• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Sumur Resapan

Sumur resapan adalah sumur yang dibuat sebagai tempat penampungan air hujan berlebihan agar memiliki waktu dan ruang untuk meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi (Suripin, 2004).

Sumur resapan dibagi menjadi dua jenis, yaitu sumur resapan dangkal dan sumur resapan dalam. Sumur resapan dangkal cocok untuk daerah dengan muka air tanah bebas rendah (jauh di bawah muka tanah), sedangkan sumur resapan dalam cocok untuk daerah dengan piezometrik akifer tertekan rendah yang muka air tanah bebasnya sangat dekat atau bahkan berada pada permukaan tanah akibat genangan.

Gambar 2. 14 Sumur resapan dalam (http://19design.wordpress.com)

2.8.1 Fungsi Dan Kegunaan Sumur Resapan

Beberapa fungsi dan kegunaan sumur resapan bagi kehidupan sehari-hari manusia antara lain sebagai berikut (Bachtiar, 2008) :

1. Sebagai pengendali banjir

Salah satu fungsi sumur resapan adalah sebagai upaya dalam menekan terjadinya banjir. Penggunaan sumur resapan mampu memperkecil aliran permukaan sehingga terhindar dari penggenangan aliran permukaan secara berlebihan yang menyebabkan banjir. Banyaknya aliran permukaan yang dapat dikurangi melalui sumur resapan tergantung pada volume dan jumlah sumur resapan itu sendiri.

2. Konservasi air tanah

Selain itu sumur resapan dapat memperbaiki kondisi iar tanah atau mendangkalkan permukaan air sumur. Disini diharapkan air hujan lebih

sehingga air yang tersimpan dalam tanah tersebut akan dapat dimanfaatkan melalui sumur-sumur atau mata air.

Peresapan air melalui sumur resapan sangat penting mengingat adanya perubahan tata guna lahan sebagai konsekuensi dari perkembangan penduduk dan perekonomian. Adanya perubahan tata guna lahan tersebut akan menurunkan kemampuan tanah untuk meresapkan air. Hal ini mengingat semakin banyaknya tanah yang tertutup dengan bangunan – bangunan yang kedap air atau tidak meresapkan air seperti beton, aspal dan bangunan lainnya yang tidak meresapkan air. Penurunan daya serap tanah terhadap air dapat jua terjadi karena hilangnya vegetasi penutup permukaan tanah.

3. Menekan laju erosi

Dengan adanya penurunan aliran permukaan maka laju erosi akan menurun pula. Bila aliran permukaan menurun, tanah-tanah yang tergerus dan terhanyut juga akan berkurang.

2.8.2 Prinsip Kerja Sumur Resapan

Prinsip kerja sumur resapan adalah menyalurkan dan menampung air hujan ke dalam lubang atau sumur agar air memiliki waktu tinggal lebih lama dipermukaan tanah sehingga air perlahan-lahan meresap kedalam tanah. Tujuan utama dari sumur resapan yaitu memperbesar masuknya air ke dalam tanah sebagai resapan (infiltrasi). Dengan demikian, air akan lebih bayak tersimpan ke dalam tanah dan mengurangi aliran permukaan (run off).

Jumlah aliran permukaan akan menurun dengan adanya sumur resapan. Pengaruh positif dari sumur resapan sendiri adalah dapat mengurangi bahaya banjir karena terkumpulnya air permukaan yang berlebihan disuatu tempat dapat dihindari. Menurunnya aliran permukaan ini juga berpengaruh pada menurunya tingkat erosi tanah yang diakibatkan besarnya aliran permukaan yang tidak terserap.

Gambar 2. 15 Prinsip kerja sumur resapan

2.8.3 Perencanaaan Sumur Resapan

Untuk mementukan dimensi sumur resapan supaya mampu menampung air hujan sebelum terserap ke dalam tanah harus diperhitungkan terhadap beberapa hal, antara lain:

1) Lama hujan dominan

Jumlah kejadian “lama hujan dominan” dirunut dan dataAutomatic Rainfall Recorder (ARR) yang mana dari sini dapat ditentukan lama hujan yang diperhitungkan untuk suatu daerah penelitian. Sebagai kontrol dapat diambil pula untuk kejadian-kejadian lama hujan yang lain yang mana pada akhirnya kapasitas isi resapan air hujan yang menjadi sasaran pokok dan penelitian ini.

2) Intensitas hujan

Setelah lama hujan diketahui, maka intensitas hujan dapat dihitung. Untuk daerah yang belum tersedia grafik hubungan antara lama hujan, intensitas dan frekuensi kejadian, dapat dilakukan dengan analisa frekuensi.

3) Selang waktu hujan

Setelah ditentukan lama hujan sebagai dasar perhitungan dapat ditelusur selang waktu hujan yang berpengaruh terhadap lama hujan yang diperhitungkan. Hal ini diperlukan untuk mempertimbangkan kemampuan resapan sebagai reservoir sebelum seluruh air dapat meresap kedalam tanah, agar sebanyak mungkin air meresap kedalam tanah dengan dimensi resapan sekecil mungkin.

4) Koefisien permeabilitas tanah

Dengan mempertimbangan selang waktu hujan yang berpengaruh terhadap lama hujan yang diperhitungkan dibanding dengan kemampuan peresapan air dalam tanah yang dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh koefisien permeabilitasnya maka dapat diuji akan kehandalan volume resapan yang diperhitungkan. Tabel nilai koefisien permeabilitas tanah dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2. 5 Nilai Koefisien permeabilitas tanah

Jenis Tanah k (cm/detik)

Lempung 3 x 10-6

Lanau 4,5 x 10-4

Pasir Sangat Halus 3,5 x 10-3

Pasir Halus 1,5 x 10-2

Pasir Sedang 8,5 x 10-2

Pasir Kasar 3,5 x 10-1

Kerikil Kecil 3

Sumber: Sosrodarsono–kaazuto, 1994

5) Tinggi muka air tanah

Hal ini perlu untuk mempertimbangkan dimensi maupun bentuk resapan dan sekaligus akan mempengaruhi kecepatan peresapan. Di samping itu perlu dikaji pula tinggi muka air tanah dalam kaitannya dengan kemungkinan pengaruh negatifnya terhadap sistem perakaran tanaman. Namun demikian dengan dasar pemikiran bahwa sistem peresapan ini akan mengembalikan ke kondisi alami dalam pengisian air tanah seperti sebelum

ada bangunan, maka diperhitungkan bahwa masalah tersebut bukan merupakan hal-hal yang sering dijumpai.

6) Tata guna lahan (Land Use)

Tata guna lahan berpengaruh terhadap prosentase air yang meresap ke dalam tanah dengan aliran permukaan. Pada lahan yang banyak tertutup beton bangunan, air hujan yang mengalir di permukaan tanah akan lebih besar dibandingkan air yang meresap ke dalam tanah. Dengan demikian di lahan yang berpenduduk padat, sumur resapan harus di buat lebih banyak dan lebih besar volumenya (Bachtiar, 2008).

7) Kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Perencanaan sumur resapan harus mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Misalnya, pada kondisi perekonomian yang baik, biaya sumur resapan dapat dibebankan pada masyarakat dan konstruksinya dapat dibuat dari bahan-bahan yang benar-benar kuat. Sebaliknya pada kondisi sosial ekonomi masyarakat rendah, sumur resapan harus dibuat dari bahan-bahan yang murah dan mudah didapat dengan konstruksi sederhana 8) Ketersediaan bahan

Perencanaan sumur resapan harus mempertimbangkan ketersediaan bahan yang ada ada di lokasi. Untuk daerah perkotaan dapat dibuat dari bata, beton, tangki fiberglass atau cetakan beton. Sedangkan untuk daerah pedesaan, sumur resapan yang cocok dikembangkan dari bambu atau kayu yang tanah lapuk atau bahan murah dan mudah didapatkan (Bachtiar, 2008).

2.8.4 Konstruksi Sumur Resapan

Prinsip dari sumur resapan yaitu direncanakan agar mampu menampung dan meresapkan debit air hujan yang diperhitungkan. Oleh sebab itu, keliling dinding sumur dapat diberi pelindung yang berupa pasangan batu bata, batu kosong, beton atau tanpa diberi pelindung. Untuk penutup sumur bisa diberi plat beton atau

Untuk menghitung dimensi sumur resapan dapat digunakan rumus sebagai berikut:         − ⋅ =  

Dokumen terkait