• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Masyarakat Terhadap Sistem Informasi Pariwisata Budaya

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Respon Masyarakat Terhadap Sistem Informasi Pariwisata Budaya

Dalam Sistem Informasi Pariwisata, Dinas Pariwisata harus tanggap terhadap kebutuhan wisatawan. Dinas Pariwisata telah menyediakan sarana promosi berupa : Pamflet, Leaflet, Baliho, Media Cetak dan Elektronik, Buku

Panduan Wisata, dan Tourism Information Centre (TIC). Sarana promosi

tersebut merupakan sarana penunjang untuk meningkatkan dan menarik minat wisatawan berkunjung ke kota Surakarta.

Berikut ini adalah respon para wisatawan saat ditanya bagaimana mereka mengetahui wisata budaya kota Surakarta.

Darwin W. wisatawan asal Klaten mengatakan :

“Saya mengetahui info tentang budaya Surakarta media massa dan referensi dari teman serta kabar yang beredar di masyarakat. Mengenai wisata yang berupa tempat/ obyek yang berada di wilayah kota Surakarta dan sekitarnya banyak yang saya ketahui melalui browsing di dunia maya/ web (www.surakarta.go.id) memberikan tambahan wawasan kepada saya tentang obyek wisata budaya Surakarta.”

(Wawancara tanggal 21 maret 2010)

Farizka febrianto wisatawan asal Pacitan mengungkapkan :

“Saya dapat info dari media massa, diantaranya Koran dan televisi. Tapi hampir sebagian besar saya peroleh info dari teman dan masyarakat.”

(Wawancara tanggal 21 maret 2010).

Kresna wisatawan asal Jakarta mengungkapkan :

“Saya mengetahui tentang obyek wisata budaya di Solo dari Koran- koran dan televisi serta dari pembicaraan orang-orang yang sudah pernah berkunjung ke Solo. Saya juga mendapat tambahan informasi pariwisata kota Solo dari Leaflet yang saya dapatkan dari TIC bandara Adi Soemarmo.”

commit to user

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa para wisatawan mengetahui informasi obyek wisata budaya kota Surakarta melalui salah satu sarana promosi yang ada di Dinas Pariwisata kota Surakarta. Sarana tersebut adalah media massa (cetak dan elektronik).

Obyek wisata budaya di kota Surakarta bermacam-macam, diantaranya adalah Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

Bapak Mufti Raharja, pegawai Dinas Pariwisata mengungkapkan : “Memang selama ini para wisatawan banyak mendapat informasi mengenai wisata budaya Surakarta melalui media massa dan informasi dari mulut ke mulut oleh masyarakat. Selain itu, sekarang kan jamannya internet, kita akan lebih banyak memberikan informasi wisata budaya melalui website Dinas Pariwisata kota Surakarta”

(Wawancara tanggal 24 maret 2010).

Tanggapan para wisatawan mengenai ketertarikan mereka terhadap obyek wisata budaya di kota Surakarta adalah sebagai berikut :

Widhi wisatawan asal Magetan Jawa Timur menjawab :

“Saya tertarik dengan obyek wisata di Surakarta jarena sebagian besar obyek wisatanya sarat dengan sejarah dan masih murni akan nilai-nilai kebudayaannya. Disamping itu masyarakatnya juga ramah-ramah dan tempat wisatanya juga nyaman.”

(Wawancara tanggal 28 maret 2010).

Hamzah wisatawan asal Pemalang menjawab :

“Ketertarikan saya terhadap obyek wisata di Surakarta karena saya mendengar bahwa lingkungan daripada tempat wisata di kota Surakarta cukup higienis dan dipenuhi ketata kramaan.”

commit to user

Mr.William wisatawan asal USA mengatakan :

“I knew tourism object in Solo from internet. I’m interested with its culture and foods. Solo has beautiful culture and delicious foods. It also has many beautiful places to be visited, such as Mangkunegaran Palace, klewer market, triwindu market, etc”.

(saya mengetahui obyek wisata d solo dari internet. Saya tertarik dengan kebudayaan dan makanannya. Solo punya kebudayaan yang indah dan makanan yang lezat. Solo juga mempunyai banyak tempat yang indah untuk dikunjungi seperti Pura Mangkunegaran,Pasar klewer,pasar triwindu.)

(Wawancara tanggal 19 april 2010).

Manfaat dari sistem informasi pariwisata budaya Dinas Pariwisata kota Surakarta adalah memberikan informasi yang dibutuhkan para wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta tentang pariwisata kota Surakarta dan menyediakan data base yang lengkap dan akurat dibidang pariwisata dan kebudayaan yang berbasis teknologi informasi. Dengan adanya sistem informasi pariwisata budaya diharapkan para wisatawan bisa mendapatkan informasi tentang pariwisata budaya yang selengkap-lengkapnya.

Penulis menanyakan apakah sistem informasi pariwisata yang ada di dinas pariwisata kota Surakarta sudah memberikan informasi tentang pariwisata budaya yang lengkap kepada para wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta. Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara dengan beberapa wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta :

Darwin W. wisatawan asal Klaten mengatakan :

“Menurut saya informasi yang diberikan sudah memadai, tetapi perlu beberapa perkembangan. Promosi dan pemasaran wisata perlu dibuat

professional untuk lebih menjadikan wisata solo menjadi brand

awareness bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Sistem informasi pariwisata perlu pembenahan kearah profesionalitas, bila perlu

commit to user

kerjasama dengan pihak swasta untuk membangun sistem kerja obyek- obyek pariwisata.”

(Wawancara tanggal 21 maret 2010)

Bp.Widanarko wisatawan asal Surabaya mengatakan :

“Bagi saya sistem informasi pariwisata sudah cukup bagus untuk saya mengerti,selain banyak di informasikan lewat surat kabar juga banyak diadakan event-event yang bertempat di lokasi wisata kota solo.” (Wawancara tanggal 19 april 2010)

Widhi wisatawan asal Magetan Jawa Timur mengatakan :

“Sebenarnya informasinya sudah cukup lengkap. Hanya saja content dan pengemasannya kurang menarik (Buku dan Leaflet). Untuk peta wisata yang ada ditempat-tempat umum sudah terlalu lama sehingga kurang jelas dibaca. Harapan saya semoga contentnya bisa dikemas lebih menarik bagi wisatawan dalam kota maupun luar kota.”

(Wawancara tanggal 28 maret 2010).

Hamzah wisatawan asal Pemalang mengungkapkan :

“Sistem informasi pariwisata kota Surakarta masih belum memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan, karena saya melihat tidak ada informasi yang terdeskripsi dengan baik sehingga para wisatawan kurang tahu betul akan kemahsyuran wisata budaya di kota Surakarta. Saya melihat banyak potensi-potensi yang bisa dikembangkan dari pariwisata kota Surakarta, sehingga sistem informasi pariwisata itu sendiri dapat tersampaikan kepada masyarakat dengan cermat dan menarik antusiasme wisatawan untuk berkunjung.” (wawancara tanggal 21 maret 2010).

Mr.William wisatawan asal USA mengatakan :

Tourism information centre has given me informations about Solo completely. It releases interesting brochures.”

(TIC sudah memberikan informasi yang lengkap tentang Solo. TIC menerbitkan brosur yang sangat menarik.)

(wawancara tanggal 19 april 2010).

Berdasarkan tanggapan para wisatawan, sistem informasi pariwisata kota Surakarta sudah cukup bagus dalam memberikan informasi, tetapi masih

commit to user

perlu perbaikan dalam penyajian dan kelengkapan informasi sehingga bisa memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada wisatawan.

Dinas Pariwisata Surakarta tetap terus berupaya agar dapat menarik minat wisatawan supaya berkunjung ke kota Surakarta. Dinas pariwisata kota Surakarta memasarkan wisata budaya Surakarta salah satunya melalui sistem informasi pariwisata guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun.

Dari banyaknya jumlah leaflet yang diterbitkan setiap tahunnya dirasakan kurang bila dibandingkan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah wisatawan tidak diimbangi dengan jumlah pencetakan leaflet yang dari tahun 2007 sampai 2009 hanya mencetak leaflet sebanyak 15ribu lembar setiap tahunnya. Dari banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Surakarta pada tahun 2008 yaitu sebanyak 1.042.862 dan mengalami kenaikan sebesar 3,5 % pada tahun 2009 yaitu sebanyak 1.080.330 dengan jumlah leaflet yang hanya 15ribu lembar dirasakan sangat kurang sekali dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang datang ke kota Surakarta. Walikota Surakarta menginginkan leaflet, brosur dan lain-lain dicetak sebanyak 15juta lembar. Karena keterbatasan dana dari Pemkot maka Dinas Pariwisata sampai tahun 2009 ini hanya bisa mencetak sebanyak 15ribu lembar saja dalam setahun. Dan penerbitan leaflet ini dilakukan tiga kali dalam setahun, setiap 4bulan sekali masing – masing 3ribu lembar dan pada

commit to user

4bulan terakhir leaflet dicetak lebih banyak dari bulan-bulan sebelumya. Ini untuk mengantisipasi kehabisan leaflet karena keterbatasan pencetakan.

Berikut ini adalah tabel data jumlah kunjungan wisatawan ke Obyek dan daya tarik wisata kota Surakarta dalam 5 tahun terakhir :

Tabel 3.1

Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek dan Daya Tarik Wisata Kota Surakarta 5 Tahun Terakhir.

Tahun Wisatawan Mancanegara (WISMAN) Wisatawan Nusantara (WISNUS) JUMLAH WISMAN & WISNUS Prosentase Progress 2005 2006 2007 2008 2009 9.649 10.626 11.922 13.859 26.047 760.095 904.984 960.652 1.029.003 1.054.283 769.744 915.610 972.547 1.042.862 1.080.330 Naik 19 % Naik 5,85 % Naik 7,2 % Naik 3,5 %

Sumber : Dinas Pariwisata kota Surakarta.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta terus mengalami peningkatan. Hal ini seharusnya diimbangi dengan jumlah leaflet yang dicetak agar seimbang dengan wisatawan yang berkunjung. Tetapi karena keterbatasan dana dari pemkot Surakarta penambahan jumlah leaflet belum dapat dilakukan.

commit to user

C. Data jumlah pengunjung Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya kota Surakarta.

Dinas Pariwisata Surakarta tetap terus berupaya agar dapat menarik minat wisatawan supaya berkunjung ke kota Surakarta. Dinas pariwisata kota Surakarta memasarkan wisata budaya Surakarta salah satunya melalui sistem informasi pariwisata guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun.

Setiap tahunnya jumlah kunjungan wisatawan ke kota Surakarta terus mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah kunjungan wisatawan ke Surakarta melalui obyek daya tarik wisata (ODTW) selama 5 tahun terakhir.

Tabel 3.2

Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek dan Daya Tarik Wisata Kota Surakarta 5 Tahun Terakhir.

Tahun Wisatawan Mancanegara (WISMAN) Wisatawan Nusantara (WISNUS) JUMLAH WISMAN & WISNUS Prosentase Progress 2005 2006 2007 2008 2009 9.649 10.626 11.922 13.859 26.047 760.095 904.984 960.652 1.029.003 1.054.283 769.744 915.610 972.547 1.042.862 1.080.330 Naik 19 % Naik 5,85 % Naik 7,2 % Naik 3,5 %

commit to user

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Surakarta terus mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari data kunjungan wisatawan selama 5 tahun terakhir. Dari peningkatan jumlah wisatawan yang datang setiap tahunnya menunjukan bahwa sistem informasi pariwisata budaya Dinas Pariwisata Surakarta berperan besar dalam menarik wisatawan untuk mengunjungi wisata budaya kota Surakarta.

Banyaknya event-event wisata yang diadakan oleh Dinas Pariwisata setiap tahun juga berdampak meningkatnya jumlah wisatawan ke Surakarta terutama wisatawan mancanegara. Dinas pariwisata Surakarta bisa dikatakan sukses menarik minat wisatawan mancanegara agar mengunjungi obyek- obyek wisata budaya yang ada di kota Surakarta.

Berikut ini adalah data jumlah wisatawan nusantara dan mancanegara pada obyek dan daya tarik wisata kota Surakarta pada tahun 2009 :

Tabel 3.3

Data Jumlah Wisatawan Nusantara dan Mancanegara pada Obyek dan Daya Tarik Wisata kota Surakarta pada tahun 2009

Nomor Obyek & Daya Tarik Wisata Wisatawan Nusantara (WISNUS) Wisatawan Mancanegara (WISMAN) TOTAL JUMLAH 1 2 3 4 Kraton Surakarta Pura Mangkunegaran THR Sriwedari M. Radya Pustaka 123.867 36.104 403.107 9.191 5.205 15.791 76 1.360 129.072 51.895 403.183 10.551

commit to user

5 Museum Batik 30.238 801 31.039

JUMLAH 602.507 23.233 625.740

Sumber : Dinas Pariwisata kota Surakarta.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa obyek wisata budaya di kota Surakarta yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara adalah THR Sriwedari, sedangkan Kraton Surakarta menduduki terbanyak kedua obyek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Museum Batik adalah obyek wisata budaya yang paling sedikit dikunjungi wisatawan.

Obyek wisata budaya di kota Surakarta yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara selama tahun 2009 adalah Pura Mangkunegaran, sedangkan obyek wisata budaya yang paling banyak dikunjungi wisatawan nusantara selama tahun 2009 adalah THR Sriwedari. Wisatawan mancanegara paling sedikit mengunjungi THR Sriwedari yaitu hanya 76 orang dalam setahun pada tahun 2009, Obyek wisata yang paling sedikit mendapat kunjungan wisatawan nusantara adalah Museum Radya Pustaka yaitu sebanyak 9.191 orang dalam tahun 2009.

Menurut tabel diatas wisatawan mancanegara datang ke Surakarta lebih banyak untuk mengunjungi Pura Mangkunegaran daripada Kraton Surakarta, sedangkan wisatawan nusantara lebih tertarik mengunjungi Kraton Surakarta daripada Pura Mangkunegaran. Kedua obyek wisata budaya tersebut lebih banyak menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung daripada obyek wisata budaya yang lain yang ada di kota Surakarta.

commit to user

Menurut tabel diatas pada bulan agustus kota Surakarta paling banyak mendapat kunjungan wisatawan asing. Sedangkan wisatawan domestik paling banyak berkunjung ke Surakarta pada bulan maret. Ini dikarenakan bersamaan dengan musim liburan anak sekolah. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah kunjungan wisatawan asing yang berkunjung pada bulan maret tahun 2009 adalah bulan yang mendapat kunjungan paling sedikit pada tahun 2009.

Menurut data diatas pada bulan Maret adalah bulan yang mendapat kunjungan wisatawan asing dan wisatawan domestik selama tahun 2009. Sedangkan pada bulan Nopember adalah bulan yang mendapat kunjungan wisatawan asing dan domestik selama 2009.

Ada hal menarik dari data diatas, selama tahun 2009 wisatawan domestik

tidak ada yang mengunjungi TIC (Tourism Information Centre). Hal ini

dikarenakan karena wisatawan domestik mengetahui obyek wisata budaya dari mulut ke mulut atau dari iklan di media cetak maupun elektronik. TIC (Tourism Information Centre) pada tahun 2009 hanya dikunjungi oleh wisatawan asing, karena wisatawan asing banyak mendapat informasi tentang

pariwisata budaya yang ada di kota Surakarta melalui TIC (Tourism

Information Centre) yang ada di kota Surakarta.

Dari tabel-tabel diatas ada perbedaan dalam penyebutan wisatawan baik itu wisatawan asing dan wisatawan domestik yaitu untuk wisatawan asing ada yang memakai wisatawan asing dan wasatawan mancanegara, begitu juga

commit to user

dengan wisatawan domestik yaitu wisatawan domestik dan wisatawan nusantara. Untuk itu diharapkan dinas pariwisata memakai salah satu penyebutan saja, agar tidak membingungkan pembaca.

commit to user

85

Dokumen terkait