• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENJA Program dan Kegiatan Tahun 2014

TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM KEGIATAN

C. RENJA Program dan Kegiatan Tahun 2014

1. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan 2011-2015

Strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Selatan didasarkan pada arah dan kebijakan dan strategi yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2010-2015 dengan memperhatikan permasalahan kesehatan yang telah diidentifikasi melalui hasil review pelaksanaan pembangunan kesehatan sebelumnya. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan periode tahun 2011-2015, perencanaan program dan kegiatan secara keseluruhan telah dicantumkan di dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan. Namun untuk menjamin terlaksananya berbagai upaya kesehatan yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar di dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan, dilakukan upaya yang bersifat

reformatif dan akseleratif.

Upaya kesehatan tersebut juga ditujukan untuk peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan status kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah, gender, dan antar tingkat sosial ekonomi melalui :

1. Pemihakan kebijakan yang lebih membantu kelompok miskin dan daerah yang tertinggal;

2. Pengalokasian sumber daya yang lebih memihak kepada kelompok miskin dan daerah tertinggal;

3. Pengembangan instrumen untuk memonitor kesenjangan antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi;

4. Peningkatan advokasi dan capacity building bagi daerah yang tertinggal.

Selain itu untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, kedepan fokus prioritas pembangunan Kabupaten Pesisir Selatan bidang kesehatan didukung oleh peningkatan kualitas manajemen dan pembiayaan kesehatan, sistem informasi dan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, ketersediaan obat dan vaksin, penyediaan sumberdaya kesehatan, penyediaan peralatan kesehatan, promosi dan pemberdayaan masyarakat melalui :

a. Peningkatan kualitas perencanaan, penganggaran dan pengawasan pembangunan kesehatan

b. Pengembangan perencanaan pembangunan kesehatan berbasis wilayah c. Penguatan peraturan perundang undangan pembangunan kesehatan

d. Penataan dan pengembangan sistem informasi kesehatan untuk menjamin ketersediaan data dan informasi kesehatan melalui pengaturan sistem informasi komprehensif dan

pengembangan jejaring

e. Pengembangan penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dalam bidang kedokteran, kesehatan masyarakat, rancang bangun alat kesehatan dan

penyediaan bahan baku obat

f. Peningkatan penapisan teknologi kesehatan dari dalam dan luar negeri yang cost effective g. Peningkatan pembiayaan kesehatan untuk kegiatan preventif dan promotif

h. Peningkatan pembiayaan kesehatan dalam rangka pencapaian sasaran luaran dan sasaran hasil

i. Peningkatan pembiayaan kesehatan di daerah untuk indikator SPM dan Universal coverage j. Penguatan advokasi untuk peningkatan pembiayaan kesehatan

k. Pengembangan kemitraan dengan penyediaan pelayanan masyarakat dan swasta l. Peningkatan efektivitas dan efisien penggunaan anggaran

m. Peningkatan biaya operasional Puskesmas dalam rangka peningkatan kegiatan preventif dan promotif dengan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

n. Peningkatan kelembagaan dan tata kelola upaya kesehatan yang baik (good governance)

o. Peningkatan kualitas lingkungan dan pencegahan penyakit menular dan tidak menular p. Peningkatasn manjemen kesiapsiagaan penanggulangan bencana

q. Peningkatan mutu pendidikan dan kualitas pelatihan tenaga kesehatan r. Peningkatan akreditasi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

s. Peningkatan pemantauan surveilance gizi

t. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk UKBM.

Adapun strategi pembangunan kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan 2011-2015, yaitu:

a.Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan

berkeadialan, serta berbasis bukti dengan pengutamaan pada upaya promotifpreventif Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar kuratif termasuk layanan kesehatan rujukan bagi seluruh masyarakat yang didukung dengan kemudahan akses baik jarak maupun pembiayaan, memfokuskan pada upaya percepatan pembangunan

kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK) agar mendapatkan kesempatan yang sama dalam pelayanan kesehatan dan berkurangnya disparitas status kesehatan antar wilayah, mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan kualitas manusia yang sehat (fisik, mental dan sosial) dan mengurangi angka kesakitan, meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan melalui kajian, penelitian, pengembangan dan penerapan, menyediakan biaya operasional untuk puskesmas sehingga mampu melaksanakan pelayanan preventif dan promotif di puskesmas, menuju inovasi upaya pelayanan kesehatan berkelanjutan, melalui reformasi upaya kesehatan sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang berdayaguna dan berhasilguna.

Fokus :

1) Meningkatkan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yang memenuhi standar

2) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dibawah lima tahun dengan memperkuat program yang sudah berjalan seperti p[osyandu yang memungkinkan imunisasi dan vaksinasi massal seperti DPT dapat dilakukan secara efektif sehingga

penurunan tingkat kematian bayi dan balita dalam MDGs dapat lebih cepat tercapai 3) Penurunan tingkat kematian ibu melahirkan, pencegahan penyakit menular seperti

HIV/AIDS, Malaria dan TBC

4) Mengurangi tingkat prevalensi gizi buruk balita dengan memperkuat institusi yang ada seperti puskesmas dan posyandu, Polindes/poskesri

5) Meningkatkan kualitas pelayanan dan praktek kedokteran yang sesuai dengan etika dan menjaga kepentingan dan perlindungan masyarakat awam dari malpraktek dokter

dan rumah sakit yang tidak bertanggung jawab

6) Meningkatkan pelayanan kesehatan haji, kesehatan kerja, matra dan pengobatan tradisional alternatif

7) Meningkatkan kesiapan untuk evakuasi, perawatan dan pengobatan masyarakat di daerah korban bencana alam

8) Meningkatkan kesehatan jiwa melalui penguatan kesehatan jiwa berbasis masyarakat, pelayanan kesehatan jiwa dasar, pelayanan kesehatan jiwa rujukan yang berdasarkan evidence based

revitalisasi puskesmas, revitalisasi posyandu, dokter keluarga dan lain-lain 10) Meningkatkan kemampuan Rumah Sakit dan Puskesmas dalam mengantisipasi

pencapaian universal coverage, peningkatan mutu pelayanan kesehatan, rehabilitasi pasca bencana dan peningkatan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, terpencil,

perbatasan dan kepulauan

11) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang dikaitkan dengan struktur pelayanan yang sesuai dengan kompetensinya, sehingga alur rujukan dari pelayanan primer, sekunder dan tersier dapat terlaksana sesuai dengan proporsi dan kompetensi sehingga dapat

berdayaguna dan berhasilguna

12) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan baik fisik dan ketenagaan

13) Meningkatkan utilitasi fasilitas kesehatan, termasuk dengan menjalin kemitraan dengan masyarakat swasta

14) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi lansia dan penduduk daerah rawan bencana

15) Pengembangan inovasi pelayanan kesehatan sesuai masalah mendesak setempat, misalnya kesehatan perkotaan dan kesehatan kerja.

b. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna

untuk memantapkan desentralisasi kesehatan dan bertanggungjawab Meningkatkan manajemen

kesehatan dengan focus pada pembenahan

perencanaan kebijakan dan pembiayaan serta hukum kesehatan dengan dukungan data dan informasi yang lengkap, akurat dan mutakhir, penerapan kebijakan pembangunan kesehatan juga meliputi swasta dan masyarakat, memantapkan penyelenggaraan SKN, melaksanakan desentralisasi yang efektif di bidang kesehatan, termasuk menata dan memberi dukungaan bagi pengembangan organisasi yang efektif dan kepemimpinan di daerah, mengurangi disparitas status kesehatan secara menyeluruh, melaksanakan reformasi birokrasi dan good gavernance termasuk akuntabilitas pembangunan dan mengedepankan tata kelola yang efektif dan efisien. Fokus :

1) Mengembangkan sistem peringatan dini untuk penyebaran informasi terjadinya wabah/KLB dan cara menghindari terjadinya kepanikan serta jatuhnya korban lebih

banyak

2) Meningkatkan pengawasan dan penyelidikan kesehatan

3) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam manajemen kesehatan yang modern dan terjamin

4) Meningkatkan produk hukum yang akan mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan

5) Meningkatkan pemanfaatan elektronik health atau ubiquteous Health dalam mendukung pelayanan kesehatan yang bermutu

6) Mengembangkan sistem hotline respon cepat untuk mengawasi operasional pelaksanaan pelayanan kesehatan.

c. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam

pembangunan kesehatan melalui kerjasama antar kelompok dan antar lembaga Mendorong kerjasama antar masyarakat, kelompok dan antar lembaga dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan, memantapkan peran serta masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan, meningkatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat dan

mensinergikan sistem kesehatan yang efektif. Fokus :

1) Meningkatkan upaya promosi kesehatan dalam mencapai perubahan perilaku dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

2) Meningkatkan mobilitas masyarakat dalam rangka pemberdayaan melalui avokasi, kemitraan dan peningkatan sumber daya pendukung untuk pengembangan saran dan prasarana dalam mendukung upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat

3) Meningkatkan advokasi dalam rangka meningkatkan pembiayaan APBD untuk kesehatan mencapai 10% (pembiayaan dari APBD yang mencukupi untuk

pembangunan kesehatan di daerah)

4) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam sistem peringatan dini, penanggulangan dampak kesehatan akibat bencan, serta terjadinya wabah/KLB

5) Meningkatkan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terutama pada pemberian ASI ekslusif, perilaku tidak merokok, cuci

tangan pakai sabun, makan sayur dan buah dan sanitasi

6) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor, LSM, Organisasi Profesi dan Dunia Usaha, terutama pertanian, perdagangan, perindustrian, transportasi, pendidikan, agama, kependudukan, perlindungan anak, ekonomi, kesehatan,

pengawasan, pangan dan budaya.

d. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan

bermutu

Pemenuhan SDM kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta terdistribusi secara efektif sesuai dengan kepentingan masyarakat secara adil, utamanya di DTPK, mengedepankan upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang berkualitas dan berdaya saing dengan lebih memantapkan sistem mutu(upaya, pengawasan, audit) standarisasi dan sertifikasi serta mempermudah akses SDM kesehatan terhadap pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan, mengembangkan kode etik profesi serta meningkatkan pembinaan dan pengawasan SDM kesehatan yang diiringi dengan upaya mensejahterakan

dalam rangka meningkatkan profesionalisme SDM kesehatan Fokus :

1) Kesejahteraan dan sistem insentif bagi tenaga medis dan paramedis khusunya yang bertugas didaerah terpencil tidak memadai. Sistem insentif yang ada akan disempurnakan dengan tanpa mengurangi makna dari desentralisasi atau otonomi daerah. Pengembangan karir bagi teneaga kesehatan perlu ditingkatkan sehingga

penyebaran tenaga kesehatan dapat merata

2) Sertifikasi kompetensi dan lisensi SDM kesehatan serta penerapannya dalam praktek kedokteran dan profesi kesehatan lainnya

3) Peningkatan kerjasama antar institusi pendidikan tenaga kesehatan dengan penyedia pelayanan kesehatan dan organisasi profesi

4) Meningkatkan perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan sumber daya manusia kesehatan

5) Peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi SDM kesehatan sesuai kebutuhan program

6) Meningkatkan distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan pemerataan jenis tenaga kesehatan.

e. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta

menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi,alat kesehatan dan makanan.

Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat melaui peningkatan akses obat bagi masyarakat luas, memantapkan kelembagaan dan meningkatkan koordinasi dalam pengawasan terhadap sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan untuk menjamin keamanan, khasiat/kemanfaatan dan mutu dalam rangka perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan

penyalahgunaan obat.

Fokus :

1) Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan obat terutama obat esensial generik 2) Meningkatkan penggunaan obat rasional

3) Meningkatkan keamanan, khasiat dan mutu obat dan makanan yang benar 4) Meningkatkan kualitas saran produksi, distribusi dan sarana pelayanan kefarmasian 5) Meningkatkan pelayanan kefarmasian yang bermutu

6) Meningkatkan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan obat tradisional Indonesia

7) Meningkatkan penelitian dibidang obat dan makanan kemandirian di bidang produksi obat, bahan baku obat, dan obat tradisional, makanan, kosmetika dan alat kesehatan 8) Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan

jaminan sosial kesehatan kabupaten.

Lebih memantapkan penataan sub sistem pembiayaan kesehatan kearah kesiapan konsep, kelembagaan dan dukungan terhadap penerapan jaminan sosial menuju Universal Coverage, menyusun perencanaan pembiayaan dengan menjamin ketersediaan data dan sinkronisasi kebijakan dan alokasi anggaran, menghimpun sumber-sumber dana baik dari pemerintah pusat dan daerah, juga peningkatan peran serta masayarakat, termasuk swasta untuk menjamin tersedianya pembiayaan kesehatan dalam jumlah yang cukup, utamanya dalam menjajalankan upaya preventif dan promotif dan terlaksanaya program-program unggulan/prioritas nasional, merancang dan menetapkan kebijakan pembiayaan kesehatan bagi

daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan. Fokus :

1) Menyempurnakan dan memantapkan pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat baik dar segi kualitas pelayanan, akses pelayanan, akuntabilitas anggaran, dan penataan administrasi yang transparan dan bersih. Meningkatkan cakupan melalui Jaminan Kesehatan Sosial atau Jaminan Sosial Nasional yang diprluas

secara bertahap untuk seluruh keluarga di kabupaten Pesisir Selatan

2) Mendorong tercapainya kebijakan pembiayaan yang mencukupi, merata, tepat waktu, berdayaguna dan berhasilguna

3) Mendorong tercapainya pembiayaan minimal 10% dari APBD, diluar gaji dan diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik.

Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga teknis daerah yang melaksanakan pengelolaan bidang kesehatan dalam menyusun dan

merumuskan kebijakan teknis di bidang kesehatan dituntut untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas terutama produk berupa rencana pembangunan daerah. Adapun program

dan kegiatan yang dirancang Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Selatan 2014 terdiri dari :

1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas (kualitas dan kuantitas) SDM kesehatan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan formal, baik yang diadakan di lingkungan Dinas kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan dan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat serta Kementerian Kesehatan RI serta lembaga lainnya.

a. Pendidikan dan Pelatihan Formal;

b. Pengelolaan dan Pemutakhiran data dasar SDM Kesehatan

2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Program ini bertujuan untuk menyediakan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan bagi pelayanan kesehatan dasar masyarakat di puskesmas. Kegiatankegiatan yang tercakup dalam program ini antara lain :

a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan (DAK)

b. Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan

3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Tujuan Upaya Kesehatan adalah meningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna serta terjangkau oleh segenap anggota masyarakat. Sasaran program ini adalah tersedianya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan baik pemerintah maupun swasta yang didukung oleh peran serta masyarakat dan sistem pembiayaan pra upaya. Perhatian utama diberikan pada pengembangan upaya kesehatan yang mempunyai daya ungkit tinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan.

Jenis Program-Program Upaya Kesehatan Antara lain :

a. Pembinaan Perencanaan Tingkat Puskesmas dan Penilaian Kinerja Tingkat Puskesmas (P1, P2, P3);

b. Pembinaan upaya kesehatan dasar masyarakat; c. Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan;

d. Pembinaan upaya kesehatan dasar masyarakat (Bantuan Operasional Kesehatan/BOK);

e. Upaya kesehatan masyarakat;

f. Penyelenggaraan penyehatan lingkungan.

4. Program Pengawasan Obat dan Makanan (POM)

Program ini bertujuan untuk melaksanakan sistem pengawasan dan pembinaan bahan makanan termasuk obat dan bahan industri rumah tangga (IRT-P), kegiatannya

yaitu:

b. Peningkatan Pemberdayaan Konsumen di Bidang Obat dan Makanan

5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Program ini merupakan program prioritas dalam meningkatkan pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sekaligus meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat mengenai permasalahan kesehatan.

Jenis kegiatan program ini antara lain :

a. Pengembangan Media Promosi Kesehatan dan Informasi Sadar Hidup Sehat; b. Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat;

c. Usaha Kesehatan Institusi dan Peran Serta Masyarakat (UKI dan PSM); d. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM);

e. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK).

6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Program ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan gizi masyarakat dalam rangka menurunkan precalensi gizi buruk bagi balita dan KEK bagi ibu hamil yang juga akan mendorong upaya penurunan jumlah kematian bayi dan ibu hamil. Adapun kegiatan yang direncanakan adalah:

a. Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin; b. Deteksi Dini dan Penanggulangan KEP;

c. Penanggulangan anemia gizi besi dan KEK ibu hamil;

d. Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

7. Program Pegembangan Lingkungan Sehat

Program ini bertujuan menciptakan kondisi lingkungan dan sanitasi keluarga dan masyarakat agar terhindar dari penyakit menular yang disebabkan oleh buruknya kondisi lingkungan dan sanitasi dasar masyarakat. Program ini diuraikan menjadi beberapa kegiatan, yaitu:

a. Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat; b. Pendamping PAMSIMAS;

c. Penunjang Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP);

d. Pengelolaan dan Pengembangan Pemeriksaan Sanitasi Dasar Masyarakat.

8. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2M)

Program ini bertujuan untuk menurunkan prevalensi penderita yang disebabkan oleh penyakit infeksi dan menular, kegiatannya:

a. Penyemprotan (Fogging) Sarang Nyamuk;

b. Pelayanan Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Menular; c. Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/Epidemik;

d. Peningkatan Imunisasi;

e. Pelayanan Vaksinasi Anak Sekolah;

f. Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah; g. Surveilance dan Peningkatan Penyelenggaraan Kesehatan Jemaah Haji; h. Sistem Kewaspadaan Dini terhadap KLB/Wabah dan Bencana;

i. Pemantauan dan Penanggulangan Masalah kesehatan Akibat Bencana dan KLB.

9. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan sarana pelayanan kesehatan termasuk SDM kesehatan yang melakukan praktek pelayanan kesehatan. Disamping itu melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap petugas kesehatan. Kegiatannya yaitu:

a. Akreditasi, Registrasi dan Sertifikasi Kesehatan;

b. Pembinaan dan evaluasi monitoring dokter, dokter gigi dan bidan PTT; c. Upaya peningkatan kinerja petugas dan isntitusi kesehatan;

d. Pengelolaan dan Pembinaan tenaga fungsional kesehatan.

10. Program Pengadaan Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan

Program ini merupakan program fisik berupa pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan meliputi pembangunan Poskesri; pemeliharaan puskesmas dan Poskesri serta puskesmas pembantu serta pengadaan kendaraan operasional puskesmas, dengan uraian kegiatannya:

a. Pengadaan Puskesmas Keliling (Ambulance); b. Pembangunan sarana dan prasarana puskesmas; c. Pembangunan Pos Kesehatan Nagari (Poskesri);

d. Rehabilitasi sedang/berat sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya; e. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas.

11. Program Kemitraan Peningkatan dan Pelayanan Kesehatan

Program ini bertujuan untuk memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu serta memberikan bantuan persalinan baagi ibu hamil, kegiatannya:

a. Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat. b. Pelayanan gratis di puskesmas dan jaringannya.

12. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)

Program ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat lanjut usia dan melakukan pembinaan terhadap program pos pelayanan terpadu (Posbindu) bagi Lansia dengan kegiatan pokoknya yaitu Pengembangan Puskesmas santun Lansia dan Pelayanan pemeliharaan kesehatan lansia.

13. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

Program ini merupakan salah satu indikatir MDG,s yang harus dilaksanakan dan mempunyai target sampau dengan tahun 2015. Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan ibu maternal serta menekan jumlah kasus atau kejadian penyakit yang menyerang bayi dan anak balita serta ibu hamil, nifas dan menyusui. Kegiatannya yaitu:

a. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak; b. Usaha kesehatan Ibu dan Anak (KIA);

c. Pelayanan kesehatan bayi dan anak balita;

d. Pelayanan kesehatan anak prasekolah dan usia sekolah.

14. Program Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM)

penyakit (7 macam penyakit) tidak menular pada 18 puskesmas yang ada di kabupaten Pesisir Selatan dengan kegiatannya yaitu pengendalian dan pencegahan penyakit tidak

menular (PTM).

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), telah mengubah pola perencanaan yang ada, dimana Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun perencanaan berdasarkan pagu indikatif dan produk perencanaan yang disusun merupakan hasil dari proses perencanaan yang telah memadukan proses politik, proses teknokratik, proses partisipatif dan proses bottom-up dan top down, yang disebut dengan istilah dari shopping list ke working plant.

Keterpaduan proses perencanaan ini diharapkan akan lebih banyak dapat menampung aspirasi masyarakat yang selama ini seolah-olah hanya sebagai pelengkap dalam proses perencanaan. Kecilnya realisasi dari usulan yang disampaikan masyarakat melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) yang dapat tertampung dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah selama ini, memberikan indikasi terhadap kebenaran pernyataan diatas.

Untuk dapat mendukung kondisi yang diinginkan, kemampuan teknis perencanaan perlu ditingkatkan, sehingga dapat mendorong berkembangnya aspirasi masyarakat dan mengusulkannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang memang benar-benar dibutuhkan untuk membawa kearah yang lebih baik lagi, bukan kegiatan kegiatan yang diinginkan seperti

kebanyakan usulan selama ini.

Pada umumnya kualitas penyelenggaraan perencanaan pembangunan bidang Kesehatan di Kab. Pesisir Selatan mengalami peningkatan. Beberapa indikator yang menyebabkan adanya peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tersebut meliputi :

1. Tersedianya sarana dan prasarana serta sumber pembiayaan yang cukup untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugas Dinas Kesehatan Kab. Pesisir Selatan

2. Adanya penyelenggaraan mekanisme perencanaan pembangunan yang bersifat partisipatif.

3. Adanya keterlibatan berbagai unsur pemangku kepentingan pembangunan antara lain : DPRD, LSM, Lembaga masyarakat tingkat Kenagarian, organisasi profesi, perguruan tinggi dan

4. Meningkatnya konsistensi antara dokumen perencanaan dengan mekanisme penyusunan anggaran.

5. Meningkatnya efektifitas produk-produk pengembangan dan penelitian berupa hasil kajian, yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan.

Namun peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan pembangunan tersebut belum diikuti oleh peningkatan kualitas produk perencanaan. Beberapa permasalahan yang dihadapi Bappeda Kota Denpasar dalam peningkatan kualitas produk perencanaan

pembangunan bidang kesehehatan adalah sebagai berikut :

1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme

perencanaan;

2. Kemampuan Sumber Daya Manusia yang masih terbatas;

3. Masih kurangnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi; 4. Belum tersedianya prosedur standar operasional perencanaan untuk mendukung

pelaksanaan tupoksi;

5. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan bidang kesehatan;

6. Dalam pelaksanaannya, perencanaan pembangunan sering tidak tepat waktu/tidak sesuai jadwal yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan proses dan mekanismenya yang membutuhkan

siklus waktu yang panjang dalam rangkaian kegiatan yang berurutan;

7. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi program-program pembangunan bidang kesehatan yang dikaitkan dengan dokumen-dokumen perencanaan;

8. Adanya kepentingan-kepentingan yang bersifat politis yang harus diakomodasi dalam perencanaan maupun penganggaran.

BAB IV

REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM FISIK SARANA DAN PRASARANA

Dokumen terkait