilnya adalah ada dua karton setengahan yang dapat menutup satu karton satuan. Jadi, 1 : = 2. Apabila diubah ke dalam pengurangan hasilnya menjadi:

1: = 1- - = 0. Atau dengan kata lain banyak pengambilan dari 1 adalah sebanyak 2 pengambilan. Jadi, 1 : = 2.

g. Siswa diberikan soal latihan Soal:

1. 2 : = . . . 2. 3 : = . . .

138

h. Kemudian siswa diarahkan untuk mencari kesimpulan umum bahwa membagi bilangan bulat dengan bilangan pecahan artinya dengan mengalikan bilangan bulat dengan kebalikan pecahan itu.

Dokumen terkait