• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Visi Presiden sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong”. Kementerian Kesehatan melaksanakan dan menjabarkan visi tersebut di bidang kesehatan, yaitu menciptakan manusia yang sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan.

Berdasarkan hal tersebut, sesuai lingkup tugas pokok dan fungsinya, Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan menjabarkan pelaksanaan visi Presiden oleh Kementerian Kesehatan, melalui “Terjaminnya Akses, Kemandirian dan Mutu Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan bagi Upaya Mewujudkan Manusia Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan, untuk Menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.

Pencapaian visi Presiden 2020-2024 diwujudkan dalam pelaksanaan 9 misi Presiden, yang dijabarkan oleh Kementerian Kesehatan menjadi sebagai berikut:

1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi; 2. Menurunkan angka stunting pada balita;

3. Memperbaiki pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional; dan

4. Meningkatkan kemandirian dan penggunaan produk farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.

Dukungan Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam penjabaran Kementerian Kesehatan tersebut, diwujudkan menjadi sebagai berikut:

1. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan;

2. Memperkuat pengawasan untuk menjamin persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu alat kesehatan;

3. Meningkatkan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan;

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat dan dukungan lintas sektor dalam penggunaan obat rasional dan penggunaan alat kesehatan yang benar;

5. Mendorong upaya kemandirian sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam negeri, dan pemanfaatannya dalam pelayanan kesehatan secara berkelanjutan dan terus meningkat.

Tujuan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan:

1. Terwujudnya peningkatan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan vaksin;

2. Terwujudnya kemandirian sediaan farmasi dan alat kesehatan;

3. Terjaminnya keamanan, mutu dan manfaat alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga;

4. Meningkatnya Dukungan Manajemen dalam Pelaksanaan Tugas Teknis Direktorat Jenderal.

Untuk mendukung kebijakan nasional pembangunan kesehatan, yakni meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penguatan pelayanan kesehatan dasar (primary health care) dan mendorong peningkatan upaya upaya promotif dan preventif, didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi, maka ditetapkan arah kebijakan Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebagai berikut:

1. Penguatan pelayanan kefarmasian di setiap tingkatan pelayanan kesehatan, terutama di pelayanan kesehatan primer;

2. Pengelolaan sediaan farmasi menggunakan pendekatan siklus rantai suplai secara kontinyu dari perencanaan sampai monitoring dan evaluasi, dengan penekanan pada penguatan sistem informasi;

3. Penguatan pengawasan alat kesehatan (pre dan post market) berdasarkan risk-based analysis dengan tetap mendukung terlaksananya kemudahan berusaha; 4. Peningkatan sinergisme lintas sektor, pusat dan daerah, untuk menuju

konvergensi dalam upaya menjamin kemandirian sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.

Strategi yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan akses, kemandirian dan mutu kefarmasian dan alat kesehatan terdiri dari tujuh strategi, antara lain:

1. Memastikan ketersediaan obat esensial dan vaksin di fasilitas pelayanan kesehatan, terutama di Puskesmas, dengan melakukan pembinaan pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar di instalasi farmasi provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas;

2. Menerapkan sistem data dan informasi pengelolaan logistik obat secara terintegrasi antara sarana produksi, distribusi, dan pelayanan kesehatan;

3. Penguatan regulasi sistem pengawasan pre dan post market alat kesehatan, melalui penilaian produk sebelum beredar, sampling dan pengujian, inspeksi sarana produksi dan distribusi termasuk pengawasan barang impor border dan post border, dan penegakan hukum;

4. Meningkatkan daya saing dan kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri, melalui penciptaan iklim ramah investasi, optimalisasi hubungan kerjasama luar negeri, membangun sinergi Academic-Bussiness-Government-Community-Innovator (A-B-G-C-I), hilirisasi, serta fasilitasi pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan ke arah biopharmaceutical, vaksin, natural, Active Pharmaceutical Ingredients (API) kimia dan industri alat kesehatan teknologi tinggi;

5. Mendorong tersedianya vaksin halal melalui penyusunan roadmap vaksin halal; 6. Mendorong produksi alat kesehatan dalam negeri dengan mengutamakan

pemanfaatan komponen lokal serta penggunaan alat kesehatan dalam negeri melalui promosi, advokasi, dan pengawasan implementasi regulasi;

7. Menjalankan program promotif preventif melalui pemberdayaan masyarakat, terutama untuk meningkatkan penggunaan obat rasional dan alat kesehatan tepat guna di masyarakat serta pemanfaatan kearifan lokal melalui Gerakan Bugar dengan Jamu dan pemanfaatan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, melaksanakan salah satu dari 3 (tiga) program teknis dan salah satu dari 3 (tiga) program generik Kementerian Kesehatan yaitu Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta Program Dukungan Manajemen pada Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Sasaran Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta Program Dukungan Manajemen pada Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Sasaran Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta Program Dukungan Manajemen pada Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Sasaran Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan Program Dukungan Manajemen pada

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Sasaran Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan

Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja beserta target Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta Program Dukungan Manajemen pada Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Indikator Kinerja dan Target Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta Program Dukungan Manajemen pada Direktorat

Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020-2024

Indikator Kinerja Target 2020 2021 2022 2023 2024 Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat esensial 77% 79% 81% 83% 85% Persentase alat kesehatan memenuhi syarat 91% 92% 93% 94% 95% Persentase Puskesmas dengan ketersediaan vaksin IDL (Imunisasi Dasar Lengkap) 90% 95% 95,5% 96% 96,5% Persentase jenis bahan baku sediaan farmasi yang dapat diproduksi dalam negeri 15% 30% 50% 80% 100% Persentase alat kesehatan yang dapat diproduksi dalam negeri 55% 66% 77% 88% 100% Program Dukungan Manajemen pada Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi lingkup Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan 80% 82% 84% 86% 88%

Untuk mencapai sasaran hasil Program Dukungan Manajemen yang termasuk dalam salah satu program generik Kementerian Kesehatan, maka dilakukan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan program dimana sasaran dan indikator kegiatannya berada pada lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal.

Cara perhitungan indikator kinerja Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Cara Perhitungan Indikator Kinerja Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Indikator Kinerja Cara Perhitungan Persentase kabupaten/kota

dengan ketersediaan obat esensial

Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal 85% obat esensial

Jumlah kabupaten/kota yang melapor×100% Persentase alat kesehatan

memenuhi syarat

Jumlah produk alat kesehatan yang memenuhi syarat

Jumlah produk alat kesehatan yang diawasi ×100% Persentase Puskesmas dengan

ketersediaan vaksin IDL (Imunisasi Dasar Lengkap)

Jumlah Puskesmas yang memiliki vaksin IDL

Jumlah Puskesmas yang melapor ×100% Persentase jenis bahan baku

sediaan farmasi yang dapat diproduksi dalam negeri

Jumlah kumulatif jenis bahan baku yang diproduksi di dalam negeri pada tahun berjalan

Target tahun 2024 ×100%

Persentase alat kesehatan yang dapat diproduksi dalam negeri

Jumlah kumulatif jenis alat kesehatan yang dapat diproduksi di dalam negeri pada tahun berjalan

Target tahun 2024 ×100%

Untuk mencapai sasaran tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Sasaran Kegiatan pada Program Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Kegiatan Sasaran Peningkatan Pelayanan Kefarmasian (1) Meningkatnya rumah sakit dengan penggunaan obat sesuai Fornas dan (2) Meningkatnya pelaksanaan pelayanan kefarmasian sesuai standar Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Meningkatnya jaminan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan dengan dukungan peningkatan mutu pengelolaan logistik obat dan perbekalan kesehatan Peningkatan Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Meningkatnya kemampuan industri sediaan farmasi dalam produksi dan distribusi Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) (1) Meningkatnya alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri dan (2) Meningkatnya penilaian pre-market alat kesehatan dan PKRT tepat waktu sesuai good review practice Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) (1) Meningkatnya sarana produksi Alkes dan PKRT yang menindaklanjuti hasil temuan tepat waktu dan (2) Meningkatnya produk Alkes dan PKRT yang memenuhi ketentuan penandaan dan telah diuji Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Dokumen terkait