• Tidak ada hasil yang ditemukan

REQUIRED CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) Tujuan utama manajemen permodalan Bank

Liabilitas Liabilities

Liabilitas segera (Catatan 19) Obligations due immediately (Note 19)

Dolar Amerika Serikat 351.439 4.355 United States Dollar

Simpanan nasabah dan simpanan Deposits from customers and deposits

nasabah syariah (Catatan 20) from customers - sharia (Note 20)

Dolar Amerika Serikat 21.415.046 265.226 United States Dollar

Dolar Singapura 427.142 4.005 Singapore Dollar

Euro Eropa 49.386 744 European Euro

Yuan Cina 1.457.292 2.909 Chinese Yuan

Dolar Australia 10.340 105 Australian Dollar

Bunga yang masih harus dibayar (Catatan 27) Interest payables (Note 27)

Dolar Amerika Serikat 2.161 27 United States Dollar

Tagihan Akseptasi (Catatan 14) Acceptance Receivables (Note 14)

Dolar Amerika Serikat 827.133 10.244 United States Dollar

Liabilitas lain-lain (Catatan 28) Other liabilities (Note 28)

Dolar Amerika Serikat 778.597 9.643 United States Dollar

Euro Eropa 134 2 European Euro

Dolar Australia 4.734 48 Australian Dollar

Subtotal 297.308 Subtotal

Aset bersih 111.859 Net assets

52. MANAJEMEN MODAL DAN RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

52. CAPITAL MANAGEMENT AND MINIMUM

REQUIRED CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) Tujuan utama manajemen permodalan Bank

adalah untuk memastikan bahwa permodalan telah memenuhi persyaratan permodalan ekternal dan mempertahankan peringkat kredit yang kuat dan rasio permodalan yang sehat dalam rangka menunjang bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham.

The primary objectives of the Bank’s capital management are to ensure that it complies with externally imposed capital requirements and it maintains strong credit ratings and healthy capital ratios in order to support its business and to maximize shareholders’ value.

Bank mengatur struktur modal dan membuat penyesuaian atas perubahan kondisi ekonomi dan karakteristik risiko kegiatannya. Dalam rangka mempertahankan atau menyesuaikan struktur

modal, Bank dapat menyesuaikan jumlah

pembayaran deviden kepada pemegang saham, struktur pengembalian modal, atau penerbitan modal sekuritas. Tidak terdapat perubahan tujuan, kebijakan dan proses dari tahun sebelumnya.

The Bank manages its capital structure and makes adjustments to it in the light of changes in economic conditions and the risk characteristics of its activities. In order to maintain or adjust the capital structure, the Bank may adjust the amount of dividend payment to shareholders, return capital structure, or issue capital securities. No changes were made in the objectives, policies and processes from the previous years.

Bank telah memenuhi semua persyaratan modal yang diwajibkan sepanjang tahun.

The Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the year.

CAR adalah rasio modal terhadap Aset Tertimbang

Menurut Risiko (ATMR), perhitungannya

didasarkan pada peringkat profil risiko Bank Umum sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 dimana jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari

CAR is the ratio of capital to Risk Weighted Assets (RWA), the computation is based on risk profile rating for Bank in accordance with Bank Indonesia Regulation No.14/18/PBI/2012 dated November 28, 2012, whereby the total capital for credit risk consists of core capital and supplementary capital.

Rasio kewajiban penyediaan modal minimum pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (entitas induk) adalah sebagai berikut:

The capital adequacy ratio as of December 31, 2014 and 2013 (parent entity) are as follows:

31 Desember/ 31 Desember/

December 31, 2014 December 31, 2013

Aset tertimbang menurut risiko Risk weighted assets

- Tanpa memperhitungkan risiko pasar 27.431.126 24.932.833 Without market risk

- Dengan memperhitungkan risiko pasar 28.614.349 26.097.356 With market risk -

- Dengan memperhitungkan risiko

operasional 35.818.015 32.351.477 With operational risk -

Modal Capital

- Modal inti 5.737.833 5.350.343 Core capital -

- Modal pelengkap 21.303 (9.926) Supplementary capital

Total modal 5.759.136 5.340.417 Total capital

Rasio Kecukupan Modal Capital Adequacy Ratio

- Tanpa memperhitungkan risiko pasar 20,99% 21,42% Without market risk

- Dengan memperhitungkan

risiko pasar 20,13% 20,46% With market risk

- Dengan memperhitungkan

risiko operasional 16,08% 16,51% With operational risk

-Rasio modal inti terhadap Ratio of core capital to risk

aset tertimbang tanpa weighted assets

memperhitungkan risiko pasar 20,92% 21,46% without market risk

Rasio kewajiban penyediaan Minimum Capital Adequacy

modal minimum yang diwajibkan Ratio required by

oleh Bank Indonesia 10,00% 9,00% Bank Indonesia

53. MANAJEMEN RISIKO 53. RISK MANAGEMENT

Bank telah mengimplementasikan prosedur

manajemen risiko sesuai dengan PBI tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang dicakup dalam PBI No. 5/8/PBI/2003 dan

Surat Edaran BI No. 5/21/DPNP tentang

Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang telah diubah melalui PBI No. 11/25/PBI/2009 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, sehingga Bank harus mengelola serta melakukan mitigasi risiko sesuai ruang lingkup aktivitas bisnisnya, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis dan risiko kepatuhan.

The Bank has implemented risk management procedures to comply with PBI regarding the Application of Risk Management for Commercial Banks as covered by PBI No. 5/8/PBI/2003 and BI

Circular Letter No. 5/21/DPNP regarding

Application of Risk Management for Commercial

Banks which had been revised by PBI

No. 11/25/PBI/2009 regarding amendment for PBI

No.5/8/PBI/2003 for Application of Risk

Management for Commercial Banks, therefore the Bank has to manage and carry out risk mitigation to comply with its business activities scope, which consist of credit risk, market risk, operational risk, liquidity risk, legal risk, reputational risk, strategic risk and compliance risk.

yang secara garis besar dapat memetakan unit kerja yang memiliki risiko maupun potensi risiko yang menganggu kelangsungan bisnis Bank dan entitas anak serta menggunakan 5 (lima) komposit untuk delapan jenis risiko yang dihadapi Bank dan entitas anak.

profile which is able to map those business units which carry risks as well as the potential risks that affect the Bank’s and subsidiaries’ abilities to continue as a going concern and also use five composites for eight types of risk encountered by the Bank and subsidiaries.

Bank dan entitas anak telah membentuk struktur organisasi manajemen risiko yang terpusat dan independen yang memiliki fungsi mengindentifikasi, mengukur, memonitor dan mengelola risiko-risiko dasar dan menetapkan pedoman serta kebijakan risiko.

The Bank and subsidiaries have established an independent and centralized organization structure for risk management which has the function to identify, measure, monitor and maintain basic risk and to set guidelines and risk policy.

Pengungkapan mengenai risiko kredit, risiko nilai tukar, risiko likuiditas, risiko suku bunga, risiko pasar dan risiko operasional telah diungkapkan dalam catatan tersendiri (Catatan 46, 47, 48, 49 dan 50).

The disclosure on credit risk, foreign exchange risk, liquidity risk, interest rate risk, market risk and operational risk has been made in separate notes (Notes 46, 47, 48, 49 and 50).

a. Risiko hukum a. Legal risks

Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis dalam bisnis, yang antara lain disebabkan adanya

tuntutan hukum, ketiadaan peraturan

perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.

Legal risk is the risk raised by weaknesses in juridicial aspects of the business, which may be caused by legal claims, non-existence of supported regulation or weaknesses in agreements, such as unfulfilled terms and conditions in contracts and binding collateral which is not complete.

Bank dan entitas anak mengelola risiko hukum dengan memastikan seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha Bank dan entitas anak dengan pihak ketiga didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Bank dari segi hukum.

Legal risks are managed by ensuring that all activities and business relationships between the Bank and subsidiaries with third parties are based on rules and conditions which able to protect the Bank’s and subsidiaries’ interests from a legal perspective.

b. Risiko reputasi b. Reputational risks

Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank dan entitas anak atau persepsi negatif terhadap Bank dan entitas anak.

Reputational risk is the risk that is caused by negative publicity related to the business activity of the Bank and subsidiaries or negative perception of the Bank and subsidiaries.

Bank dan entitas anak mengelola risiko reputasi dengan memastikan kesesuaian antara aktivitas kegiatan usaha Bank dan entitas anak bersama-sama dengan aktivitas

The Bank and subsidiaries manage their reputational risk by ensuring that its business activities are in conformity with its other activities, so as to maintain the Bank’s and

Risiko strategis adalah risiko yang antara lain

disebabkan adanya penetapan dan

pelaksanaan strategi Bank dan entitas anak yang tidak tepat, pengambilan keputusan

bisnis yang tidak tepat atau kurang

responsifnya Bank dan entitas anak terhadap perubahan eksternal.

Strategic risk is the risk that is caused by

inappropriate determination and

implementation of the Bank and subsidiaries strategy, inappropriate business decisions or being un-responsive to external changes.

Bank dan entitas anak mengelola risiko strategis melalui proses pertimbangan dan pengambilan keputusan setiap kebijakan strategis secara kolektif dan komprehensif oleh

Direksi dan Komite-Komite yang telah

dibentuk.

The Bank and subsidiaries manage strategic risks through a consideration of, and decision-making process regarding every strategic policy in a collective and comprehensive manner performed by the established the Bank’s and subsidiaries’ Directors and Committees.

d. Risiko kepatuhan d. Compliance risks

Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat Bank dan entitas anak tidak mematuhi

dan/atau tidak melaksanakan peraturan

perudang-undangan dan ketentuan yang berlaku, termasuk prinsip syariah bagi bank umum syariah dan Unit Usaha Syariah.

Compliance risk is the risk that rises because Bank and subsidiaries did not comply and/or did not follow the law and regulation, including sharia principle for sharia bank and Sharia Business Unit.

Bank dan entitas anak melaksanakan fungsi kepatuhan meliputi tindakan untuk:

Bank and subsidiaries perform compliance function including:

1. Mewujudkan terlaksananya budaya

kepatuhan pada semua tingkatan

organisasi dan kegiatan usaha Bank dan entitas anak;

1. To create compliance culture in all level of organitation and Bank’s and subsidiaries’ business activities;

2. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank dan entitas anak; tindakan mengelola risiko kepatuhan dilaksanakan dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Manajemen Risiko Bagi Bank Umum;

2. Manages compliance risk face by the

Bank and subsidiaries; managing

compliance risk is based on Bank

Indonesia’s regulation about Risk

Management for the Bank and

subsidiaries; 3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan,

Sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah; dan

3. Ensure policy, regulation, system and procedure, and bank business activities inline with Bank Indonesia’s regulation and law, including sharia principle for sharia bank and sharia business unit; and

4. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

4. Ensure bank’s compliance with

comitments made by the Bank to

Indonesia and/or other monitoring

tugas dan pembubaran BPPN, dinyatakan dalam pasal 8 bahwa dengan diakhirinya tugas dan

dibubarkannya BPPN, Program Penjaminan

Pemerintah terhadap kewajiban pembayaran bank umum yang semula dilakukan oleh BPPN

berdasarkan Keputusan Presiden Republik

Indonesia No. 26 tahun 1998 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 27 tahun 1998, selanjutnya dilaksanakan oleh Menteri Keuangan melalui Unit Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah

(UP3) sebagaimana diatur oleh Keputusan

Presiden Republik Indonesia No. 17 tahun 2004, yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri

Keuangan No. 84/KMK.06/2004 tanggal

27 Februari 2004 tentang Perubahan atas

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 179/KMK.017/2000 tentang Syarat, Tatacara dan Ketentuan Pelaksanaan Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum.

regarding the termination of the role and winding-up of IBRA, the Government Guarantee Program on the obligations of domestic banks, which was originally handled by IBRA based on the Decisions of the President of the Republic of Indonesia No. 26 year 1998 and No. 27 year 1998, shall be handled by the Ministry of Finance, specifically by the Government Guarantee Implementation Unit (Unit Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah) (UP3) as provided in the Decision of the President of the Republic of Indonesia No. 17 year 2004, which was

further regulated by the Decision

No. 84/KMK.06/2004 dated February 27, 2004 of the Ministry of Finance regarding the Amendment of Decision No. 179/ KMK.017/2000 of the Ministry of Finance on the Terms, Implementing Guidelines, and Conditions of the Government Guarantees on the obligations of commercial banks.

Program Penjaminan Pemerintah melalui UP3 telah berakhir pada tanggal 22 September 2005, sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri

KeuanganRepublik Indonesia No. 68/PMK.05/2005

tanggal 10 Agustus 2005 tentang Perhitungan Dan Pembayaran Premi Program Penjaminan Terhadap Pembayaran Bank Umum untuk periode 1 Juli sampai 21 September 2005. Sebagai pengganti UP3 Pemerintah telah membentuk Lembaga Independen, yaitu Lembaga Penjamin Simpanan

(LPS) berdasarkan Undang-undang Republik

IndonesiaNo.24 tahun 2004 tanggal 22 September

2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan dimana LPS menjamin dana masyarakat termasuk dana dari bank lain dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

The Guarantee Program by the Government through UP3 ended on September 22, 2005, as stated in Regulation No. 68/PMK.05/2005 dated August 10, 2005 of the Ministry of Finance concerning the Calculation and Payments of Premium on Guarantee Program from Commercial Banks for the period July 1 to September 21, 2005. To replace UP3, the Indonesia Deposit Insurance Corporation (LPS), which is an independent institution that guarantees public funds including funds from other banks in the form of demand deposits, time deposits, certificates of deposit, savings deposits and/or other equivalent form, was established based on Law of the Republic of Indonesia No. 24 year 2004 dated September 22, 2004.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal

13 Oktober 2008 mengenai Besarnya Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjaminan Simpanan, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp2.000 untuk per nasabah per bank.

Based on Government Regulation No. 66 year 2008 dated October 13, 2008 regarding the Amount of Deposit Guaranteed by the Indonesia Deposit Insurance Corporation, the amount of deposit covered by LPS is up to Rp2,000 per depositor per bank.

Pada tanggal 13 Januari 2009, Pemerintah Republik Indonesia telah mengesahkan Perppu No. 3/2008 menjadi Undang-undang.

On January 13, 2009, the Government of the Republic of Indonesia stipulated Perppu No. 3/2008 to become a law.

agreement Pada tanggal 1 April 2008, Bank mengadakan

perjanjian penyelenggaraan ATM Bersama dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronik.

Dalam perjanjian tersebut, Bank akan

mendapatkan manfaat jaringan ATM Bersama di lebih dari 13.000 ATM di seluruh Indonesia. Perjanjian tersebut berlaku sampai dengan tanggal 31 Oktober 2015.

On April 1, 2008, the Bank entered into a Joint ATM agreement with PT Artajasa Pembayaran Elektronik. Based on this agreement, the Bank will utilize a joint ATM network of 13,000 ATM units throughout Indonesia. The agreement will due on October 31, 2015.

b. Perjanjian penyediaan layanan operasional terminal ATM, CDM dan Drive Thru

b. ATM, CDM and Drive Thru terminal operational service provider agreement Pada tanggal 1 April 2008. Bank telah

mengadakan perjanjian penyediaan layanan operasional terminal ATM dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronik. Dalam perjanjian

tersebut. tanggung jawab PT Artajasa

Pembayaran Elektronik meliputi penyediaan

dan instalasi terminal ATM, Cash Deposit

Machine (CDM) dan Drive Thru. Perjanjian

tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan perjanjian No. 045/DIR-TI/2008

tanggal 1 November 2012.

On April 1, 2008. the Bank entered into an agreement for the provision of ATM terminal

operational service by PT Artajasa

Pembayaran Elektronik. Based on this

agreement. PT Artajasa Pembayaran

Elektronik is responsible for providing and installing ATM, Cash Deposit Machine (CDM), and Drive Thru terminals. The agreement was amended several times. the latest by

agreement No. 045/DIR-TI/2008 dated

November 1, 2012. Dalam perjanjian kerjasama disebutkan jangka

waktu penggunaan layanan operasional

masing-masing terminal diperpanjang sampai dengan 31 Oktober 2015 dengan biaya sewa sebesar Rp987.000 (nilai penuh) per unit ATM.

The agreement mentioned the period of operating services will be extended up to October 31, 2015 with rental cost amounting to Rp987,000 (full amount) for each ATM unit.

c. Jasa Bank Pengumpulan Uang Tol c. Collection of Toll Fees

Bank telah mengadakan perikatan

pengumpulan uang tol dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan beberapa perusahan pengelola jalan tol lainnya dengan data sebagai berikut:

The Bank has signed an agreements for toll fees collections with PT Jasa Marga (Persero) Tbk and several other companies summarized as follows: No Kantor Cabang/ Branch Perusahaan/ Company No. Perjanjian/ Agreement No. Tanggal Perjanjian/ Agreement Date

1 Purbaleunyi PT Jasa Marga

(Persero) Tbk

CH.HK02.154 dan 619/BDG/PSU/2010

1 September / September 1, 2010

Berdasarkan perjanjian tersebut pengelola jalan tol memberi kuasa kepada Bank untuk

mengambil hasil pendapatan tol dan

menyimpannya di rekening pengelola jalan tol pada Bank.

Based on the agreement, the management of the toll roads gives authorization to the Bank to take the toll fees revenue in cash and deposit it in the management’s account at the Bank. Masa berlakunya perjanjian sejak perjanjian

ditandatangani dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan para pihak.

The validity period of these agreements started since they were signed and can be extended in accordance with the agreements of the parties.

d. Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerjasama dengan beberapa perusahaan BUMN dan Institusi lainnya di Indonesia

d. Memorandum of Understanding (MoU) and Cooperation Agreements with several state-owned enterprises and other institutions in Indonesia

1. Pada tanggal 17 Maret 2009 Bank telah melakukan kesepakatan bersama antara

Tim Pembina Sistem Administrasi

Manunggal Satu Atap (Samsat) Provinsi

Jawa Barat tentang Pelayanan

pengesahan Surat Tanda Nomor

Kendaraan (STNK) setiap tahun,

penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)

melalui Samsat di sentra-sentra

Pelayanan Masyarakat Wilayah Jawa

Barat No. 973/40-Dispenda dan

No. 075/DIR-DJS/2009.

1. On March 17, 2009, Bank has conducted a

mutual agreement

Number.973/40-Dispenda and Number.075/DIR-DJS/2009 with the Adviser Team of One Roof Administration System (Samsat) of West Java Province on the legistimation service for Certificate of Vehicle Registration Number (STNK) annually, collects vehicles tax revenues (PKB) and the Compulsory Fund Contribution of Road Traffic Accident (SWDKLLJ) throughout Samsat in the Community Services Centers of West Java area.

2. Pada tanggal 15 Maret 2012, telah

ditandatangani Perjanjian Kerjasama

Pelaksanaan Treasury National Pooling

Rekening Pemerintah pada Bank dengan

No. PRJ-3a/PB/2012 dan

No. 037/PKS/DIR-INS/2012.

2. On March 15, 2012, has signed

Agreements Number PRJ-3a/PB/2012 and

Number 037/PKS/DIR-INS/2012 for

Implementation National Pooling Treasury of the Government’s Account at the bank.

3. Pada Tanggal 15 April 2013, telah

ditandatangani Perjanjian Kerjasama

dengan PT Garuda Indonesia (Persero)

Tbk tentang Jasa Penerimaan

Pembayaran Tiket Penerbangan Melalui Fasilitas Layanan Perbankan Elektronik dengan No. DS/PERJ/EC-3160/2013 dan No. 033/PKS/DIR-INS/2013.

3. On April 15, 2013, have signed a

cooperation agreement Number

DS/PERJ/EC-3160/2013 and Number

033/PKS/DIR-INS/2013 with PT Garuda

Indonesia (Persero)Tbk about flight ticket

payment through electronic banking

services

4. Pada Tanggal 5 Juli 2013, telah

ditandatangani Perjanjian Kerjasama

dengan PT. Aero Globe Indonesia

4. On July 5, 2013, has signed a Cooperation Agreement Number 003/PKS-INS/2013 and Number 8005/DirAGI/ATR/Perj with

d. Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerjasama dengan beberapa perusahaan BUMN dan Institusi lainnya di Indonesia (lanjutan)

d. Memorandum of Understanding (MoU) and Cooperation Agreements with several state-owned enterprises and other institutions in Indonesia (continued)

5. Pada tanggal 29 Juni 2012, Bank telah melakukan Addendum Perjanjian Jasa Pelayanan Perbankan sebagai persepsi/ persepsi devisa Bank dalam rangka

pelaksanaan Treasury Single Account

(TSA) Penerimaan dengan Dirjen

Perbendaharaan No. PRJ-59/PB/2012.

5. On June 29, 2012, the Bank has signed

Banking Services Agreement Addendum Number PRJ-59/PB/2012 as the Bank’s perception/exchange perception in the context of the Treasury Single Account (TSA) with the Director General of Treasury Receipt.

Addendum tersebut dibuat setelah jangka waktu perjanjian kerjasama No. PRJ-127/PB/2009 tanggal 29 Desember 2009

mengenai Perjanjian jasa pelayanan

perbankan sebagai bank persepsi/devisa

persepsi dalam rangka pelaksanaan

Treasury Single Account (TSA)

penerimaan, tujuan dibuatnya perjanjian

kerjasama ini agar pelaksanaan

penerimaan negara melalui bank

persepsi/devisa persepsi dapat dilakukan secara tepat waktu dan tepat sasaran.

Addendum was signed after a period of

time of agreement Number

PRJ-127/PB/2009 dated December 29, 2009 regarding the Treaty of banking services as collecting bank/ exchange perception in the context of the Treasury Single Account

(TSA) Acceptance, purpose of the

agreement is that the implementation of state revenue collected by bank/exchange perception can be done on time and on target.

6. Pada awal tahun 2014, Bank telah

Dokumen terkait