• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.4 Repository

Repository merupakan salah satu dari jenis database, dimana repository adalah kumpulan file elektronik yang terdiri dari berbagai karangan ilmiah yang disimpan menjadi satu, dan dapat diakses dimana saja, kapan saja tanpa batasan ruang dan waktu.

Freedom Foundation USA (2007, 1) memberikan pengertian mengenai repository sebagai berikut :

A repository is a place where data or specimens are stored and maintained for future retrieval. A repository can be :

1. A place where data are stored

2. A place where specifically digital data are stored 3. A site where eprints are located

4. A place where multiple databases or files are located for distribution over a network

5. A computer location that is directly accessible to the user without having to travel across a network.

6. A place to store specimens, including serum or other biological fractions.

7. A place where anything is stored for probable reuse.

Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa repository adalah suatu tempat dimana data disimpan dan dipelihara untuk ditemukan kembali di masa yang akan datang. Repository dapat berupa; Tempat data disimpan, Tempat data digital disimpan, Tempat e-print diletakkan, Tempat beberapa file atau database diletakkan untuk didistribusikan melalui suatu jaringan, Penempatan komputer yang secara langsung memberi akses kepada pengguna tanpa keharusan masuk dalam suatu jaringan, Tempat untuk menyimpan spesimen, mencakup serum atau pecahan biologi lainnya, Tempat sesuatu disimpan untuk kemungkinan digunakan kembali.

Menurut Crow yang disitir oleh Siregar (2004, 21) mendefinisikan Institutional Repositori sebagai “Digital collection that preserve and provide access the intellectual otu put of an institution”.

Sementara menurut pandangan Reitz (2010, 1) Institutional Repository adalah :

“Satu set layanan yang ditawarkan oleh universitas atau kelompok perguruan tinggi untuk anggota komunitas untuk pengelolahan dan penyebaran materi ilmiah dalam format digital yang diciptkan oleh

institusi dan anggota masyarakat seperti e-prints, laporan teknis, tesis dan disertasi,data set serta bahan ajar”.

Dua batasan seperti dikemukankan oleh Crow dan Reitz menunjukkan bahwa Instituional repositori merupakan karya yang dihasilkan oleh masyarakat universitas yang berupa laporan teknis, skripsi, tesis, sidertasi, bahan ajar. Batasan diatas juga mensyaratkan satu lagi unsur yang ada dalam layanan Instituional repositori yaitu dikases secara midah karena terpasang online.

Sedangkan MacColl (2006, 1) menyatakan bahwa :

Institutional repositories are perhaps particularly applicable in the context of research publications, as they emanate from institutions, and with the right technology in place can be caught at source and built into services. An institutional repository can, therefore, serve as a publisher of research materials – peer-reviewed papers, e-prints, theses, reports, conference papers, working papers and other types of document.

Pendapat di atas dapat diartikan bahwa istilah repository dapat mengacu pada rangka publikasi penelitian, karena berasal dari lembaga dan dengan teknologi yang tepat dapat di akses pada sebuah layanan, repository juga bisa menjadi sebuah penerbi bahan penelitian seperti makalah peer-review, e-prints, tesis, makalah laporan konfrensi, dan jenis-jenis dokumen lainnya.

2.4.1 Fungsi Repository

Repository pada sebuah institusi merupakan sebuah databaseonline untuk mengumpulkan, mengatur dan menyebarkan data dalam format digital, yang merupakan output dari institusi khususnya hasil riset. Pada sebuah perpustakaan perguruan tinggi, materi yang tersimpan dapat berupa artikel-artikel dari jurnal riset baik sebelum dicetak (preprint)ataupun setelah dicetak (postprint), format digital dari skripsi / thesis / disertasi, dan juga mungkin merupakan kumpulan data digital pada kegiatan akademik seperti dokumen administrasi, catatan perkuliahan atau materi perkuliahan lainnya.

Adapun fungsi dari repository seperti yang dinyatakan oleh Joaquin (1996, 1-3)yaitu sebagai berikut :

1. Storage function; The storage function stores data.

2. Information organization function; The information organization function manages a repository of information described by an

information schema and includes some or all of the following elements:

a. modifying and updating the information schema; b. querying the repository, using a query language; c. modifying and updating the repository.

3. Relocation function; The relocation function manages a repository of locations for interfaces, including locations of management functions for the cluster supporting those interfaces.

4. Type repository function; The type repository function manages a repository of type specifications and type relationships. It has an interface for each type specification it stores.

5. Trading function; The trading function mediates advertisement and discovery of interfaces.

Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa fungsi utama repository terbagi atas; Fungsi penyimpanan, Fungsi organisasi informasi (Modifikasi dan pembaruan skema informasi, Peng-query-an repository dengan menggunakan bahasa query, Modifikasi dan pembaruan repository), Fungsi relokasi, Fungsi spesifikasi jenis repository dan Fungsi perdagangan.

Sedangkan menurut Wicaksono (2005, 5), fungsi repository adalah : 1. Tempat menyimpan Structured Information yang dikumpulkan dari

berbagai sumber informasi.

2. Sumber referensi bagi proses pembelajaran di Discussion Forum dan Structured Knowledge Creation.

3. Tempat menyimpan pengetahuan yang dihasilkan pada proses pembelajaran di Discussion Forum dan Structured Knowledge Creation.

Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi repository adalah sebagai tempat menyimpan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber informasi, mengorganisasikan data dengan skema informasi, mengelola lokasi informasi untuk antarmuka, sebagai sumber referensi bagi proses pembelajaran dan sebagai tempat menyimpan pengetahuan yang dihasilkan pada proses pembelajaran.

Manfaat institutional repositori atau disingkat dengan IR seperti dikemukakan Crow yang disitir oleh Siregar (2004, 24) mencatat beberapa manfaat yang bisa diambil dari IR, yaitu: “adanya perluasan penyebaran karya ilmiah sehingga memungkinkan untuk disitir oleh pihak lain; penyebaran bisa dilakukan dengan cepat; nilai tambah layanan informasi”. Di luar kemanfaatan yang bisa diambil, ada kemanfaatn lain dengan adanya IR yaitu untuk kepentingan

pribadi penyumbang IR dan untuk kepentingan lembaga. Untuk kepentingan pribadi, seorang penyumbang bisa menerbitkan hasil penelitian atau karya tulisnya melalui IR perguruan tingginya. Mengingat IR memungkinkan semua orang membaca karya orang lain, maka secara potensial seseorang tersebut akan mendapat pengesahan dari pembaca bahwa dia otoritatif dalam bidangnya.

2.4.2 Tujuan Repository

Repository membantu institusi untuk mengembangkan pendekatan yang terkoordinir dan logis untuk mengumpulkan, mengidentifikasi, menyimpan dan temu kembali aset intelektualnya.

Adapun tujuan utama sebuah perpustakaan perguruan tinggi memiliki repository menurut Jain (2008, 4) adalah :

1. to create global visibility for an institution’s scholarly research; 2. to collect content in a single location;

3. to provide open access to institutional research output by self- archiving it;

4. to store and preserve other institutional digital assets, including unplublished or otherwise easily lost (“grey”) literature (e.g. theses or technical reports).

Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa tujuan utama repository adalah sebagai berikut :

1. menciptakan visibilitas secara global untuk penelitian ilmiah sebuah lembaga pendidikan / institusi;

2. mengumpulkan konten / isi dalam satu lokasi;

3. memberikan akses terbuka untuk hasil penelitian institusional;

4. menyimpan dan melestarikan aset digital kelembagaan lainnya, termasuk literatur yang tidak dipublikasikan atau mudah hilang ("grey literature” misalnya tesis atau laporan teknis).

2.4.3 Manfaat Repository

Dilihat dari aspek manfaat, ada 4 hal seperti yang dijabarkan oleh Pandapotan (2012, 5), diantaranya sebagai berikut :

1. Untuk mengumpulkan konten dalam satu lokasi sehingga mudah untuk ditemukan kembali

2. Untuk menyimpan dan melestarikan aset intelektual sepanjang waktu. 3. Untuk menyediakan akses terbuka terhadap karya intelektual institusi

kepada khalayak umum.

4. Untuk menciptakan visibilitas global bagi hasil karya ilmiah institusi.

Kasimun (2010, 2-3) menjabarkan manfaat dari repositori institusi sebagai berikut:

1. Meningkatkan komunikasi ilmiah dengan lebih ekonomik

Repositori institusi dapat menggalakkan komunikasi ilmiah secara lebih berkesan memandangkan akses kepada sumber penyelidikan tidak hanya terhad kepada sumber berbayar tetapi juga sumber yang boleh diperolehi secara percuma.

2. Menyediakan platfom dan menggalakkan akses terbuka

Penubuhan repositori institusi tidak dapat dipisahkan dari matlamat menggalakkan perkongsian ilmu secara percuma.

3. Meningkatkan visibiliti dan prestij Universiti

Kewujudan sesebuah institusi dapat dipertingkatkan melalui paparan hasil penyelidikan akademiknya dalam media atau platform yang mudah dicapai dan dikenalpasti.

4. Meningkatkan akses kepada penyelidikan

Repositori institusi terutamanya yang menyediakan akses terbuka kepada koleksinya turut memberi impak ke atas penyelidikan yang dilakukan di institusi berkenaan.

5. Mengurus dan memelihara harta intelek institusi

Dengan menggunakan repositori institusi, aktiviti pengurusan dan pemeliharaan harta intelek institusi dapat dijalankan secara berpusat dan lebih sistematik.

Dokumen terkait