• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Intan Jaya

1. Rencana Struktur Ruang

Rencana Sistem Pusat Permukiman Wilayah a. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan

Kampung dengan pusat pelayanan yang efektif adalah kampung yang memiliki pasar mingguan, yang melayani atau menjadi orientasi dari kampung-kampung di sekitarnya. Pelayanan yang paling efektif dalam hal ini adalah pelayanan ekonomi, khususnya perdagangan yang mencakup pemasaran produksi dan distribusi barang konsumsi. Ibukota kecamatan (IKK) mempunyai pelayanan ekonomi, pelayanan sosial, pelayanan administrasi, pemerintahan kecamatan dan jasa-jasa lainnya. Sedangkan ibukota kabupaten mempunyai pelayanan yang lebih lengkap.

Dalam rangka mengoptimalkan skenario pengembangan wilayah Kabupaten Intan Jaya ke depan serta memberi arahan dalam penyusunan struktur ruang wilayah kabupaten, maka dilakukan penetapan pusat-pusat pelayanan yang juga didasarkan kepada kebijakan struktur ruang di atasnya serta hasil analisis pengembangan wilayah ke depannya. Adapun pusat-pusat pelayanan di wilayah Kabupaten Intan Jaya, berikut fungsi pelayanan yang diembannya selama 20 tahun ke depan dapat dilihat pada uraian di bawah ini :

 Yogatapa di Distrik Sugapa akan dikembangkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).

 Pogapa di Distrik Homeyo dan Agisiga di Distrik Agisiga, akan dikembangkan menjadi Pusat Pelayanan Kawasan (PPK),

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

73

 Hitadipa di Distrik Hitadipa, Mbugulo di Distrik Wandai dan Bugalaga di Distrik Mbiandoga, akan dikembangkan menjadi Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

Tabel 3.3

Rencana Sistem Kota (Luas Kawasan) di Kabupaten Intan Jaya

b. Rencana Pengembangan Sistem Perkampungan

Kegiatan yang dominan di kawasan perkampungan adalah kegiatan pertanian. Karena itu kelembagaan dalam pengelolaan kawasan perkampungan ditangani oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan dan Hortikultura, Dinas Perikanan dan Peternakan, Badan Pertanahan Nasional dan semua dinas dan badan ini berada langsung di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Rencana pengembangan kawasan perkampungan didasarkan pertimbangan bahwa umumnya kampung-kampung yang ada di wilayah Kabupaten Intan Jaya masih merupakan kawasan permukiman yang mengelompok pada kawasan-kawasan pertanian. Pengelompokan terjadi dalam skala kecil dan umumnya terikat dengan jaringan jalan yang berfunsi untuk mencapai area pertanian.

NO. DISTRIK KAWASAN PERMUKIMAN

PERDESAAN (Ha) KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN (Ha) 1 Agisiga 3.247,2 3.239,3 2 Hitadipa 5.236,2 1.514,2 3 Homeyo 9.147,2 2491,4 4 Mbiandoga 8.683,5 716,5 5 Sugapa 6.622,5 8.626,3 6 Tomosiga 5.297,1 2.202,8 7 Ugimba 3.646,7 502,9 8 Wandai 4.801,9 1992,3 Total Luas 46.681,7 21.285,8

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

74

Secara umum, kawasan perkampungan di wilayah Kabupaten Intan Jaya dimulai dari keberadaan lokasi-lokasi permukiman adat yang saat ini sudah semakin berkembang. Meski sistem permukiman pada dasarnya sudah tercipta secara alamiah dan mengikuti pola permukiman yang ada pada saat dulu, beberapa kelompok kawasan permukiman saat ini sudah memiliki kemampuan pelayanan yang lebih luas dibandingkan kondisi awal.

Rencana pengembangan kawasan perkampungan di Kabupaten Intan Jaya dititikberatkan pada upaya-upaya mempertahankan pola permukiman yang telah ada dan penataan kawasan permukiman penduduk agar menjadi lebih teratur dan mengelompok. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pengembangan kawasan permukiman menjadi kawasan yang berkembang secara sporadis dan tidak teratur, mengarah pada kawasan-kawasan yang telah ditetapkan menjadi kawasan fungsi lindung atau fungsi pertanian lainnya. Dengan dilakukannya pengelompokan kawasan perkampungan maka akan lebih memudahkan upaya pengembangan sistem jaringan jalan, penempatan berbagai fasilitas sosial, ekonomi dan budaya bagi kepentingan masyarakat, sehingga mengurangi kesenjangan pertumbuhan antara perkotaan dengan perkampungan. Sejalan dengan perkembangannya, maka kawasan perkampungan pun diharapkan mampu mempunyai pusat-pusat jasa kolektif untuk pelayanan local, dengan tetap menjaga pelestarian lingkungan hidup.

Sistem pusat perkampungan akan diarahkan agar menyebar ke kawasan-kawasan di seluruh wilayah kecamatan/distrik, dan kampung-kampung yang dinilai sudah memiliki kemampuan untuk melayani wilayah sekitarnya. Rencana pengembangan kawasan perkampungan diprioritaskan berdasarkan kondisi kampung yang telah lebih dahulu berkembang dan dapat meningkatkan perkembangan kampung sekitarnya. Dengan

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

75

demikian nantinya kampung-kampung lain di sekitarnya dapat menerima dampak perkembangan pusat layanannya. Pergerakan masyarakat saat ini hanya terkonsentrasi di pusat distrik dan kawasan sekitarnya saja. Ini disebabkan semua kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan makan dipenuhi dari hasil pertanian masing-masing. Kawasan perkotaan Yogatapa sebagai kawasan pusat Distrik Sugapa merupakan salah satu tujuan pergerakan masyarakat di Kabupaten Intan Jaya. Kawasan perkotaan memiliki daya tarik kesediaan fasilitas keseluruhan yang ada dan lebih berkembang dibandingkan pusat distrik lain. Dalam masa yang akan datang, pengembangan setiap kawasan distrik sangatlah dibutuhkan untuk mewujudkan pemerataan.

c. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Wilayah Sungai

Sungai merupakan salah satu elemen penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat Kabupaten Intan Jaya. Masyarakat memanfaatkan sungai sebagai salah satu sumber kehidupan mereka, baik untuk kebutuhan air minum dan kebutuhan air bersih. Di Kabupaten Intan Jaya terdapat dua system wilayah sungai, yaitu :

1) Wilayah Sungai Mamberano – Tami – Apauvar yang terdiri dari DAS Tarikulu 2) Wilayah Sungai Wapoga – Mimika yang terdiri DAS Wapoga dan DAS

Wanary.

Prasarana Air Baku Untuk air minum

Prasarana air baku yang digunakan oleh masyarakat kabupaten Intan Jaya sebagai sumber air baku terdapat di seluruh distrik. Masyarakat memenuhi kebutuhannya

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

76

dengan memanfaatkan sumber-sumber mata air dan sungai-sungai kecil. Persebaran air yang digunakan masyarakat sebagai air minum, yaitu :

1) Pemanfaatan mata air di seluruh distrik dan

2) Pemanfaatan air sungai raufaer, Dogabu, Wabu dan sungai Zawabu.

Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

Sistem pengelolaan Persampahan

Penanganan terhadap sampah memerlukan perhatian yang cukup besar mengingat jumlah sampah yang akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, serta dampak yang ditimbulkan apabila tidak ditangani dengan tepat. Selain pengangkutan dan pengelolaan sampah, penyediaan dan lokasi pembuangan sampah merupakan kebutuhan wilayah bagi kabupaten. Pengelolaan sampah di Kabupaten Intan Jaya bertujuan untuk melayani penduduk terhadap sampah yang dihasilkan, yang secara tidak langsung turut memelihara kesehatan masyarakat serta menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Secara garis besar pengelolaan sampah dapat dirincikan sebagai berikut :

1) Pengumpulan, sampah dari produsen (terutama sampah rumah tangga) diangkut ke tempat pengumpulan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/tarik, truk, motor gerobak.

2) Pengangkutan, dari TPS diangkut dengan truk menuju TPA.

3) Pembuangan akhir, sampah dari TPS dikumpulkan dan dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dimana sampah-sampah organik akan diolah menjadi kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan bangunan.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

77

Sistem Jaringan Air Limbah

Limbah rumah tangga secara umum dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu limbah air kotor (grey water dan black water) dan pembuangan tinja. Limbah air kotor umumnya dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, komersil maupun industri. Sedangkan pembuangan tinja dihasilkan dari limbah manusia. Pembuangan air limbah rumah tangga di Kabupaten Intan Jaya akan menggunakan sistem septic tank komunal dan pengembangan IPAL di Distrik Sugapa. Sedangkan untuk limbah manusia akan diarahkan agar masing-masing rumah memiliki sistem septic tank pribadi/WC. Untuk pembuangan air limbah rumah tangga akan dioptimalkan untuk tidak membuang langsung ke saluran drainase yang ada, namun terlebih dahulu akan diolah, karena dapat mencemari air sungai. Sebagai pendukung dalam rencana pengelolaan air limbah akan dibangun sarana MCK umum di Masing- masing Ibu Kota Distrik.

Sistem Jaringan Air Minum

Sampai dengan akhir tahun perencanaan, kebutuhan air minum di wilayah perencanaan mencapai 19.693.680 liter/hari. Air minum/air bersih akan didistribusikan melalui jaringan pipa sepanjang jaringan jalan utama di Distrik Sugapa. Selain itu diperlukan pembangunan sistem jaringan air minum non perpipaan seperti bak-bak penampung air di seluruh distrik di Kabupaten Intan Jaya. Dengan demikian, diharapkan pada akhir tahun perencanaan 90% dari total wilayah perencanaan telah dapat terlayani. Berdasarkan ketentuan yang diuraikan, maka total kebutuhan air minum/air bersih di Kabupaten Intan Jaya mencapai sekitar 19.693.680 Liter/Hari (342 Liter/detik) pada tahun 2031.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

78

Pada kawasan perkotaan, pengembangan jaringan air minum melalui sistem jaringan pipa yang dikelola oleh PDAM atau swasta, maka yang dapat dimanfaatkan ialah potensi sumber air baku yang berasal dari sungai dan danau serta melalui sistem pengeboran (sumur bor). Sumber air baku yang berasal dari sungai cukup besar potensinya.

Pada kawasan perkampungan, penyediaan air minum dilakukan melalui sistem Instalasi Pengolahan Air Bersih Sederhana secara kelompok/ komunal dengan sumber air baku utama lebih diarahkan pada air tanah yang biaya pengolahannya relatif tidak besar. Terpenuhinya penyediaan air minum dari segi kuantitas dan kualitas sangat penting untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik. Tersedianya air dalam jumlah yang mencukupi akan menunjang peningkatan taraf kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Sistem Jaringan Drainase

Keberadaan jaringan drainase di Kabupaten Intan Jaya sudah tersedia pada setiap jaringan jalan khususnya di kawasan perkotaan. Namun kondisinya masih berupa drainase alami yaitu masih berupa tanah. Potensi terjadinya bencana banjir menjadi perhatian khusus dalam pengembangan sistem drainase yang baik di distrik-distrik tertentu sebagai antsipasi dalam penanganan bencana banjir yang lebih besar. Secara umum perencanaan jaringan drainase di masa yang akan datang adalah dengan membuat drainase permanen disetiap jaringan drainase alami yang sudah ada.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022

KABUPATEN INTAN JAYA

79

Dokumen terkait