• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan pengisian ruang oleh unsur-unsur pembentuk ruang dengan harapan tercapainya tata ruang yang mencerminkan keseimbangan antara fungsi ruang yang diemban dengan mekanisme kegiatan yang diperkirakan akan berlangsung. Menurut Dardak (2005), Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan dasar bagi pemanfaatan ruang/lahan. Rencana tata ruang adalah produk rencana yang berisi rencana pengembangan struktur ruang dan rencana pola pemanfaatan ruang yang hendak dicapai pada akhir tahun perencanaan. Sasaran yang ingin dicapai dalam mewujudkan tujuan diatas adalah terumuskannya tata ruang ruang wilayah Kota Tasikmalaya sesuai dengan visi, misi dan tujuan pengembangan wilayah Kota Tasikmalaya.

Peraturan perundangan yang dijadikan Landasan Penyusunan RTRW 2004-2014 Kota Tasikmalaya adalah :

1. Undang-undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

2. Perda Kota Tasikmalaya No. 2 Tahun 2003 tentang Renstra Kota Tasikmalaya 3. Perda Kabupaten Tasikmalaya No. 9 Tahun 1999 tentang RUTR Wilayah

Pengembangan Kota Tasikmalaya.

4. Undang-undang No. 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya; 5. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran

Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang;

6. Peraturan Pemerintah No, 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

Dalam menetapkan RTRW 2004-2014 Kota Tasikmalaya dipengaruhi oleh faktor kebijakan, analisis daya dukung lahan dan faktor kelembagaan, yang selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2004. Faktor kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan pemerintah dalam menetapkan rencana tata ruang dengan mempertimbangkan Kota Tasikmalaya sebagai wilayah fungsiona l perkotaan, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,

pelayanan sosial serta kegiatan ekonomi. Analisis daya dukung lahan dalam menyusun RTRW menghasilkan indikator lahan- lahan mana saja yang layak dikembangkan sebagai kawasan perkotaan dengan kriteria, kondisi kemiringan dan kesetabilan lahan. Faktor kelembagaan dalam proses penyusunan RTRW Kota Tasikmalaya yang terlibat adalah: lembaga formal pemerintahan, lembaga fungsional, dan organisasi kemasyarakatan.

Proses penyusunan RTRW 2004-2014 disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan kota yang sejalan dengan penerapan Otonomi Daerah. Pihak yang memiliki peranan penting dalam kegiatan penataan ruang dan sebagai pengambil keputusan adalah Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, dimana Kepala Bapeda selaku ketua, Dinas PU, Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan dan Perekebunan, Dinas Pertanian, Dinas Perhubungan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan, Badan Kesatuan Bangsa, BPS, Bagian Hukum, Bagian Ad ministrasi pemerintahan dan Camat-camat, Koperasi dan UKM, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Pertambangan dan Energi.

Rencana struktur tata ruang Kota Tasikmalaya disusun pada tahun 2003 dan di-Perdakan dengan Nomor 8 Tahun 2004, terbagi menjadi lima Bagian Wilayah Kota (BWK). Pembagian tersebut dimaksudkan untuk mengurangi pemusatan kegiatan di pusat kota, sehingga pengembangan di distribusikan ke pinggiran kota sesuai dengan kecenderungan perkembangan dan potensi yang dimiliki. Pertimbangan lain dalam pembagian BWK, yaitu memudahkan dalam mengamati intensitas perkembangan penggunaan lahan, pola pergerakan dan aksesibilitas. Pembagian diatas meliputi :

- BWK-I Pusat Kota sebagai Central Business District (CBD),dengan cakupan sebagian kecamatan Cihideung, sebagian kecamatan Tawang dan sebagaian kecamatan Cipedes, dengan fungsi utama sebagai pusat perdagangan dan jasa regional. Arahan pusat kota dalam rencana tata ruang Kota Tasikmalaya adalah sekitar Alun-Alun kota diperuntukan kawasan komersil dan dalam arahan ini diusulkan untuk mendukung terwujudnya PKW di Kota Tasikmalaya dan sentra kegiatan komoditas di Kawasan Andalan Priangan Timur.

- BWK-II sebagai kawasan perumahan dan permukiman, dengan cakupan sebagian Kecamatan Cihideung sebagian Kecamatan Cipedes dan sebagian Kecamatan Indihiang dengan arahan sekitar perumahan perumnas Cisalak. - BWK-III sebagai pusat permukiman, perumahan, pusat industri kecil dan

kerajinan, militer, dan kompleks pendidikan, dengan cakupan sebagian kecamatan Mangkubumi, sebagian kecamatan Tawang dansebagian kecamatan Cihideung

- BWK-IV dengan fungsi utama sebagai kawasan perumahan dengan industri kecil, perdagangan dan pemerintahan sebagai penunjang. dengan cakupan sebagian kecamatan Tamansari, sebagian kecamatan Mangkubumi dan sebagian kecamatan Kawalu.

- BWK-V sebagai kawasan perdagangan, terminal dan jasa skala regional, dengan cakupan sebagian kecamatan Cihideung, sebagian kecamatan Cipedes dan sebagian kecamatan Indihiang. Arahan yang diusulkan sekitar pusat kecamatan Indihiang atau berdekatan dengan Terminal baru Indihiang.

Pola pemanfaatan ruang wilayah Kota Tasikmalaya ditetapkan meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung atau kawasan berfungsi lindung yang direncanakan dan ditetapkan dalam wilayah kota Tasikmalaya, meliputi kawasan sempadan sungai, sempadan jaringan listrik tegangan tinggi/SUTET dan sempadan danau. Kawasan budidaya di Kota Tasikmalaya adalah kawasan budidaya perkotaan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi seperti diuraikan dalam PERDA No. 8 Th. 2004 sebagai berikut:

1. Kawasan budidaya berfungsi lindung seperti Hutan Negara dan Hutan Rakyat yang keberadaannya tetap dipertahankan sebagai kawasan konservasi dan pengawasannya oleh Dinas Kehutanan Kota Tasikmalaya.

2. Kawasan budidaya perkotaan yang meliputi, yaitu kawasan pusat kota (CBD), Perdagangan, Koridor Perdagangan, Pemerintahan, Pendidikan, Kesehatan, Kawasan Pergudangan, Pasar, pemukiman, Gardu PLN, Rekreasi dan Olahraga

(obyek wisata) dan Terminal. Pola pemanfaatan ruang berdasarkan RTRW 2004-2014 dapat dilihat pada Tabel 12 dan peta RTRW pada Gambar 4. Tabel 12. Pola Pemanfaatan Ruang RTRW 2004-2014 Kota Tasikmalaya

No Pola Pemanfaatan Ruang

Luas ha % Kawasan Lindung 473 ,86 2,76 1 Sempadan Danau 42,43 0,25 2 Sempadan Sutet 431,43 2,51 Kawasan Budidaya 16.682,34 97,24 3 Hutan 155,74 0,85 4 Industri 70,73 0,41 5 Kesehatan 7,72 0,04 6 Koridor Perdagangan 918,04 5,35

7 Makam dan TPU 104,27 0,61

8 Pasar 12,43 0,07

9 Pendidikan 12,87 0,07

10 Pergudangan 53,46 0,31

11 Perkantoran 22,37 0,13

12 Permukiman 4.638,02 27,03

13 Pertanian Lahan Basah 5.061,35 29,50

14 Pertanian Lahan Kering 5.040,36 29,38

15 Pusat Kota 113,02 0,66

16 Rekreasi dan Olah Raga 423,31 2,47

17 Rencana Gardu PLN 49,45 0,29

18 Terminal 8,92 0,05

Jumlah 17.156,20 100,00

Sumber: Bapeda (2004)

Wilayah Kota Tasikmalaya luasnya 17.156,20 ha, terbagi menjadi 8 kecamatan dan 69 kelurahan. Pemanfaatan ruang Kota Tasikmalaya ditetapkan dalam RTRW Tahun 2004-2014 menunjukkan karakter kegiatan perkotaan yaitu sebagai pusat pelayanan wilayah sekitarnya. Namun demikian lahan pertanian untuk sawah/lahan basah dan lahan kering menempati porsi terbesar yang ditetapkan dalam RTRW masing- masing luasnya 5.061,35 ha (29,50%) dan 5.040,36 ha (29,38%) dari wilayah Kota Tasikmalaya. Pemanfaatan ruang untuk permukiman yang didistribusikan menjadi Pemukiman/perumahan, koridor Perdagangan, Industri, Pasar, Terminal, Pergudangan, Perkantoran, Pendidikan, Pusat Kota, dan Kesehatan, Gardu PLN, Rekreasi dan Olah Raga dan Terminal dengan total luasnya 6.761,77 ha (39,41%). Pemanfaatan lainnya berupa Hutan

luasnya 155,35 ha, Sempadan SUTET Danau luasnya 473,86 ha, Makam dan TPU luasnya 104,27 ha. Rencana alokasi pemanfaatan ruang dalam RTRW 2004-2014 Kota Tasikmalaya seperti tertera pada Tabel 13.

Tabel 13. Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang dalam RTRW 2004-2014

No

Pemanfaatan Ruang

Alokasi Pemanfaatan

Kelurahan Kecamatan

1 Danau Tamanjaya, Linggajaya Tamansari

2 Sutet Melintasi beberapa

kelurahan

Tawang, Kawalu, Cihideung, Indihiang, Mangkubumi

3 Hutan Urug Kawalu

4 Industri Sambong jaya. Kawalu Mangkubumi, Kawalu 5 Kesehatan Tugujaya, Mangkubumi Mangkubumi

6 Koridor Perdagangan

Menyebar Sepanjang jalan Arteri, jalan primer, jalan sekunder

7 Makam dan TPU Setianegara Cibeureum

8 Pasar Tuguraja Cihideung

9 Pendidikan Kahuripan Tawang

10 Pergudangan Sambongpari Mangkubumi

11 Perkantoran Tawangsari,Yudanegara, Empangsari

Cihideung

12 Pemukiman Menyebar Seluruh kecamatan

13 Lahan Basah Menyebar Kecuali Cihideung 14 Lahan Kering Menyebar Seluruh Kecamatan 15 Pusat Kota Tawangsari,Yudanegara,

Empangsari

Cihideung 16 Rekreasi dan Olah

Raga

Tamanjaya Tamansari

17 Gardu PLN Tamanjaya Tamansari

18 Terminal Menyebar Indihiang, Kawalu,

Pemanfaatan jalur SUTET melintasi beberapa kelurahan di kecamatan Tawang, Kawalu, cihideung, Mangkubumi dan Indihiang. Koridor Perdagangan ditetapkan dalan RTRW menyebar sepanjang jalan arteri, jalan kolektor dan jalan primer, sedangkan kawasan perkantoran ditempatkan menyebar di kelurahan Tawangsari, Empangsari dan Yudanegara di kecamatan Cihideung. Ruang permukiman menyebar di seluruh kecamatan dan terkonsentrasi di kecamatan Cihideung. Penempatan lahan basah menyebar diseluruh kecamatan, kecuali di kecamatan Cihideung yang merupakan pusat Kota, sedangkan lahan kering juga menyebar di seluruh kecamatan namun terbanyak penyebarannya di kecamatan Kawalu dan Tamansari.

Dokumen terkait