• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

Kediri Tahun 2011

RTH KOTA KEDIRI 1.268 20,00 LUAS KOTA KEDIRI 6.340,

3.5.3.2 Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

Secara umum, kawasan budidaya yang terdapat di Kota Kediri meliputi Kawasan Perumahan, Kawasan Perdagangan dan Jasa, Kawasan Perkantoran, Kawasan Industri, Kawasan Pariwisata, Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau, Kawasan Ruang Evakuasi Bencana, Kawasan Sektor Informal, dan Kawasan Peruntukan Lain (Kawasan Pertanian, Kawasan Pertambangan, Kawasan Pendidikan, Kawasan Kesehatan, Kawasan Peribadatan, Kawasan Keamanan dan Keselamatan dan Kawasan Khusus (Militer).

1. Kawasan Perumahan

Luas kawasan permukiman keseluruhan adalah 1.679,631 ha yang terbagi pada Kecamatan Kota seluas 486,602 ha, Kecamatan Mojoroto seluas 724,740 ha dan Kecamatan Pesantren seluas 468,289 ha.

Rencana pengembangan kawasan perumahan meliputi :

a. Pengembangan kawasan perumahan baru bagi berbagai golongan masyarakat yang dilakukan secara proporsional, diarahkan di Kelurahan Mrican, Ngampel, Mojoroto, Sukorame, Lirboyo, Campurejo, Bandar Lor, Pesantren, Jamsaren, Pakunden dan Tinalan; b. Pengembangan rusunawa sekitar kawasan industri di Kelurahan Dandangan seluas ±8,50

c. Perbaikan kualitas permukiman diarahkan pada kawasan permukiman padat dengan kondisi bangunan dan lingkungan kurang memadai pada Kelurahan Kampungdalem, Ringinanom, Setonopande, Dandangan, Banjaran.

2. Kawasan Perdagangan dan Jasa

Luas kawasan perdagangan dan jasa di Kota Kediri secara menyeluruh adalah 148,95 ha terbagi pada Kecamatan Kota seluas 69, 38 ha, Kecamatan Mojoroto seluas 56,13 ha dan Kecamatan Pesantren seluas 23,44 ha. Terdapat kegiatan perdagangan dan jasa pada kawasan perlindungan setempat yaitu pada Kecamatan Kota seluas 2,14 ha dan Kecamatan Mojoroto seluas 0,20 ha. Pada kawasan konflik ini diperlukan pengawasan dan pengendalian perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa karena berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan.

Arahan pengembangan kawasan perdagangan dn jasa berdasarkan jenis pedagangan dan skala pelayanannya adalah :

a. Pengembangan pasar tradisional di Kota Kediri, tersebar di tiap kecamatan dan di arahkan pada pusat-pusat permukiman kota;

b. Pengembangan pusat perbelanjaan, meliputi : 1) Pengembangan pada pusat kota;

2) Pengembangan secara koridor pada sepanjang Jl. Dhoho, Jl. Patimura, Jl HOS. Cokroaminoto, Jl. Hayam Wuruk, Jl. Erlangga, dan Jl. P. Kusuma Bangsa.

c. Pengembangan toko modern, meliputi : perbelanjaan tingkat pusat lingkungan yang tersebar di seluruh wilayah;

d. Pengembangan perdagangan dan jasa yang menyatu dengan prasarana transport, meliputi :

1) Pengembangan perdagangan dan jasa menyatu dengan stasiun KA; 2) Pengembangan perdagangan dan jasa menyatu dengan terminal.

e. Pengembangan perdagangan dan jasa skala regional dan kota dilakukan secara terintegrasi melalui pengembangan di pusat kota dan Kelurahan Banjaran;

f. Pengembangan perdagangan dan jasa skala sub pusat pelayanan kota dan pusat lingkungan tersebar pada setiap sub pusat pelayanan kota dan pusat lingkungan;

a. Pengembangan kawasan perdagangan di pusat pelayanan kota sekaligus sebagai tujuan utama perbelanjaan skala regional melalui pengembangan: shopping centre, pertokoan, show room, bank dan grosir di Jl. Dhoho, Jl. Patimura, Jl HOS. Cokroaminoto, Jl. Hayam Wuruk, Jl. Erlangga, dan Jl. P. Kusuma Bangsa;

b. Penyediaan pasar wisata yang meliputi pasar hewan peliharaan dan tanaman hias, bursa buku dan barang – barang antik di Campurejo dengan luas ±2 Ha,

c. pembangunan pasar penjualan souvenir Selomangleng di Kelurahan Pojok seluas 1 ha d. pembangunan sentral pemasaran industri rumah tangga di Banjarmlati seluas ±2,5 ha e. pembangunan sentral pemasaran home industri di Bandar Kidul di GOR Kota Kediri seluas

±0,5 ha;

f. pengembangan pasar sembako di Kelurahan Bandar Lor seluas ±0,9 ha, g. pengembangan pasar grosir elektronik di Kelurahan Ketami seluas ±2 ha dan h. pengembangan showroom di Kelurahan Blabak seluas ±2 ha.

3. Kawasan Perkantoran

Luas kawasan perkantoran secara keseluruhan adalah 57,29 ha yang terbagi pada Kecamatan Kota seluas 26,50 ha, Kecamatan Mojoroto seluas 30,38 ha dan Kecamatan Pesantren seluas 0,416 ha.

Rencana pengembangan kawasan perkantoran di Kota Kediri meliputi :

a. Penggabungan kawasan perkantoran ditujukan untuk upaya memberikan pelayaan yang efektif, cepat dan hemat meliputi pengembangan kawasan perkantoran di pusat kota sebagai Civic Center (CC) pada blok yang dibatasi di Jl. Diponegoro, Jl. Hasanudin, Jl. Teuku Umar, Jl. Ngadirejo I dan II, Jl. Airlangga, Jl. PK. Bangsa, Jl. Hayam Wuruk, Jl. Brawijaya dan Jl. Mayjend Sungkono.

b. Pengembangan kawasan perkantoran baru di Kelurahan Pesantren seluas sekitar 1 Ha, KelurahanBandar Lor seluas ±0,4 Ha, dan KelurahanMojoroto seluas ±15 Ha.

c. Kawasan perkantoran swasta meliputi :

1) Pengembangan pada pusat pelayanan kota dan sub kota menyatu dengan perdagangan dan fasilitas sosial lain;

2) Pengembangan secara koridor sepanjang jalan utama kota;

3) Pengembangan kawasan multi fungsi antara perkantoran, perdagangan jasa, fasilitas umum pada satu komplek atau satu bangunan.

4) Pengembangan perkantoran swasta diarahkan pada kawasan pusat pelayanan kota, jalur utama kota.

4. Kawasan Peruntukan Industri

Rencana pengembangan kawasan industri di Kota Kediri, antara lain :

a. Rencana pengembangan kawasan industri mikro/kecil, meliputi pengembangan industri di : 1) Kelurahan Bandar Kidul

2) Kelurahan Banjarmlati 3) Kelurahan Tamanan 4) Kelurahan Bawang 5) Kelurahan Ngletih 6) Kelurahan Betet

b. Mempertahankan industri menengah yaitu :

1) Pengembangan industri untuk pembuatan makanan di Kelurahan Betet seluas ±34 ha dan Blabak seluas ±13 ha

2) Pabrik penggolahan kayu di Kecamatan Pesantren 3) Pabrik makanan di Kecamatan Pesantren

c. Pengembangan kawasan industri antara lain :

1) Pengembangan industri pembuatan rokok di Kelurahan Semampir seluas ±29 ha dan Kelurahan Dandangan seluas ±24 ha

2) Pabrik gula di Kecamatan Mojoroto dan Pesantren 3) Industri rokok di Kecamatan Kota

5. Kawasan Pariwisata

Rencana pengembangan jenis pariwisata baru di Kota Kediri meliputi pariwisata industri, pariwisata belanja dan kuliner, pariwisata olah raga dan seni, serta pariwisata modern.

Rencana pengembangan pariwisata tersebut adalah :

a. Pengembangan pariwisata industri adalah pariwisata untuk melihat proses produksi industri besar, sedang, kecil maupun home industri. Proses produksi pabrik yang bisa ditinjau adalah :

1) Pabrik Gula Mrican dan Pesantren 2) Pabrik Rokok Gudang Garam

4) Pembuatan tahu, getuk pisang dan makanan khas Kota Kediri b. Rencana pengembangan pariwisata industri tersebut adalah :

1) Melihat proses pembuatan dan pengolahan di Pabrik Gula Mrican dan Pesantren, Pabrik Rokok, Pabrik Wood, Pabrik Bekicot, Kawasan industri pembuatan makanan dan home industri.

2) Jalur wisata industri : Pabrik Gula Mrican – Pabrik Rokok Gudang Garam – Pabrik Wood – Pabrik Bekicot – Pabrik Gula Pesantren – Pabrik Pembuatan Makanan – Home industri – Sentra Home Industri di GOR

c. Pengembangan pariwisata belanja dan kuliner meliputi :

1) Pengembangan sektor informal untuk souvenir, makanan khas (seperti Malioboro) di Jl. Yos Sudarso dan Jl. A. Yani

2) Pengembangan sentra sektor informal untuk makanan di Jl. Doho, Jl. Panglima Polim, Taman Sekartaji dan Alun – Alun

3) Pengembangan Sentra Pemasaran Industri Rumah Tangga di GOR

4) Pasar wisata di Campurejo dengan konsep pasar burung, bunga, hewan piaraan, barang antik dan buku-buku bekas

d. Pengembangan pariwisata olah raga dan seni yang dikembangkan adalah :

1) Pengembangan Gedung Kesenian untuk panggung kesenian tradisional di Selomangleng sebagai penunjang event rutin;

2) Pengembangan GOR Banjarmlati untuk event porseni, pekan olah raga dan budaya, karnaval;

3) Pengembangan Stadion Brawijaya Banjaran untuk kegiatan olahraga, seni, dan budaya.

e. Pengembangan pariwisata modern adalah :

1) Taman bermain dan pariwisata pendidikan di Ngronggo seluas 4,160 ha dan Manisrenggo seluas 1,222 ha

2) Kebun raya dan kebun binatang mini di hutan kota Banjaran seluas 0,5 ha 6. Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau

Rencana pengembangan kawasan Ruang Terbuka non Hijau (RTnH) tersebar di pusat kegiatan masyarakat di seluruh wilayah Kota Kediri. Luas kawasan ini di Kota Kediri adalah 60,05 ha

yang terbagi pada Kecamatan Kota seluas 35,96 ha, Kecamatan Mojoroto seluas 23,05 dan Kecamatan Pesantren seluas 1,04 ha.

7. Kawasan Ruang Evakuasi Bencana

Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang evakuasi bencana kebakaran dan ruang evakuasi bencana banjir untuk penampungan sementara dan ruang evakuasi untuk penampungan korban bencana.

Rencana penyediaan ruang evakuasi bencana di Kota Kediri adalah : a. Penyediaan ruang evakuasi bencana kebakaran meliputi :

1) Ruang terbuka hijau terdekat di pemukiman kepadatan tinggi di Jl. Bandar Ngalim – Jl. Agus Salim, Jl. Yos Sudarso – Jl. Pattimura, Jl. Yos Sudarso – Jl. Dhoho serta Jl. Diponegoro dengan pemanfaatan RTH sekitar dan ruang terbuka yang terdekat untuk bencana kebakaran;

2) Pemanfaatan pada bangunan tinggi terdekat dari daerah – daerah yang rawan banjir; 3) pemanfaatan fasilitas umum sekitar Gunung Klotok di Jl. Mastrip dan kawasan militer

di Kelurahan Pojok.

b. Penyediaan ruang untuk penampungan korban bencana banjir, kebakaran dan erosi meliputi penyediaan ruang di Kelurahan Tosaren seluas ±0,5 ha, Ngadirejo seluas ±1 ha, Sukorame ±2 ha, dan Kemasan seluas ±2 ha.

8. Kawasan Peruntukkan Ruang Kegiatan Sektor Informal

Sebaran sektor informal di Kota Kediri yaitu di kawasan wisata Selomangleng, Jl. Merbabu, Taman Sekartaji, Jl. Veteran, Jl. Panglima Polim, Jl. Penanggungan, Jl. A. Yani, Jl. KH. Wachid Hasyim, Jl. Mauni, Jl. DI. Panjaitan, Jl. Patiunus, Jl. Sriwijaya, Jl. Pattimura, Jl. Dhoho, Alun- alun dan Jl. Mataram.

Rencana pengembangan sentralisasi untuk sektor informal, yang akan dikembangkan untuk menunjang perdagangan jasa serta pariwisata adalah :

a. Rencana pengembangan dan penataan PK 5 di kawasan wisata Selomangleng di Kelurahan Pojok

b. Rencana pengembangan dan penataan PK 5 di sekitar Taman Sekartaji Kelurahan Mojoroto

c. Rencana pengembangan dan penataan PK 5 di kawasan Alun – Alun Kota Kediri Kelurahan Kampung Dalem

d. Rencana pengembangan dan penataan PK 5 Jl. Panglima Polim Kelurahan Kemasan e. Rencana pengembangan PK 5 di sepanjang Jl. Yos Sudarso Kelurahan Pakelan

f. Rencana pengembangan PK 5 di depan Stadion Brawijaya Jl. A. Yani Kelurahan Banjaran g. Rencana pengembangan PK 5 di pasar pagi Kaliombo

h. Rencana pengembangan PK 5 di GOR Banjarmlati 9. Kawasan Peruntukan Lain

Kawasan peruntukan lain meliputi; kawasan pertanian; perkebunan; perikanan; peternakan; pertambangan; dan kawasan pelayanan umum.

10. Kawasan Hutan Produksi

Luas kawasan hutan produksi secara keseluruhan adalah 556,20 ha yang terdapat di Kelurahan Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto. Kawasan hutan produksi ini sepenuhnya dikelola oleh Perhutani Kota Kediri. Hutan produksi yang terdapat pada Kawasan Penyangga memerlukan perlakuan khusus dalam terutama untuk pengawasan dan pengendalian terhadap perubahan fungsi kawasan.

11. Kawasan Pertanian

Kawasan pertanian di Kota Kediri dibedakan atas pertanian tanaman pangan, ladang/kebun campur dan hutan produksi.

a. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) merupakan lahan aset bekas TKD yang dapat dipertahankan. Aset bekas TKD terdiri dari lahan sawah maupun tegalan. Kegiatan pertanian untuk lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan pada Kota Kediri dengan luas keseluruhan adalah 500 ha meliputi :

1) Kecamatan Mojoroto seluas 150 ha, 2) Kecamatan Kota seluas 50 ha, 3) Kecamatan Pesantren seluas 300 ha, b. Kawasan Sawah Irigasi

Kawasan pertanian sawah irigasi teknis di Kota Kediri seluas 3.100 ha yang terbagi dalam 3 kecamatan yaitu Kecamatan Mojoroto seluas 980 ha, Kecamatan Kota seluas 520 ha, dan Kecamatan Pesantren seluas 1.600 ha.

Perlakuan khusus dilakukan pada kawasan sawah irigasi yang terdapat di kawasan penyangga yaitu pada Kelurahan Pojok seluas 0,106 ha, Kelurahan Sukorame seluas

0,259 ha, Kelurahan Betet seluas 2,024 ha, Kelurahan Pakunden seluas 0,772 ha dan Kelurahan Jamsaren seluas 3,805 ha. Pengembangan kawasan ini dengan pengawasan dan pengendalian serta penerapan system terasering agar tidak merubah struktur tanah yang ada.

c. Kawasan Perkebunan

Selain pertanian tanaman pangan dan hutan produksi, kawasan pertanian Kota Kediri terdiri atas pertanian tegalan seluas 638,866 ha yang terbagi pada Kecamatan Kota seluas 120,605 ha, Kecamatan Mojoroto seluas 268,193 dan Kecamatan Pesantren seluas 250,069 ha.

Jenis komoditi perkebunan yang terdapat di wilayah perencanaan terdiri atas bermacam- macam jenis, seperti tanaman holtikultura dan palawija.

d. Kawasan perkebunan holtikultura dikembangkan di Kelurahan Dermo, Kelurahan Bujel, Kelurahan Gayam, Kelurahan Ngampel dan Kelurahan Pojok (lereng Gunung Klotok dan Gunung Maskumambang).

e. Kawasan Perikanan

Kota Kediri memiliki potensi perikanan yang terdapat pada : 1) Kecamatan Mojoroto

a) Pojok, Mrican : Lele, nila, gurami b) Sukorame, Tamanan, Lirboyo, Bandar Lor : Lele

c) Dermo : Gurami

2) Kecamatan Kota

a) Semampir, Kampungdalem : Lele

b) Kaliombo : Lele, Gurami

c) Ngronggo, Rejomulyo : Nila 3) Kecamatan Pesantren

a) Jamsaren, Betet : Hias

b) Tinalan : Lele, nila

c) Blabak : Nila, gurami, hias

d) Pesantren : Lele, hias

e) Bawang : Hias, nila

g) Ketami : Hias, lele

h) Tempurejo : Hias, nila

f. Kawasan Peternakan

Kawasan peternakan di Kota Kediri meliputi:

1) Kecamatan Mojoroto dengan komoditas Ayam Ras;

2) Kecamatan Kota dengan komoditas Kuda, Domba, Ayam Kampung dan Mentok; dan 3) Kecamatan Pesantren dengan komoditas Sapi Perah.

12. Kawasan Pertambangan

Pertambangan di wilayah Kota Kediri berjenis pertambangan mineral, yaitu pasir. Adapun lokasi dari pertambangan meneral berupa pasir yang berijin di Kota Kediri adalah KSU Bojong Makmur di Kelurahan Semampir, KSU Baito Suro di Kelurahan Mrican di wilayah Sungai Brantas dan di Kelurahan Mojoroto. Dimasa yang akan datang, diperlukan pengendalian perkembangan kawasan pertambangan pasir agar tidak menyebabkan kerusakan lingkungan. 13. Kawasan Pelayanan Umum

Yang termasuk dalam kawasan pelayanan umum adalah kawasan pendidikan, kawasan kesehatan, kawasan peribadatan, yang akan dijabarkan sebagai berikut :

a. Kawasan Pendidikan

Rencana pengembangan kawasan pendidikan meliputi :

1) Rencana pengembangan Perguruan Tinggi di Kelurahan Sukorame dengan luas ± 8 Ha dan di Kelurahan Mrican dengan luas kurang lebih 25 ha.

2) Pengembangan kawasan pendidikan di Kelurahan Campurejo seluas ±0,5 ha dan Pojok seluas ±4,5 ha dengan pengembangan pendidikan perguruan tinggi yang mempunyai spesifikasi keahlian dalam ilmu teknik industri dan ekonomi.

3) Pengembangan pendidikan unggulan skala kota dan regional. b. Kawasan Kesehatan

Rencana pengembangan untuk kawasan kesehatan adalah :

1) Pembangunan RSUD Gambiran II di Kelurahan Pakunden seluas ±6,5 ha 2) Penyediaan rumah sakit khusus penyakit tertentu

3) Perbaikan kondisi dan pelayanan fasilitas kesehatan seluruh wilayah di Kota Kediri c. Kawasan Peribadatan

Rencana pengembangan kawasan peribadatan meliputi seluruh fasilitas peribadatan di Kota Kediri.

Rencana pengembangan kawasan peribadatan meliputi :

1) Mempertahankan keberadaan fasilitas peribadatan serta meningkatkan kualitas dan kuantitasnya;

2) Persebaran fasilitas peribadatan untuk tiap Pusat Lingkungan (PL);

3) Pengembangan kawasan peribadatan pada wilayah pengembangan baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

4) Pengembagan pusat kegiatan peribadatan pada tiap Sub Pusat Pelayanan (SPP). 14. Kawasan Khusus Militer

Kawasan khusus militer di Kota Kediri berupa asrama militer di Kelurahan Bujel, Komplek TNI di Kelurahan Banjaran, Kelurahan Mojoroto dan Kelurahan Sukoramedengan luas seuruhnya 25,32 ha. Kawasan Militer di Kota Kediri mempunyai pengaruh strategis terhadap stabilitas keamanan dan politik yang juga akan berpengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pengembangan wilayah secara keseluruhan.

Dokumen terkait