• Tidak ada hasil yang ditemukan

Republik Indonesia

(Sejarah

Senl

Rupa IDdonetla,

hal. 216)

3� Dr. A.A.M.

Djelantlk

Ida Bagus Nyana yang labir diMas (Gianyar) pada tahun 1912 tidaklah

-dari pemuilaan membuat patung seperti kita sekarang lihat sebagai basil

�aryanya.· .� ama bahiya dengan banyak pemahatpemahat lain ·di Mas

dewa.sa itu, beliau berkecimpung dillam segala bidang kesenian, mengukir Cll'pia'ra-pura, menarl dalain wayang wong; melakukan J:)eketjaan nndagi

'(ahU bangunan as)l Bali) dan · · iseng-iS,eng juga m_embuat patung,

kese�uat,tya untuk keperluan di pura, dab keseniuanya itu dalam corak

tradisional klasik, yakni corak wewayangan.

77

78

Disamping itu untuk memenuhi kecukupan nafkah patung semacam. itu

juga dibuat untuk dijual antaranya yan� �embantu menjualkannya adalah toko-toko kerajinan tangan yang waktu itu mulai berkembang. Di dunia kesenian Barat baru sekali terjadi pengakuan atas mutu semi

darl suatu corak perwujudan [styl] dalam seni rupa yang halus, yang

dengan tegas mengesampingklan hal-hal yang kurang berarti, yang kurang esensial untuk perwujudan watak atau ide dan mempergunakan

bentuk yang sederhana untuk menciptakan ciptaannya. Kalau ell dunia

kesenian Barat corak Kubisme ini dengan sengaja menjadi dasar

pikiran dan titik tolak darl suatu perwujudan seni yang bermaksuG ber­

expresi atau menyatakan sesuatu, kesenian Bali mencapai coraJt yang menyerupai corak Kubisme itu dari segl dan dasar yang sangat berlainan.

Kalau ditanya apa sebabnya Ida Dagus Nyana menciptakan suatu bentuk seni pulung-pulungan pada waktu itu, beliau tidak akan dapat memberi suatu jawaban yang jelas, yang dapat .dimengerti oleh kita secara rasional. Karena perwujudan itu (lain darl pada perwujudan Ku�isme Barat) tidak berdasarkan pertimbangan yang rasional atau suatu teori yang menggunakan pikiran, akan tetapi merupakan suatu letusan darl api yang sudah beberapa waktu sebelumnya malap di dalam jiwanya. Letusan yang terjadi dari jiwa seorang manusia yang rupanya terpilih oleh suatu kekuatan kesaktian yang ada dalam alam semesta.

Jiwa seniman yang demikianlah yang kita sebutkan genius terpilih oleh Tuhan untuk menghantar umat manusia ke arah yang belum terduga. Tidaklah mengherankan bahwa Ida Bagus Nyana kemudian ditunjuk menjadi pemangku di Pura Taman di Mas, karena perkembangan jiwa beliau sejak dulu sudah menuju kearah yang sangat religius, bakat kebatinan yang beliau miliki sudah mulai berkembang atau dikembang­ kan dengan ikut sertanya dalam seni tari dan drama, wayang yang merupakan suatu bidang kesenian yang dari turun temurun pusaka 4ari Taman di Mas, dimana dengan sendirinya jiwanya para senimAn menikmati keluhuran falsafah-falsafah klasik. Perkembangan itu hanya bercorak klasik wewayangan seperti Dewi Ratih yang dikeluarkan Kalarahu, Dewi Sita dengan Kijang, Rama sedang memanah, Gapesa, dan sebagainya.

Kemudian setelah menginjak corak pepulungan makin hari makin nampak kekuatan-kekuatan spiritual yang dikandung dalam bentuk kayo yang sederhana sebagai pencerminan jiwa kebatinan. Kekuatan yang terpancar dari karya-karya Ida Bagus Nyana adalah langsung dari jiwa

dengan kesaktian alam dan kekuatan-kekuatan yang tidak terbayangkan.

Patung-patung yang diciptakan beliau selalu berbentuk sederhana dan

mengajarkan kepada kita bahwa . kesederhanaan adalah pokok .dari

kebenaran. Bentuk yang sederhana tetapi selalu bernafas mistik, mencerminkan kakuatan-kekuatan dan diajak, berdialog setiap hari.

Keistimewaan dari seniman Ida Dagus Nyana sebagai pemahat dapat kita alami dalam menikmati patung-patung karya beliau dimana kita bukan saja terbawa oleh keindahan garis, keindahan beittuk dan susunan, tetapi seketika merasakan bahwa sepotong kayu itu berjiwa dan seolah-olah bernapas. Keistimewaan ini menempatkan Ida Dagus Nyana sebagai seniman yang luar biasa, berlainan dengan seniman-seniman pemahat yang lain yang juga sudah menciptakan dalam bentuk corak pepulungan dan juga dalam arti aesthetika mencapai keunggulan dan

ikut mengagumkan ke seluruh dunia akan kesenian Bali. ·

Keistimewaan Ida Dagus Nyana sebagai . seniman tidaklah kita bisa

tiru, karena genialitas adalah karunia Tuhan, jiwa yang terpllih .. ·Yang.

kita bisa warisi sebagai kekayaan budaya adalah corak keseniannya yang kita bisa usahakan adalah untuk menyamai beliau dalam kehidupan yang

bersekatan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

(Rlwayat mdup Seniman-Senlman Ball, hal. 42).

4. St!kolah Tlnul Senl Rupa Indonesia ASRI Y oayakarta JDI'UIIUI Senl

Lukla

Ida Dagus Nyana adalah seorang pematung Bali yang terkenal, ia

dilahirkan pada tahun 1904 (?). Mulai belajar menari dan memahat dari

tetangga-tetangganya. Pada waktu mudanya di Bali belum dikenal adanya seni yang komersial, semua masih bersifat tradisional, religius dan gotong royong. Kehidupan seniman masih bersifat umum, belum menjurus kepada suatu profesi. Seniman harus bisa menari, melukis, mematunB dan sebagainya.

Pada tahun 1947-1948 Ida Dagus Nyana mulai mengembangkan

ciptaannya ke arab bentuk-bentuk yang lain dari patung-patuna Bali biasanya. Bentuknya mengalami perubahan namun temanya masih tetap tradisonal. Ciptaannya tersebut boleh dikatakan orisinU karena tidak meniru karya-karya orang lain. Karya-karya pematung �ali biaanya dengan proporsi yang buntak dan pendek, bebas mengikuti irama bahan yang ada.

Semula Nyana dianggap sinting karena membuat patung yang demikian. Tetapi begitu karya. Nyana mulai laku, maka hampir seluruh pematung Bali mulai mengcopy karyanya.

Ka

cy

a-karya Nyana masih menggunakan tema-tema biasa 1'lml terkadang menggambarkan tokoh-tokoh cerlta rakyat tertentu. Bahan yang digunakan juga �asih merupakan bahan-bahan yang lama, ·yaltu kayu waru, jati, beben, nangka, gentawas, pangkal buaya, dan lain:lain.

Teknik penggarapan patung · Nyana masih . sama denga� teknik.

�matung-pematung Bali Iainnya, yaitu menggunakan permukaan yang

halos dan licin. Hanya dalam gaya, Nyana punya clrl khas. yaitu tidak

pemah meninggalkan kesan materlalnya yang asli. Bentuk kayu · semula

masih kelihatan. obyeknya hanya dideformasi dengan men&ikuti lekuk- ·

lekuk serta sifat kayu yang ada. Bagian-bagian tekture kayu yang menarik

dimanfaatkan untuk pencapaian -arlistik. ·

-Nyana menerlma penghargaan Anugerah Seni dari pemerln�. Repu­

blik Indonesia pada tahun 19.D.

(RaDabmaD lapona ldady c.r Bd J1BIIIall Seal Lalda STSBI ASRI

YOI.fabria, tahun 1977/1978ii979, hal. 73-14) ..

5. Ecly 1Soeaan0 (seniman patung dan dosen STSRI ASRI).

Ida Bagus Nyana seqrang pematung yang amat. berpengaruh, khusus­ nya di Bali. Karya-karyanya tentu dikerjakan sampai selesai, dengan

tekstur yang halos dan Iicin. ·

Ia seorang pembaharu. Di tengah masyarakat Hi�du yang selalu mempergunakan patung sebagai salah S&tu sarana upacara againa .dan pembuatannya secara tradisional turon temurun, ia. mampu · menclptakan pttung-patung modern y�mg titblk untuk keperluan upacara,. tetapi hanya

untuk kepua5an hati. ·

Ia juga seorang pematung yang kreatif. Tema patung-patungnya tidak terbatas pada cerita-cerlta wayimg, tetapi ia tet&h .mengambil tenia darl

alam sekitar dalam kehidupan . sehari�ha�. meskipun kadang-kadang

. mendapat rangsangan dari luar dalam proses pembuatannya. ·

Ia dapat dikatakan juga sebagai se()rang Petnatull& pembina. Setelah ia

mempunyai art pllery, banyak para seniman muda yang bekerja di sana.,

Dalaln hal ini Ida Bagus Nyana batiyak . mernberikan petunjUk kepada.

senbnan-5eniman muda tersebut. ·

.Karya-karya Ida Bagus Nyana banyak ditiru; oleh orang lain. Meskipun

S1&mpai saat ... lni , ia bel urn pernah mengelU!li'�

� P

ernyat�n ��b�ratan,

tFtapi . pekerjaan rilengcopy karya orang ·lain · itu. sebena:rnya tidak dapat

clib�narhn. Maka sebaiknya perlu . adtmya · undang-undang :hU, clpta

dalain bidang seni ini. ·

·

6. Abdul Azlz (pelukis & pematung di Ubud)

Ida Bagus Nyana seorana pematung yang kreatif dan mode�:n. · karya­ karyanya sudah meninggalkan tradisional. Temanya dari alam sekitar dan keadaan sehari-hari. Cara pembuatannya juga sudah modern, tidak lagi terpengaruh oleh patung-patung tradisional.

Masalah tiru'-meniru patung Pak Ida Bagus Nyana sesungguhnya kurang senang apabila para seniman muda menirunya, sebab itu dapat merugikan penirunya sendiri, mereka menjadi kurang kreatif. Dalam hal ini Abdul Aziz setuju adanya undang-undang hak cipta.

(W awancara, bulan Oktober 1983).

7. Cokorda Agung Mas (Sekretaris pendiri Musium Puri Lukisan Ubud)

Ida Bagus Nyana seorang pematung terkenal dari Mas, Waktu mudanya seperti biasa, para pemuda belajar menari, menabuh, memahat dan sebagainya, karena hal itu memang suatu keharusan. Ida Bagus Nyana di waktu mudanya sangat menonjol dalam bidang seni tari. Ia sering memegang peran utama dalam pertunjukan wayang wong dan topeng. Ia juga maju dalam mengukir dan mematung tradisional.

Setelah berkenalan dengan Rudolf Bonnet dan Wolter Spies, ia banyak menciptakan patung-patung modern. Tetapi kedua orang asing itu sebetulnya hanya memberi dorongan saja, sedang mengenai bentuk patung yang dibuatnya adalah basil ciptaannya sendiri. Bonnet atau Spies hanya memberi komentar bagus atau mungkin masih ada kekuarangan­ nya. Dari penilaian ini kadang-kadang Ida Bagus Nyana tidak sependapat dengan kedua orang asing itu, karena ia mempunyai pendapat sendiri berdasarkan cifa rasanya. Oleh karena itu Bonnet dan Spies menghor­ matinya.

Kira-kira tahun lima puluhan patung-patung karya Ida Bagus Nyana banyak digemari orang, sehingga patung-patungnya sampai saat ini banyak tersimpan di luar negeri dan di kota-kota besar di dalam negeri serta di beberapa musium di Bali.

Pada tahun 1960 :Ida Bagus Nyana mendirikan art shop di rumahnya

bersama puteranya Ida Bagus Tilem. Di art shop ini banyak bekerja para seniman muda, sehingga secara tidak langsung mereka berguru kepada Ida Bagus Nyana.

(Wawancara, bulan Agustus 1983 di Ubud).

8. P.MD. Punata

seperti : orang sedang meniup seruling, Rama sedang memanah, wanita sedang se�bahyang, sampai bentuk-bentuk yang fantastis yang sebelum­ nya tak pernah dibuat. Di samping ito beberapa pemahat masih tetap konsekuen membuat karya-karyanya berstyl tradisional atau yang serba indah. Juga seorang pemahat kreatif dewasa ini Ida Bagus Nyana yang sejak sebelumnya telah menciptakan bentuk patung yang sederhana tetapi berjiwa dan asli menuruti bentuk/potongan kayunya yang asal.

Patung-patung Pepulungan atau Pulung-pulungan ini memiliki bentuk dan susunan yang amat sederhana, tetapi cukup menampilkan bentuk baru dewasa ini. Bentuknya sering mengikuti bentuk/potongan bahan kayunya yang besar pendek ataupun yang orisinil.

Styl Pepulungan karya-karya Ida Bagus Nyana menjelmakan suatu bentuk watak atau ide yang sederhana. Menonjolkan apa-apa yang murni (esensial), penting dan mengesampingkan atau meninggalkan hat-hal yang kurang berarti. Bentuk patung sederhana akan dapat memancarkan kekuatan-kekuatan spiritual dan jiwa kebatinan yang kuat. Kalau kita menghadapi serta menikmati patung-patung karya Ida Bagus Nyana benar-benar dapat merasakan keindahan garis, bentuk, dan susunan. Sepotong kayo memiliki jiwa dan nafas. Hal ini adalah suatu keistimewaan. Hal ini pula yang sukar bahkan tidak mungkin dapat ditiru atau dicopy oleh para pemahat lainnya.

Mula-mula bentuk Pepulungan ini dipandang aneh dan tidak mendapat perhatian, baik di masyarakat pemaha\\ (di Mas) maupun di luar daerah (Sanur). Tetapi kemudian yang terja,li adalah sebaliknya. Banyak tamu-tamu asing (Barat) banyak yang mem1nyakan dan m:encari

slapa penciptanya. Patung Pepulungan banyak dibicarakan· dan banyak

digemari oleh tamu-tamu Barat, karena bentuk Pepulungan ito menye­ rupai corak perwujudan patung modern di dunia Barat. Dalam menciptakan bentuk Pepulungan, Ida Bagus Nyana tidak berdasarkan suatu pertimbangan yang rasionil atau berdasarkan suatu teori. Benar­ benar perwujudan cetusan jiwa yang terpendam.

Mulai saat itulah nama pemahat yang kreatif ini mulai menajak. Dan

· akhirnya banyak pemahatlpematung Bali yang membuat patung-patung

Pepulungan diilhami atau meniru karya Ida Bagus Nyana.

PENUTUP

Ida Bagus Nyana dilahirkan pada tahun 1912 di Desa Mas Gianyar Bali. Ia termasuk keluarga Brahmana dan hidup ditengah-tengah masyarakat Hindu Bali yang kuat menjalankan adat agamanya. Ia mempunyai sifat sederhana, keras hati, dan pendiam.

Di dalam masyarakat Hindu Bali yang kuat menjalankan adat agamanya, tentu bermacam-macam kesenian tumbuh dan hidup subur, karena kese­ nian-kesenian tersebut erat hubungannya dengan upacara agama dan adat, oleh karena itu setiap orang yang bidup di masyarakat yang demikian selalu berusaba untuk belajar kesenian sesuai dengan kemampuannya. Demikian­ lab Ida Bagus Nyana sewaktu mudanya selalu tekun belajar ilmu agama dan bermacam-macam kesenian. Hasilnya dalam bidang agama ia cukup menonjol, st:hingga setelah usia tua ia diangkat oleb masyan:katnya sebagai Pemangku Adat di Pura Taman Pule. Di bidang kesenian juga berhasil dengan cukup menonjol terutama seni tari dan seni pabat/patung. Demikianlah beliabun-tabun ia mempelajari dan J;Oelakukan kegiatan kesenian demi kepentingan agama tanpa ada unsur komersiel.

Sementara itu sejak Bali dikuasai oleb Pemerintab Belanda (19Q8), Bali menjadi daerah pariwisata yang semakin bari semakin ramai, sebingga banyak orang Barat yang datang ke Bali. Orang-orang Barat itu diantaranya Rudolf Bonnet dan Walter Spies yang seniman itu, kemudian menetap di Bali. Mereka tertarik sekali dengan kescnian Bali terutama seni rupa. Maka

mereka ingin agar kesenian Bali tidak banya untuk keperluan agam�,·tetapi

juga dapat dipakai untuk hiburan semata-mata. Mereka ingiri, agar para

seniman Bali mau berkarya pada bidang seni yang non tradisional.

Untuk itu mereka mendirikan perkumpulan seniman Bali yang diberi:nama Pitamaha. Perkumpulan ini memberikan informasi tentang kesenian modern terutama dalam seni rupa, memberikan' fasilitas berupa bahan-bahfln untuk seni rupa, dan mengevaluasi basil karya para seniman, serta membeli atau membantu menjualkan basil karya para seniman anggota Pitamaba. Pada tabun 1935 dengan rangsangan dari Pitamaba pimpinan Rudolf Bonnet tersebut, Ida Bagus Nyana berbasil menciptakan patung modem (kontem­ porer), yang dinilai bagus oleb Pitamaba (sekarang tersimpan di Musium Puri Lukisan Ubud). Pada waktu itu patung-patung di Bali masib tradisio­ nal/klasik. Di luar Bali usai abad ke-15, kegiatan menciptakan patung boleb dikatakan tidak ada yang berarti, dan barn ada lagi kegiatan mencipta patung sewaktu jaman Jepang.

Ida Bagus Nyana mencipta terus dan pada tabun 1948, mencipta patung

pada awalnya diketawakan orang; tetapi berkat ketabahan hatinya, akhirnya ciptaannya justru digemari orang banyak.

Disamping kegiatan mencipta, ia .juga aktif ikut ambil bagiari dalam Iomba dan pameran patung, baik tingkat daerah maupun tingkat nasional. Hasilnya kebanyakan menang dan banyak mendapat perhatian dari para penonton.

Pada tahun 1960 ia mendirikan Art Shop dan Gallery di rumahnya. Hal ini sedikit banyak makin menambah daya tarik wisatawan yang datang ke Bali, dan hasil karyanya makin dikenal orang, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Art Shop dan Gallery ini secara tidak disadari telah memberikan lapangan kerja bagi penduduk sekitarnya.

Melihat data-data di atas jelaslah bahwa Ida Bagus Nyana adalah salah seorang pemb��;haru seni patung Indonesia, yang menyebabkan khasanah seni patung Indonesia ikut berbicara di dunia internasional. Dengan demikian kiranya telah selayaknya apabila Pemerintah Pusat dan Daerah Bali menganugerahkan "Anugerah Seni" kepadanya.

Hal-hal yang pantas menjadi suri tauladan bagi kita semua antara lain : keberanian mencipta hal yang baru, daya kreatifitas yang tinggi, keteguhan hati, dan keuletannya tanpa mudah putus asa. Juga tidak kalah pentingnya sifat-sifat yang sederhana, diikuti jiwa keagamaan yang mendalam.

Kiranya yang perlu kita tingkatkan apabila kita ingin mengambil kete­ ladanannya, adalah sifat pendiamnya, agar hubungan dengan generasi berikutnya lebih intim sehingga proses pewarisan ide dan nilai luhurnya lebih lancar dan serasi.

Akhirnya lewat tulisan ini penulis sampaikan doa agar Bapak Ida Bagus Nyana yang waktu penulis kunjungi sedang sakit, menjadi sehat kembali dan selanjutnya dirgahayu.

---ooOOOoo---CATATAN·CATATAN

Bab I 1. Monografi Daerah Bali, hal.58

2. Sekitar Perkembangan Seni Rupa di Bali, hal.l 3. Program Kerja Kecamatan Ubud, hal.3

4. Ibid., hal.6

5. W awancara dengan Drs. Ida Bagus Sidemen, pada bulan Agustus 1983

6. Peranan Dang Hyang Nirartha di Bali, hal.ll-48 7. W awancara dengan Ida Bagus Til em,

pada bulan Agustus 1983

Studi Biografi Ida Bagus Nyana, hal.51-52 8. W awancara dengan Ida Bagus Tilem,

bulan Agustus 1983

W awancara dengan Cokorda Agung Mas, bulan Agustus 19&3

Bab II 1. W awancara dengan Ida Bagus Tilem,

bulan Agustus 1983

Daftar Usulan Untuk Mendapatkan Hadiah Seni Kanwil Dikbud Propinsi Bali

2. W awancara dengan Ida Bagus Til em, pada bulari Agustus 1983

3. Wawancara dengan Cokorda Agung Mas, pada bulan Agustus 1983

4. Wawancara dengan Drs. IGN Pandji, bulan Agustus 1983

5. Riwayat Hidup Seniulan Bali, ha1.42

Bab III : 1. Peranan Agama Dalam Menjiwai Kehidupan

.Pariwisata Budaya, ha1.2-7

2. Ibid., ha1.8-22 - ·

3. Wawancara dengan Ida Bagus Tilem, bulan Agustus 1983

Wawancara dengan Cokorda Agung Mas, pada bulan Agustus 1983

Studi Biografi Pematung Ida Bagus Nyana, hal.60 Bab IV : 1. Sejarah Seni Rupa Indonesia, hal.21-25,

51.55, 133, 222-226

Pameran Seni Patung Indonesia 1981, hal.3-7 2. Studi l>eranan Kepercayaan!Keagamaan Hindu

Terhadap Gaya Seni Patung Gaya Tradisional Bali, hal. 72-76

3. Wawancara pada bulan Agustus 1983 dengan : Ida Bagus Tilem

AA GD Sobrat Cokorda Agung Mas, Drs. IGN Pandji

Sejarah Seni Rupa Indonesia, ha1.216 Ensiklopedi Indonesia IV, ha1.2417 Riwayat Hidup Seniman Bali, hal.42

Laporan Studi Tour ke Bali Tim STSRI" ASRI" Yogyakarta, hal. 73-74

Perkembangan Seni Rupa di Bali, ha1.25-26 Studi Biografi Ida Bagus Nyana, hal.S2-59

Bab V 1. W awancara dengan Ida Bagus Tilem,

pada bulan Agustus 1983

Studi Peranan Kepercayaan/Keagamaan �indu Terhadap Gaya Seni Patung Tradisional Bali, ha1.117-119

2. W awancara pada bulan Agustus 1983, dengan : Ida Bagus Tilem

AA GD Sobrat

Riwayat Hidup Seniman Bali, ha1.42 Studi Biografi Pematung Ida Bagus Nyana, hal.S9-68

Pengamatan Penulis langsung di Mas Bali pada bulan Agustus 1983

Wawancara dengan Edhi Sunarso, pada bulan Agustus 1983

Bab VI : 1. W awancara dengan Ida bagus Tilem,

pada bulan Agustus 1983

W awancara dengan Cokorda Agung Mas, pada bulan Agustus 1983

2. W awancara dengan Ida Bagus Tilem, pada bulan Agustus 1983

3. Wawancara dengan Ida Bagus Tilem, pada bulan Agustus 1983

4. Wawancara dengan Ida Bagus Tilein, pada bulan Agustus 1983

DAFTAR PUSTAKA

1. Kusnadi, cs

1977 Sejarah Sent Rupa Indonesia, Jakarta, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Direktorat Jenderal Kebuda­

yaan. 2. Putra, Drs. I G.A. Gd,

1979 Peranan Agama Dalam Mei\Jiwal Kehldupan Parlwl1ata Buda­ ya, Denpasar.

3. Wiyoso Yudosevutro,

1981 Pameran Sent Patong Indonesia �981 T�lonal dan Kon­

temporer, Jakarta, Proyek Media Kebudayaan Jakarta.

4. Pumoto, P. MD.,

1977 Sekltar Perkembangan Sent Rupa dt Ball. Denpasar, Proyek Sasana Budaya Bali.

5. Djelantik, Dr. A.A.M.,

1976 Rlwayat Hldup Sentman-Senlman Terkemuka Daerab Ball, Denpasar, Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebu­ dayaan Propinsi Bali Bidang Kesenian.

6. Sut�a S, Drs. I Wayan,

1982 Studt Pendahuluan Tentang Sent Patung Tradisional dan Senl

Patung Modem dl Gianyar Bali, Yogyakarta, Jurusan Seni Pa­

tung Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia "ASRI" Yogyakarta. 7. Pamungkas Gardjito, R. Ignatius BA,

1982 Studt Peranan Kepercayaan!Keagamaan Hindu Terhadap Ga­

ya Sent Patung Tradislonal Ball, Yogyakarta, Jurusan Seni

Patung Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia "ASRI" Yogya­ karta.

8. Sunardji, Drs.,

1982 Studt Blografl Pematung Ida Dagus Nyana, Yogyakarta, Jurus­ an Seni Patung Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia "ASRI" Y ogyakarta.

9. Ngurah, I G.A., BA,

1981 Peranan Danghyang Nlrartha dl Ball, Denpasar, Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Udayana.

10. Suwadji, Drs, cs,

1981 Sent Lnkll Ball, Yogyakarta, Jurusan Seni Lukis Sekolah

gi Seni Rupa Indonesia "ASRI" Yogyakarta. 1

11. Tim Penyusun Monografi Daerah Bali,

1976 Monografl Daerah Ball, Jakarta, Proyek Pengembangan Media

Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

12. Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Gianyar, Kecamatan Ubud,

1983 Program Kerja tahan 1983/1984, Ubud, Camat Ubud.

13. Hasan Shadily, bersama Tim

1983 EnslklopedJ Indonesia, Jakarta, Icktisar Baru Van Hoeve dan

Elsevier Publishing Projects.

' ·) .,

· .

f i

. ·:

I..AMPIRAN-LAMPIIlAN

1.

Piagam Anu�

Seiu dari

Menteri Pendidikan dan Kebuaayaan Repu­

blik Indonesia,

tanlg

al

17 Agustus 1971,

Nomor

0157/19if

-2.

P!agam Dharrila Kusuma dari Gubemur Kepala Daerah Tingkat I Bali,

DAFTAR INFORMAN

1. Nama Ida Bagus Tilem

Umur : 47 tahun (1936)

Agama Hindu

Pekerjaan : Seniman Patung

Alamat Mas, Gianyar, Bali

I<eterangan Putera kedua Ida Dagus Nyana

l. Nama : Chokorda Agung Mas

Omur : 64 tahun

Agama : Hindu

Pekerjaan : Ketua Yayasan Mudrasura Foundation

Alamat : Ubud, Bali

Keterangan : Bekas sekretaris pendiri Musium Purl Lukisan Ubud

Waktu masih kecU!muda rumahnya berdekatan dengan Ida Dagus Nyana

3. Nama : �� Sunal'SOJ

Umur : 50 tahun (1933)

Agama : Islam

Pekerjaan : Seniman Patung, Dosen, Ketua Bidang Akademik STSRI"ASRI" Yogyakllrta

Alamat : Jalan Kaliurang Km.S No. 72 Yogyakarta

Keterangan : STSRI" ASRI" telah meneliti kehidupan Seni Rupa di Gianyar, termasuk karya­ karya Ida Dagus Nyana

4. Nama : A.A.GD. Sobrat

Umur : 70 tahun

Agama : Hindu

Pekerjaan : Senlman, pelukis

Alamat : Br. Padang Tegal, Ubud, Gianyar, Bali

Dokumen terkait