• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.4 RTRW Provinsi Sulawesi Selatan

3.4.3 Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan

Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi memuat :

1. Rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi;

2. rencana pola ruang Provinsi .

Rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW Nasional merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah Nasional, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi lindung maupun budidaya yang bersifat strategis Nasional, yang ditinjau dari berbagai sudut pandang akan lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan Nasional.

Rencana pola ruang Provinsi merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah Provinsi, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi lindung maupun budidaya yang memiliki nilai strategis Provinsi ditinjau dari berbagai sudut pandang akan lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan Provinsi apabila dikelola oleh Pemerintah

daerah Provinsi dengan sepenuhnya memperhatikan pola ruang yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

Rencana pola ruang wilayah Provinsi meliputi Rencana Pengembangan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Wilayah Provinsi.

Rencana Pengembangan Kawasan Lindung Wilayah Provinsi meliputi :

1. kawasan Lindung nasional, yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi, dengan luas lebih dari 1.000 (seribu) hektar dan merupakan kewenangan Pemerintah;

2. rencana Pengembangan kawasan lindung Provinsi, dengan luas kurang dari 1.000 (seribu) hektar dan merupakan kewenangan Provinsi.

Kawasan Lindung yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yaitu kawasan yang tidak diperkenankan dan/atau dibatasi pemanfaatan ruangnya dengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, warisan budaya dan sejarah, serta untuk mengurangi dampak dari bencana alam.

Kawasan lindung Provinsi adalah kawasan lindung secara ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak lebih dari satu wilayah Kabupaten/Kota.

Kawasan Lindung Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi

meliputi : Suaka Margasatwa Ko’mara (Kabupaten Takalar), Cagar

Alam (CA) Faruhumpenai, CA Kalaena, Taman Nasional (TN) Danau Matano dan Danau Mahalona, TN Danau Towuti (Kabupaten Luwu Timur), TN Bantimurung Bulusaraung (Kabupaten Maros dan Pangkep), TN Laut Takabonerate (Kabupaten Kepulauan Selayar), Taman Hutan Raya (Tahura) Bontobahari (Kabupaten Bulukumba), Taman Wisata Alam (TWA) Malino (Kabupaten Gowa), TWA Cani Sirenreng (Kabupaten Bone), TWA Lejja (Kabupaten Soppeng),

TWA Laut Kepulauan Kapoposang (Kabupaten Pangkep), Taman

Buru (TB) Ko’mara, dan TB Bangkala (Kabupaten Jeneponto)

Rencana Pengembangan Kawasan Lindung Provinsi meliputi :

1. Rencana Pengembangan Hutan Lindung (HL) yang meliputi: Tahura Abdul Latief (Kabupaten Sinjai), Tahura Nanggala (Kota Palopo), Hutan Lindung (HL) Gowa, HL Takalar, HL Jeneponto, HL Bantaeng, HL Bulukumba, HL Selayar, HL Sinjai, HL Bone, HL Soppeng, HL Wajo, HL Barru, HL Sidrap, HL Pinrang, HL Enrekang, HL Tana Toraja, HL Toraja Utara, HL Luwu, HL Luwu Utara, HL Luwu Timur, HL Palopo, dan HL Parepare.

2. Kawasan Rawan Bencana Alam (KRB) meliputi: KRB Gunung Bawakaraeng (Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone)

Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya Yang Memiliki Nilai Strategis Provinsi dalam RTRWP Sulawesi Selatan terbagi atas : 1. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya di Wilayah Provinsi

meliputi :

a. Kawasan Budidaya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi;

b. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya Provinsi . 2. Kawasan Budidaya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional

yaitu kawasan budidaya yang mempunyai nilai strategis Nasional.

3. Kawasan Budidaya Provinsi adalah kawasan budidaya yang mempunyai nilai strategis Provinsi yaitu :

a. merupakan kawasan budidaya yang dipandang sangat penting bagi upaya pencapaian visi pembangunan Provinsi, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 2009-2029;

b. menurut peraturan perizinan dan/atau pengelolaannya merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi.

Kawasan budidaya nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi meliputi : kawasan andalan darat, dan kawasan andalan laut.

1. Kawasan andalan nasional di wilayah Provinsi meliputi :

a. kawasan andalan Mamminasata dan sekitarnya dengan sektor unggulan : pariwisata, industri, pertanian, agroindustri, dan perikanan.

b. kawasan andalan Palopo dan sekitarnya dengan sektor unggulan : pariwisata, perkebunan, pertanian, dan perikanan. c. kawasan andalan Bulukumba – Watampone dan sekitarnya

dengan sektor unggulan : pertanian, perkebunan, agroindustri, pariwisata, perikanan , dan perdagangan.

d. kawasan andalan Parepare dan sekitarnya dengan sektor unggulan : agroindustri,pertanian, perikanan, dan perkebunan. 2. Kawasan Andalan Laut meliputi :

a. kawasan Andalan Laut Kapoposang dan sekitarnya dengan sektor unggulan : perikanan, pertambangan dan pariwisata. b. kawasan Andalan Laut Teluk Bone dan sekitarnya dengan

sektor unggulan : perikanan, pertambangan dan pariwisata. c. kawasan Andalan Laut Singkarang – Takabonerate dan

sekitarnya dengan sektor unggulan : perikanan, pertambangan dan pariwisata.

d. kawasan Andalan Laut Selat Makassar dan sekitarnya dengan sektor unggulan : perikanan dan pariwisata.

Rencana permukiman merupakan kawasan yang potensil dikembangkan sebagai kawasan permukiman yang meliputi :

1. Kawasan permukiman perkotaan meliputi :

a. kawasan permukiman perkotaan didominasi oleh kegiatan non agraris dengan tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari sumberdaya buatan seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, prasarana dan sarana perkotaan.

b. bangunan permukiman di tengah kota terutama di PKN dan PKW yang padat penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya vertikal.

c. pola permukiman perkotaan yang paling rawan terhadap tsunami harus menyediakan tempat evakuasi pengungsi bencana alam baik berupa lapangan terbuka di tempat ketinggian ≥30 m di atas permukaan laut atau berupa bukit penyelamatan.

d. pada PKN Metropolitan Mamminasata direncanakan pengembangan Kota Baru Mamminasata.

2. Kawasan permukiman perdesaan :

a. didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan bangunan, penduduk serta prasarana dan sarana perkotaan yang rendah, dan kurang intensif dalam pemanfaatan lahan untuk keperluan non agraris

b. bangunan-bangunan perumahan diarahkan menggunakan nilai kearifan budaya lokal seperti pola rumah kebun dengan bangunan berlantai panggung.

Secara jelas mengenai kawasan budidaya dalam pola ruang provinsi SulSel dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.5 Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Sulsel

Dokumen terkait