• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.5 Rerata Lamanya Pemakaian EPO pada Pasien yang Menggunakan EPO

Tabel 4.4 Gambaran kadar Feritin serum antara Pasien Hemodialisis Reguler dengan Riwayat Transfusi Darah Yang Menggunakan EPO Kurang dari Setahun dan Setahun atau Lebih

Lama HD < 1 tahun ≥ 1 tahun P Feritin serum (ng/ml) 1898,93 ± 263,20 1758,59 ± 338,59 0,073

Singkatan : Lama HD : Lamanya Hemodialisis, p<0,05 dianggap berbeda bermakna.

4.5 Rerata Lamanya Pemakaian EPO pada Pasien yang Menggunakan EPO

Rerata lamanya pemakaian EPO pada kelompok pasien yang menggunakan EPO tidak berdistribusi normal dimana dengan uji normalitas kolgomorov-smirnov didapatkan p<0,05. Rerata lamanya pemakaian EPO adalah 43,32 bulan atau sekitar 3,5 tahun dengan rentang pemakaian antara 27,49 bulan sampai 59,14 bulan pada pasien yang menggunakan EPO.

BAB V

PEMBAHASAN

Baku emas pemeriksaan cadangan zat besi tubuh adalah dengan pemeriksaan zat besi di sumsum tulang atau sel hati namun karena keduanya merupakan tindakan invasif maka modalitas pemeriksaan ini jarang dilakukan.(2) Selain kedua biopsi tersebut terdapat modalitas pengukuran status besi lainnya yaitu feritin serum, saturasi transferin, SI, TIBC, feritin eritrosit, reseptor transferin terlarut (soluble transferin receptor-sTfR) dan sebagainya namun feritin serum adalah penanda yang paling banyak digunakan untuk menilai cadangan zat besi dalam tubuh. (2,38,39) Bell dkk menunjukkan bahwa feritin serum merupakan parameter yang paling berkolerasi positif dengan gambaran cadangan zat besi di sumsum tulang. (14)

Selain dapat menggambarkan tingginya cadangan zat besi dalam tubuh, feritin serum juga merupakan reaktan fase akut yang berhubungan dengan inflamasi, infeksi, penyakit hati, malignansi dan malnutrisi.(2,8) Banyaknya variabel yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran feritin serum sehingga hasil tes ini tidak valid jika variabel-variabel tersebut tidak dikontrol. Pada penelitian ini, variabel-variabel tersebut telah dikontrol dimana pasien dengan riwayat penyakit hati atau gangguan fungsi hati, riwayat alkoholik, riwayat menderita malignansi, adanya tanda-tanda infeksi dan riwayat pemberian zat besi dalam 4 bulan terakhir tidak disertakan dalam penelitian ini.

Sesuai dengan studi Rocha dkk yang menunjukkan bahwa jika feritin serum 500 ng/ml meskipun dijumpai inflamasi, feritin serum tetap merupakan penanda cadangan zat besi. Maka dengan batasan feritin serum 1000 ng/ml sebagai kriteria inklusi, inflamasi tidak mempengaruhi nilai feritin serum secara bermakna sebagai gambaran cadangan zat besi.(8)

IMT pada kelompok pasien EPO (dengan rerata feritin serum lebih rendah), lebih tinggi daripada kelompok Non EPO (yang memiliki rerata feritin serum lebih tinggi) (23,13 ± 3,16 vs 20,87 ± 2,85 dengan p = 0,017). Hal ini tidak jauh berbeda dengan studi Kalanta-Zadeh dkk yang menunjukkan bahwa feritin serum dan IMT memiliki korelasi negatif, dimana semakin tinggi kadar feritin serum maka status nutrisi, yang digambarkan oleh IMT, semakin rendah.(40)

Rerata kadar feritin serum kelompok pasien EPO lebih rendah daripada rerata kadar serum kelompok pasien Non EPO (1687,68 ± 387,61 vs 1925,18 ± 168,90) dengan nilai p berbeda bermakna. Ini menunjukkan terdapat perbedaan gambaran cadangan zat besi antara kedua kelompok, dimana kelompok EPO memiliki cadangan lebih rendah meskipun keduanya tetap menunjukkan kelebihan zat besi dengan kadar feritin serum >800 ng/L.(3) Selain itu rerata nilai hematokrit dan hemoglobin pada kelompok pasien EPO lebih tinggi daripada rerata kelompok Non EPO (28,93 ± 5,63 vs 22,31 ± 3,70 dan 9,60 ± 1,62 vs 7,32 ± 1,03 ) yang berbeda bermakna secara statistik (p < 0,001 ; <0,001). Adanya pemakaian eritropoetin eksternal, yang menggunakan cadangan zat besi yang berlebih pada kelompok EPO untuk membentuk eritrosit, menyebabkan kadar feritin serum berkurang. Dan disertai kadar hemoglobin dan hematokrit yang lebih baik pada kelompok EPO, dibandingkan kelompok yang tidak menggunakan eritropoetin eksternal. Gambaran ini tidak berbeda jauh dengan studi yang dilakukan Eschbach dkk, dimana pemakaian EPO selama 6 bulan menurunkan kadar feritin serum sekitar 39% pada kelebihan zat besi dan peningkatan kadar hematokrit sekitar 12% setelah 12 minggu pemakaian EPO.(10,11) Dengan demikian pemakaian eritropoetin eksternal untuk menggantikan defisiensi eritropoetin yang diproduksi ginjal selain dapat mengoreksi anemia juga dapat menurunkan kelebihan zat besi yang dapat disebabkan oleh transfusi darah berulang pada pasien hemodialisis regular.

Pada studi ini, didapatkan rerata lamanya pasien menggunakan EPO adalah 43 bulan, hal ini menunjukkan bahwa dengan pemakaian EPO rata-rata sekitar 43 bulan akan cenderung menurunkan kelebihan zat besi pada pasien hemodialisis regular dengan riwayat transfusi darah.

Anemia pada PGK disebabkan terutama oleh produksi eritropoetin ginjal yang sangat rendah. Selain itu pada studi terhadap pasien HD regular dijumpai adanya peningkatan kadar zat besi dalam sel PMN (RES) dengan berkurangnya feroportin 1 (protein yang berhubungan dengan pengeluaran zat besi dari intraseluler) dan meningkatnya reseptor transferin (protein yang berhubungan dengan pengambilan zat besi ke dalam intraseluler).(30) EPO meningkatkan sintesis reseptor transferin dan ekspresi permukaan sel eritroid sehingga menstabilkan mRNA reseptor transferin.(10) Peningkatan feritin serum karena transfusi berulang pada pasien HD menyebabkan zat besi menumpuk dan didistribusikan ke hati dan sel parenkim lainnya termasuk kelenjar adrenal, jantung, limpa, kulit dan organ lainnya, kondisi ini menyebabkan kelebihan zat besi di jaringan. Tanpa stimulasi yang cukup dari eritropoetin ke sel eritroid, mRNA reseptor transferin sel eritroid menjadi tidak stabil, feroportin 1 akan berkurang, dan meningkatkan penumpukan zat besi pada sel non eritroid. Pemakaian EPO mendorong mobilisasi zat besi yang tersimpan untuk pembentukan hemoglobin baru sehingga menurunkan resiko toksisitas zat besi sekaligus meningkatkan nilai hemoglobin dan hematokrit.

Meskipun transfusi darah lebih sering dilakukan untuk mengatasi anemia pada pasien hemodialisis regular, resiko yang didapatkan juga tinggi. Pemakaian EPO memberikan banyak keuntungan pada pasien HD regular karena selain mengatasi anemia, menghilangkan kebutuhan transfusi darah, menurunkan resiko tertular penyakit melalui transfusi darah, juga mengatasi kelebihan zat besi.(5)

Kelemahan penelitian ini adalah peneliti tidak mempertimbangkan hubungan banyaknya kantong darah yang pernah ditransfusi dengan kadar feritin serum dan dosis EPO yang diberikan pada kelompok yang menggunakan EPO, serta skrining terhadap penyakit hati dan malignansi hanya dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan fungsi hati tanpa pemeriksaan marker hepatitis B dan C.

BAB VI

Dokumen terkait